Menopause dan Permasalahannya Meilina, S.Ked 406080067
dirasakan sebagai kehilangan “anak”, bahwa anaknya tidak lagi membutuhkan dirinya sehingga perannya sebagai ibu telah lenyap. Peranan ibu yang lenyap
seringkali menyedihkan hatinya dengan akibat-akibatnya depresi, dll. Kehilangan lain yang sering dialami wanita pada usia menopause adalah
kehilangan ibunya, tentu saja ini sesuatu yang menyedihkan sebab ibu bagi seorang anak perempuan mempunyai tempat istimewa yang tidak tergantikan.
Kehilangan-kehilangan ini membuat sebagian seorang wanita menopause melihat hidupnya sebagai sesuatu yang “cacattidak utuh” sehingga mempengaruhi harga
dirinya, membuat sedih, bahkan bisa membuat dirinya menarik diri dari lingkungan sekitarnya.
III. GEJALA-GEJALA MENOPAUSE
Berkurangnya kadar estrogen yang terjadi saat menopause dapat dilihat dari tanda dan gejala-gejala kurangnya hormon pada jaringan yang memiliki respetor
estrogen, termasuk ovarium, endometrium, epitel vagina, uretra, hipotalamus dan kulit. Keluhan yang paling sering ditemui adalah gangguan vasomotor berupa Hot
Flushes selain itu atrofi dan kekeringan epitel urogenital dan vagina dan gejala- gejala psikologis. Menurunnya estrogen juga menyebabkan bertambahnya resiko
osteoporosis. Perubahan- perubahan ini dikenal dengan “Sindroma menopause”. Gejala jangka pendek terdiri atas:
Vasomotor : Hot flushes, banyak berkeringat, berdebar-debar, sakit kepala
Psikologis : Mudah tersinggung, lesu, imsomnia, emosi labil, pelupa,
libido menurun Urogenital
: Vagina kering, nyeti sanggama, keluhan uretra Kulit
: Kulit kering, rambut kering dan menipis, kuku rapuh. Gejala jangka panjang terdiri atas:
Osteoporosis Penyakit kardiovaskuler
Demensia Alzheimer Ketidakstabilan Vasomotor
Hot Flushes adalah tanda klasik menopause, juga alasan tersering mengapa wanita mencari pengobatatan. Hot Flushes dirasakan sebagai suatu sensasi yang
tiba-tiba, hangat sampai panas, yang menyebar ke seluruh tubuh terutama dada, muka, kepala. Rasa panas, berkeringat biasanya diikuti dengan kedinginan akibat
respon simpatomometik terhadap perubahan tempatur kulit. Ketidak stabilan vasomotor penyebabnya belum jelas. Defisiensi 17-β-estradiol
akan memusnahkan prekusor dari sintesa estrogen-katekolamin untuk mengadakan ikatan. Yang akan meningkatkan kendali simpato hipotalamik guna mepengaruhi
panas dan sistem kardiovaskular. Menurunnya temperatur badan secara sentral disebabkan karena ketidakstabilan
pusat pengaturan panas hipotalamik yang diakibatkan oleh estrogen, sedangkan hot flushes merupakan akibat gangguan sirkulasi dan mekanisme kompensasi untuk
mengadakan sinkronisasi antara temperatur perifer dengan temperatur pusat dengan cara menghilangkan panas perifer. Kenaikan denyut jantung akibat dari respon
simpatomimetik terhadap perubahan temperatur kulit. Terapi Sulih Hormon TSH harus diberikan kepada tiap wanita dengan keluhan
hot flushes, insomnia, iritabilitas. Pengobatan biasanya berlangsung untuk jangka
Kepaniteraan Klinik Gerontologi Medik Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, Cibubur Periode 06 April 2009 – 09 Mei 2009
150
Menopause dan Permasalahannya Meilina, S.Ked 406080067
pendek 2-5 tahun dan dosis dapat diturunkan perlahan tanpa kekambuhan. Untuk pasien yang tidak bisa menerima TSH, pengobatan alternatifnya yaitu klonidin 1-2
mg perhari, atau megestrol 40 mg per hari. Selain itu gaya hidup yang sehat, berolah raga, menjauhi merokok, menghindari makanan yang berbumbu, juga dapat
menghindarkan wanita dari keluhan-keluhan vasomotor.
Anatomic Changes of Menopause
Smaller uterus Smaller cervix
Adolescent cervix: corpus ratio Inner migration of squamocolumnar junction of cervix
Contraction of cervical glands Smaller labia
Decreased Bartholin gland secretion Smaller clitoris
Thinning of hair on mons pubis and labial folds Shorter, more narrow vagina
Left shift in maturation index Flaccid breasts
Shortened urethra Thinning of skin
Loss of bone density Change in fat to muscle ratio
Keluhan-keluhan Psikologis dan Masalah Psikosomatik Steroid seks sangat berperan terhadap fungsi susunan saraf pusat terutama
terhadap perilaku serta fungsi kognitif dan sensorik. Gangguan psikis yang muncul biasanya mudah tersinggung, depresi, kecemasan, kelelahan dan gangguan tidur.
Penelitian menunjukkan pengobatan dengan estrogen pada wanita dengan hot flushes terkait dengan gejala-gejala gangguan psikis di atas menunjukan perbaikan.
Pengobatan untuk mengurangi hot flushes pada waktu tidur sangat disarankan agar mencegah gangguan tidur kronik.
Perubahan-perubahan psikologik dalam klimaterium dan menopause tidak sama bagi tiap wanita, sangat individual dan bervariasi dari yang ringan sampai berat,
tergantung pada kehidupan psikologik-emosional dan pada pandangan sebelumnya terhadap menopause dan artinya bagi wanita yang bersangkutan. Pandangan ini
dipengaruhi pula oleh status pernikahan dan kekeluargaan: apakah wanita ini bersuami atau tidak, apakah ia mempunyai anakcucu, atau dikelilingi oleh keluarga
yang bahagia atau tidak. Tingkat peradaban suatu masyarakat, pandangan agama yang dianut dan kedudukan sosio-ekonomi juga dapat memegang peranan. Wanita
dengan keseimbangan psikologik emosional yang baik dan berpengetahuan luas umumnya mengalami hanya sedikit gangguan psikologik yang tidak berarti.
Suatu hal yang tidak menguntungkan ialah bahwa klimakterium dan menopause, seperti aspek-aspek lain dari fungsi haid, menjadi pokok pembicaraan di antara para
wanita yang kurang memiliki pengertian dengan tanggapan-tanggapan yang salah karena itu banyak wanita diliputi oleh rasa kecemasan menjelang menopause.
Kepaniteraan Klinik Gerontologi Medik Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, Cibubur Periode 06 April 2009 – 09 Mei 2009
151
Menopause dan Permasalahannya Meilina, S.Ked 406080067
Mereka takut akan menjadi gila, takut hilang kewanitaan, hilang nafsu birahi dan kemampuan coitus, kehilangan cinta sang suami; dan waktu sekarang mereka dapat
diliputi oleh cancerophobia takut mengidap penyakit kanker. Bagi wanita yang tidak mempunyai anak, atau tidak menikah , menopause
berarti pudarnya harapan untuk menunaikan tugas kewanitaannya. Sebetulnya dalam menopause libido masih tetap ada, kecuali apabila sebaliknya yang diingini. Jadi
kehidupan seksual suami istri dapat berlangsung terus dalam menopause, bahkan frekuensi coitus dapat meningkat bagi pasangan-pasangan tertentu. Kesulitan lain
adalah bahwa masa klimakterium dan menopause sering merupakan masa kegoncangan stress dalam kehidupan berkeluarga. Anak-anak mencapai usia
pubertas dengan segala konsekuensinya yang dapat menyebabkan rasa cemas dan kecewa pada orang tua, dan pula pengeluaran-pengeluaran bertambah oleh karena
itu tidak mengherankan bahwa banyak wanita dalam usia 40 tahun sering mengalami berbagai macam keluhan dan penyakit.
Sindroma sarang kosong
empty nest syndrome menunjukkan suatu
kumpulan gejala akibat rumah menjadi sepi anak-anak di luar negerimenikah, suami sibuk, dsb. Merasa kehilangan alasan primer tentang keberadaannya
eksistensinya terutama wanita yang selama hidupnya mengurusi anak pusat perhatiannya: fungsi keibuan. Peranan ibu yang lenyap seringkali
menyedihkanmenyakitkan hatinya dengan akibat-akibatnya depresi. Hal ini tidak selalu tampak dan dirasakan demikian. Ada yang menganggap kepergian anak-anak
itu sebagai suatu prestasi, suatu karunia dan membawa kepuasaan baginya. Tidak jarang, masa ini malah dimanfaatkan lebih mengembangkan diri, mencari pekerjaan
dan mengerjakan tugas-tugas sosial yang berguna bagi sesama. Menurut Balliger, gangguan-gangguan dalam klimakterium dan menopause
tidak mempunyai hubungan kausal dengan defisiensi estrogen, kecuali hot flushes dan atrofi vaginal karena itu tidak banyak dapat diharapkan dari terapi hormonal.
Apabila kelainan-kelainan psikologik emosional itu berlebihan maka dapat timbul gejala-gejala sebagai berikut: mudah tersinggungmarah, nervositas,
ketidakmampuan berkonsentrasi, nyeri kepala, pusing kepala, insomnia, dan lain- lain.
Dalam keadaan yang ekstrim wanita dapat menjadi psikosis yang lazim disebut “Melankholia involusi”. Penyakit itu tidak dijumpai pada wanita yang memiliki
keseimbangan mental yang baik pada hampir semua kasus psikosis dalam menopause ditemukan kelainan mental pada diri penderita atau pada keluarganya
sebagai latar belakang. Klimakterium dan menopause hanya merupakan faktor pencetus presipitating factor
Menopause dan Fungsi Susunan Saraf Pusat Hubungan antara estrogen dan fungsi memori merupakan bahan penelitian yang
menarik. Proses menua sendiri dapat mengakibatkan kepada penurunan kemampuan kognitif tertentu, dan berkurangnya kadar estrogen mungkin ada pengaruhnya
terhadap proses ini. Untuk kasus semacam ini, Terapi sulih hormon mungkin dapat membantu memelihara fungsi kognitif dan memperlambat atau bahkan mencegah
penurunan fungsi kognitif tertentu. Kesulitan penelitian dalam bidang ini adalah keterbatasan pemeriksaan kognitif secara objektif untuk fungsi-fungsi seperti
memori. Umumnya, terapi sulih hormon TSH dihubungkan dengan kemampuan yang lebih baik dalam hasil memory testing pada wanita post menopause
Kepaniteraan Klinik Gerontologi Medik Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, Cibubur Periode 06 April 2009 – 09 Mei 2009
152
Menopause dan Permasalahannya Meilina, S.Ked 406080067
dibandingkan wanita postmenopause yang tidak diberikan TSH Sherwin, 1977, Resnick 1977. Salah satu fungsi estrogen adalah memperlambat penurunan fungsi
memori. Penelitian yang lebih jauh masih harus dilakukan untuk membedakan keuntungan estrogen untuk fungsi kognitif wanita dengan demensia dibandingkan
yang tidak demensia. Saat ini, data-data menunjukkan wanita memiliki angka insiden Dementia
Alzheimer yang lebih tinggi dibanding pria, bahkan setelah memasukan faktor usia harapan hidup wanita yang lebih panjang, karena penyakit Alzheimer merupakan
penyakit yang berhubungan erat dengan usia. TSH dapat mencegah proses penyakit ini dan atau memperlambat onsetnya. Estrogen belum dinyatakan dapat membantu
perbaikan fungsi kognitif pada pasien Alzheimer, itulah sebabnya, mengapa HRT bukan merupakan terapi utama untuk pasien dengan Alzheimer. Bagaimanapun,
estrogen memiliki keuntungan sebagai terapi tambahan bersama-sama dengan kolinesterase inhibitor.
Perimenopause sering kali adalah masa-masa timbulnya gejala-gejala depresif yang dihubungkan dengan efek berfluktuasinya kadar hormonal dan perubahan
kehidupan juga efek sekunder dari masalah seperti gangguan tidur yang berhubungan dengan estrogen. Efek mikro seluler estrogen terhadap susunan saraf
pusat belum ditemukan secara jelas tetapi mengarah kepada proses yang kompleks dimana estrogen memiliki efek langsung terhadap fungsi susunan saraf pusat. Salah
satunya efek estrogen yaitu pengurangan kerusakan akibat radikal bebas oleh HRT . Beberapa hal yang perlu perhatian khusus adalah:
Dyspareunia Gejala pokoknya adalah nyeri waktu bersetubuh sebagai akibat vagina yang
kering peradangan akan menambah rasa nyeri. Hal ini dapat dicegah dengan penggunaan bahan-bahan pelumas lubrikan seperti “baby creamoil”, jelly, dsb.
Apabila perlu dengan tambahan salepkrim antibiotik dan secara selektif krim estrogen atau krim testoteron 1-2. Suatu studi menunjukan bahwa wanita yang
seksual aktif sampai umur tua mengalami perlambatan proses pengeringan vagina sehingga disarankan untuk terus aktif secara seksual agar fungsi vagina dapat
dipertahankan sesudah menopause.
Inkontinensia Urine Kelemahan saluran air seni, disebabkan oleh atrofi mukosa dan otot sphincter
uretra. Suka menahan air seni bila batuk, bersin, tertawa sering kali air seni keluar sendiri kadang-kadang cukup banyak. Hal ini sering kali sangat mengganggu
dalam hubungan seksual. Dalam banyak hal ini dapat dihilangkan dengan latihan otot vagina dengan metode Kegel lihat lampiran.
Faktor Psikis Faktor-faktor psikis besar pengaruhnya pada kemampuan seksual wanita
menopause dan post menopause. Proses menua memiliki dampak paling besar. Kenaikan berat badan, perubahan kulit cepat kering, keriput yang dapat dipercepat
oleh kebiasaan merokok, kelenturan berkurang, berkurangnya daya tarik seksual, dsb menyebabkan penampilan dan citra diri yang kurang meyakinkan. Ditambah lagi
dengan visi bahwa menjadi tua berarti juga mendekati kematian, menjadi tidak berguna, menjadi tidak popular, tidak laku, dan sebagainya. Faktor-faktor hambatan
psikis ini diperkuat oleh unsure-unsur kebudayaan seperti mitos-mitos sekitar
Kepaniteraan Klinik Gerontologi Medik Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, Cibubur Periode 06 April 2009 – 09 Mei 2009
153
Menopause dan Permasalahannya Meilina, S.Ked 406080067
menopause, sistem nilai standar ganda dan makna simbolik dari kemampuan reproduksi.
Di samping faktor-faktor tersebut di atas, menurunnyalenyapnya kepekaan seksual pada wanita menopauselanjut usia, dapat diberatkan oleh:
Monotoni akibat hubungan seksual repetitif dengan pria yang sama kebosananhabituasi.
Preokupasi dengan karier atau kesibukan ekonomik bila bekerja. Ada bahaya
lain yang lebih besar pengaruh negatifnya: munculnya stress.
Kelelahan mental dan fisik.
Terlalu banyak makanminumkegemukan.
Adanya penyakit-penyakitt yang menghambat kemampuan seksual diabetes, jantung koroner, hipertensi dan sebagainya
Obat-obatan anti hipertensi, penenang, dll
Rasa takut gagal memuaskan suami, apalagi bila sebelumnya pernah gagal.
Kecemasan akan keberhasilan dan keraguan akan kemampuan, merupakan faktor penghambat yang sering ditemukan.
Sikap dan Upaya Mengatasi Masalah Seksual Tujuan utama adalah agar hidup lebih bahagia dan secara khusus agar proses
persetubuhan itu masih dapat berlangsung dengan baik, sehingga kesejahteraan perkawinan dalam segi seksualnya, tidak terganggu. Diingatkan bahwa kebutuhan
akan persetubuhan pada pria adalah lebih besar dibandingkan dengan wanita, perubahan-perubahan seksual pun pada proses menua lebih nyata pada pria dan
tuntutan terhadap perwujudan kemampuan kepriannya mempengaruhi sikap kepriaan, kejantanannya. Hal-hal ini menempatkan fungsi istri pada posisi yang
lebih penting dan lebih berperan dalam memelihara keserasian hubungan suami istri di bidang seksual.
Usaha-usaha yang penting: a Umum.
Adakan penyempurnaan secara menyeluruh dari perkawinan itu variasi hidup, bulan madu ke dua.
Tingkatkan dialog dan adakan variasi dalam pelaksanaan persetubuhan posisi, tempat dan lingkungan. Selain itu:
Usahakan agar fungsi sebagai ibu rumah tanngga dan sebagai isteripartner berjalan sebaik- baiknya,
Usahakan untuk tetap mempertahankan dan meningkatkan keindahan
tubuhfisik kecantikan agar tetap menarik. Ingatlah selalu bahwa suami tidak akan bernafsu birahi pada seorang istri yang penampilan fisiknya tidak
menarik. Perhatikan pula “kecantikan” watak kepribadian.
Pelihara terus kesehatan dan kebersihan alat kelamin.
b Khusus. Agar gejala-gejala normal seksual yang ada pada masa-masa itu tidakkurang
mempengaruhi pelaksanaan persetubuhan itu sendiri, maka dianjurkan:
Lakukan setiap kegiatan seksualpersetubuhan dalam suasana yang santai, tenang, tidak tergesa-gesa dan di tempat-tempat yang sungguh-sungguh
menyenangkan,
Kepaniteraan Klinik Gerontologi Medik Fakultas Kedokteran Universitas Tarumanagara
Sasana Tresna Werdha Yayasan Karya Bhakti RIA Pembangunan, Cibubur Periode 06 April 2009 – 09 Mei 2009
154
Menopause dan Permasalahannya Meilina, S.Ked 406080067
Utamakan kualitas bukan kuantitas,
Adakan variasi sebanyak mungkin dan sesering mungkin,
Bertindaklah lebih aktif dan lebih banyak inisiatif baik sebelum dan pada saat
persetubuhan,
Tingkatkan kemampuan dan keterampilan teknis dalam merangsang suami,
Jangan lupa pada pendekatan-pendekatan psikis emosional dangan memperhatikan situasi dan kondisi mentalpsikis masing-masing sebelum
melakukan persetubuhan,
Bila ada hambatan yang cukup mengganggu seperti nyeri sewaktu bersetubuh, anorgasmi, dsb mintalah nasehat dokter secepat mungkin.
Hendaknya dicamkan pula bahwa:
Persetubuhan bukanlah satu-satunya ungkapan seksual, di luar atau pun di dalam perkawinan
Kemampuan mengalami orgasme memang terus berkurang dengan bertambahnya
umur, namun kepuasan akibat menerima atau mengungkapkan kemesraan seperti ucapan, rabaan, rangkulan, dsb tetap kuat.
Pada manusia “Organ seksual” yang paling penting adalah otak. Sebagian besar keinginan, inisiatif, hambatan, kenikmatan dan kepuasan seksual berkaitan dengan
suatu proses yang terjadi didalamnya: proses pikir-memikirpenalaran, ke arah mana sikap dan perilaku seksual itu dibawadiarahkan.
IV. KUALITAS HIDUP WANITA MENOPAUSE DAN TAHUN-TAHUN SESUDAHNYA