Aspek Kependudukan-Sosial-Budaya Directory UMM :Networking Manual:computer_network_books:

B. Aspek Ekonomi-Finansial  B-1 . Belum termanfaatkannya secara optimal potensi ekonomi lokal untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat serya daya saing kota  B-2 . Belum terkendalinya ekonomi informal perkotaan dan belum adanya strategi yang jelas untuk menghadapi pertumbuhan ekonomi informal  B-3 . Masih tingginya tingkat kemiskinan di kawasan perkotaan  B-4 . Masih terbatasnya kapasitas fiskalfinansial pemerintah daerah

A. Aspek Kependudukan-Sosial-Budaya

 A-1 . Keterbatasan antisipasi dan kemampuan fasilitasi pertambahan penduduk perkotaan urbanisasi beserta karakteristiknya a.l. dengan piramida penduduk yang meningkatnya jumlah penduduk remaja dan anak-anak  A-2 . IPM masyarakat perkotaan yang secara umum relatif masih rendah walau sudah lebih tinggi daripada masyarakat perdesaan  A-3 . Ketaatan hukum yang masih sangat rendah seiring dengan menurunnya modal sosial di masyarakat perkotaan  A-4. Belum termanfaatkannya secara optimal potensi budaya dan kearifan lokal dalam pembangunan perkotaan C. Aspek Sarana-Prasarana-Perumahan  C-1. Keterbatasan jumlah, kualitas dan keterpaduan sarana-prasarana dasar perkotaan termasuk sanitasi dan air minum serta energilistrik  C-2. Keterbatasan penyediaan rumah layak dan terjangkau serta masih tumbuhnya belum tertanganinya secara memadai permukiman kumuh  C-3. Belum adanya sistem transportasi massal yang efisien  C-4 . Belum meratanya infrastruktur TIK teknologi- informasi-komunikasi yang semakin penting di dalam pembangunan di masa datang serta masih terbatasnya karakteristik kota-kota Indonesia yang kondusif bagi pertumbuhan industri kreatif  D-4. Urban sprawling pertumbuhan kawasan perkotaan yang meluas, kepadatan rendah, boros lahanmemakan lahan pertanian yang sudah menggejala tidak hanya di kota-kota besar tetapi juga kota sedangmenengah  D-5 . Keterbatasan ruang publik di perkotaan serta pemanfaatan ruang publik yang ada pun seringkali tidak sesuai dengan fungsi yang ada. D. Aspek Tata Ruang dan Ketimpangan Regional  D-1 . Masih besarnya ketimpangan antar-wilayah dalam hal pembangunan dan taraf hidup warga.  D-2. Masih tingginya migrasi desa-kota yang diakibatkan oleh ketimpangan desa-kota perbedaan kualitas hidup dan perbedaan kesempatan peningkatan kesejahteraan antara perdesaan dan perkotaan.  D-3 . Belum terwujudnya hirarki dan tata peran kota-kota yang jelas sebagaimana yang diatur dalam RTRWN PKN, PKW, PKSN dan lain-lain. E. Aspek Tata Kelola dan Kelembagaan  E-1. Kurangnya kepemimpinan kota yang visioner dan berpihak kepada rakyat walau telah ada segelintir contoh yang baik seperti Solo, Tarakan dll.  E-2. Keterbatasan dalam penerapan tata-pemerintahan yang baik serta manajemen perkotaan yang efektif dan efisien.  E-3 . Keterbatasan kapasitas SDM aparat pengelola kota  E-4. Belum berkembangnya kerjasama antar-wilayah dan antar-pihak yang efektif dan efisien serta melindungi kepentingan publik  E-5. Masih belum jelasnya pola partisipasi publik dalam proses-proses pengambilan keputusan publik

F. Aspek Lingkungan dan Mitigasi Bencana