Latar Belakang Persoalan Index of /enm/images/dokumen

1 KREDIT PERBANKAN: PELUANG, TANTANGAN DAN HAMBATAN 1 Tulus Tambunan Kadin Indonesia

I. Latar Belakang Persoalan

Pertanyaan penting disini sederhana: kenapa dana yang disimpan di sektor perbankan begitu banyak, sementara kredit yang disalurkan ke dunia usaha sektor riil sejak krisis ekonomi 199798 hingga sekarang sedikit? Pertanyaan berikutnya tentu dengan sendirinya: kenapa demikian; apakah sektor perbankan yang enggan menyalurkan dananya ke dunia usaha, mereka lebih suka menabung di Bank Indonesia BI, atau dunia usaha yang enggan minjam uang dari perbankan? Belakangan ini BI rate atau Sertifikat Bank IndonesiaSBI cenderung menurun terus dibahas di Bab II, tetapi kelihatannya arus kredit perbankan ke sektor riil tidak meningkat pesat. Hal ini menimbulkan pertanyaan berikut: apakah BI dengan menurunkan suku bunganya bisa mendorong perbankan untuk meningkatkan penyaluran kredit ke dunia usaha? Tentu secara akademis, pertanyaan-pertanyaan di atas hanya bisa dijawab dengan melakukan suatu penelitian dengan dua pendekatan alternatif. Pertama, dengan memakai data sekunder yang ada, menganalisis perkembangan dari indikator-indikator perbankan pada umumnya dan yang berkaitan dengan distribusi kredit pada khususnya seperti misalnya jumlah kredit atau rasio kredit terhadap PDB dan sebagainya dalam beberapa tahun belakangan ini, dan mencoba lewat mengestimasi keterkaitannya dengan perkembangan dari indikator- indikator yang mencerminkan perkembangan atau pertumbuhan sektor riil seperti misalnya pertumbuhan output, investasi, impor dan ekspor. Kedua, melakukan survei terhadap perbankan dan pengusaha. Terhadap pengusaha, pertanyaannya intinya sederhana: apakah dia selama ini mengajukan permohonan kredit dan jika ya, berapa banyak; tetapi jika tidak, apa alasan utamanya. Tentu pertanyaan inti ini harus diuraikan dalam sejumlah pertanyaan yang lebih rinci untuk mengetahui apakah kredit perbankan relatif penting bagi si pengusaha dibandingkan sumber-sumber dana alternatif yang ada seperti obligasi, saham, dll. Sedangkan terhadap perbankan, pertanyaan intinya juga sederhana: apakah mereka selama ini lebih banyak mengalurkan kredit ke dunia usaha atau lebih banyak ke konsumen atau menanamnya di BI. Apapun jawabannya, pertanyaan berikutnya adalah: apa alasan utama. Sebenarnya, pendekatan survei secara komprehensif di semua sektor ekonomi terutama sektor-sektor yang banyak menggunakan kredit perbankan pada periode pra-krisis 199798 seperti konstruksi dan industri manufaktur akan menghasilkan gambaran yang jauh lebih baik atau lebih dekat kepada fakta daripada simulasi atau estimasi ekonometris. 1 Makalah disampaikan di dalam Forum Kemitraan Korporasi dengan Bank Indonesia, 14 Maret 2007, Jakarta 2 Tulisan ini akan mencoba menjawab pertanyaan-pertanyaan di atas dengan pendekatan survei yang dilakukan oleh penulis bersama dengan World Economic Forum WEF setiap tahun terhadap lebih dari 100 pengusaha di semua sektor di Indonesia. Selain itu, juga digunakan pendekatan analisis data sekunder terhadap beberapa aspek yang berkaitan dengan kondisi perbankan.

II. Perkembangan dari Perspektif Perbankan