ABSTRAK SIKAP GURU SEKOLAH DASAR TERHADAP PENYELENGGARAAN SEKOLAH INKLUSIF

ABSTRAK
Herlina, 2010, Sikap Guru Sekolah Dasar terhadap Penyelenggaraan Sekolah Inklusif (Studi
mengenai Pengaruh Jenis Sekolah, Latar Belakang Pendidikan Guru, Pelatihan Pendidikan Inklusif,
Jumlah Siswa di Kelas, dan Pengalaman Menangani Anak Berkebutuhan Khusus terhadap Sikap Guru SD
di Kabupaten Kuningan Jawa Barat tentang Penyelenggaraan Sekolah Inklusif), Program Magister
Pendidikan Kebutuhan Khusus Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia.
Pendidikan inklusif, dalam hal ini sekolah inklusif, sangat diperlukan agar setiap anak mendapatkan
akses yang sama untuk memperoleh hak atas pendidikan. Dalam penyelenggaraannya, guru memiliki peran
yang sangat strategis. Rumusan permasalahan utama dalam penelitian ini yaitu: “Bagaimanakah sikap guru
SD di Kabupaten Kuningan Jawa Barat tentang penyelenggaraan sekolah inklusif, yang meliputi komponen
kognitif, afektif, dan konatif, dilihat dari jenis sekolah, latar belakang pendidikan guru, pelatihan pendidikan
inklusif, jumlah siswa di kelas, dan pengalaman menangani anak berkebutuhan khusus?” Secara khusus,
masalah penelitian ini dirumuskan sebagai berikut: (1) Apakah terdapat pengaruh jenis sekolah terhadap
sikap guru SD di Kabupaten Kuningan Jawa Barat tentang penyelenggaraan sekolah inklusif?; (2) Apakah
terdapat pengaruh latar belakang pendidikan guru terhadap sikap guru SD di Kabupaten Kuningan Jawa
Barat tentang penyelenggaraan sekolah inklusif?; (3) Apakah terdapat pengaruh pelatihan pendidikan inklusif
terhadap sikap guru SD di Kabupaten Kuningan Jawa Barat tentang penyelenggaraan sekolah inklusif?; (4)
Apakah terdapat pengaruh jumlah siswa di kelas terhadap sikap guru SD di Kabupaten Kuningan Jawa Barat
tentang penyelenggaraan sekolah inklusif?; (5) Apakah terdapat pengaruh pengalaman menangani anak
berkebutuhan khusus terhadap sikap guru SD di Kabupaten Kuningan Jawa Barat tentang penyelenggaraan
sekolah inklusif?; (6) Bagaimanakah pilihan guru SD di Kabupaten Kuningan Jawa Barat tentang

penempatan pendidikan bagi anak dari berbagai jenis dan tingkat kebutuhan khusus?
Untuk mencapai tujuan penelitian, yakni memperoleh gambaran tentang sikap guru SD terhadap
penyelenggaraan sekolah inklusif dan pengaruh jenis sekolah, latar belakang pendidikan guru, pelatihan
pendidikan inklusif, jumlah siswa di kelas, dan pengalaman menangani anak berkebutuhan khusus terhadap
sikap guru SD tersebut, penelitian ini dilakukan terhadap guru-guru SD di Kabupaten Kuningan Jawa Barat
dengan sampel sebanyak 125 orang yang dipilih dengan teknik proportional stratified random sampling.
Metode penelitian yang digunakan adalah metode penelitian non eksperimental ex post facto. Data
penelitian diperoleh melalui teknik pengumpulan data berupa angket dengan menggunakan instrumen
kuesioner. Data hasil penelitian diolah dan dianalisis dengan menggunakan teknik statistik rata-rata, Anova
dan uji pasca Anova, serta persentase, sesuai dengan masing-masing pertanyaan penelitian.
Beberapa simpulan hasil penelitian ini antara lain: (1) Guru-guru SD di Kabupaten Kuningan Jawa
Barat memiliki sikap yang cukup positif terhadap penyelenggaraan sekolah inklusif, baik dalam sikap secara
umum, dalam komponen kognitif, afektif, maupun konatif; (2) Jenis sekolah, pelatihan pendidikan inklusif
dan jumlah siswa di kelas berpengaruh secara signifikan, tetapi latar belakang pendidikan guru dan
pengalaman menangani anak berkebutuhan khusus tidak berpengaruh secara signifikan terhadap sikap guru
SD di Kabupaten Kuningan Jawa Barat tentang penyelenggaraan sekolah inklusif; (3) Secara umum, SLB
dipilih oleh sebagian besar guru SD di Kabupaten Kuningan Jawa Barat sebagai tempat mendidik anak
berkebutuhan khusus; secara khusus, SLB lebih dipilih sebagai tempat mendidik anak-anak dengan
kebutuhan khusus yang tergolong tingkat sedang sampai berat atau kebutuhan khusus yang tidak secara
langsung berkaitan dengan masalah akademik, sedangkan SD umum lebih dipilih sebagai tempat mendidik

anak-anak dengan kebutuhan khusus yang tergolong ringan, yang berkaitan langsung dengan masalah
akademik, atau yang memiliki bakat intelektual dan bakat khusus lainnya.
Beberapa saran yang penulis sampaikan, antara lain: (1) perlu peningkatan kegiatan pelatihan pendidikan
inklusif dan pendampingan bagi para guru dalam menyelenggarakan sekolah inklusif; (2) perlu kerjasama
antara pemerintah daerah dengan pihak-pihak yang berkompeten tentang penyelenggaraan sekolah inklusif;
(3) perlu mengembangkan SLB menjadi Resource Center; dan (4) khusus bagi peneliti selanjutnya yang
ingin meneliti kaitan sikap dengan perilaku, perlu mempertimbangkan faktor perceived dan actual behavioral
control yang ada pada pemilik sikap, karena kedua faktor tersebut turut berperan dalam mewujudkan sikap
menjadi perilaku.
Kata kunci: pendidikan inklusif, sekolah inklusif, inklusi, sikap guru, anak berkebutuhan khusus.

Untuk sitasi (citation), tuliskan: Herlina. (2010). Sikap Guru Sekolah Dasar terhadap Penyelenggaraan
Sekolah Inklusif. Bandung: Sekolah Pascasarjana Universitas Pendidikan Indonesia. (Tesis)