TRANSFER KE DAERAH TRANSFER KE DAERAH DANA DESA DANA DESA

4 Postur Transfer ke Daerah TA 2015 dan TA 2016 2015 2016 TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA TRANSFER KE DAERAH DAN DANA DESA I. TRANSFER KE DAERAH I. TRANSFER KE DAERAH A. Dana perimbangan A. Dana perimbangan 1. Dana Bagi Hasil 1. Dana Transfer Umum General Purpose Grant 2. Dana Alokasi Umum a. Dana Bagi Hasil 3. Dana Alokasi Khusus b. Dana Alokasi Umum B. Dana Otonomi Khusus 2. Dana Transfer Khusus Specific Purpose Grant C. Dana Keistimewaan Yogyakarta a. Dana Alokasi Khusus Fisik D. Dana Transfer Lainnya b. Dana Alokasi Khusus Nonfisik B. Dana Insentif Daerah C. Dana Otsus dan Dana Keistimewaan DIY II. DANA DESA II. DANA DESA DBH PAJAK DBH SDA 1. Mempercepat pengalokasian DBH Pajak melalui percepatan penyediaan data rencana dan prognosa penerimaan pajak 1 Mempercepat penetapan alokasi DBH SDA melalui percepatan penyampaian data dari Kementerian Teknis 2. Mempercepat penyelesaian Kurang Bayar DBH Pajak 2. Menetapkan alokasi DBH SDA secara tepat jumlah sesuai dengan rencana penerimaan berdasarkan potensi daerah penghasil; 3. Membagi penerimaan PBB bagian pusat sebesar 10 secara merata kepada seluruh Kab.Kota 3. Menyempurnakan sistem penganggaran dan pelaksanaan atas PNBP yang dibagihasilkan ke daerah; 4. Membagi penerimaan PBB bagian pusat sebesar 10 secara merata kepada seluruh Kab.Kota 4. Mempercepat penyelesaian Kurang Bayar DBH SDA; 5. Memperluas penggunaan DBH CHT yang semula berdasarkan UU No. 392007 tentang Cukai hanya dapat digunakan untuk mendanai: • peningkatan kualitas bahan baku, • pembinaan industri, • pembinaan lingkungan sosial, • sosialisasi ketentuan di bidang cukai, danatau • pemberantasan barang kena cukai ilegal Menjadi dapat juga digunakan untuk kegiatan yang lain sesuai dengan prioritas dan kebutuhan daerah block grant dengan porsi 50. 5. Mempertegas penerapan prinsip: • By Origin; yaitu : a Daerah penghasil mendapatkan porsi lebih besar b Daerah lain dalam provinsi yang bersangkutan mendapatkan bagian pemerataan dengan porsi tertentu; • Realisasi : penyaluran DBH SDA berdasarkan realisasi penerimaan tahun anggaran berjalan 6. Menegaskan sifat DBH SDA sebagai dana block grant dengan menghilangkan earmarked 0,5 dari migas untuk bidang pendidikan 5 6 1. Menerapkan formula DAU secara konsisten melalui pembobotan: o Alokasi Dasar; o Komponen Kebutuhan Fiskal; o Komponen Kapasitas Fiskal. 2. Meningkatkan pemerataan kemampuan keuangan antar daerah sebagai equalization grant yang ditunjukkan oleh Indeks Williamson yang paling optimal, melalui pembatasan porsi alokasi dasar dan mengevaluasi bobot variabel kebutuhan fiskal dan kapasitas fiskal, dengan arah mengurangi ketimpangan fiskal antar daerah. 3. Besaran pagu DAU Nasional ditetapkan sebesar 27,7 dari PDN Netto yang ditetapkan dalam APBN. Kebijakan DAU TA 2016 7 Perhitungan Alokasi DAU dan Penyedia Data Variabel DAU Tahun 2016 8 BOBOT VARIABEL 2 0 1 5 U su la n 2 0 1 6 PROVINSI KABKOTA PROVINSI KABKOTA ALOKASI DASAR 40 49 30-40 40-49 CELAH FISKAL 60 51 60-70 51-60 VARIABEL KEBUTUHAN FISKAL - INDEKS JUMLAH PENDUDUK 30 30 29-30 29-30 - INDEKS LUAS WILAYAH 14 13 12-16 12-15 LUAS LAUT 35 40 35-40 40-45 - INDEKS IKK 27 28 26-28 27-29 - INDEKS INVERS IPM 17 17 15-19 15-19 - INDEKS PDRB 12 12 10-13 10-13 VARIABEL KAPASITAS FISKAL - PAD 70 65 70-100 60-100 - DBH PAJAK 100 80 70-100 60-100 - DBH SDA 100 95 70-100 60-100 9 Arah Kebijakan DAK TA 2016 1. Mendukung implementasi Nawacita: • Ketiga: membangun Indonesia dari pinggiran dengan memperkuat daerah-daerah dan desa dalam kerangka NKRI; • Kelima: meningkatkan kualitas hidup manusia Indonesia; • Keenam: meningkatkan produktifitas rakyat dan daya saing di pasar internasional; • Ketujuh: kemandirian ekonomi dengan menggerakkan sektor domestik. 2. Mendukung percepatan pembangunan infrastruktur publik daerah; 3. Mendukung pemenuhan anggaran pendidikan 20 dan kesehatan 5 dengan tetap menjaga lingkungan hidup dan kehutanan; 4. Mengakomodasi usulan kebutuhan dan prioritas daerah dalam mendukung pencapaian prioritas nasional Proposal Based, 5. Memperkuat kebijakan afirmasi untuk mempercepat pembangunan daerah perbatasan, tertinggal, terpencil, terluar, dan pesisirkepulauan; 6. Mempercepat pengalihan anggaran belanja KL dekonsentrasi dan tugas pembantuan yang sudah menjadi urusan daerah ke DAK; 7. Merealokasi dana transfer lainnya BOS, TPG, TAMSIL, dan P2D2 ke dalam DAK non fisik; 8. Menyesuaikan kewajiban penyediaan dana pendamping DAK sesuai dengan kemampuan fiskal daerah. 10 Postur Dana Alokasi Khusus TA 2016 2015 2016 Jenis Jenis

I. DAK Fisik