37 KaKota dengan Indeks Fiskal sangat tinggi dan IPKM baik tidak mendapat alokasi tambahan c.

18 Penetapan Alokasi BOK 1. Alokasi Dasar Jumlah Puskesmas yang mendapat BOK

2. Alokasi Tambahan

a. Pagu BOK

Alokasi Dasar b. 37 Kab.Kota dengan Indeks Fiskal sangat tinggi dan IPKM baik tidak mendapat alokasi tambahan c. Distribusi sesuai rumusformula Penetapan Alokasi BOK

1. Alokasi Dasar

Jumlah Puskesmas yang mendapat BOK 2. Alokasi Tambahan a. Pagu BOK Alokasi Dasar b. 37 Kab.Kota dengan Indeks Fiskal sangat tinggi dan IPKM baik tidak mendapat alokasi tambahan c. Distribusi sesuai rumusformula dan Variabel Penghitungan Alokasi Tambahan Variabel Penghitungan Alokasi Tambahan Variabel Penghitungan Alokasi Tambahan Reformulasi Kebijakan DID 19 Tujuan: Memberikan penghargaan reward kepada daerah yang mempunyai kinerja baik dalam: • Kesehatan Fiskal dan Pengelolaan Keuangan daerah termasuk Pajak Daerah dan Retribusi Daerah • Pelayanan Dasar Publik • Perekonomian dan kesejahteraan termasuk pengendalian tingkat inflasi. Tujuan: Memberikan penghargaan reward kepada daerah yang mempunyai kinerja baik dalam: • Kesehatan Fiskal dan Pengelolaan Keuangan daerah termasuk Pajak Daerah dan Retribusi Daerah • Pelayanan Dasar Publik • Perekonomian dan kesejahteraan termasuk pengendalian tingkat inflasi. Anggaran : • Pagu diperbesar agar besaran alokasi yang diterima masing-masing daerah lebih signifikan sebagai instrumen fiskal untuk menstimulasi perekonomian daerah atas prestasikinerja yang baik. • Penggunaan tidak terikat pada fungsi pendidikan. Anggaran : • Pagu diperbesar agar besaran alokasi yang diterima masing-masing daerah lebih signifikan sebagai instrumen fiskal untuk menstimulasi perekonomian daerah atas prestasikinerja yang baik. • Penggunaan tidak terikat pada fungsi pendidikan. Dialokasikan kepada Provinsi, Kabupaten, dan Kota berdasarkan kriteria utama dan kriteria kinerja. Dialokasikan kepada Provinsi, Kabupaten, dan Kota berdasarkan kriteria utama dan kriteria kinerja. Tujuan: Memberikan insentif kepada daerah yang pengelolaan keuangan daerah, kinerja pendidikan, serta kinerja perekonomian dan kesejahteraannya berkinerja baik. Tujuan: Memberikan insentif kepada daerah yang pengelolaan keuangan daerah, kinerja pendidikan, serta kinerja perekonomian dan kesejahteraannya berkinerja baik. Anggaran : • Pagu relatif kecil sebagai bagian dari anggaran pendidikan sehingga besaran alokasi yang diterima masing-masing daerah tidak terlalu signifikan. • Penggunaan terikat pada fungsi pendidikan. Anggaran : • Pagu relatif kecil sebagai bagian dari anggaran pendidikan sehingga besaran alokasi yang diterima masing-masing daerah tidak terlalu signifikan. • Penggunaan terikat pada fungsi pendidikan. Dialokasikan kepada Provinsi, Kabupaten, dan Kota berdasarkan kriteria kinerja utama, kinerja keuangan, kinerja pendidikan, serta kinerja ekonomi dan kesejahteraan Dialokasikan kepada Provinsi, Kabupaten, dan Kota berdasarkan kriteria kinerja utama, kinerja keuangan, kinerja pendidikan, serta kinerja ekonomi dan kesejahteraan Saat ini Existing Saat ini Existing Ke Depan New Ke Depan New 20 Kriteria DID 1. Kriteria Kinerja Utama: kriteria penentu kelayakan daerah penerima, terdiri dari:  Opini BPK atas LKPD: Wajar Tanpa Pengecualian WTP atau Wajar Dengan Pengecualian WDP; dan  Penetapan Perda APBD tepat waktu. 2. Kriteria Kinerja Keuangan: kriteria penilaian kinerja daerah di bidang keuangan. 3. Kriteria Kinerja Pendidikan: kriteria penilaian terhadap kinerja daerah di bidang pendidikan. 4. Kriteria Kinerja Ekonomi dan Kesejahteraan: kriteria penilaian kinerja daerah di bidang ekonomi dan kesejahteraan. 1. Kriteria Kinerja Utama: kriteria penentu kelayakan daerah penerima, terdiri dari:  Opini BPK atas LKPD: Wajar Tanpa Pengecualian WTP atau Wajar Dengan Pengecualian WDP; dan  Penetapan Perda APBD tepat waktu. 2. Kriteria Kinerja Keuangan: kriteria penilaian kinerja daerah di bidang keuangan. 3. Kriteria Kinerja Pendidikan: kriteria penilaian terhadap kinerja daerah di bidang pendidikan. 4. Kriteria Kinerja Ekonomi dan Kesejahteraan: kriteria penilaian kinerja daerah di bidang ekonomi dan kesejahteraan. 1. Kriteria Utama: kriteria penentu kelayakan daerah penerima, terdiri dari:  Opini BPK atas LKPD: Wajar Tanpa Pengecualian WTP atau Wajar Dengan Pengecualian WDP; dan  Penetapan Perda APBD tepat waktu. 2. Kriteria Kinerja: Kriteria penilaian terhadap kinerja daerah, terdiri dari:  Kesehatan fiskal dan Pengelolaan Keuangan Daerah;  Pelayanan dasar publik;  Ekonomi dan Kesejahteraan. 1. Kriteria Utama: kriteria penentu kelayakan daerah penerima, terdiri dari:  Opini BPK atas LKPD: Wajar Tanpa Pengecualian WTP atau Wajar Dengan Pengecualian WDP; dan  Penetapan Perda APBD tepat waktu. 2. Kriteria Kinerja: Kriteria penilaian terhadap kinerja daerah, terdiri dari:  Kesehatan fiskal dan Pengelolaan Keuangan Daerah;  Pelayanan dasar publik;  Ekonomi dan Kesejahteraan. Saat ini Existing Saat ini Existing Ke Depan New Ke Depan New Kriteria Kinerja No Kriteria Saat Ini Existing Bobot Kinerja Keuangan 50 1. Opini BPK atas LKPD 35 2. Penetapan Perda APBD tepat waktu 35 3. Effort peningkatan PAD 15 4. Penyampaian LKPD Tepat Waktu 15 Kinerja Pendidikan 25 1. Partisipasi Sekolah APK 50 2. Reduction Shortfall IPM 50 Kinerja Ekonomi dan Kesejahteraan 25 1. Pertumbuhan Ekonomi 35 2. Penurunan Tingkat Kemiskinan 30 3. Penurunan Tingkat Pengangguran 20 4 Kluster Kemampuan fiskal daerah KFD 15 21 No Kriteria Ke Depan New Bobot Skor Kinerja Kesehatan Fiskal dan Pengelolaan Keuangan Daerah 50 1. Pendapatan Asli DaerahTotal Pendapatan Daerah 1 - 4 2. Realisasi Pendapatan APBDTarget Pendapatan APBD 1 - 4 3. Total Pendapatan Daerah + Penerimaan PembiayaanTotal Belanja + Total Pengeluaran Pembiayaan 1 - 4 4. Growth PDRDTotal Pendapatan Daerah 1 - 4 5. Pendapatan PDRDPDRB non migas 1 - 4 6. Belanja ModalTotal Belanja APBD 1 - 4 7. Belanja PegawaiTotal Belanja APBD 1 - 4 8. Realisasi Belanja APBDPagu Belanja APBD 1 - 4 9. Ruang FiskalTotal Pendapatan APBD 1 - 4 10. Defisit APBDTotal Pendapatan APBD 1 - 4 11. SILPA Tahun SebelumnyaTotal Belanja APBD 1 - 4 Kinerja Pelayanan Dasar Publik 25 1. Kinerja bidang pendidikan APM SD,APM SMP, Tingkat Melek Huruf 1 - 4 2. Kinerja bidang kesehatan Persentase balita mendapatkan imunisasi, Persentase persalinan ditolong tenaga kesehatan 1 - 4 3. Kinerja bidang Pekerjaan Umum Persentase RT menurut sumber air minum layak, Persentase RT menurut akses thd sanitasi layak 1 - 4 Kinerja Ekonomi dan Kesejahteraan 25 1. Tingkat Pertumbuhan Ekonomi 1 - 4 2. Penurunan Tingkat Kemiskinan 1 - 4 3. Penurunan Tingkat Pengangguran 1 - 4 4. Pengendalian Tingkat Inflasi 1 - 4 Perhitungan Alokasi Perhitungan Besaran Alokasi Daerah Yang Memenuhi Persyaratan Kriteria Utama dan Kriteria Kinerja Alokasi DID = Alokasi Minimum + Alokasi Kinerja Passing Grade 22 1. Pemberian alokasi minimum terhadap daerah yang memiliki Opini WTP atas LKPD dan telah menetapkan Perda APBD tepat waktu. 2. Penetapan batas nilai passing grade untuk menentukan daerah penerima dan besaran alokasi kinerja didasarkan pada kelas atau peringkat nilai daerah, yaitu: Kategori Nilai Rentang Interval AA+ 94 -100 AA 88 94 AA- 81 88 BB+ 75 81 BB 69 75 BB- 63 - 69 CC+ 56 63 CC 50 56 CC- 44 50 DD+ 38 44 DD 31 38 DD- 25 31 23 Dana Otonomi Khusus dan Dana Tambahan Infrastruktur Prov. Papua dan Papua Barat Otsus Otsus Aceh Pasal 183 UU 112006 Aceh Pasal 183 UU 112006 Papua dan Papua Barat Pasal 34 ayat 3 huruf e UU 212001 Papua dan Papua Barat Pasal 34 ayat 3 huruf e UU 212001 2 dua persen dari total DAU Nasional • Tahun 1 s.d. 15  2 dari DAU Nasional • Tahun 16 s.d.20  1 dari DAU Nasional 2 dua persen dari total DAU Nasional • Berlaku selama 20 Tahun • Provinsi Papua 70 dan Papua Barat 30 diatur dlm UU APBN Terutama ditujukan utk pembiayaan pembangunan dan pemeliharaan infrastruktur, pemberdayaan ekonomi rakyat, pengentasan kemiskinan, serta pendanaan pendidikan, sosial, dan kesehatan Terutama ditujukan pembiayaan Pendidikan dan Kesehatan Dana Tambahan Infrastruktur Prov. Papua dan Papua Barat Dana Tambahan Infrastruktur Prov. Papua dan Papua Barat Ditetapkan antara Pemerintah ada DPR berdasarkan usulan Provinsi pada setiap tahun anggaran, yang terutama ditujukan untuk pembiayaan pembangunan infrastruktur. Dlm 25 thn seluruh kota-kota provinsi, kabkota, distrik atau pusat-pusat penduduk lainnya terhubung dgn transportasi darat, laut dan udara yg berkualitas Penggunaan Dana Tambahan Infrastruktur tidak diatur secara detil dalam UU, namun diarahkan utk mempercepat pembangunan infrastruktur, spt jalan, jembatan, dermaga, sarana transportasi darat, sungai maupun laut dlm rangka mengatasi keterisolasian dan kesenjangan penyediaan infrastruktur antara Papua dan Papua Barat dengan daerah lainnya. Pasal 34 ayat 3 huruf f UU 212001 Dana yang berasal dari APBN dalam rangka pelaksanaan kewenangan Keistimewaan DIY yang diperuntukkan bagi dan dikelola oleh Pemerintah Provinsi DIY yang pengalokasian dan penyalurannya melalui mekanisme transfer ke daerah sesuai kebutuhan DIY dan kemampuan keuangan negara. DANA KEISTIMEWAAN DIY Wewenang tambahan tertentu yang dimiliki oleh DIY selain wewenang yang ditentukan dalam UU Pemerintahan Daerah, yaitu: 1. tata cara pengisian jabatan, kedudukan, tugas, dan wewenang Gubernur dan Wakil Gubernur; 2. Kelembagaan ; 3. Kebudayaan; 4. Pertanahan; 5. Tata Ruang. KEWENANGAN KEISTIMEWAAN DIY 24 UU Nomor 13 Tahun 2012

1. Meningkatkan kualitas perencanaan Dana