Latar Belakang Energi Arus, Angin dan Gelombang Laut

93

6. Energi Arus, Angin dan Gelombang Laut

6.1. Latar Belakang

Energi baru dan terbarukan menjadi isu yang utama pada abad ini mengingat fakta berkurangnya sangat cepat energi fosil. Dalam rangka mengatasi hal ini, pencarian energi lain sangat diperlukan untuk memberikan pilihan pemenuhan energi untuk kebutuhan manusia. Sumber energi yang dicari dan dikembangkanpun berasal dari sumber yang ramah lingkungan seperti air, udara, dan dari daratan. Salah satu energi yang sedang dikaji pada saat ini adalah yang berasal dari laut. Laut dapat memberikan potensi energi karena dinamikanya yang berlangsung terus menerus. Secara regional, Indonesia mempunyai ¾ luas lautan dari daratan. Energi laut sendiri yang memungkinkan adalah arus, gelombang, pasang surut, angin, dan perbedaan densitas. Gambar 17 . Pemanfaatan energi laut Gunawan, 2012 Berdasarkan data yang dikeluarkan oleh asosiasi tersebut, secara teoritis, total sumberdaya energi laut nasional sangat melimpah, meliputi energi dari jenis panas laut, gelombang laut dan arus laut, yaitu mencapai 727.000 MW. Namun demikian, potensi energi laut yang dapat dimanfaatkan dengan menggunakan 94 teknologi sekarang dan secara praktis memungkinkan untuk dikembangkan, berkisar antara 49.000 MW. Di antara potensi sedemikian besar tersebut, industri energi laut yang paling siap adalah industri berbasis teknologi gelombang dan teknologi arus pasang surut, dengan potensi praktis sebesar 6.000 MW Lubis, 2011. Pengamatan primer yang telah dikaji adalah beberapa perairan di Indonesia mempunyai potensi untuk dikembangkan. Berkaitan dengan itu pula, salah satu fokus kajian yang implementatif adalah pemenuhan energi listrik untuk pulau-pulau kecil terutama yang terdapat mercu suar. Hal ini dilatarbelakangi oleh hampir terdapat 14.500 pulau kecil yang saat ini sedang dikembangkan untuk wisata bahari. Wisata dengan segala sarana dan prasarananya membutuhkan ruang untuk menghasilkan energi yang tidak mungkin dipasok dari pulau besar. Selain itu, hampir semua mercu suar yang ada di pulau kecil masih dipasok dari dari pulau besar bukan dengan kabel tetapi solar yang dikirim secara rutin. Pemenuhan pulau kecil apabila bersumber dari pulau besar dengan menggunakan kabel bawah laut tidak sebanding dengan biaya yang dikeluarkan. Untuk itu, kalau dilihat dari sumber energi tadi sangat memungkinkan untuk dikaji lebih jauh. Studi kasus yang telah kami lakukan di pulau Biawak, Indramayu menunjukkan bahwa energi angin sangat cocok untuk digunakan dikombinasikan dengan energi matahari. Wilayah selatan Jawa, Sumatera, Bali dsb sangat cocok dikembangkan untuk energi arus karena energi ini akan stabil jika mempunyai kecepatan diatas 3 ms.

6.2. Benchmarking