“
1 LAMPI RAN PERATURAN MENTERI KEHUTANAN REPUBLI K I NDONESI A
NOMOR : P.44 MENHUT-I I 2010
TANGGAL : 21 September 2010
PEDOMAN TATA NASKAH DI NAS KEMENTERI AN KEHUTANAN BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ketatalaksanaan pemerintah merupakan pengaturan cara melaksanakan tugas dan fungsi dalam berbagai bidang kegiatan pemerintahan dan pembangunan
di lingkungan instansi pemerintah pusat dan daerah. Salah satu komponen penting dalam ketatalaksanaan pemerintah adalah
administrasi umum. Ruang lingkup administrasi umum meliputi tata naskah dinas tata surat, distribusi, formulir dan media, penamaan lembaga, singkatan dan
akronim, kearsipan, serta tata ruang perkantoran. Tata naskah dinas sebagai salah satu unsur administrasi umum meliputi, antara
lain : pengaturan tentang jenis dan
penyusunan naskah dinas, penggunaan lambang negara, lambang instansi dan cap dinas, penggunaan bahasa I ndonesia yang baik dan benar, tata surat, perubahan,
pencabutan, pembatalan produk hukum serta ralat.
Ketentuan tentang tata naskah dinas yang berlaku untuk seluruh instansi pemerintah pusat dan daerah telah diatur dalam Peraturan Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara Nomor 22 Tahun 2008 tentang Pedoman Umum Tata Naskah Dinas. Sehubungan dengan hal tersebut Pedoman Tata Naskah Dinas
Kementerian
Kehutanan disesuaikan
dengan Peraturan
Menteri Negara
Pendayagunaan Aparatur Negara tersebut dalam Peraturan Menteri Kehutanan ini.
B. Maksud dan Tujuan
1.
Maksud Maksud diterbitkannya Pedoman Tata Naskah Dinas Kementerian Kehutanan
adalah untuk dipergunakan sebagai pedoman pengelolaan tata naskah dinas Kementerian Kehutanan.
2.
Tujuan Pedoman Tata Naskah Dinas Kementerian Kehutanan bertujuan untuk
memperoleh kelancaran
komunikasi kedinasan
yang berhasilguna
dan berdayaguna dalam pelaksanaan tugas Kementerian Kehutanan.
C. Sasaran…
“
2
C. Sasaran
1. Tercapainya kesamaan pengertian bahasa dan penafsiran serta penyelenggaraan
tata naskah dinas Kementerian Kehutanan. 2.
Terwujudnya keterpaduan pengelolaan tata naskah dinas dengan unsur lainnya dalam lingkup administrasi umum.
3. Kelancaran komunikasi tulis kedinasan serta kemudahan dalam pengendalian.
4. Tercapainya dayaguna dan hasilguna penyelenggaraan tata naskah dinas.
5. Berkurangnya tumpang tindih, salah tafsir dan pemborosan penyelenggaraan
tata naskah dinas Kementerian Kehutanan.
D. Asas