Banyak manajer berpendapat bahwa perencanaan memungkinkan pemanfaatan lebih besar dari fasilitas-fasilitas yang tersedia pada sebuah
perusahaan. 8 Perencanaan membantu seorang manajer mancapai status.
Terry 1977 dalam Harsuki 2012:90 perencanaan tepat membantu seorang manajer melaksanakan kepemimpinan yang meyakinkan dan
agresif.
2.3.2.2. Pengorganisasian Organizing
Pengorganisasian adalah menciptakan hubungan antara aktivitas yang akan dikerjakan; personel yang akan melakukanya; dan faktor fisik yang
dibutuhkan. Tujuan utama dari pengorganisasian itu adalah membagi tugaspekerjaan yang dilaksanakan, menentukan kelompok kerja, menata
jenjang kesenangan, dan menyeimbangkan otoritas dan tanggung jawab. Organisasi itu sendiri adalah sebuah pengertian abstrak yang
mencerminkan himpunan sejumlah orang yang bersepakat untuk bekerja sama dan memiliki komitmen untuk mencapai tujuan. Tujuan ini dicapai melalui
gabungan kompetensi dan keahlian, gabungan dari pola hubungan berdasarkan kewenangan dan tanggung jawab. Kesemuanya ditata dalam satu
jaringan, “siapa melaksanaakan apa untuk tujuan apa”. Administrasi berfungsi untuk mengendalikan kesemuanya itu untuk mencapai tujuan dengan
menggunakan sumber yang tersedia sehemat mungkin Lutan, 2000: 4-5. Jones 2004 dalam Harsuki 2012:106 memberikan definisi bahwa
organisasi adalah suatu alat yang dipergunakan oleh orang-orang untuk
mengordanisikan kegiatannya untuk mencapai sesuatu yang mereka inginkan atau nilai, yaitu untuk mencapai tujuannya.
Handoko 1992 dalam Sutomo 2009:13 menyatakan bahwa pengorganisasian merupakan suatu proses untuk merancang struktur formal,
mengelompokan dan mengatur serta membagi tugas-tugas atau pekerjaan di antara para anggota organisasi, agar tujuan organisasi dapat dicapai dengan
efisien. Selanjutnya dijelaskan bahwa proses pengorganisasian dapat ditunjukan dalam tiga langkah prosedur sebagai berikut;
1 Pemerincian seluruh pekerjaan yang harus dilaksanakan untuk mencapai tujuan organisasi;
2 Pembagian beban pekerjaan total menjadi kegiatan-kegiatan yang secara logis dapat dilaksanakan oleh satu orang. Pembagian kerja sebaiknya tidak
terlalu berat sehingga tidak dapat diselesaikan, atau terlalu ringan sehingga ada waktu menggangur, tidak efisien dan terjadi biaya yang tidak perlu;
3 Pengadaan dan
pengembangan suatu
mekanisme untuk
mengkoordinasikan pekerjaan para anggota organisasi menjadi kesatuan yang terpadu dan harmonis. Mekanisme pengkoordinasian ini akan
membuat para anggota organisasi dan mengurangi ketidak-efisienan dan konflik-konflik yang merusak.
Pandangan lain mengenai isu pengorganisasian dikemukakan oleh Stoner 1986 dalam Sutomo 2009:14 yang menyatakan bahwa
pengorganisasian merupakan proses yang berlangkah jamak, yang terdiri dari lima tahap. Pertama, memerinci pekerjaan, yaitu menentukan tugas-tugas apa
yang harus dilakukan untuk mencapai tujuan organisasi. Kedua, membagi seluruh beban kerja menjadi klegiatan-kegiatan yang dapat dilaksanakan oleh
perorangan atau perkelompok. Dalam tahap ini perlu diperhatikan bahwa orang-orang yang akan diserahi tugas harus didasarkan pada kualifikasi, tidak
dibebani terlalu berat dan juga tidak terlalu ringan. Ketiga, menggabungkan pekerjaan dalam suatu kesatuan yang harmonis. Kelima, melakukan monitoring
dan mengambil langkah-langkah penyesuaian untuk mempertahankan dan meningkatkan efektifitas.
2.3.2.3. Penggerakan Actuating