Kerjasama dalam Melaksanakan Perda Minuman Keras.

a. Pemda bisa lebih mengatur dan mengawasi peredaran minuman keras sehingga tidak terjadi penyimpangan dalam distribusi dan penyalahgunaan dalam penggunaan b. Pemda dapat menjamin tersedianya minuman keras legal bagi industry pariwisata, hotel, dan agen resmi dalam jumlah tertentu. c. Pemda dapat meningkatkan pendapatan asli daerah PAD, Peredaran miras illegal akan mengurangi PAD dari tata niaga minuman beralkohol. Itulah mengapa mengacu pada peraturan Mendeperindag, No 152006, Pemda dapat menetapkan biaya untuk Pemberian izin peredaran miras sebesar 10 juta rupiah selama setahun. Untuk pemberian persetujuan peredaran berupa tanda pengendali stiker, terbagi tiga golongan. Golongan A mengandung 1-5 persen etanol dikenakan Rp500,00 untuk ukuran 400-800 cc. Golongan B 5-20 persen etanol di tarik Rp. 1.500,00 unruk ukuran diatas 200-400 cc, dan Rp.2000 untuk diatas 400-800cc.

3.11.1 Kerjasama dalam Melaksanakan Perda Minuman Keras.

Peraturan saja tidak cukup tanpa adanya kejasama yang bersifat lintas sektoral. Untuk mengaplikasikan Perda miras dalam tatanan praktis, Pemda harus menjalin kerjasama dengan masyarakat an pihak berwenang lainnya. Salah satunya adalah dengan pihak kepolisian sebagaimana telah diatur dalam pasal 42 2 UU No.2 Tahun 2002 tentang Polri dan Pasal 271 huruf c dalan UU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintah daerah. Adapun bentuk kerjasama yang dapat dilakukan adalah: a. Melakukan pengaturan dan pengawasan peradaran minuman keras, baik menyangkut jenis maupun tempat penjualan seperti yang tercantum dalam Peraturan Menperindag tahun 2006. b. Melakukan operasi bersama-polisi dengan Satpol PP dalam menerbitkan peredaran miras melalui 1 razia miras illegal di tempat-tempat yang tidak memiliki izin menjual dan mengedarkan miras , 2 penyitaan barang bukti, 3 mengamankan penjual atau pengedar untuk dikenali tindak pidana ringan, dan 4 melakukan pemusnahan barang bukti. c. Membuka saluran informasi, sosialisasi, dan layanan bagi masyarakat dan polisi. 20 20 Anne arira http:www.anneahira.comuu-pemerintah-daerah-3172.htm pada hari kamis tanggal 05052011 pukul 7:18 107 BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN Pada bab ini peneliti akan menguraikan data dan hasil penelitian tentang perilaku pengguna minuman keras dalam proses kehidupannya. Pertanyaan-pertanyaan yang disampaikan dalam wawancara ialah mengenai bagaimana panggung depan pengguna minuman keras, panggung belakang pengguna minuman keras, serta perilaku pengguna minuman keras dalam proses kehidupannya. Hasil penelitian ini diperoleh dengan teknik wawancara yang mendalam dengan informan dalam bentuk observasi langsung dan apabila datanya sudah terkumpul kemudian dianalisis. Analisis ini sendiri terfokus pada para pengguna minuman keras ,yang dikaitkan kepada beberapa unsur atau identifikasi masalah. Agar peneliti ini lebih objektif dan akurat, peneliti mencari informasi-informasi tambahan dengan melakukan wawancara mendalam dan observasi langsung dengan informan untuk melihat langsung bagaimanakah perilaku pengguna minuman keras dalam proses kehidupannya. Selain itu juga peneliti melakukan wawancara dengan infroman pendukung yaitu orang-orang terdekat informan guna memperoleh data pendukung mengenai perilaku pengguna minuman keras. Peneliti ini juga menggunakan metode kualitatif untuk melihat kondisi alami dari suatu kehidupan dramaturgi. Pendekatan ini bertujuan memperoleh pemahaman dan menggambarkan realitas yang kompleks. Penelitian kualitatif merupakan prosedur penelitian yang menghasilkan data-data deskriptif berupa kata-kata tertulis atau lisan didasari oleh orang atau perilaku yang diamati. Pendekatannya diarahkan pada latar dan individu secara holistik utuh. Jadi, tidak dilakukan proses isolasi pada objek penelitian kedalam variabel atau hipotesis. Tetapi memandangnya sebagai bagian dari suatu keutuhan. Penelitian ini juga melakukan observasi secara langsung. Selama melakukan observasi secara langsung, peneliti turut serta dalam sebagian kegiatan pengguna minuman keras, seperti berkumpul, ikut menemani membeli minuman keras, dan melihat secara langsung ketika mereka sedang terpengaruh minuman kearas. Tempat yang peneliti amati selama melakukan observasi yaitu di kontrakan, atau tempat lainnya yang memungkinkan si pengguna meminum minuman keras. Untuk tahap analisis, yang dilakukan oleh peneliti adalah membuat daftar pertanyaan untuk wawancara, pengumpulan data, dan analisis data yang dilakukan sendiri oleh peneliti. Untuk dapat mengetahui sejauhmana informasi yang diberikan oleh informan penelitian, peneliti menggunakan beberapa tahap: 1. Pertama menyusun draf pertanyaan wawancara berdasarkan dari unsur-unsur kredibilitas yang akan ditanyakan pada narasumber atau informan. 2. Kedua, melakukan wawancara dengan remaja dan juga orang tua yang mengalami kondisi keluarga broken home. selain itu juga peneliti mewawancarai masyarakat sekitar tentang broken home guna menjadi data pendukung. 3. Ketiga melakukan dokumentasi langsung di lapangan untuk melengkapi data- data yang berhubungan dengan penelitian 4. Keempat, memindahkan data penelitian yang berbentuk daftar dari semua pertanyaan yang diajukan kepada narasumber atau informan. 5. Kelima, menganalisis hasil data wawancara yang telah dilakukan. Agar pembahasan lebih sistematis dan terarah maka peneliti membagi ke dalam tiga pembahasan, yaitu: 1. Profil Informan 2. Analisis Deskriptif Hasil Penelitian. 3. Pembahasan

4.1 Deskripsi Profil Informan