Pengguna Minuman Keras KESIMPULAN DAN SARAN

67 BAB III OBJEK PENELITIAN

3.1 Pengguna Minuman Keras

Untuk memudahkan penyebutan bagi penderita penyalahgunaan dan ketergantungan alkohol, pengguna alkohol disebut sebagai alkoholik. Istilah ini mungkin kurang tepat, tetapi secara teknis dan medis mungkin lebih mudah dipahami. Penyalahgunaan alkohol berarti memiliki kebiasaan meminum alkohol yang berbahaya, seperti mabuk tiap hari atau minum dalam jumlah banyak tiap saat. Penyalahgunaan alkohol dapat merusak hubungan sosial penderita. Sebabnya, penderita akan kehilangan pekerjaan dan mungkin bertentangan atau berhadapan dengan masalah hukum. Jika penyalahgunaan ini dilajutkan terus menerus maka akibatnya adalah ketergantungan alkohol. Di Indonesia sendiri penyalahgunaan alkohol juga menjadi masalah kesehatan yang cukup serius. Sering munculnya pemberitaan tentang tata niaga miras minuman keras setidaknya merupakan indikasi bahwa minuman beralkohol banyak dikonsumsi oleh masyarakat di negara dengan mayoritas penduduk muslim ini. Sudah sering terungkap bahwa miras hanya akan memberikan efek negatif mabuk bagi peminumnya bahkan pada beberapa kasus justru berakibat pada kematian, namun setiap tahun jumlah pecandu miras justru semakin meningkat. Bagi banyak kalangan mabuk dianggap sebagai sarana untuk unjuk kegagahan atau kejantanan. Penyalahgunaan alkohol yang terjadi di Indonesia menurut WHO WHO SEARO, 2002.dari tahun ke tahun adalah : a Tahun 1986 tercatat 2,6 pria pengkonsumsi alkohol yang berusia rata-rata 20 tahun ke atas, sementara untuk wanita tercatat sekitar 0,8. b Tahun 1998 di Indonesia tercatat lebih dari 350.000 orang meninggal karena penyakit khronis akibat konsumsi alkohol. c Tahun 1999 - 2000, 58 angka kriminalitas terjadi ditenggara akibat pengaruh minuman keras. d Pada tahun 2000 diinformasikan di Indonesia terdapat lebih dari 13.000 pasien penderita penyakit terkait penyalahgunaan alkohol dan obat-obatan terlarang, e Tahun 2001 tercatat 39 kasus kematian pada remaja karena Hepatitis B yang terkait erat dengan dampak pengkonsumsian alkohol alcoholic cirrhosis, alcoholic cancer, chronic pancreas inflamation, and heart diseases terjadi di Bali f Tahun 2001 terdapat 50 dari total 65 kasus keracunan alkohol meninggal di Manado dan Minahasa g Tahun 2008 tercatat lebih dari 40 kematian akibat keracunan alkohol intoxicaty, ini merupakan dampak langsung dari penyalahgunaan alkohol. Di Surabaya 9 orang tewas di tiga lokasi berbeda setelah mengkonsumsi miras, 11 orang meninggal di Indramayu Jawa Barat, 14 orang meninggal di Merauke karena mengkonsumsi minuman keras jenis sopi yang dicampur infus dan minyak babi, sementara belasan korban tewas akibat miras lainnya tersebar di beberapa daerah seperti Pasuruan Jawa Timur, Deli Serdang, dan Jaya Pura. h Dalam beberapa tahun terakhir, kasus kematian akibat konsumsi minuman keras baik perorangan maupun masal terus bertambah, pada tahun 2010 lalu misalnya, 11 orang warga di jagaraksa, Jakarta selatan tewas setelah menenggak minuman miras oplosan, di Bandung 2 orang meregang nyawa akibat kasus yang sama, di malang 3 orang tewas, 10 orang kritis, kematian 3 orang teknisi shukoi di Makasar, 63 warga jateng tewas akibat meminum minuman keras. Sedangkan pada tahun 2011 tercatat beberapa kasus akibat meminum minuman keras yaitu Terbukti selama tahun 2011 sampai bulan April 2011, Polres Blitar Kota sudah menangani 17 kasus miras dengan 17 tersangka. Rata-rata kasus peredaran miras ini mengalami kenaikan antara 10 hingga 15 persen perbulan. 15 Penyalahgunaan minuman keras termasuk penyakit masyarakat pekat yang sulit diberantas. Selain meresahkan masyarakat. Peredaran miras illegal dan tidak terkendali menimbulkan banyak ekses negative, diantaranya a. Meningkatkan jumlah kriminalitas dan kewarganegaraan sosial. b. Meningkatkan jumlah kecelakaan lalu lintas. c. Mempercepat penyebaran virus HIVAIDS d. Menurunkan pendapatan pemerintah dari pajak dan retribusi.

3.2 Tinjauan Tentang ALkoholMinuman Keras