Susunan Badan Peradilan Umum dan Khusus

A. Pengertian Sumber Hukum Acara Perdata

Secara sederhana Sumber Hukum adalah segala sesuatu yang dapat menimbulkan aturan dan tepat ditemukannya aturan-aturan Hukum.

B. Macam-macam Sumber Hukum Acara Perdata 1. Peraturan Perundang-undangan

a. HIR : Het Herzein Indonesisch Reglement Stb. 1848 No. 16 Jonto Stb, 1941 No. 44 berlaku untuk

daerah jawa dan Madura. b. RBg : Rechtsreglement Buitengewesten Stb. 1927 No. 227 Untuk luar jawa dan Madura. c. BW Buku ke IV : Burgelijke Wetboek Voor Indonesisch d. RV : Reglement op de Burgelijk Rechtsvordering Stb. 1847 No. 52 Jo. Stb. 1849 No. 63 Hukum Acara Perdata untuk golongan eropa. e. UU No. 201947, UU tentang Peradilan Ulangandi Jawa dan Madura. f. UU No. 042004, UU tentang Kekuasaan Kehakiman. g. UU No. 141985 Jo, UU No. 52004. h. UU No. 21986 Jo, UU No. 82004 UU tentang Lingkungan Peradilan Umum. i. UU No. 71989 UU tentang Peradilan Agama. j. UU No. 11974 dan PP No. 91975 k. PERMA dan SEMA. 2. Yurisprudensi 3. Adat kebiasaan yang dianut oleh para hakim dalam melakukan Pemeriksaan Perkara Perdata.

4. Doktrin 5. Perjanjian International

Perjanjian kerjasama di bidang peradilan antara RI dan Kerajaan Thailand. II. BADAN PERADILAN UMUM DAN KHUSUS

A. Susunan Badan Peradilan Umum dan Khusus

Kekuasaan Kehakiman dilaksanakan : 1. Mahkaman Agung dan Badan Peradilan yang ada dibawahnya : Peradilan Umum, Peradilan Agama, Peradilan Tata Usaha Negara, Peradilan Militer. 2. Mahkamah Konstitusi Mahkamah Konstitusi berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk : - Menguji UU terhadap UUD - Memutuskan sengketa kewenangan lembaga Negara yang kewenangannya diberikan UUD - Memutus pembubaran Partai Politik - Memutus sengketa hasil Pemilu. Pasal 24 ayat 2 UUD 1945 ; Pasal 10 UU No. 42004; Pasal 12 UU No.42004; Pasal 2 UU NO.42004. Kekuasaan Kehakiman UU No. 42004 Pasal 1 : Kekuasaan Kehakiman adalah kekuasaan Negara yang merdeka. Pasal 4 : Peradilan dilakukan “Demi keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa” Pasal 8 : “Asas Praduga tak bersalah” Pasal 10 : Kekuasaan Kehakiman dilakukan oleh sebuah MA dan badan Peradilan yang ada dibawahnya dan oleh sebuah MK. Pasal 12 : MK berwenang mengadili pada tingkat pertama dan terakhir yang putusannya bersifat final untuk : - Menguji UU terhadap UUD 1945. - Memutus Sengketa kewenangan lembaga Negara yang kewenangannya diberikan oleh UUD Negara RI 1945. - Memutus pembubaran Parpol dan - Memutus Perselisihan tentang hasil Pemilu. Pasal 16 : Pengadilantidak boleh menolak untuk memeriksa dan mengadili suatu perkara yang diajukan dengan dalih bahwa Hukum tidak atau kurang jela, melainkan wajib untuk memeriksa dan mengadilinya. Pasal 11 : MA Berwenang menguji Peraturan Perundang-undangan di bawah ayat 2.b UU terhadap UU. Pasal 19 : Sidang Pemeriksaan Pengadilanadalah terbuka untuk umum, kecuali UU menentukan lain. Pasal 28 : Hakim wajib Menggali,mengikuti dan memahami nilai-nilai Hukum dan rasa keadilan yang hidup dalam masyarakat. Pasal 20 : Semua peraturan Peradilan hanya sah dan mempunyai kekuatan Hukum apabila di ucapkan dalam sidang terbuka untuk umum. Pasal 37 : Setiap orang yang tersangkut perkara berhak memperoleh bantuan Hukum.

B. Kekuasan Peradilan Umum dan Khusus.