18
I
Pedoman Kegiatan Gizi Dalam Penanggulangan Bencana
Penanganan gizi dalam situasi bencana terdiri dari penanganan gizi pada kelompok rentan dan dewasa selain ibu menyusui dan ibu hamil. Penjelasan
lebih rinci penanganan pada kelompok tersebut sebagai berikut:
A. Penanganan Gizi Kelompok Rentan
Penanganan gizi kelompok rentan diprioritaskan bagi anak usia 0-23 bulan, anak usia 24-59 bulan, ibu hamil dan ibu menyusui serta lanjut
usia.
1. Penanganan Gizi Anak Usia 0-23 Bulan
Bayi dan anak usia 0-23 bulan atau di bawah dua tahun baduta merupakan kelompok yang paling rentan sehingga memerlukan
penanganan gizi khusus. Pemberian makanan yang tidak tepat serta kekurangan gizi pada kelompok tersebut dapat meningkatkan
risiko kesakitan dan kematian yang lebih tinggi pada situasi bencana.
Penelitian di pengungsian menunjukkan bahwa kematian anak balita 2-3 kali lebih besar dibandingkan kematian pada semua
kelompok umur. Kematian terbesar terjadi pada kelompok umur 0-6 bulan WHO-UNICEF, 2001. Oleh karena itu penanganan gizi
bagi kelompok ini dalam situasi bencana menjadi bagian penting untuk menangani pengungsi secara cepat dan tepat.
Penanganan gizi anak usia 0-23 bulan mengikuti prinsip Pemberian Makanan Bayi dan Anak PMBA sebagai berikut:
a. Prinsip Pemberian Makanan Bayi dan Anak PMBA 1 Pemberian ASI pada bayibaduta sangat penting tetap
diberikan pada situasi bencana 2 PMBA merupakan bagian dari penanganan gizi dalam
situasi bencana 3 PMBA dalam situasi bencana harus dilakukan dengan
benar dan tepat waktu
Pedoman Kegiatan Gizi Dalam Penanggulangan Bencana
I
19 4 Institusi penyelenggara PMBA adalah Pemerintah Daerah
yang dibantu oleh Dinas Kesehatan setempat yang mempunyai tenaga terlatih penyelenggara PMBA dalam
situasi bencana
5 Apabila Dinas Kesehatan setempat belum memiliki atau keterbatasan tenaga pelaksana PMBA dalam situasi
bencana, dapat meminta bantuan tenaga dari Dinas Kesehatan lainnya
6 PMBA harus di integrasikan pada pelayanan kesehatan ibu, bayi dan anak
7 Penyelenggaraan PMBA diawali dengan penilaian cepat untuk mengidentifikasi keadaan ibu, bayi dan anak
termasuk bayi dan anak piatu 8 Ransum pangan harus mencakup kebutuhan makanan
yang tepat dan aman dalam memenuhi kecukupan gizi bayi dan anak
9 Susu formula, produk susu lainnya, botol dan dot tidak termasuk dalam pengadaan ransum.
b. Pelaksanaan PMBA Pada Situasi Bencana 1 Penilaian Cepat
Penilaian cepat dilakukan sebagai berikut: a Penilaian cepat dilakukan untuk mendapatkan data
tentang jumlah dan keadaan ibu menyusui, bayi dan anak termasuk bayi piatu
b Penilaian cepat dilakukan pada tahap tanggap darurat awal fase pertama sebagai bagian dari menghitung
kebutuhan gizi c Penilaian cepat dilakukan oleh petugas gizi yang
terlibat dalam penanganan bencana d Penilaian cepat dilakukan dengan mencatat, mengolah
20
I
Pedoman Kegiatan Gizi Dalam Penanggulangan Bencana
dan melaporkan data tentang jumlah dan keadaan ibu menyusui, bayi dan anak termasuk bayi piatu
e Instrumen penilaian cepat meliputi: • Proil penduduk terutama kelompok rentan dan
anak yang kehilangan keluarga • Kebiasaan penduduk terkait PMBA, termasuk
pemberian ASI Eksklusif dan MP-ASI serta bayi piatu
• Keberadaan susu formula, botol dan dot • Data ASI Eksklusif dan MP-ASI sebelum bencana
• Risiko keamanan pada ibu dan anak
Jika hasil penilaian cepat memerlukan tambahan informasi, dilakukan pengumpulan data kualitatif dan
kuantitatif sebagai bagian dari analisis faktor risiko penyebab masalah gizi dalam situasi bencana.
Data kualitatif meliputi: • Akses ketersediaan pangan terutama bagi bayi
dan anak • Kondisi lingkungan misalnya sumber air dan
kualitas air bersih, bahan bakar, sanitasi, MCK Mandi, Cuci, Kakus, perumahan, fasilitas
penyelenggaraan makanan
• Dukungan pertolongan persalinan, pelayanan postnatal ibu nifas dan bayi neonatus serta
perawatan bayi dan anak • Faktor-faktor penghambat ibu menyusui bayi dan
PMBA • Kapasitas dukungan potensial pemberian ASI
Eksklusif dan MP-ASI Kelompok Pendukung
Pedoman Kegiatan Gizi Dalam Penanggulangan Bencana
I
21 Ibu Menyusui, nakes terlatih, konselor menyusui,
konselor MP-ASI, LSM perempuan yang berpengalaman
• Kebiasaan PMBA termasuk cara pemberiannya cangkirbotol, kebiasaan PMBA sebelum situasi
bencana dan perubahannya Data kuantitatif meliputi:
• Jumlah bayi dan anak baduta dengan atau tanpa keluarga menurut kelompok umur; 0-5 bulan,
6-11 bulan, 12-23 bulan • Jumlah ibu menyusui yang sudah tidak menyusui
lagi • Angka kesakitan dan kematian bayi dan anak di
pengungsian 2 Dukungan Untuk Keberhasilan PMBA
a Penyediaan tenaga konselor menyusui dan MP-ASI di pengungsian
b Tenaga kesehatan, relawan kesehatan dan Lembaga Swadaya MasyarakatNon Government Organization LSM
NGO kesehatan memberikan perlindungan, promosi dan dukungan kepada ibu-ibu untuk keberhasilan menyusui
termasuk relaktasi
c Memberikan konseling menyusui dan PMBA di pengungsian, Rumah Sakit lapangan dan tempat pelayanan
kesehatan lainnya yang ada dilokasi bencana d Pembentukan pos pemeliharaan dan pemulihan gizi bayi
dan baduta e Melakukan pendampingan kepada keluarga yang memiliki
bayi atau anak yang menderita masalah gizi
22
I
Pedoman Kegiatan Gizi Dalam Penanggulangan Bencana
c. Kriteria Bayi 0-5 bulan dan Baduta 6-23 Bulan Yang Mendapat Susu Formula atau PASI
3
3. PASI = Penganti Air Susu Ibu seperti : susu formula, makananminuman untuk bayi 6 bulan, botol susu dotempeng.
1 Bayi dan baduta yang benar-benar membutuhkan sesuai pertimbangan profesional tenaga kesehatan yang
berkompeten indikasi medis. 2 Bayi dan baduta yang sudah menggunakan susu formula
sebelum situasi bencana 3 Bayi dan baduta yang terpisah dari Ibunya tidak ada donor
ASI 4 Bayi dan baduta yang ibunya meninggal, ibu sakit keras,
ibu sedang menjalani relaktasi, ibu menderita HIV+ dan memilih tidak menyusui bayinya serta ibu korban perkosaan
yang tidak mau menyusui bayinya.
d. Cara Penyiapan dan Pemberian Susu Formula 1 Cuci tangan terlebih dahulu hingga bersih dengan
menggunakan sabun 2 Gunakan cangkir atau gelas yang mudah dibersihkan,
mencuci alat dengan menggunakan sabun 3 Gunakan selalu alat yang bersih untuk membuat susu dan
menyimpannya dengan benar 4 Sediakan alat untuk menakar air dan susu bubuk jangan
menakar menggunakan botol susu 5 Sediakan bahan bakar untuk memasak air dan gunakan
air bersih, jika memungkinkan gunakan air minum dalam kemasan.
6 Lakukan pendampingan untuk memberikan konseling menyusui.
Pedoman Kegiatan Gizi Dalam Penanggulangan Bencana
I
23
Penanganan Gizi Bayi 0-5 Bulan
• Bayi tetap diberi ASI • Bila bayi piatu, bayi terpisah dari ibunya atau ibu tidak dapat
memberikan ASI, upayakan bayi mendapat bantuan ibu susudonor, dengan persyaratan:
Permintaan ibu kandung atau keluarga bayi yang
bersangkutan Identitas agama dan alamat pendonor ASI diketahui
dengan jelas oleh keluarga bayi Persetujuan pendonor setelah mengetahui identitas bayi
yang di beri ASI Pendonor ASI dalam kondisi kesehatan baik dan tidak
mempunyai indikasi medis ASI donor tidak diperjualbelikan
• Bila tidak memungkinkan bayi mendapat ibu susudonor, bayi diberikan susu formula dengan pengawasan atau didampingi
oleh petugas kesehatan
24
I
Pedoman Kegiatan Gizi Dalam Penanggulangan Bencana
Penanganan Gizi Anak Usia 6-23 Bulan
•
Baduta tetap diberi ASI
•
Pemberian MP-ASI yang difortifikasi dengan zat gizi makro, pabrikan atau makanan lokal pada anak usia 6-23 bulan
•
Pemberian makanan olahan yang berasal dari bantuan ransum umum yang mempunyai nilai gizi tinggi.
•
Pemberian kapsul vitamin A biru 100.000 IU bagi yang berusia 6-11 bulan; dan kapsul vitamin A merah 200.000 IU bagi anak berusia 12-59
bulan “ Bila bencana terjadi dalam waktu kurang dari 30 hari setelah pemberian
kapsul vitamin A Februari dan Agustus maka balita tersebut tidak dianjurkan lagi mendapat kapsul vitamin A”.
•
Dapur umum sebaiknya menyediakan makanan untuk anak usia 6-23 bulan contoh menu pada lampiran 2
•
Air minum dalam kemasan diupayakan selalu tersedia di tempat pengungsian
e. Pengelolaan Bantuan Susu Formula atau Pengganti Air Susu Ibu PASI
1 Memberikan informasi kepada pendonor dan media massa bahwa bantuan berupa susu formulaPASI, botol dan dot
pada korban bencana tidak diperlukan. 2 Bantuan berupa susu formula atau PASI harus mendapat
izin dari Kepala Dinas Kesehatan setempat. 3 Pendistribusian dan pemanfaatan susu formula atau
PASI harus diawasi secara ketat oleh petugas kesehatan, Puskesmas dan Dinas Kesehatan setempat
4 Selalu perhatikan batas kadaluarsa kemasan susu formula untuk menghindari keracunan dan kontaminasi
Pedoman Kegiatan Gizi Dalam Penanggulangan Bencana
I
25
2. Penanganan Gizi Anak Balita 24-59 Bulan