Kesimpulan Economic Analysis of Law

25 PENUTUP

A. Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan diatas, maka kesimpulan penulisan makalah ini adalah sebagaimana berikut : 1. Sengketa bisnis ekonomu syariah dapat berupa sengketa sebagai berikut: Sengketa perniagaan Sengketa perbankan syariah , Sengketa Keuangan , Sengketa Penanaman Modal , Sengketa Perindustrian , Sengketa HKI , Sengketa Konsumen , Sengketa Kontrak , Sengketa pekerjaan , Sengketa perburuhan , Sengketa perusahaan , Sengketa hak , Sengketa property. Kemudian untuk menelesaikan sengketa bisnis ekonomi syariah melalui jalur pengadilan litigasi maupun di luar pengadilan non litigasi. Penyelesaian sengketa ekonomi syariah melalui Badan Syariah Nasional Nasional BASYARNAS. Economic Analysis of Law Dalam Penyelesaian Sengketa Bisnis dibutuhkan dalam rangka mencapai efisiensi, baik melalui prosedur litigasi maupun non litigasi. Salah satu contoh penyelesaian sengketa bisa melalui pengadilan Niaga litigasi danatau melalui arbitrase apabila terdapat klausul arbitrase jika terjadi sengketa bisnis dari kesepakatanperjanjian sebelumnya. 2. Kaitannya dengan Economic Analysis of Law Pada Pemberian PKPU Tetap Dalam Perkara Kepailitan, Ada dua cara yang disediakan oleh Undang-Undang Nomor 37 Tahun 2004 tentang Kepailitan dan Penundaan Kewajiban Pembayaran Utang, agar debitor terhindar dari ancaman harta kekayaannya dilikuidasi ketika debitor telah atau akan berada dalam keadaan insolven dalam rangka merestrukturisasi utangutangnya sehingga debitor berkemungkinan untuk melanjutkan usahanya serta dapat memberi suatu jaminan bagi pelunasan utang-utang debitor kepada seluruh kreditor, Salah satunya adalah dengan mengajukan penundaan kewajiban pembayaran utang disingkat PKPU. Dasar pemikiran PKPU adalah pemberian kesempatan kepada debitor untuk melakukan restrukturisasi utang-utangnya yang dapat meliputi pembayaran seluruh atau sebagian utang kepada kreditor konkuren. Jika hal tersebut dapat terlaksana dengan 26 baik, pada akhirnya debitor dapat memenuhi kewajiban-kewajibannya dan meneruskan usahanya. 3. Economic Analysis of Law Dalam Perundang-Undangan Ekonomi khususnya pada beberapa undang-undang yaitu: Undang-undang No. 8 Tahun 1999 tentang Perlindungan Konsumen, Undang-undang No. 30 Tahun 1999 tentang Arbitrase dan Alternatif Penyelesaian Sengketa dan Undang-undang No. 8 Tahun 1997 tentang Dokumen Perusahaan. Permasalahan yang terjadi yaitu ketidakharmonisan antara satu peraturan perundang-undangan dengan peraturan perundang-undangan lainnya. Ini menyebabkan inefisiensi, oleh karena itu dalam konteks perundang- undangan harus memenuhi efisiensi untuk memenuhi kepastian hukum yang efektif dan efisien. 4. Kewenangan Hakim diatur dalam Pasal 32 Undang-Undang No. 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman. Hakim memiliki peran penting dalam penyelesaian sengketa maupun kasus baik pidana maupun perdata. Kaitannya dengan putusan hakim yang kontroversial terjadi dikarenakan beberapa sebab, baik motivasi untuk melakukan KKN maupun faktor laiinya. Contohnya adalah terjadi pada hakim agung, yakni Yamani diduga memalsukan putusan peninjauan kembali seorang terpidana Narkoba. Kemudian kasus putusan hakim selanjutnya terjadi pada Peninjauan Kembali Kasus Hukuman Mati Hillary K Chimezie. Selanjutkan putusan hakim pada Kasus Narkoba Liong-Liong dengan Kepolisian RI c.q Kepolisian Daerah Banjarmasin Putusan No. 417 KPid.Sus2011. 27 DAFTAR PUSTAKA

A. Buku