20
tahun. Namun berhadapan dengan ketentuan mengenai daluarsa, pembaruan jangka waktu tersebut menjadi tidak berarti. Sehingga pilihan untuk
memaksimalisasi efisiensi ruang, waktu dan biaya dalam pemeliharaan dokumen dengan kemungkinan memusnahkannya setelah lewat waktu 10 tahun, berhadapan
dengan kemungkinan kerugian yang lebih besar yang akan timbul dari proses pembuktian di pengadilan. Apalagi bila hal tersebut ditambah dengan kekakuan
pengadilan dalam menerima bukti yang hanya berupa bukti-bukti tertulis saja, sehingga pengalihan dokumen perusahaan dalam bentuk paperless media yang
juga dimungkinkan berda-sarkan Pasal 12 Undang-undang Dokumen Perusahaan akan semakin memperburuk kondisi inefisiensi.
43
E. Pembahasan Putusan-Putusan Pengadilan
Sebagai salah satu unsur dalam sistem peradilan hakim memiliki posisi dan peran penting, apalagi dengan segala kewenangan yang dimiliki. sebagaimana
dinyatakan oleh Pasal 32 Undang-Undang No. 4 Tahun 2004 tentang Kekuasaan Kehakiman: “Hakim harus memiliki integritas dan kepribadian yang tidak tercela,
jujur, adil, profesional, dan berpengalaman di bidang hukum.” Melalui
putusannya seorang hakim dapat mengalihkan hak kepemilikan seseorang, mencabut kebebasan warga negara, menyatakan tidak sah tindakan
sewenangwenang pemerintah terhadap masyarakat, hingga memerintahkan penghilangan hak hidup seseorang, dan lain-lain. Oleh karena itu tugas dan
wewenang yang dimiliki hakim harus dilaksanakan dalam kerangka penegakan hukum, kebenaran dan keadilan sesuai peraturan perundang-undangan maupun
kode etik dengan memperhatikan prinsip equality before the law. Kewenangan hakim yang sangat besar itu menuntut tanggung jawab yang tinggi, sehingga
putusan pengadilan yang dibuka dengan kalimat “Demi Keadilan Berdasarkan Ketuhanan Yang Maha Esa” bermakna bahwa kewajiban menegakkan kebenaran
dan keadilan harus dipertanggungjawabkan secara horizontal kepada semua
43
Sumanto, S.H., h.91
21
manusia dan secara vertikal dipertanggungjawabkan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
44
Penguatan sistem hukum tidak saja soal prinsip formil hukum rules tetapi juga peran kinerja penegak hukum. Beberapa waktu terakhir, hukum
Indonesia bergejolak, pasalnya salah satu hakim agung, yakni Yamani diduga memalsukan putusan peninjauan kembali seorang terpidana Narkoba
45
. Selain itu, tantangan untuk memberikan putusan yang “adil” terutama menghadirkan
efisiensi mendapat tantangan di dalam draft RUU MA Pasal 97. Pasal 97 menyatakan bahwa: Mahkamah Agung dalam tingkat kasasi dilarang a membuat
putusan yang melanggar UU. Pasal ini menunjukkan sangat kuat dipengaruhi oleh pemikiran legal positive. Untuk mencapai efisiensi, hakim agung harus bisa
berpikir lebih jauh dari UU sebab produk UU adalah produk baku yang terjadi berdasarkan situasi tertentu dengan analisis kemungkinan tertentu pada masa yang
akan datang. Karena itu, jika hal ini tidak dipangkas, efisiensi yang diutamakan untuk mencapai keadilan sosial akan sulit dicapai.
46
Kemudian kasus putusan hakim selanjutnya terjadi pada Peninjauan
Kembali Kasus Hukuman Mati Hillary K Chimezie.
47
Hillary adalah warga negara Nigeria yang bekerja sebagai pebisnis sepatu. Hillary didakwa sebagai
salah satu pengedar narkoba dengan jenis heroin dan termasuk dalam jenis
44
Chatamarrasjid Ais, Pola Rekrutmen dan Pembinaan Karier Aparat Penegak Hukum yang Mendukung Penegakan Hukum, makalah disampaikan dalam seminar tentang Reformasi Sistem
Peradilan dalam Penegakan Hukum di Indonesia, diselenggarakan oleh BPHN bekerja sama dengan Fakultas Hukum Universitas Sriwijaya dan Kantor Wilayah Dephukham Provinsi Sumatra
Selatan, di Palembang 3 – 4 April 2007, h. 1-2. Dalam laporan penelitian Putusan Pengadilan
Negeri 2008 oleh Komisi Yudisial RI
45
Dalam penjelasan kutipan Drs. H.Adnan Qohar, SH.MH. Artikel. Teori Hukum Richard A Posner Dan Pengaruhnya Bagi Penegakan Hukum Di Indonesia : Juru bicara
Mahkamah Agung Djoko Sarwoko mengatakan hakim agung Ahmad Yamani sempat memalsukan putusan Peninjauan Kembali atas terpidana narkoba, Hengky Gunawan. Menurut Djoko, dalam
putusan PK bernomor 39 PKPid.Sus2011 ini, Yamani membuat tulisan dengan tangan yang menyatakan vonis bos pabrik narkoba itu 12 tahun penjara. Padahal, kata dia, majelis hakim
dalam persidangan PK kasus Hengky ini memutuskan hukuman 15 tahun penjara, lihat “Hakim Yamani
Palsukan Vonis
PK Bos
Narkoba Hengky”,
http:www.tempo.coreadnews20121117063442373Hakim- Yamani-Palsukan-Vonis-PK-Bos- Narkoba-Hengky, tanggal akses 14 Desember 2012.
46
Drs. H.Adnan Qohar, SH.MH. Artikel. Teori Hukum Richard A Posner Dan Pengaruhnya Bagi Penegakan Hukum Di Indonesia. h. 2
47
https:yanthojehadu.wordpress.com20130106tiga-putusan-mahkamah-agung- yang-kontroversial-dalam-kacamata-filsafat-hukum
diakses pada tanggal 13 November 2015
22
narkotika golongan I. Oleh karena itu, terdakwa dinyatakan telah melanggar Pasal 6 Undang-Undang Republik Indonesia No. 5 Tahun 1997 tentang produksi dan
pengedaran Narkotika dan obat-obtan terlarang. Dengan demikian, berdasarkan putusan
Pengadilan Negeri
Tangerang No.1083Pid .B2002 PN.Tng.
dan No.1084p id .B 2002 PN.Tng tanggal 4 Februari 2002, terdakwa kemudian dijatuhi hukuman mati.
Melihat desakan tersebut, terdakwa pernah melakukan banding pada tingkat kasasi pada tahun 2004, namun Mahkamah Agung RI melalui putusan
bernomor 643KPid 2004 tanggal 19 Juli 2004 menolak kasasi terdakwa. Terdakwa kemudian mengajukan peninjauan kembali dalam masa-masa menanti
pelaksanaan eksekusi mati, pihak pemohon pun mengajukan novum baru untuk meyakinkan hakim agung. Akhirnya, MA RI melalui putusan No. 45
PKPid.Sus2009 mengurangi hukuman terdakwa menjadi 12 tahun. Adapun alasan yang diajukan para pemohon terhadap PK tersebut antara lain:
1. Ditemukannya novum baru yang meringankan keterkaitan Hilary dengan
gembong narkoba lain, yakni Marlena, Izuchukwu Okoloaja dan Kholisan Nkomo. Pada saat kasasi, Marlena dan Okoloaja telah meninggal dalam
masa penjara. Bahkan pemohon PK menuduh bahwa kematian kedua terpidana itu karena pihak penyidik melakukan intimidasi agar memberikan
keterangan palsu terhadap pemohon PK. Lagi pula, oknum Okoloaja yang dianggap pihak kepolisian sebagai nama lain alias dari Kholisan Nkomo
ternyata tidak benar. Kepolisian Nigeria menyebutkan bahwa Nkomo yang adalah pengedar narkoba masih hidup di Nigeria dan tercatat sedang
mengalami masalah kriminal dengan kepolisian RI. Dengan demikian, BAP yang dibuat Okoloaja alias Nkomo dalam pikiran Penyidik tidak dapat
dibenarkan karena subjek hukum ternyata bukan satu orang melainkan dua orang, sehingga kemungkinan akan adanya rekayasa BAP akan semakin
besar. 2.
Mengingat banyak negara Eropa yang memikirkan ulang tentang hukuman mati, pihak pemohon pun mengajukan hal tersebut sebagai salah satu
pertimbang untuk meringankan vonis hukumannya. Pemohon bersihkukuh
23
kalau hukuman mati melanggar hakikat HAM yang sangat menjunjung tinggi kemanusiaan.
3. Bahwa mengenai pemidanaan Pemohon penin jauan KembaliTerpidana
oleh Majelis Hakim dijatuhi pidana mati adalah dalam lingkup kebebasan Hakim untuk menjatuhkan pidana “Judicial discreation in sentencing”
adalah berdasarkan pemikiran modern dalam ilmu kriminology yang dipengaruhi oleh ilmu Psikology dan ilmu sosial lainnya, yang menekankan
bahwa dalam menjatuhkan pidana, Hakim haruslah mempergunakan asas “individualis” sesuai dengan tindak pidana pelakunya dan ini berarti bahwa
Hakim harus membedakan Terdakwa yang satu dengan Terdakwa lainnya, kemudian menentukan pidana yang paling tepat sesuai dengan data-data
tentang fakta untuk persidangan tersebut Selanjutkan putusan hakim pada Kasus Narkoba Liong-Liong dengan
Kepolisian RI c.q Kepolisian Daerah Banjarmasin Putusan No. 417 KPid.Sus2011. Naga Sariawan Cipto Rimba alias Liong-Liong adalah seorang
wiraswasta yang bertempat tinggal di Banjarmasin. Terdakwa ditahan oleh kepolisian Banjarmasi sejak tanggal 29 Desember 2009 saat ia tertangkap tangan
memperoleh kiriman yang berisi lebih dari 5 kilogram jenis shabu-shabu dan heroin di tempatnya, di alamat Putra Jaya Motor kabupaten Banjar. Ia dituntut
telah melakukan pelanggaran terhadap Pasal 114 Ayat 2 Undang- Undang No. 35 Tahun 2009 tentang Narkotika sehingga pada tanggal 24 September 2010,
jaksa penuntut umum JPU meminta majelis hakim mengganjar hukuman penjara 20 tahun. Padu 29 September 2010, tuntutan ini dikabulkan majelis hakim
Pengadilan Negeri Banjarmasin dengan hukuman 17 tahun penjara. Putusan ini lalu dikuatkan oleh Pengadilan Tinggi PT Banjarmasin pada 13 Desember 2010.
Namun, ketika ia melakukan banding pada tingkat kasasi, Mahkamah Agung RI mengabulkan seluruh permohonan terdakwa bahkan langsung memberikan
pembebasan terhadap Liong-Liong.
24
Adapun alasan terdakwa yang menjadi pertimbangan hakim agung adalah:
1. Kiriman yang diperoleh oleh Liong-Liong diperoleh dari Jakarta tanpa nama
pengirim dan ditujukan kepada A Liong dengan alamatnya. Bahkan daftar alamat penerima juga tidak tepat.
2. Mencurigai adanya kiriman yang aneh, pihak bea cukai yang juga termasuk
staf BNN Banjarmasin langsung menghubungi sesama tim penyidik untuk melakukan penggeledahan, termasuk pembongkaran terhadap kiriman
terdakwa. Pihak penyidik kemudian menyamar sebagai petugas pengirim barang, sampai kemudian mereka menangkap Liong-Liong. Polisi diduga
telah melakukan rekayasa. Pembukaan barang kiriman adalah kecerobohan pihak penyidik.
3. Di tempat Liong-Liong maupun rumahnya, tidak ditemukan barang bukti
sejenis narkotika dan psikotropika. Bahkan setelah dilakukan pemeriksaan, Liong tidak teridentifikasi sebagai pengguna narkoba.
4. Aadanya surat perintah penyelidikan yang dilakukan beberapa hari sebelum
kasus itu terjadi. Padahal, penyelidikan dibuat jika sudah ada kasus yang terkuak.
5. Liong merasa dirinya menjadi korban rekayasa pihak kepolisian yang
berusaha mengalihkan kasus karena sudah terlanjur salah. Selain itu, ada iming-iming kenaikan pangkat, membuat polisi dan penyidik berusaha
sedemikian rupa terdakwa mengakui tindakannya.
25
PENUTUP
A. Kesimpulan