HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN PENUTUP
penasihat hukum maupun oleh petugas pemasyarakatan dan pencari keadilan yaitu terdakwa bahkan korban maupun masyarakat.
1
Hakim diberi wewenang oleh undang-undang untuk menerima, memeriksa serta
memutus suatu perkara pidana, oleh karena itu hakim dalam menangani suatu perkara harus dapat berbuat adil, sebagai seorang hakim, dalam memberikan
putusan kemungkinan dipengaruhi oleh hal yang ada pada dirinya dan sekitarnya karena pengaruh dari faktor agama, kebudayaan, pendidikan, nilai, norma, dan
sebagainya sehingga dapat dimungkinkan adanya perbedaan cara pandang sehingga mempengaruhi pertimbangan dalam memberikan putusan.
2
Segala peraturan mengenai hukum pidana sebagaimana termuat dalam KUHP pada akhirnya akan berpuncak pada pemidanaan yang dapat merenggut
kemerdekaan seseorang, harta bendanya, dan bahkan jiwanya, mengenai hukuman atau sanksi pidana diatur dalam Pasal 10 KUHP yang berbunyi sebagai berikut :
a. Pidana Pokok, terdiri atas:
1. Pidana mati;
2. Pidana penjara;
3. Kurungan;
4. Denda.
b. Pidana Tambahan, terdiri atas:
1. Pencabutan hak-hak tertentu;
2. Perampasan barang-barang tertentu;
3. Pengumuman putusan hakim.
1
Kadri Husin, Sistem Peradilan Pidana Di Indonesia, Lembaga Penelitian Universitas Lampung, Bandar Lampung, 2012, Hlm 3
2
Oemar Seno Aji, Hukum Hakim Pidana, Bumi Aksara, Jakarta, 1997, Hlm 12
Sanksi pidana merupakan suatu jenis sanksi yang bersifat nestapa yang diancamkan atau dikenakan terhadap perbuatan atau pelaku perbuatan pidana atau
tindak pidana yang dapat mengganggu atau membahayakan kepentingan hukum, serta proses jalannya pembangunan nasional. Tetapi juga menyadari sanksi pidana
bersifat ultimum remedium atau senjata pamungkas atau dalam bahasa kebijakan atau manajemen adalah jalan terakhir yang ditempuh, dari berbagai solusi atau
alternatif solusi lainnya.
3
Selain sanksi pidana sebagaimana diatur dalam Pasal 10 KUHP, juga terdapat
sistem penjatuhan hukuman lain yaitu pidana bersyarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 14a Ayat 1 KUHP yang menentukan bahwa
“apabila hakim menjatuhkan pidana paling lama satu tahun atau pidana kurungan, tidak termasuk
pidana kurungan pengganti maka dalam putusnya hakim dapat memerintahkan pula bahwa pidana tidak usah dijalani, kecuali jika dikemudian hari ada putusan
hakim yang menentukan lain, disebabkan karena si terpidana melakukan suatu tindak pidana sebelum masa percobaan yang ditentukan dalam perintah tersebut
diatas habis, atau karena si terpidana selama masa percobaan tidak memenuhi syarat khusus yang mungkin ditentukan lain dalam perintah itu”.
Pidana bersyarat adalah merupakan perintah dari hakim, bahwa pidana yang
diputuskan atau dijatuhkan tidak akan dijalani terpidana, kecuali kemudian hakim memerintahkan supaya dijalani karena terpidana:
3
E.Y Kanter dan SR. Sianturi, Asas-Asas Hukum Pidana di Indonesia dan Penerapannya, Storia Grafika, Jakarta, 2002, hlm. 29.