54
besarnya harga hasil pengukuran. Secara umum, penunjuk pencatat ini dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu Penunjuk yang
mempunyai skala, dan Penunjuk berangka sistem digital.
C. Karakteristik Kerja Alat Ukur
1. Kalibrasi
Kalibrasi mengacu kepada suatu keadaan dimana semua masukan yang dikehendaki, yang mengganggu, yang mengubah kecuali satu
masukan dipertahankan pada nilai tetap, Masukan yang dipelajari tersebut kemudian diubah-ubah sepanjang rentang nilai konstanta yang sama, yang
menyebabkan nilai keluaran berubah sepanjang rentang nilai konstanta tertentu. Prosedur yang sama diulangi secara bervariasi sesuai dengan
setiap masukan yang teliti berdasarkan minat, sehingga mengembangkan satu kumpulan hubungan masukan-keluaran statis. Jumlah data yang
sedikit dapat dihitung secara statistik untuk memeperoleh nilai spesifik dari suatu tes signifikansi. Hubungan masukan-keluaran harus disajikan dengan
grafik yang menyatakan keadaan ketika hubungan tersebut dibuat. Curve fitting yang dibuat nampaknya memegang peranan penting dalam
menggambarkan hubungan masukan-keluaran alat ukur. Metode kuadrat terkecil dari suatu curve fitting digunakan untuk tujuan ini dalam
penggunaaan yang luas. Tidak mungkin melakukan kalibrasi suatu alat ukur dengan ketepatan lebih besar dari standar kalibrasi pembanding. Suatu
aturan yang sering diikuti adalah suatu standar kalibrasi yang paling sedikit mempunyai ketepatan 10 kali alat ukur yang dikalibrasi. Jadi adalah amat
penting bahwa orang yang melakukan kalibrasi alat ukur harus yakin bahwa standar
kalibrasi mempunyai
ketepatan yang
memadai sebagai
pembanding. Pada penggunaan yang berkesinambungan, mungkin terjadi bahwa
setelah beberapa waktu alat ukur mengalami kesalahan nilai nol. Jadi bagi semua jenis alat ukur kalibrasi angka nol dan jangka waktunya perlu
dilakukan. Penting pula bagi pemakai untuk mengetahui bagaimana kalibrasi dilakukan.
55
Rantai Kalibrasi.
Kadang-kadang alat-alat ukur yang habis dipakai harus dicek kembali ketepatannya dengan membandingkannya pada alat ukur
standar. Proses seperti ini biasa disebut dengan istilah kalibrasi. Kalibrasiadalah mencocokkan harga-harga yang ada pada skala ukur
dengan harga-harga standar atau harga sebenarnya. Sebetulnya, kalibrasi ini tidak saja dilakukan pada alat-alat ukur yang sudah lama
atau habis dipakai, tetapi juga untuk alat-alat ukur yang baru dibuat. Pemeriksaan alat-alat ukur standar panjang dapat dilakukan melalui
rangkaian sebagaiberikut: Tingkat 1 : Pada tingkat ini kalibrasi untuk alat ukur kerja
dengan alatukur standar kerja. Tingkat 2 :Pada tingkatan yang kedua, kalibrasi dilakukan untuk
alatukur standar kerja terhadap alat ukur standar. Tingkat 3 :Pada tingkat yang ketiga, dilakukan kalibrasi alat
ukurstandar dengan alat ukur standar yang mempunyai tingkatanyang lebih tinggi, misalnya standar nasional.
Tingkat 4 :Pada tingkat terakhir ini, dilakukan kalibrasi standar nasionaldengan standar meter internasional.
Dengan urut-urutan kalibrasi di atas maka dapat dijamin bahwaalat-alat ukur panjang masih tetap tepat dan teliti untuk digunakan
dalambengkel kerja. Di samping itu, dengan adanya rantai kalibrasi di atas dapat dihindari terjadinya pemeriksaan langsung alat ukur
standar kerjadengan standar meter internasional.
2. Ketelitian