Struktur anatomi kayu damar

47 Panjang sel-sel trakeida kayu damar yang normal rata-rata 6750 mikron 5500-7500 mikron dan diameternya rata-rata 55 mikron 50-60 mikron, sedangkan pada kayu tekan panjang sel-sel trakeidanya rata-rata 6200 mikron 5200-6850 mikron dengan diameter rata-rata 62,5 mikron 60-65 mikron. Hal ini menunjukkan adanya perbedaan dimensi sel-sel trakeida kayu normal dibanding kayu tekan. Sel-sel parenkim kayu damar bentuknya persegi empat dan sesuai dengan fungsinya, dinding sel-sel parenkim umumnya sangat tipis. Persentase sel-sel parenkim jari-jari rata-rata hanya 6,5 dan pada dinding samping penuh dengan noktah sederhana simple pits. Komposisi jari-jari pada penampang radial umumnya homoselular atau homogenous yang artinya terdiri dari satu macam sel yaitu sel-sel rebah procumbent cells. Struktur anatomi kayu damar Agathis loranthifolia Salisb. disajikan pada Gambar 10. Keterangan : Tanda panah sebelah kiri menunjukkan pola penyebaran noktah berseling dan tanda panah sebelah kanan menunjukkan jari-jari satu seri pada penampang tangensial. Gambar 10. Penampang radial kayu damar Agathis loranthifolia Salisb. A Penampang tangensial kayu damar Agathis loranthifolia Salisb. B A B 48

B. Stuktur anatomi kayu sengon

Kayu sengon Paraserianthes falcataria L. Nielsen, digolongkan ke dalam kelompok kayu daun lebar hardwood karena secara botanis termasuk dalam klass Dicotyledonae Angiospermae dan merupakan jenis kayu yang pertumbuhannya paling cepat untuk daerah tropik Prosea 1994. Hasil observasi dalam penelitian ini menunjukkan bahwa sel-sel penyusun kayu sengon terdiri dari sel pembuluh vessel element rata-rata 19,63, sel serabut fibers cells rata-rata 59,37, sel parenkim aksial axial parenchyma rata-rata 2,43 dan sel parenkim jari-jari ray parenchyma rata-rata 18,58. Sel-sel yang menyusun kayu sengon lebih kompleks, sehingga dikelompokkan dalam kayu yang berstruktur heterogen. Sel-sel pembuluh pada penampang melintang bentuknya hampir bulat sehingga sering disebut pori-pori. Keadaan ini dipakai dasar bahwa kayu sengon di kelompokkan ke dalam kayu berpori porous wood Pori-pori pada kayu sengon sebagian soliter dan sebagian lainya bergabung ke arah radial sampai miring terdiri dari 2-3 pori. Bidang perforasinya sederhana simple perforation plate dan pada dinding samping sel pembuluhnya, penuh dengan noktah berbatas bordered pits disusun berseling alternate. Pada ujung sel pembuluh terdapat bentuk menyerupai ekor tails yang disebut ligulate extensions Panshin 1980. Sel-sel pembuluh kayu sengon mempunyai ligulate extensions hanya pada satu ujungnya yaitu pada ujung sel pembuluh bagian atas berfungsi sebagai tongue. Sedangkan pada ujung sel pembuluh bagian bawah terdapat coakan nick yang fungsinya sebagai groove. Sel pembuluh yang mempunyai diameter tangensial besar, umumnya mempunyai ligulate extensions yang pendek. Jenis-jenis kayu yang mempunyai diameter sel pembuluh berukuran kecil, umumnya ligulate extensions lebih panjang Panshin 1980. Ligulate extensions ini bila diamati pada sel pembuluh yang masih tersambung, kelihatan melekat antara sel pembuluh di bagian bawah dengan sel pembuluh di atasnya. Melihat kenyataan ini, ligulate extensions diduga mempunyai fungsi sebagai kait untuk memperkuat hubungan antar sel pembuluh. Dengan demikian lebih tepat ligulate extensions ini disebut kait hook dibanding sebagai ekor tails. 49 Ligulate extensions sel pembuluh kayu sengon yang lepas hasil proses maserasi dapat dilihat pada Gambar 11, sedangkan Gambar 12 adalah ligulate extensions yang mengkait pada sel pembuluh yang masih tersambung. Keterangan : Tanda panah atas menunjukkan tongue, sedangkan tanda panah bawah groove sel pembuluh hasil proses maserasi. Gambar 11. Sel pembuluh kayu sengon hasil proses maserasi. Keterangan : Tanda panah menunjukkan liqulate extension pada sel pembuluh yang masih tersambung. Gambar 12. Sel-sel pembuluh kayu sengon yang masih tersambang.