MUTU KOMUNIKASI DAN TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA BERDASARKAN PERBEDAAN PERILAKU SEKS ANAK RETARDASI MENTAL DI SLB LAWANG

(1)

i

MUTU KOMUNIKASI DAN TINGKAT PENGETAHUAN

ORANG TUA BERDASARKAN PERBEDAAN

PERILAKU SEKS ANAK

RETARDASI MENTAL

DI SLB LAWANG

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Sebagai Persyaratan Mencapai Derajat Sarjana Keperawatan (S.Kep) Pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakltas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang

Oleh :

RABIATUL ADAWIYAH NIM. 07060075

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2011


(2)

ii

LEMBAR PERSETUJUAN

MUTU KOMUNIKASI DAN TINGKAT PENGETAHUAN ORANG TUA BERDASARKAN PERBEDAAN PERILAKU SEKS

PADA ANAK RETARDASI MENTAL DI SLB LAWANG

SKRIPSI

Disusun Oleh :

RABIATUL ADAWIYAH

NIM. 07060075

Skripsi Telah Disetujui

12 Agustus 2011

Pembimbing I, Pembimbing II,

Drs. Ainur Rofieq, M.Kes Edi Purwanto,S.Kep.,Ns

NIP.19651001. 19900311.004 NIP.UMM. 11205080426

Mengetahui,

Ketua program Studi Ilmu Keperawatan

Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhamamadiyah Malang

Ririn Harini, S.Kep.Ns


(3)

iii

LEMBAR PENGESAHAN

MUTU KOMUNIKASI DAN TINGKAT PENGETAHUAN ORANGTUA BERDASARKAN PERBEDAAN PERILAKU SEK PADA ANAK

RETARDASI MENTAL DI SLB LAWANG

SKRIPSI

Disusun oleh : RABIATUL ADAWIYAH

NIM. 07060075 Telah diujikan

Pada Tanggal 15 Agustus 2011

Penguji I, Penguji II,

Drs. Ainur Rofieq, M.Kes Edi Purwanto,S.Kep.,Ns NIP.19651001. 19900311.004 NIP.UMM. 11205080426

Penguji III, Penguji IV,

Yoyok Bekti P, M.Kep., Sp. Kom Nur Lailatul M,S.Kep.,Ns NIP.19651001. 19900311.004 NIP.UMM. 11205010421

Mengetahui,

Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang

Tri Lestari Handayani, M. Kep, Sp. Mat NIP. UMM. 112.9311.0304


(4)

iv

SURAT PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN

Saya ang bertanda tangan di bawah ini : Nama : Rabiatul Adawiyah

Nim : 07060075

Program Studi : Program Studi Ilmu Keperawatan FIKES UMM

Judul Skripsi : Mutu Komunikasi dan Tingkat Pengetahuan Orangtua berdasarkan Perbedaan Perilaku Seks pada Anak Retardasi Mental di SLB Lawang, Malang

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa Tugas Akhir yang saya tulis ini benar-benar hasil karya saya sendiri, bukan merupakan pengambilan tulisan atau pikiran orang lain yang saya akui sebagai tulisan atau pikiran saya sendiri.

Apabila dikemudian hari dapat dibuktikan bahwa Tugas Akhir ini adalah hasil jiplakan, maka saya bersedia menerima sanksi perbuatan tersebut.

Malang, 18 Agustus 2011 Yang Membuat Pernyataan,

Rabiatul Adawiyah NIM. 07060075


(5)

v

Indah Seindah-indahnya . . .

“Dengarkanlah suara hatimu karena disanalah kamu akan mendapatkan ketenangan jiwa”

Hari takkan indah tanpa mentari dan rembulan, begitu juga hidup takkan indah tanpa tujuan, harapan serta tantangan. Meski terasa berat, namun manisnya hidup justru akan terasa, apabila semuanya terlalui dengan baik, meski harus memerlukan pengorbanan.

Kupersembahkan karya kecil ini, untuk cahaya hidup, yang

senantiasa ada saat suka maupun duka, selalu setia

mendampingi, saat kulemah tak berdaya (Ayah dan Ibu tercinta) yang selalu memanjatkan doa kepada yaya dalam setiap sujudnya. Terima kasih untuk semuanya yang telah Ayah dan Ibu berikan . . .

Adek ku satu-satunya, adek Tika .. Semoga aku bisa jadi contoh yang baik buat kamu. I Love You Forever . . .

Keluarga besar ku Mak Ne, Nenek Hosniah, Tuk Tima, Nek Jena, Cik Adink, Cik basit, Cik Sadan, Cik Hasan, Cik Kalsum, Cik Nita, Cik Iis, Cik Nong, Cik Iin, Cik Ramli, Saudara2 ku semua.. terima kasih atasdukungannya.. bahagia aku bisa jadi bagian dari keluarga ini . .

N 2763 YT (Candra FP) terima kasih atas dukungannya, pengertian dan perhatiannya sehingga aku bisa menyelesaikan tugas skripsi ini . .

Teman2 senasib dan seperjuangan GieJee (Iik, Fitri, Lisa, Yanuar, Nirmala, Eva, Orin) yang telah berjuang bersama-sama, dan memberikan semangat dikala suka maupun duka. .

Teman-teman Kosan 1053 C, makasih telah menghiburku di saat aku lagi suntuk, bosen, jenuh ngerjain skripsi . .

Mbak putri, mbak ajeng, novi makasih telah memberikan masukan dalam penyelesaian skripsi ini . .

Warga PSIK’07 yang telah bersama-sama selama 4 tahun mencari ilmu. Kalian is the best . .

Buat semua yang menjadi inspirasiku . .

Yaya Agustus, 2011


(6)

vi

KATA PENGANTAR

Dengan mengucap Puji Syukur Alhamdulillah, akhirnya saya dapat menyelesaikan tugas akhir skripsi dengan judul “Mutu Komunikasi dan Tingkat Pengetahuan Orangtua berdasarkan Perbedaan Perilaku Seks pada Anak Retardasi Mental di SLB Lawang”. Tugas Akhir Skripsi ini dibuat sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Keperawatan (S. Kep) pada Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

Bersamaan dengan ini perkenankanlah saya mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya dengan hati yang tulus kepada:

1. Ibu Tri Lestari Handayani, M. Kep, Sp. Mat selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

2. Ibu Ririn Harini, S. Kep, Ns selaku Ketua Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang.

3. Bapak Drs. Ainur Rofieq, M. Kes selaku Pembimbing 1 yang telah memberikan arahan dan masukan yang sangat berguna selama penyusunan skripsi ini.

4. Bapak Edi Purwanto, S. Kep, Ns selaku Pembimbing II yang telah memberikan arahan dan masukan yang sangat berguna selama penyusunan skripsi ini.

5. Bapak Agus selaku wali guru siswa anak retardasi mental di SLB Lawang yang telah memberikan waktu dan tenaga untuk memberikan bimbingan dan arahan selama penelitian di SLB Lawang.

6. Ayah dan Ibu tercinta yang telah memberikan semangat dan bantuan selama menempuh pendidikan dan semua keluargaku yang telah memberikan bantuan baik secara materiil maupun spiritual.

7. Semua dosen PSIK UMM yang telah mengajar, mendidik dan membimbing selama masa belajar.

8. Teman-teman PSIK khususnya angkatan 2007.

9. Semua pihak yang telah membantu penyelesaian skripsi ini yang tidak bisa disebutkan satu persatu.


(7)

vii

Penulis menyadari bahwa penyusunan tugas akhir skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis membuka diri untuk segala saran dan kritik yang bersifat membangun. Akhirnya, penulis berharap semoga tugas akhir skripsi ini bermanfaat bagi masyarakat dan dunia kesehatan khususnya bidang keperawatan dan kesehatan masyarakat.

Wassalamualikum Wr. Wb

Malang, 18 Agustus 2011


(8)

viii

INTISARI

Mutu Komunikasi dan Tingkat Pengetahuan Orangtua berdasarkan Perbedaan Perilaku Seks pada Anak Retardasi mental di SLB Lawang

Rabiatul Adawiyah1, Ainur Rofieq2, Edi Purwanto3

Latar belakang : perilaku seksual remaja retardasi mental adalah normal sama seperti remaja normal yang lainnya, tetapi perilaku seksual mereka mencerminkan ketidakmatangan perkembangan sosial dan emosional mereka. Hal tersebut dikarenakan ketidaktahuan mereka yang disebabkan karena ketidakmampuan mereka untuk berkomunikasi dengan efektif serta membentuk hubungan timbal balik dengan orang lain dan juga dikarenakan kurangnya pengetahuan tentang seksualitas.

Metode: Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah desain penelitian deskriptif analitik. Sampel dalam penelitian ini berjumlah 20 responden yang terdiri dari 20 anak retardasi mental dan 20 orangtua dari anak retardasi mental. Dengan variabel independent mutu komunikasi dan tingkat pengetahuan orangtua. Analisa data yang di gunakan yaitu dengan uji T dengan taraf signifikan 0,05 dan uji produck moment dengan taraf signifikan 0,05.

Hasil: dari uji t didapatkan hasil P<0,05, maka H0 ditolak. Dari uji produck moment didapatkan hasil p<0,05, maka H0 ditolak.

Kesimpulan: Mutu Komunikasi dan Tingkat Pengetahuan Orangtua berbeda secara signifikan berdasarkan perbedaan perilaku Seks pada Anak Retrdasi mental di SLB Lawang dan terdapat hubungan antara Mutu Komunikasi dan Tingkat Pengetahuan orangtua terhadap Perilaku Seks pada Anak Retardasi Mental di SLB Lawang.

Kata Kunci: Mutu Komunikasi, Tingkat Pengetahuan, Perilaku Seks, Anak Retardasi Mental


(9)

ix

ABSTRACT

Quality of Communication and Parent's Knowledge Level Based on Differences Sexual Children's Behavior Mental Retardation in SLB Lawang

Rabiatul Adawiyah1, Ainur Rofieq2, Edi Purwanto3

Background: Mental retardation's sexual adolescent behavior is normal like any other normal teenager, but their sexual behavior reflects the immaturity of their social and emotional development. That is because their ignorance caused their inability to communicate effectively and establish reciprocal relationships with others and also due to lack of knowledge about sexuality.

Method: Design used in this research is analytical descriptive research design. The sample in this study 20 respondents consisted of 20 mentally retarded children and 20 parents of mentally retarded children. Independent variable of this study is quality of communication and level of knowledge parents. Analysis of data used T test with significant level of 0.05 and test produck moment with significant level 0.05.

Result: Result of the t test p <0.05, H0 is rejected, and result of produck moment test p <0.05, H0 is rejected.

Conclusion: quality of communication and parent's knowledge level is different significantly based on differences sexual children's behavior mental retardation in SLB Lawang and there is a relationship between communication quality and level of parent knowledge to sexual behavior in children mental retardation in SLB Lawang.

Keywords: Quality of Communication, Level of Knowledge, Sex Behavior, Children's Mental Retardation


(10)

x

DAFTAR ISI

Halaman Judul ... i

Lembar Persetujuan ... ii

Lembar Pengesahan ... iii

Surat Pernyataan keaslian tulisan ... iv

Persembahan ... v

Kata Pengantar ... vi

Intisari ... viii

Abstrack ... ix

Daftar isi ... x

Daftar tabel ... xiv

Daftar gambar ... xv

Daftar diagram ... xvi

Daftar lampiran ... xvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang ... 1

1.2 Rumusan Masalah ... 6

1.3 Tujuan Penelitian ... 6

1.3.1 Tujuan Umum ... 6

1.3.2 Tujuan Khusus ... 6

1.4 Manfaat Penelitian ... 6

1.4.1 Bagi peneliti ... 6

1.4.2 Bagi Institusi Pendidikan ... 7

1.4.3 Bagi Lembaga yang diteliti ... 7

1.5 Definisi Istilah ... 7

1.6 Batasan Penelitian ... 8

1.7 Keaslian Penelitian ... 8

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ... 11

2.1 Retardasi Mental ... 11

2.1.1 Pengertian ... 11


(11)

xi

2.1.3 Tingkat Retardasi Mental ... 13

2.1.4 Karakteristik Anak Retardasi Mental ... 19

2.2 Konsep pengetahuan ... 20

2.2.1 Pengertian ... 20

2.2.2 Tingkat pengetahuan ... 21

2.2.3 Faktor yang mempengaruhi tingkat pengetahuan ... 23

2.3 Komunikasi ... 24

2.3.1 Pengertian komunikasi ... 24

2.3.2 Tujuan Komunikasi ... 24

2.3.3 Elemen-elemen Komunikasi ... 25

2.3.4 Komunikasi orangtua dan anak ... 27

2.3.5 Hal-hal yang Menentukan Keberhasilan Komunikasi Orangtua-Anak ... 28

2.4 Seksualitas ... 28

2.4.1 Pengertian ... 28

2.4.2 Perkembangan Seksual Remaja ... 29

2.4.3 Orientasi Seksual ... 29

2.4.4 Ekspresi Seksual ... 30

2.5 Perilaku Seks... 31

2.5.1 Pengertian ... 31

2.5.2 Perkembangan Perilaku Seksual ... 32

2.5.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku seksual ... 34

2.5.4 Bentuk-bentuk perilaku seksual ... 36

2.6 Konsep Remaja ... 36

2.6.1 Pengertian ... 36

2.6.2 Tugas-tugas perkembangan remaja ... 37

2.7 Orangtua ... 38

2.7.1 Pengertian ... 38

2.7.2 Keterbukaan orangtua dan anak ... 39

2.8 Konsep SLB (Sekolah Luar Biasa) ... 39

2.8.1 Ciri-ciri pembelajaran di SLB ... 40

2.8.2 Prinsip-prinsip pembelajaran SLB ... 41


(12)

xii

2.10Hubungan pengetahuan seksualitas dengan perilaku seks ... 42

BAB III KERANGKA KONSEPTUAL DAN HIPOTESISI PENELITIAN 3.1 Kerangka Konsep ... 46

3.2 Hipotesis ... 47

BAB IV METODE PENELITIAN ... 48

4.1 Desain Penelitian ... 48

4.2 Populasi, Sampel, dan Tekhnik Sampling ... 48

4.3 Variabel Penelitian ... 49

4.4 Definisi Operasional ... 49

4.5 Tempat dan Waktu Penelitian ... 52

4.6 Intrumen Penelitian ... 52

4.7 Prosedur Pengumpulan Data ... 53

4.8 Teknik Analisis Data ... 54

4.8.1 Analisis Statistik Deskriptif ... 54

4.8.2 Analisis Uji t ... 55

4.8.3 Analisis Korelasi Produck Moment ... 57

4.9 Pengujian validitas instrument ... 57

4.10Etika Penelitian ... 59

BAB V HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA ... 61

5.1 Hasil Penelitian ... 61

5.2 Hasil Analisa Data ... 63

5.2.1 Hasil Analisa dengan Statistik Deskriptif ... 63

5.2.2 Hasil Analisis dengan Uji t ... 64

5.2.3 Hasil Analisis dengan Uji Produk Moment ... 67

5.3 Hasil Uji Instrument ... 67

BAB VI PEMBAHASAN ... 69

6.1 Perbedaan Mutu Komunikasi Orangtua Berdasarkan Ketegori Perilaku Seks Pada AnakRetardasi Mental ... 69


(13)

xiii

6.2 Perbedaan Tingkat Pengetahuan Orangtua Berdasarkan Kategori Perilaku

Seks Pada Anak Retardasi Mental ... 71

6.3 Hubungan Mutu Komunikasi dengan Tingkat Pengetahuan Orangtua terkait Perilaku Seks Anak Retardasi Mental ... 73

6.4 Keterbatasan Penelitian ... 74

6.5 Implikasi untuk Keperawatan... 75

BAB VII KESIMPULAN DAN SARAN ... 76

7.1 Kesimpulan ... 76

7.2 Saran ... 76

Daftar Pustaka ... 78

Lampiran ... 81


(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Tabel 4.1: Definisi operasional variabel ... 49

Tabel 5.1: Nilai pengukuran data induk variabel bebas ... 62

Tabel 5.2: Nilai pengukuran data induk variabel terikat ... 62

Tabel 5.3: Hasil ringkas komputasi One-Sample Kolmogrov Smirnov Test ... 64

Tabel 5.4: Hasil uji homogenitas perilaku seks berdasarakan mutu komunikasi dan tingkat pengetahuan ... 65

Tabel 5.5 Hasil uji t perilaku seks berdasarkan mutu komunikasi dan tingkat pengetahuan ... 66


(15)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1: Skema hubungan pengetahuan dengan perilaku seksual ... 44 Gambar 3.1: Kerangka konseptual ... 46


(16)

xvi

DAFTRAR DIAGRAM

Diagrm Batang 5.1: Perilaku seks anak retardasi mental ... 63 Diagrm Batang 6.1: Mutu komunikasi orangtua berdasarkan perilaku seks anak

retardasi mental ... 69 Diagrm Batang 6.2: Tingkat pengetahuan orangtua berdasarkan perilaku seks anak


(17)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 : Permohonan izin penelitian ... 82

Lampiran 2 : Lembar permohonan inform consent ... 83

Lampiran 3 : Kuisioner mutu komunikasi ... 84

Lampiran 4 : Kuisioner tingkat pengetahuan ... 88

Lampiran 5 : Kuisioner perilaku seksual ... 90

Lampiran 6 : Analisis validitas dan reliabilitas ... 92

Lampiran 7 : Data induk penelitian ... 95

Lampiran 8 : Uji homogenitas ... 98

Lampiran 9 : Uji t ... 101

Lampiran 10: Lembar bimbingan skripsi ... 106


(18)

1

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Anak adalah anugerah yang diimpikan oleh orangtua dan semua orangtua

mendambakan anak lahir normal sehat wal’afiat secara sehat lahir dan batin.

Tetapi belakangan ini banyak sekali anak yang lahir secara tidak normal. Salah satu contohnya yaitu keterbelakangan mental (retardasi mental). Anak-anak yang mengalami keterbelakangan mental harus mempunyai perhatian yang khusus, motivasi dari orang tua dan harus mendapatkan pendidikan di tempat yang khusus pula (Nelson, 2002). Di Indonesia jumlah cacat mental cukup tinggi yaitu mencapai 6,6 juta orang atau 3% dari jumlah penduduk sekitar 220 juta jiwa.

Keluarga mempunyai peranan penting dalam perkembangan fisik dan mental anak karena dengan orangtua anak pertama kali berinteraksi (Soetjiningsih, 1998). Tingkat pengetahuan orang tua pada anak retardasi mental akan mempengaruhi keadaan anak. Tingkat pendidikan yang rendah berdampak pada kurangnya pengetahuan tentang kebutuhan-kebutuhan anak dan cara didik dari anak retardasi mental. Sehingga rasa kasih sayang dan perhatian orangtua terhadap anak retardasi mental juga berkurang. Oleh karena itu, semakin rendah tingkat pengetahuan orangtua semakin buruk dampaknya bagi anak retardasi mental. Sebaliknya semakin baik tingkat pengetahuan orangtua maka semakin baik dampaknya bagi perkembangan anak retardasi mental (Wahidin R, 2006).

Perkembangan tentang seksualitas pada remaja banyak dibahas dan menjadi sorotan masyarakat sekarang ini, namun masih terbatasnya pembahasan


(19)

2

tentang seksualitas pada anak berkebutuhan khusus atau pada remaja keterbelakangan mental. Menurut Schwier dan Hingsburger (2000), seksualitas merupakan integrasi dari perasaan, kebutuhan dan hasrat yang membentuk kepribadian unik seseorang, mengungkap kecenderungan seseorang untuk menjadi pria atau wanita, dan seksualitas dibatasi sebagai pikiran. perasaan, sikap dan

perilaku seseorang terhadap dirinya (

http://www.pdfwindows.com/pdf/jurnal-seksualitas-remaja-autis/ diakses tanggal 19 Maret 2011 jam 19:05 WIB).

Kasus mengenai perilaku seksual pada remaja dari waktu ke waktu

semakin mengkhawatirkan. Sementara di masyarakat terjadi pergeseran nilai–nilai

moral yang semakin jauh sehingga masalah tersebut sepertinya sudah menjadi hal biasa, padahal penyimpangan perilaku seksual merupakan sesuatu yang harus dihindari oleh setiap individu. Salah satu contoh mengenai penyimpangan perilaku remaja, khususnya perilaku seksualnya yaitu sebuah penelitian yang dilakukan oleh Centra Mitra Remaja (CMR) Medan, Sumatra Utara, diperoleh ada lima tahapan yang sering dilakukan oleh remaja yaitu: dating, kissing, necking, petting dan coitus. Diperoleh data bahwa hampir 10 % remaja sudah pernah melakukan hubungan seks. Penelitian PKBI DI Yogyakarta selama tahun 2001 menunjukkan data angka sebesar 722 kasus kehamilan tidak diinginkan pada remaja. Menurut Fakta HAM 2002 data PKBI Pusat menunjukkan 2,3 juta kasus aborsi setiap tahun dimana 15 % diantaranya dilakukan oleh remaja (belum menikah). Faktor penyebab dari perilaku tersebut antara lain yaitu: semakin panjangnya usia remaja, informasi tentang seks yang terbatas, melemahnya nilai-nilai keyakinan serta lemahnya hubungan dengan orang tua (Yuwono, 2001).

Pendidikan seksual idealnya diberikan pertama kali oleh orang tua di rumah, mengingat yang paling tahu keadaan anak adalah orang tuanya sendiri.


(20)

3

Tetapi sayangnya di Indonesia tidak semua orang tua mau terbuka terhadap anak di dalam membicarakan permasalahan seksual. Selain itu tingkat sosial ekonomi maupun tingkat pendidikan yang heterogen di Indonesia menyebabkan ada orang tua yang mau dan mampu memberikan penerangan tentang seks tetapi lebih banyak yang tidak mampu dan tidak memahami permasalahan tersebut. Dalam hal

ini maka sebenarnya peran dunia pendidikan sangatlah besar

(http://www.pdfwindows.com/pdf/jurnal-seksualitas-remaja-autis/ diakses

tanggal 19 Maret 2011 jam 19:05 WIB).

Hasrat seks merupakan suatu hal yang alamiah. Masa puber yang terjadi pada anak berkebutuhan khusus terkadang datang lebih awal dari anak normal, tapi bisa juga datang lebih lama atau mengalami keterlambatan. Dalam hal ini anak akan mengalami perubahan hormonal dan juga perubahan fisik berbeda pada anak laki-laki dan perempuan (Nasar, 2005).

Perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didororng oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenis maupun sesama jenis (Wirawan, 2001). Era globalisasi ini dapat membawa dampak negatif bagi remaja, membawa perubahan pada perilaku seksual pada kaum remaja dan makin maraknya kasus-kasus yang berhubungan dengan perilaku menyimpang seksual pada remaja. Salah satu faktor penyebab terjadinya penyimpangan perilaku seks adalah minimnya pemahaman tentang pendidikan seks di kalangan remaja, khususnya remaja retardasi mental.

Kurangnya pemahaman ini disebabkan oleh berbagai faktor, antara lain adat istiadat, budaya, agama dan kurangnya informasi dari sumber yang benar, sehingga banyak remaja yang mencari informasi dengan cara yang salah. Pendidikan seksualitas yang hingga saat ini masih dianggap tabu membuat


(21)

4

remaja ini. Padahal sebenarnya pendidikan seksualitas sangat penting untuk di ajarkan kepada pelajar SMP, SMA maupun mahasiswa, dilihat makin berubahnya perilaku seksual remaja dari tahun ke tahun (Saputri, 2007)

Menurut Nasar (2005), perilaku seksual remaja retardasi mental adalah normal sama seperti remaja normal yang lainnya, tetapi perilaku seksual mereka mencerminkan ketidakmatangan perkembangan sosial dan emosional mereka. Hal tersebut dikarenakan perilaku seksual yang dilakukan remaja retardasi mental dilakukan diluar kesadaran mereka dan terjadi karena ketidaktahuan mereka yang disebabkan karena ketidakmampuan mereka untuk berkomunikasi dengan efektif serta membentuk hubungan timbal balik dengan orang lain dan juga dikarenakan kurangnya pengetahuan tentang seksualitas sehingga mereka tidak menyadari bahwa perilaku seksual yang mereka lakukan merupakan hal yang tidak pantas karena dilakukan didepan umum tanpa memperdulikan lingkungan disekitar mereka. Oleh karena itu komunikasi yang efektif antara orangtua dengan anak sangat penting untuk membentuk hubungan timbal balik.

Pengetahuan tentang masalah seks yang diberikan secara optimal, maka diperlukan komunikasi yang efektif antara orangtua dan anak, menurut Rakhmad (1991) komunikasi orangtua dengan anak dikatakan efektif bila kedua belah pihak saling dekat, saling menyukai dan komunikasi diantara keduanya merupakan hal yang menyenangkan dan adanya keterbukaan sehinggan tumbuh sikap saling percaya. Komunikasi yang efektif dilandasi adanya kepercayaan, keterbukaan dan dukungan yang positif pada anak, agar anak dapat menerima dengan baik apa yang disampaikan oleh orangtua. Magdalena (2000) juga mengemukakan bahwa komunikasi yang menguntungkan kedua belah pihak, dalam hal ini yaitu antara


(22)

5

orangtua dengan anak ialah komunikasi yang timbal balik, ada keterbukan, spontan, dan ada feedback dari kedua belah pihak.

Mutu komunikasi dalam sistem keluarga mempunyai suatu pengaruh besar terhadap anggota individu. Selain itu komunikasi yang jelas dan fungsional dikalangan anggota keluarga merupakan sarana yang penting, yang mana melalui sarana ini perasaan penting menyangkut makna diri berkembang dan menjadi terinternalisasi. Sebaliknya komunikasi-komunikasi yang tidak jelas diyakini sebagai sebuah penyebab utama berfungsinya keluarga yang memprihatinkan (Friedman, 1998).

Sekolah Luar Biasa Lawang adalah salah satu Sekolah Luar Biasa Lawang di wilayah Kecamatan Lawang Kabupaten Malang yang jumlah keseluruhan siswa siswinya mulai dari TK sampai SMA ada 123 siswa dimana TKLB terdiri dari 22 siswa, SDLB terdiri dari 39 siswa, SMPLB terdiri dari 28 siswa, dan SMALB terdiri dari 30 siswa. Dalam wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 4 Oktober 2010, kepada salah satu guru yang ada di Sekolah Luar Biasa Lawang, remaja di Sekolah Luar Biasa kurangnya pendidikan seksualitas yang dicurigai merupakan dampak dari kurangnya pengetahuan dan belum optimalnya pelaksanaan pendidikan seks. Sehingga mereka sudah mempunyai keinginan untuk menjalin hubungan khusus dengan lawan jenisnya. Serta ketidakmampuan remaja dalam berkomunikasi yang efektif. Tidak adanya keterbukaan yaitu remaja tidak dapat menerima dengan baik apa yang disampaikan oleh orangtua.

Berdasarkan data uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai mutu komunikasi dan tingkat pengetahuan orangtua berdasarkan perbedaan perilaku seks remaja retardasi mental di SLB Lawang.


(23)

6

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian diatas maka dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana perbedaan mutu komunikasi orangtua berdasarkan kategori

perilaku seks anak retardasi mental?

2. Bagaimana perbedaan tingkat pengetahuan orangtua berdasarkan kategori

perilaku seks anak retardasi mental?

3. Bagaimana hubungan mutu komunikasi dengan tingkat pengetahuan orangtua

terkait perilaku seks anak retardasi mental?

1.3. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan mutu komunikasi dan tingkat pengetahuan orangtua terhadap perilaku seks pada anak retardasi mental di SLB Lawang.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui perbedaan antara mutu komunikasi berdasarkan kategori

perilaku seks remaja retardasi mental

b. Mengetahui perbedaan antara tingkat pengetahuan orangtua berdasarkan

kategori perilaku seks remaja retardasi mental

1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi peneliti

a. Dapat mengetahui mutu komunikasi dan tingkat pengetahuan orangtua


(24)

7

menambah wawasan mengenai fenomena dan kejadian yang ada pada remaja retardasi mental

b. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan tinggi S1

Keperawatan

2. Bagi Institusi Pendidikan

a. Memberikan informasi tentang mutu komunikasi dan tingkat pengetahuan

orangtua berdasarkan perbedaan perilaku seks pada anak retardasi mental

b. Sebagai data pendahuluan yang mungkin dapat digunakan sebagai data

untuk penelitian berikutnya.

3. Bagi Lembaga yang diteliti

Bahan bacaan untuk lebih meningkatkan pendidikan seks pada remaja retardasi mental.

1.5 Definisi Istilah

1. Mutu Komunikasi

Mutu Komunikasi adalah proses berbagai makna melalui perilaku

verbal dan nonverbal. Segala perilaku dapat disebut komunikasi jika melibatkan dua orang atau lebih (Deddy Mulyana, 2004).

2. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan adalah sejumlah fakta dan teori yang memungkinkan seseorang untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapinya baik diperoleh dari pengalaman langsung maupun pengalaman orang lain (Notoadmodjo, 2002).


(25)

8

Tingkat pengetahuan terdiri dari enam tingkatan, yaitu: Tahu (Know), Memahami (Comprehension), Aplikasi (Aplication), Analisis (Analysis), Sintesis (Syenthesis), Evaluasi (Evaluation) (Notoadmodjo, 2002).

3. Kategori Perilaku Seks

Perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenisnya maupun sesama jenis (wirawan, 2001).

Kategori perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang di didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenisnya maupun sesama jenis berdasarkan kategori pernah dan tidak pernah.

4. Anak Retardasi Mental

Retardasi mental adalah suatu gangguan yang heterogen yang terdiri

dari fungsi intelektual yang di bawah rata-rata dan gangguan dalam keterampilan adaptif yang ditemukan sebelum orang berusia 18 tahun (Semium, 2006).

1.6 Batasan Penelitian

Batasan-batasan dalam penelitian ini, yaitu:

a. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Luar Biasa Lawang Malang.

b. Penelitian ini mengidentifikasi mutu komunikasi dan tingkat pengetahuan

orangtua pada anak retardasi mental yang bersekolah di Sekolah Menengah Pertama SLB Lawang.

1.7 Keaslian Penelitian

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Herman Hidayat (2002), didapatkan hasil bahwa tingkat pengetahuan perilaku seksual berpengaruh terhadap perilaku seksual remaja. Variabel yang digunakan dalam penelitian tersebut yaitu tingkat pengetahuan perilaku seksual sebagai variabel independent dan perilaku seksual


(26)

9

sebagai variabel dependent. Penelitian tersebut dilaksanakan di SMUN 1 Torjun Kec. Torjun Kab. Sampang Madura pada tahun 2002 dengan menggunakan analisa data: uji korelasi product moment.

Perbedaan antara penelitian Herman Hidayat (2002) dengan penelitian ini adalah variabel yang digunakan, analisa data, tempat dan waktu penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah mutu komunikasi dan tingkat pengetahuan orangtua sebagai variabel independent dan perilaku seksual anak retardasi mental sebagai variabel dependent. Tempat dan waktu penelitian adalah di SLB Lawang Malang pada bulan Juni 2011. Analisa data yang digunakan yaitu uji T.

Persamaan antara penelitian Herman Hidayat (2002) dengan penelitian ini yaitu terletak pada variabel dependent yaitu perilaku seksual serta metode yang digunakan yaitu deskriptif korelasi.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Yani Setiyowati (2010), didapatkan hasil bahwa pola atau kualitas komunikasi orang tua berpengaruh terhadap kenakalan remaja. Variabel yang digunakan dalam penelitian tersebut yaitu kualitas komunikasi sebagai variabel independent dan kenakalan remaja sebagai variabel dependent. Penelitian tersebut dilaksanakan di SMAN 1 Pandaan siswa kelas II pada tahun 2010 dengan menggunakan analisa data: Chi Square.

Perbedaan antara penelitian Yani Setiyowati (2010) dengan penelitian ini adalah variabel yang digunakan, analisa data, tempat dan waktu penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah mutu komunikasi dan tingkat pengetahuan orangtua sebagai variabel independent dan perilaku seksual anak retardasi mental sebagai variabel dependent. Tempat dan waktu penelitian adalah di SLB Lawang Malang pada bulan Juni 2011. Analisa data yang digunakan yaitu uji T.


(27)

10

Persamaan antara penelitian Yani Setiyowati (2010) dengan penelitian ini yaitu terletak pada variabel independent yaitu kualitas komunikasi serta metode yang digunakan yaitu deskriptif korelasi.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Endarto dan Purnomo (2006), didapatkan hasil bahwa tingkat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi berpengaruh terhadap perilaku seksual. Variabel yang digunakan dalam penelitian tersebut yaitu tingkat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi sebagai variabel independent dan perilaku seksual sebagai variabel dependent. Penelitian tersebut dilaksanakan di Yogyakarta pada tahun 2006 dengan menggunakan analisa data uji regresi.

Perbedaaan antara penelitian Endarto dan Purwono (2006) dengan penelitian ini adalah variabel yang digunakan, analisa data, tempat dan waktu penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah mutu komunikasi dan tingkat pengetahuan orangtua sebagai variabel independent dan perilaku seksual anak retardasi mental sebagai variabel dependent. Tempat dan waktu penelitian adalah di SLB Lawang Malang pada bulan Juni 2011. Analisa data yang digunakan yaitu uji T.

Persamaan antara penelitian Endarto dan Purwono (2006) dengan penelitian ini yaitu terletak pada variabel dependent yaitu perilaku seksual.


(1)

orangtua dengan anak ialah komunikasi yang timbal balik, ada keterbukan, spontan, dan ada feedback dari kedua belah pihak.

Mutu komunikasi dalam sistem keluarga mempunyai suatu pengaruh besar terhadap anggota individu. Selain itu komunikasi yang jelas dan fungsional dikalangan anggota keluarga merupakan sarana yang penting, yang mana melalui sarana ini perasaan penting menyangkut makna diri berkembang dan menjadi terinternalisasi. Sebaliknya komunikasi-komunikasi yang tidak jelas diyakini sebagai sebuah penyebab utama berfungsinya keluarga yang memprihatinkan (Friedman, 1998).

Sekolah Luar Biasa Lawang adalah salah satu Sekolah Luar Biasa Lawang di wilayah Kecamatan Lawang Kabupaten Malang yang jumlah keseluruhan siswa siswinya mulai dari TK sampai SMA ada 123 siswa dimana TKLB terdiri dari 22 siswa, SDLB terdiri dari 39 siswa, SMPLB terdiri dari 28 siswa, dan SMALB terdiri dari 30 siswa. Dalam wawancara yang dilakukan oleh peneliti pada tanggal 4 Oktober 2010, kepada salah satu guru yang ada di Sekolah Luar Biasa Lawang, remaja di Sekolah Luar Biasa kurangnya pendidikan seksualitas yang dicurigai merupakan dampak dari kurangnya pengetahuan dan belum optimalnya pelaksanaan pendidikan seks. Sehingga mereka sudah mempunyai keinginan untuk menjalin hubungan khusus dengan lawan jenisnya. Serta ketidakmampuan remaja dalam berkomunikasi yang efektif. Tidak adanya keterbukaan yaitu remaja tidak dapat menerima dengan baik apa yang disampaikan oleh orangtua.

Berdasarkan data uraian di atas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian mengenai mutu komunikasi dan tingkat pengetahuan orangtua berdasarkan perbedaan perilaku seks remaja retardasi mental di SLB Lawang.


(2)

1.2 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang penelitian diatas maka dirumuskan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimana perbedaan mutu komunikasi orangtua berdasarkan kategori perilaku seks anak retardasi mental?

2. Bagaimana perbedaan tingkat pengetahuan orangtua berdasarkan kategori perilaku seks anak retardasi mental?

3. Bagaimana hubungan mutu komunikasi dengan tingkat pengetahuan orangtua terkait perilaku seks anak retardasi mental?

1.3. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Mengetahui hubungan mutu komunikasi dan tingkat pengetahuan orangtua terhadap perilaku seks pada anak retardasi mental di SLB Lawang.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui perbedaan antara mutu komunikasi berdasarkan kategori perilaku seks remaja retardasi mental

b. Mengetahui perbedaan antara tingkat pengetahuan orangtua berdasarkan kategori perilaku seks remaja retardasi mental

1.4 Manfaat Penelitian 1. Bagi peneliti

a. Dapat mengetahui mutu komunikasi dan tingkat pengetahuan orangtua berdasarkan perbedaan perilaku seks pada anak retardasi mental, sehingga


(3)

menambah wawasan mengenai fenomena dan kejadian yang ada pada remaja retardasi mental

b. Sebagai salah satu syarat untuk menyelesaikan pendidikan tinggi S1 Keperawatan

2. Bagi Institusi Pendidikan

a. Memberikan informasi tentang mutu komunikasi dan tingkat pengetahuan orangtua berdasarkan perbedaan perilaku seks pada anak retardasi mental b. Sebagai data pendahuluan yang mungkin dapat digunakan sebagai data

untuk penelitian berikutnya. 3. Bagi Lembaga yang diteliti

Bahan bacaan untuk lebih meningkatkan pendidikan seks pada remaja retardasi mental.

1.5 Definisi Istilah 1. Mutu Komunikasi

Mutu Komunikasi adalah proses berbagai makna melalui perilaku verbal dan nonverbal. Segala perilaku dapat disebut komunikasi jika melibatkan dua orang atau lebih (Deddy Mulyana, 2004).

2. Tingkat Pengetahuan

Pengetahuan adalah sejumlah fakta dan teori yang memungkinkan seseorang untuk dapat memecahkan masalah yang dihadapinya baik diperoleh dari pengalaman langsung maupun pengalaman orang lain (Notoadmodjo, 2002).


(4)

Tingkat pengetahuan terdiri dari enam tingkatan, yaitu: Tahu (Know), Memahami (Comprehension), Aplikasi (Aplication), Analisis (Analysis), Sintesis (Syenthesis), Evaluasi (Evaluation) (Notoadmodjo, 2002).

3. Kategori Perilaku Seks

Perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenisnya maupun sesama jenis (wirawan, 2001).

Kategori perilaku seksual adalah segala tingkah laku yang di didorong oleh hasrat seksual, baik dengan lawan jenisnya maupun sesama jenis berdasarkan kategori pernah dan tidak pernah.

4. Anak Retardasi Mental

Retardasi mental adalah suatu gangguan yang heterogen yang terdiri dari fungsi intelektual yang di bawah rata-rata dan gangguan dalam keterampilan adaptif yang ditemukan sebelum orang berusia 18 tahun (Semium, 2006).

1.6 Batasan Penelitian

Batasan-batasan dalam penelitian ini, yaitu:

a. Penelitian ini dilakukan di Sekolah Luar Biasa Lawang Malang.

b. Penelitian ini mengidentifikasi mutu komunikasi dan tingkat pengetahuan orangtua pada anak retardasi mental yang bersekolah di Sekolah Menengah Pertama SLB Lawang.

1.7 Keaslian Penelitian

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Herman Hidayat (2002), didapatkan hasil bahwa tingkat pengetahuan perilaku seksual berpengaruh terhadap perilaku seksual remaja. Variabel yang digunakan dalam penelitian tersebut yaitu tingkat


(5)

sebagai variabel dependent. Penelitian tersebut dilaksanakan di SMUN 1 Torjun Kec. Torjun Kab. Sampang Madura pada tahun 2002 dengan menggunakan analisa data: uji korelasi product moment.

Perbedaan antara penelitian Herman Hidayat (2002) dengan penelitian ini adalah variabel yang digunakan, analisa data, tempat dan waktu penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah mutu komunikasi dan tingkat pengetahuan orangtua sebagai variabel independent dan perilaku seksual anak retardasi mental sebagai variabel dependent. Tempat dan waktu penelitian adalah di SLB Lawang Malang pada bulan Juni 2011. Analisa data yang digunakan yaitu uji T.

Persamaan antara penelitian Herman Hidayat (2002) dengan penelitian ini yaitu terletak pada variabel dependent yaitu perilaku seksual serta metode yang digunakan yaitu deskriptif korelasi.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Yani Setiyowati (2010), didapatkan hasil bahwa pola atau kualitas komunikasi orang tua berpengaruh terhadap kenakalan remaja. Variabel yang digunakan dalam penelitian tersebut yaitu kualitas komunikasi sebagai variabel independent dan kenakalan remaja sebagai variabel dependent. Penelitian tersebut dilaksanakan di SMAN 1 Pandaan siswa kelas II pada tahun 2010 dengan menggunakan analisa data: Chi Square.

Perbedaan antara penelitian Yani Setiyowati (2010) dengan penelitian ini adalah variabel yang digunakan, analisa data, tempat dan waktu penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah mutu komunikasi dan tingkat pengetahuan orangtua sebagai variabel independent dan perilaku seksual anak retardasi mental sebagai variabel dependent. Tempat dan waktu penelitian adalah di SLB Lawang Malang pada bulan Juni 2011. Analisa data yang digunakan yaitu uji T.


(6)

Persamaan antara penelitian Yani Setiyowati (2010) dengan penelitian ini yaitu terletak pada variabel independent yaitu kualitas komunikasi serta metode yang digunakan yaitu deskriptif korelasi.

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Endarto dan Purnomo (2006), didapatkan hasil bahwa tingkat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi berpengaruh terhadap perilaku seksual. Variabel yang digunakan dalam penelitian tersebut yaitu tingkat pengetahuan tentang kesehatan reproduksi sebagai variabel independent dan perilaku seksual sebagai variabel dependent. Penelitian tersebut dilaksanakan di Yogyakarta pada tahun 2006 dengan menggunakan analisa data uji regresi.

Perbedaaan antara penelitian Endarto dan Purwono (2006) dengan penelitian ini adalah variabel yang digunakan, analisa data, tempat dan waktu penelitian. Variabel dalam penelitian ini adalah mutu komunikasi dan tingkat pengetahuan orangtua sebagai variabel independent dan perilaku seksual anak retardasi mental sebagai variabel dependent. Tempat dan waktu penelitian adalah di SLB Lawang Malang pada bulan Juni 2011. Analisa data yang digunakan yaitu uji T.

Persamaan antara penelitian Endarto dan Purwono (2006) dengan penelitian ini yaitu terletak pada variabel dependent yaitu perilaku seksual.


Dokumen yang terkait

Gambaran Tingkat Kecemasan Orang Tua Dalam Menghadapi Masalah Perilaku Sosial Anak Retardasi Mental di YPAC Medan

13 136 103

GAMBARAN PENGALAMAN ORANG TUA DALAM MEMANDIRIKAN ANAK RETARDASI MENTAL DI SLB N Gambaran Pengalaman Orang Tua Dalam Memandirikan Anak Retardasi Mental Di SLB N Surakarta.

0 2 15

PENDAHULUAN Gambaran Pengalaman Orang Tua Dalam Memandirikan Anak Retardasi Mental Di SLB N Surakarta.

0 1 7

GAMBARAN PENGALAMAN ORANG TUA DALAM MEMANDIRIKAN ANAK RETARDASI MENTAL DI SLB N Gambaran Pengalaman Orang Tua Dalam Memandirikan Anak Retardasi Mental Di SLB N Surakarta.

0 1 26

HUBUNGAN ANTARA TINGKAT PENDIDIKAN ORANG TUA DENGAN TINGKAT KEMANDIRIAN ANAK RETARDASI Hubungan Antara Tingkat Pendidikan Orang Tua Dengan Tingkat Kemandirian Anak Retardasi Mental Dalam Personal Hygiene Di SDIT Negeri Colomadu.

0 1 17

Gambaran Pengetahuan, Sikap, dan Perilaku Orang Tua Terhadap Pengasuhan Dari Anak Penyandang Retardasi Mental Di SLB-C Kota Bandung.

0 0 21

PERBEDAAN TINGKAT STRES PENGASUHAN ORANG TUA YANG MEMILIKI ANAK RETARDASI MENTAL DITINJAU DARI STRATEGI COPING.

0 2 103

PENGARUH PSIKOEDUKASI TERHADAP PENGETAHUAN DAN DEPRESI ORANG TUA ANAK RETARDASI MENTAL Derison Marsinova Bakara

0 1 8

Gambaran Tingkat Kecemasan Orang Tua Dalam Menghadapi Masalah Perilaku Sosial Anak Retardasi Mental di YPAC Medan

0 0 35

BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Retardasi Mental 2.1.1 Definisi Retardasi Mental - Gambaran Tingkat Kecemasan Orang Tua Dalam Menghadapi Masalah Perilaku Sosial Anak Retardasi Mental di YPAC Medan

0 0 26