Bahaya saat persalinan: 1 gangguan his-kekuatan mengejan; 2 kala Pada kala nifas: 1 terjadi subinvolusi uteri menimbulkan perdarahan Bahaya terhadap janin: Sekalipun tampaknya janin mampu menyerap

a. Pengaruh anemia terhadap kehamilan: 1 Dapat terjadi abortus; 2 Persalinan prematuritas; 3 Hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim; 4 Mudah terjadi infeksi; 5 Ancaman dekompensasi kordis Hb 6gr; 6 Mola hidatidosa; 7 Hiperemesis Gravidarum; 8 Perdarahan antepartum; 9 Ketuban pecah dini KPD.

b. Bahaya saat persalinan: 1 gangguan his-kekuatan mengejan; 2 kala

pertama dapat berlangsung lama, dan terjadi partus terlantar; 3 kala dua berlangsung lama sehingga dapat melakukan dan sering memerlukan tindakan operasi kebidanan; 4 kala uri dapat diikuti retensio plasenta, dan perdarahan postpartum karena atonia uteri; 5 kala empat dapat terjadi perdarahan postpartum sekunder dan atonia uteri.

c. Pada kala nifas: 1 terjadi subinvolusi uteri menimbulkan perdarahan

postpartum ; 2 memudahkan infeksi puerperium; 3 pengeluaran ASI berkurang; 4 terjadi dekompensasi kordis mendadak setelah persalinan; 5 anemia kala nifas; 6 mudah terjadi infeksi pada payudara Manuaba 2001.

d. Bahaya terhadap janin: Sekalipun tampaknya janin mampu menyerap

berbagai kebutuhan dari ibunya, tetapi dengan anemia akan mengurangi kemampuan metabolisme tubuh sehingga mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. Akibat anemia dapat terjadi gangguan dalam bentuk : 1 abortus; 2 terjadi kematian intrauterine; 3 persalinan prematuritas tinggi; 4 berat badan lahir rendah; 5 kelahiran dengan anemia; 6 dapat terjadi cacat bawaan; 7 bayi mudah mendapat infeksi sampai kematian perinatal; 8 inteligensia rendah. Anemia pada ibu hamil, berdasarkan penelitian di Indonesia, prevalensi anemia adalah berkisar antara 50 – 70 dengan patokan Hb 11 gdl Ratna et al. 1986 menemukan bahwa 73.7 angka prevalensi anemia pada ibu hamil. Suwandono et al. 1992 menemukan prevalensi Anemia pada ibu hamil 55.1. Herman dan Muhilal 1993 menemukan bahwa ibu hamil dengan anemia berat, seperlimanya berada pada kehamilan aterm. Anemia berat cenderung sebagai predisposing factor terhadap penyebab 3 kali lipat. Anemia berat dengan kadar Hb 6 gdl, cenderung menyebabkan tingginya angka lahir mati. Didapatkan 8 ibu hamil dengan anemia, mempunyai status gizi defisiensi energi kronis dengan indeks masa tubuh 18.5 kgm2 Suwandono 1992. Gizi dan Kehamilan Pertambahan berat badan dan berbagai proses yang terjadi selama kehamilan memerlukan zat gizi termasuk air. Pada dasarnya jumlah zat gizi yang diperlukan selama kehamilan lebih tinggi dibandingkan tidak hamil. Jumlah gizi harus ditambah 10 - 15 dari nilai gizi normal. Sebagai gambaran gizi normal, ibu hamil dan menyusui disajikan pada Tabel 7. Tabel 7 Kebutuhan gizi normal, ibu hamil dan menyusui Kebutuhan Tidak hamil Hamil Menyusui Kalori 2.200 + 285 + 500 – 700 Protein g 48 + 12 + 12 – 16 Kalsium mg 500 + 400 + 400 Ferrum mg 24 + 20 + 20 Vit. A RE 500 + 200 + 300 – 350 Vit. B 1 mg 1,0 + 0,2 + 0,3 Riboflavin mg 1,2 + 0,2 + 0,3 – 0,4 Piridoksin mg 1,6 2,2 2,1 Vit. B 12 mg 1,0 + 0,3 + 0,3 As. Nikotinat mg 9 + 0,1 + 3 Asam folat µg 150 + 150 + 40 – 50 Vit. C mg 60 + 10 + 10 – 25 Vit. D µg 5 10 10 Vit. E mg 8 10 10 – 12 Vit. K mg 65 65 65 Fosfor mg 450 + 200 + 200- 300 Seng mg 15 + 5 + 10 Yodiumµg 150 + 25 + 50 Selenium µg 55 + 15 + 20 – 25 Sumber : Muhilal, Jalal dan Hardinsyah 1998 Dalam memberikan gizi harus adekuat, artinya sesuai dengan kebutuhan sehingga badan mencapai kesehatan optimal, artinya sesuai dengan kebutuhan sehingga badan mencapai kesehatan optimal. Didalam perhitungan berat badan ideal orang dewasa, makanan yang dikonsumsi haruslah seimbang mengandung semua unsur yang diperlukan sehingga dapat memenuhi kebutuhan pokok untuk mengganti bagian yang rusak, atau untuk kebutuhan energi dalam aktivitasnya sehari-hari. Sumber energi utama berturut-turut ialah glukosa, lemak, dan protein. Disamping itu, masih diperlukan mineral dan vitamin yang fungsinya sebagian katalisator dalam bentuk enzim, hormonal, sehingga metabolisme tubuh dapat berjalan lancar. Protein merupakan bahan pokok tubuh utama yang menjadi hayat hidup sel dalam bentuk struktur sel, intra dan ekstraseluler dan penggerak metabolisme. Protein menjadi sumber tumbuh kembangnya tubuh, sumber hormonal dan juga merupakan elemen untuk kromosom yang akan menjadi pembawa tanda keturunan. Sumber protein terdapat pada hewan dan tumbuh-tumbuhan yang seharusnya seimbang. Protein terdiri dari mata rantai asam amino sedangkan yang tidak dapat dibentuk harus didapatkan dari luar secara utuh dan disebut “asam amino esensial”, diantaranya: Lisin, Leusin, Isoleusin, Valin, Threonin, Phenilalanine, Triptofan, untuk anak-anak ditambah : Histidin dan Arginin Manuaba 2001. Bila terdapat kelebihan protein, sebagian besar tersimpan sebagai cadangan dalam darah, otot, dan hati. Cadangan ini sebagian akan segera dapat dipergunakan untuk metabolisme. Lemak tidak terlibat secara langsung dalam metabolisme, apabila kalori sudah dapat terpenuhi dari glukosa. Kelebihan lemak akan tersimpan di bawah kulit atau ditempat lainnya sesuai dengan patrun tubuh. Pada laki-laki tersimpan diperut sedangkan pada wanita dibokong, perut atau tempat lainnya. Makan banyak menyebabkan timbunan lemak terlalu besar sehingga dapat membahayakan tubuh sendiri. Timbunan lemak yang berlebihan dapat menimbulkan berbagai penyakit yang terkait seperti tekanan darah tinggi, diabetes melitus, jantung dan ginjal. Mineral dalam tubuh manusia sangat penting untuk mengisi bahan padat yang tidak dapat dimusnahkan, bila dilakukan pembakaran atau tidak dapat menjadi zat yang menguap. Mineral terdapat dalam tubuh dengan jumlah yang relatif besar atau kecil sehingga digolongkan sebagai berikut : 1. Makroelemen, jumlahnya besar dalam tubuh dan keberadaannya sangat vital, seperti Na, K, Ca, P, S, dan C1. 2. Mikroelemen, jumlahnya kecil tetapi penting dikelompokkan sebagai berikut: a. Mikroelemen yang mungkin esensial diantaranya Cr dan Mo. b. Mikroelemen non-esensial, terdapat dalam tubuh ada kemungkinan bila terlalu besar malah membahayakan termasuk golongan ini ialah Pb, Cd, Si, Sr, Va, dan Br. 3. Trace element, termasuk mikroelemen tetapi diperlukan dalam jumlah yang lebih kecil lagi. Contohnya Co, Cu dan Zn. Mikroelemen ini berperan sebagai, bahan aktif pada enzim, cairan tubuh, pengisi jaringan padat, zat yang berkaitan dengan hormon seperti yodium dan sebagai penjaga keseimbangan elektrolit dalam tubuh, sehingga terjadi pertukaran yang relatif tinggi. Sebagai gambaran dapat dikemukakan kekurangan beberapa elemen atau vitamin dapat menimbulkan kelainan seperti pada Tabel 8. Tabel 8 Kekurangan atau kelebihan zat gizi yang menyebabkan kelainan Bahan Kekurangan, penyulitnya Kelebihan Asam folat Neural tube defect, Anemia BBLR, Prematuritas, Kematian prenatal tinggi Yodium Kerdil, Abortus, IQ rendah, Kelainan congenital Vitamin B Kelainan jantung. Beri-beri Vitamin A IUGR, Gangguan penglihatan, Teratogenik Vitamin D Hipokalsemia tetania Retardasi mental, fisik hiperkalsemia Sumber : Manuaba 2001 Pemeriksaan antenatal sudah mulai mendapat perhatian sehingga banyak pemeriksaan diri ke dokter, bidan, puskesmas dan rumah sakit swasta. Pelayanan antenatal yang dianjurkan dan dianggap sudah memenuhi kriteria bumil cukup 4 kali selama hamil. Pada pemeriksaan antenatal jangan lupa lakukan pemeriksaan laboratorium dasar seperti: darah lengkap, urine lengkap, dan gula darah Manuaba 2001. Pertumbuhan dan Perkembangan Janin Selama Kehamilan Secara umum terdapat dua faktor utama yang berpengaruh terhadap pertumbuhan janin yaitu: faktor genetik, faktor lingkungan pranatal dan postnatal. Faktor genetik Faktor genetik merupakan modal dasar dalam mencapai hasil akhir proses tumbuh kembang janin. Melalui intruksi genetik yang terkandung didalam sel telur yang telah dibuahi, dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan. ditandai dengan intensitas dan kecepatan pembelahan, derajat sensivitas jaringan terhadap rangsangan, umur pubertas dan berhentinya pertumbuhan tulang. Termasuk faktor genetik antara lain adalah berbagai faktor bawaan yang normal dan patologik, jenis kelamin, suku bangsa atau ras bangsa. Potensi genetik yang bermutu hendaknya dapat berinteraksi dengan lingkungan, secara positif sehingga diperoleh hasil akhir yang optimal. Gangguan pertumbuhan di negara maju lebih sering diakibatkan oleh faktor genetik ini. Sedangkan dinegara yang sedang berkembang, gangguan pertumbuhan selain diakibatkan oleh faktor genetik, juga oleh faktor lingkungan yang kurang memadai untuk tumbuh kembang anak yang optimal, bahkan kedua faktor ini dapat menyebabkan kematian anak-anak sebelum mencapai usia balita. Tabel 9. Kehamilan ganda menurut hukum Hellin Kembar Kelipatan 89 Gmelli 2 Triplet 3 Quadruplet 4 Quintuplet 5 Sextuplet 6 1 : 89 1 : 89 2 1 : 89 3 1 : 89 4 1 : 89 5 Sumber :Mochtar dan Lutan 1998 Disamping itu, banyak penyakit keturunan yang disebabkan oleh kelainan kromosom, seperti sindrom Down, sindrom Turner dan lain-lain. Jadi faktor genetik herediter-konstitusional ini yang menentukan sifat bawaan anak tersebut. Jadi potensial anak tersebut yang menjadi ciri-ciri khas yang biasanya ditemurunkan dari orang tuanya. Kehamilan GandaGmelli merupakan faktor genetik yang diturunkan, selain itu obat obatan yang diminum dapat menginduksi Ovulasi Mochtar Lutan. 1998. Frekwensi, menurut hukum Hellin antara kehamilan ganda dan tunggal seperti pada Tabel 9. Menurut penelitian Greulich 1930, pada 121 persalinan didapat angka kejadian kehamilan ganda, yaitu gmelli 1 : 85, triplet 1 : 7629, quadruplet 1 : 670743 dan quintuplet 1 : 41 600000. Faktor lingkungan prenatal Faktor lingkungan pranatal, yang berpengaruh terhadap tumbuh kembang janin mulai dari konsepsi sampai lahir PPDGJ, DepKes. 1983, antara lain adalah: 1. Gizi ibu pada waktu hamil, gizi yang jelek sebelum terjadinya maupun pada waktu, lebih sering menghasilkan bayi BBLR berat badan lahir rendah atau lahir mati dan jarang menyebabkan cacat bawaan. Kekurangan gizi dapat menyebabkan hambatan pertumbuhan otak janin, anemia pada bayi baru lahir, bayi baru mudah terkena infeksi, abortus dan sebagainya. Anak yang lahir dari ibu yang gizinya kurang dan hidup dilingkungan miskin maka akan mengalami kurang gizi juga dan mudah terkena infeksi dan selanjutnya akan menghasilkan wanita dewasa yang berat dan tinggi badannya kurang pula. Keadaan ini merupakan lingkaran setan yang akan berulang dari generasi kegenerasi selama kemiskinan tersebut tidak ditanggulangi Macmillan 1985 2. Pengaruh mekanis, trauma waktu lahir dan cairan ketuban yang sedikit dapat menyebabkan kelainan bawaan pada bayi yang dilahirkan, misalnya dislokasi panggul, tortikolis kongenital dan paralise nervus fasialis. Demikian pula dengan posisi didalam rahim, yang dapat mengakibatkan talipes dan kranio tabes. 3. Pengaruh obat-obatan dan zat toksin, masa organogenesis adalah masa yang sangat peka terhadap zat-zat teratogen, misalnya obat-obatan, thalidomide, phenitoin, methadon, obat-obat anti kanker dan sebagainya dapat menyebabkan kelainan bawaan. Juga pada ibu hamil perokok berat, peminum alkohol sering melahirkan bayi BBRL, lahir mati, abortus, cacat atau retardasi mental. Keracunan logam berat pada ibu hamil, misalnya karena makan ikan yang terkontaminasi merkuri dapat menyebabkan mikrosefali dan palsi serebralis, Seperti yang terjadi di Jepang, yang dikenal dengan Minimata. Pada perokok tersebut diatas zat-zat yang beracun yang mengakibat gangguan pertumbuhan janin adalah, polihalogen hidrokarbon, nikotin, karbon monoksida Miller et al. 1993 Keracunan logam berat cadmium pada penelitian Danielsson dan Dencker,1994 mengurangi transfer vitamin B 12 kedalam plasenta dan dalam penelitian yang lain mengurangi pemasukan seng zinc dari plasenta kedalam aliran darah janin Wier et al.1990 4. Endokrin, kekurangan hormon-hormon tiroid seperti pada defisiensi iodium akan menyebabkan retardasi mental. insulin, cacat bawaan sering terjadi pada ibu hamil dengan diabetes dan tidak dapat pengobatan pada trimester I. 5. Radiasi, pada janin sebelum umur kehamilan 18 minggu dapat menyebabkan kematian janin, kerusakan otak, mikrosefali atau cacat bawaan lainnya. 6. Infeksi intrauterin yang menyebabkan cacat bawaan adalah TORCH Toxoplasmosis, Rubella, Cytomegalovirus, Herpes Simplex Infeksi lain yang dapat menyebabkan penyakit pada janin adalah Varisella, Koksaki, Ekovirus, Malaria, Lues, HIV, Polio, Campak, Listeriosis, Leptospira, Mikoplasma, Virus Influenza dan Virus Hepatitis. Diduga setiap hiperpireksia pada ibu hamil dapat merusak janin. 7. Stres yang dialami ibu pada waktu hamil dapat mempengaruhi tumbuh kembang janin, antara lain cacat bawaan, kelainan jiwa dan lain-lain. 8. Masalah Psikologis yang berpengaruh pada kehamilan, yang dapat mengganggu nutrisi janin adalah: hiperemesis gravidarum, gangguan makan lainnya, misalnya pika, infertilitas oleh sebab kelainan psikologis, psikosis post partum , depresi post partum. Faktor lingkungan post-natal Bayi baru lahir harus berhasil melewati masa transisi dari suatu sistem yang sebagian besar bergantung pada organ-organ ibunya, kesuatu sistem yang tergantung pada kemampuan genetik, kekebalan tubuh dan mekanisme homeostatik bayi itu sendiri. Pertumbuhan Bayi setelah Lahir. 1. Berat badan Bayi yang lahir cukup bulan, berat badannya akan menurun dan kembali menjadi berat badan pada waktu lahir setelah 10 hari. Berat badan, pada umur 5 bulan, menjadi 2 kali lipat berat lahir, pada umur 1 tahun, menjadi 3 kali lipat berat lahir dan pada umur 2 tahun, menjadi 4 kali lipat berat lahir. Kenaikan berat badan anak pada tahun pertama kehidupan bayi, apabila bayi mendapat gizi yang baik sebagai berikut: • Triwulan I kenaikan berat badan 700 - 1000 grambulan. • Triwulan II kenaikan berat badan 500 - 600 grambulan. • Triwulan III kenaikan berat badan 350 - 450 grambulan. • Triwulan IV kenaikan berat badan 250 - 350 grambulan. 2. Tinggi Badan Pada abad ke 18 Count Philibert de Montbeillard, mencatat tinggi badan anak laki-laki setiap 6 bulan sejak lahir sampai umur 18 tahun. Pada umur 4 – 5 tahun laju pertumbuhan dengan cepat berkurang deselerasi dan secara perlahan-lahan berkurang hingga umur 5 – 6 tahun. Sejak umur ini laju pertumbuhan bersifat konstan, pada umur 6 - 8 tahun ada kenaikan kecil pertumbuhan, tetapi tidak selalu ada. Pada umur 13 - 15 terjadi percepatan pertumbuhan akselerasi. Tinggi badan rata-rata pada waktu lahir 50 cm. Diperkirakan secara garis besar, tinggi badan anak dapat diperkirakan sebagai berikut: • 1 tahun 1,5 X tinggi badan lahir • 4 tahun 2 X tinggi badan lahir • 6 tahun 1,5 X tinggi badan setahun • 13 tahun 3 X tinggi lahir • Dewasa 3,5 X tinggi badan lahir 2 x tinggi badan 2 tahun Menurut Behrman, 1992 dikutip dari Soetjiningsih, 1998. Perkiraan tinggi badan dalam sentimeter adalah: • Lahir : 50 cm • Umur 1 tahun : 75 cm • 2 – 12 tahun : umur tahun X 6 + 77 3. Lingkar Kepala Pada waktu lahir rata-rata 34 cm, besar lingkar kepala ini lebih besar dari lingkar dada. Pertumbuhan tulang kepala mengikuti pertumbuhan otak dan pertumbuhan otak yang paling cepat terjadi pada trimester ketiga, sampai pada 5 – 6 bulan pertama setelah lahir. Pada masa ini terjadi pembelahan sel- sel otak yang pesat, setelah itu pembelahan melambat dan terjadi pembesaran sel-sel otak saja. Pada waktu lahir berat otak bayi ¼ berat otak dewasa, dan jumlah sel-selnya mencapai 23 jumlah sel otak orang dewasa. Lingkar kepala mencerminkan volume intrakranial digunakan untuk menaksir pertumbuhan otak. Pada Ultrasonografi lingkar kepala diukur memakai diameter biparietal, yang lebih akurat dan mempunyai arti yang penting untuk pertumbuhan otak Callen. 1988. Apabila lingkar kepala LK lebih kecil dari normal maka dapat diperkirakan otak tidak tumbuh normal, maka menunjukkan retardasi mental. Sampai saat ini diperoleh 14 penelitian di dunia yang menyatakan tidak terdapat perbedaan yang bermakna terhadap suku bangsa, ras maupun geografis. Adapun kurve LK Nellhaus 1968 dapat dipergunakan di Indonesia Soetjiningsih. 1988. Lingkaran kepala yang kecil terdapat pada, variasi normal, bayi kecil, keturunan, retardasi mental dan kraniostenosis. Lingkaran kepala yang besar terdapat pada, variasi nomal, bayi besar, hidrosefalus, tumor sereberi, keturunan, efusi subdural dan megalensefali. 4. Lingkar lengan atas Lingkar lengan atas LLA mencerminkan tumbuh kembang jaringan lemak dan otot yang tidak berpengaruh banyak oleh keadaan cairan tubuh dibandingkan dengan berat badan. LLA dapat dipakai untuk menilai keadaan gizitumbuh kembang pada kelompok umur prasekolah. Pada penelitian ini diukur lingkar kiri lengan atas pada waktu pemeriksaan hamil yang pertama. 5. Lipatan kulit Patokan yang mencerminkan pertumbuhan dengan kecukupan gizi adalah lipatan kulit pada daerah triseps dan subskapular. Pada keadaan kekurangan gizi atau defisiensi maka lipatan kulit ini menipis dan sebaliknya menebal jika kelebihan gizi. Tebal lipatan kulit dimanfaatkan untuk menilai adanya kelebihan gizi, terutama pada obesitas. Bayi Berat Lahir Rendah BBLR Bayi berat badan lahir rendah BBLR, didefinisikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia WHO merupakan bayi baru lahir yang berat badannya pada saat dilahirkan kurang dari 2500 gram sampai dengan 2499 gram Walraven et al. 1994. Bertahun-tahun lamanya bayi baru lahir berat badannya kurang atau sama dengan 2500 gram disebut bayi prematur. Pembagian menurut berat badan ini sangat mudah tetapi tidak memuaskan. Ternyata bahwa morbiditas dan mortalitas neonatus tidak hanya bergantung pada berat badannya, tetapi juga pada maturitas bayi itu. Gruenwald 1967 mengatakan bahwa bila digunakan definisi yang lama, 30 - 40 dari bayi perempuan yang dilahirkan dengan masa gestasi 37 – 38 minggu adalah prematur. Selain itu di negeri yang sedang berkembang batas 2500 gram sebagai bayi prematur mungkin terlalu tinggi, karena berat badan lahir rata- rata yang lebih rendah. Untuk mendapat keseragaman, pada Kongres ‘European Perinatal Medicine ’ ke II di London 1970 telah diusulkan definisi yang berikut : a. Bayi kurang bulan BKB ialah bayi dengan masa kehamilan kurang dari 37 minggu 259 hari. b. Bayi cukup bulan BCB ialah bayi dengan masa kehamilan mulai 37 minggu sampai 42 minggu 259 sampai 293 hari. c. Bayi lebih bulan BLB ialah bayi dengan masa kehamilan mulai 42 minggu atau lebih 294 hari atau lebih. Kemudian untuk mendapatkan kesamaan pengertian, maka WHO pada tahun 1976 menetapkan berbagai definisi sebagai berikut: d. Masa gestasi : waktu di antara hari pertama haid normal yang terakhir HPHT sampai dengan hari kelahiran. Masa gestasi dinyatakan sebagai hari atau minggu penuh, contohnya, semua hal yang terjadi antara hari ke 280 sampai hari ke 286 sesudah HPHT ditetapkan terjadi pada minggu ke-40 masa gestasi. e. Berat Lahir BL: berat badan bayi yang diukur dalam satu jam pertama sesudah lahir. f. Berat lahir rendah BLR: Berat lahir 2500 g. g. Bayi berat lahir rendah BBLR: Bayi dengan berat lahir 2500 g. h. Bayi berat lahir sangat rendah BBLSR: bayi dengan berat lahir 1000 - 1500 g. i. Bayi berat lahir amat sangat rendah BBLASR: bayi dengan berat lahir kurang dari 1000 g. j. Bayi kurang bulan BKB adalah bayi yang mempunyai satu kriteria, yaitu masa gestasi 37 minggu lengkap tanpa memandang berat lahirnya. Satu- satunya parameter adalah masa kehamilan atau dengan kata lain maturitas. Dengan demikian bila kita melihat kurva pertumbuhan janin maka terdapat 3 golongan bayi kurang bulan, yaitu: 1. BKB SMK bayi kurang bulan yang sesuai dengan masa kehamilan, yaitu bayi kurang bulan normal. 2. BKB KMK, bayi kurang bulan yang kecil untuk masa kehamilannya. 3. BKB BMK, bayi kurang bulan yang besar untuk masa kehamilannya. Ada dua kelompok, BKB SMK yaitu kelompok yang menderita malnutrisi dan kelompok hipoplastik. Karakteristik bayi kurang bulan 1. Bayi kurang bulan sesuai masa kehamilannya BKBSMK Bayi kurang bulan yang normal, adalah bayi yang pertumbuhan fisiknya terletak dalam rentang normal berat lahir untuk masa gestasinya. Rentang berat lahir yang normal tersebut adalah antara persentil ke-10 dan persentil ke-90. Tampak Umum: kepalanya relatif lebih besar dibandingkan dengan bagian badan lain. Ini adalah pertanda tahapan pertumbuhan intrauterin yang terganggu. Pada bulan kedua masa gestasi, besar kepala adalah sebesar sisa badan lainnya, sedangkan pada bulan kelima masa gestasi besar kepala adalah sepertiga dari seluruh panjang badannya. Pada masa cukup bulan panjang kepala kira-kira seperempat dari panjang badannya. Dada tampak lebih kecil, sedangkan abdomen relatif besar. Lingkaran kepala biasanya lebih kecil, sedangkan abdomen relatif besar. Lingkaran kepala biasanya lebih besar dari lingkaran dada. Jika ditidurkan posisi bayi biasanya melengkung menyerupai posisi janin dalam uterus. Bila ditelungkupkan, os pubis biasanya akan menyentuh alas tempat tidur. Makin tua masa gestasinya posisi akan berubah menjadi posisi kodok apabila terlentang dan agak menungging apabila tertelungkup. 2. Bayi kurang bulan kecil untuk masa kehamilannya BKB KMK BKB yang menderita malnutrisi: kelompok ini merupakan kelompok utama BKBKMK. Biasanya akibat kehamilan ganda, lahir dari ibu penderita toksemia gravidarum berat, hipertensi, insufisiensi plasenta dan bayi dari ibu yang keadaan sosial ekonominya tidak baik. Bayi kelompok ini lebih aktif, lebih lincah dibandingkan dengan BKBSMK dan lebih lebat rambutnya. Lingkaran kepala dan dada lebih besar dari yang diharapkan untuk berat lahirnya. Kulitnya pucat atau ada bercak-bercak mekonium serta keriput. Lemak subkutan sangat sedikit. Abdomen biasanya skafoid pencekungan dinding anterior abdomen, tali pusat kering dan ada bercak-bercak mekonium. BKB hipoplastik: kelompok bayi ini antara lain, bayi kecil secara genetik namun normal, sama dengan BKB tanpa komplikasi dan bayi abnormal yang biasanya disertai kelainan bawaan. Dengan pengertian seperti yang telah diterangkan di atas, bayi BBLR dapat dibagi menjadi 2 golongan, yaitu: prematuritas murni dan dismaturitas. 1. Prematuritas murni Prematuritas murni terjadi bila masa gestasinya kurang dari 37 minggu dan berat badannya sesuai dengan berat badan untuk masa gestasi itu atau biasa disebut Neonatus Kurang bulan-Sesuai untuk Masa Kehamilan NKB- SMK. Angka Insiden 6 - 7 dinegara maju. Dinegara berkembang angka kematian lebih kurang 3 kali lipat. Di Indonesia kejadian bayi prematur belum ditentukan di RSCM Jakarta berkisar antara 22 - 24 2. Dismaturitas Dismaturitas adalah bayi lahir dengan berat badan kurang dari berat badan seharusnya untuk masa gestasi itu. Berarti bayi mengalami retradasi pertumbuhan intrauterin dan merupakan bayi yang Kecil untuk Masa Kehamilannya KMK. Pengertian berat badan kurang dari berat badan lahir yang seharusnya untuk masa gestasi tertentu ialah kalau berat badannya lahirnya dibawah persentil ke 10 menurut kurva pertumbuhan intrauterin Lubchenco atau dibawah 2SD menurut kurva pertumbuhan intrauterin Usher dan Mc.Lean. Dismaturitas dapat terjadi “Preterm, postterm”. Nama lain yang sering digunakan ialah kecil untuk masa kehamilan KMK, insufisiensi plasenta. Untuk dismaturitas “Postterm” sering disebut “Postmaturity”. Penyebab dismaturitas adalah setiap keadaan yang mengganggu pertukaran zat antara ibu dan janin. Permasalahannya, di negara-negara berkembang terutama di daerah pedesaan berat badan sebagian besar bayi yang baru lahir tidak tercatat, karena kebiasaan mereka melahirkan di rumah dan yang menolong adalah dukun yang tidak mempunyai alat timbang dan alat ukur panjang badan Hossain et al. 1994. Risiko pada Bayi Berat Lahir Rendah adalah angka kematiannya tinggi, gangguan pertumbuhan fisik dan mental. Distribusi BBLR pada tahun 1987 – 2000 dapat dilihat pada Gambar 4. Gambar 4 Distribusi BBRL dari tahun 1987-2000. Komplikasi pada bayi kurang bulan Komplikasi bayi kurang bulan terjadi akibat imaturitas organ atau sistem pada bayi tersebut. Karena lahir sebelum waktunya, terdapat imaturitas organ dan sistem sehingga homeostasis belum sempurna. Imaturitas tersebut adalah imaturitas struktural dan fungsional. Dengan sendirinya risiko komplikasi akibat imaturitas ini akan berbanding terbalik dengan masa gestasi, seperti yang terbukti pada defisiensi surfaktan, perdarahan periventrikuler, duktus arteriosus persisten, enterokolitis nekrotikans dan asfiksia. Akibat BBLR pada anak adalah: 1. Kecerdasan menurun: kemampuan dasar untuk membaca huruf dan menghitung atau kemampuan kognitif yang berbeda secara signifikan dengan yang lahir normal. 2. Pertumbuhan terganggu: pada umumnya bayi normal sampai usia 12 bulan mempunyai berat badan lebih besar dari bayi lahir dengan BBLR, walaupun pada usia 12 bulan kecepatan pertumbuhan bayi tersebut dapat mengejar bayi normal. 3. Immunitas rendah dan morbiditas meningkat: respon immunitas menjadi rendah, terutama jika bayi BBLR karena kurang gizi serta defisiensi zat mikro lainnya seperti kekurangan vitamin A pada ibu hamil. Dampaknya terjadi sampai usia dewasa bahkan pada generasi berikutnya ditambah lagi jika pemberian ASI yang kurang memadai. 4. Mortalitas meningkat: kematian bayi lebih tinggi pada BBRL terutama pada periode neonatal dari pada bayi normal. Semakin rendah berat badan lahir, semakin tinggi kematian. 5. Penyakit degeneratif: gangguan metabolik berdampak pada risiko penyakit kronik degeneratif, diabetes mellitus, hipertensi dan penyakit jantung koroner pada usia dewasa yang dibentuk pada masa janin. Baker 1996; Bouchard 1996; McGill 1996. Prevalensi BBLR di Indonesia pada tahun 1993 menurut data UNICEF 1995 diperkirakan sebesar 15. Dari berbagai penelitian di Indonesia dari tahun 1982 sampai dengan tahun 1996 ditemukan prevalensi BBLR berkisar antara 9.4 sampai dengan 22 Samsudin 1998. Dari berbagai data tersebut DepKes memperkirakan bahwa saat ini terdapat sekitar 15 bayi di Indonesia lahir sebagai BBLR dan diharapkan akan turun menjadi 10 pada tahun 2000 Depkes 1996. Salah satu dari penyebab BBLR adalah kejadian kekurangan gizi pada saat ibu hamil. Oleh karena itu program perbaikan gizi terutama pada kelompok rawan, terutama ibu hamil harus mendapat perhatian pemerintah secara khusus DepKes 1997; Gillespie 1997 menyebutkan ada beberapa keuntungan program perbaikan gizi pada ibu hamil, yaitu, 1 mengurangi kejadian KEK, sehingga dapat menurunkan morbiditas dan AKI, 2 meningkatkan pemberian zat besi, sehingga meningkatkan produktivitas serta menurunkan kemungkinan BBLR serta AKB, 3 meningkatkan vitamin A yang sangat diperlukan selama kehamilan untuk mengurangi PJT, 4 meningkatkan yodium, sehingga dapat mengurangi keguguran, kematian bayi saat lahir, 5 meningkatkan zinc yang dapat mengurangi risiko perdarahan selama kehamilan dan saat melahirkan, hipertensi dan meningkatkan fungsi imunitas. Pertumbuhan Janin Terhambat Intrauterine Growth Restriction Pertumbuhan janin terhambat adalah kondisi dimana janin didalam rahim tidak tumbuh dengan normal, terjadi BBLR baik kecil dari umur kehamilan atau preterm. Preterm adalah janin yang pertumbuhannya sesuai dengan umur kehamilan, tetapi dilahirkan sebelum aterm, sementara apabila pertumbuhan dalam rahim kecil terhadap umur kehamilannya karena sebab utama adalah insufisiensi plasenta. BBLR dimana kecil terhadap umur kehamilan, dibawah 10 persentil beratnya saat lahir disebut dengan Pertumbuhan Janin Terhambat. Masalah yang ditimbulkannya adalah janin akan meninggal didalam kandungan atau lahir mati, yang menyebabkan tingginya angka kematian perinatal atau hidup dengan insufisiensi plasenta berat yang menyebabkan kekurangan oksigen, kelak di kemudian hari akan terjadi kemunduran mentalnya Mental Retardation. Pertumbuhan Janin Terhambat PJT adalah janin dengan berat badan kurang atau sama dengan 10 persentil atau lingkaran perut kurang atau sama dengan 5 persentil yang disebabkan karena berkurangnya perfusi plasenta atau karena kelainan kromosom, faktor lingkungan atau infeksi Maulik et al. 2000. Masalah utama pada Pertumbuhan Janin Terhambat adalah diagnosis yang tepat, untuk menjamin kehamilan yang baik dan penentuan kelahiran janin, sebab rahim ibu adalah suatu inkubator yang paling baik. Peleg et al. 1998 menyatakan bahwa Pertumbuhan Janin Terhambat PJT adalah: perkiraan berat badan lahir dibawah 10 persentil pada umur kehamilan dimana lingkaran perut dibawah 2.5 persentil dan bila dihitung indeks ponderal dari Rohrer 1908 dapat dipakai rumus sebagai berikut: IP = BB gr X 100 TB cm 3 Keterangan: IP = indeks ponderal BB = berat badan dalam gram TB = tinggipanjang badan dalam cm Indeks Ponderal ini dipakai untuk membedakan PJT yang disebabkan oleh disfungsi plasenta PJT asimetrik dari PJT simetrik akibat infeksi virus, kelainan kongenital, karena pemakaian obat-obatan pada kehamilan yang dini trimester pertama. De Onis et al. 1989 menggolongkan ≤10 persentil distribusi indeks ponderal menurut kehamilan sebagai indeks ponderal rendah LPI = low ponderal index , intermediate 10 - ≥ 25 persentil dan indeks ponderal 25 – 90 persentil. Peleg et al. 1998 menyatakan bahwa berat badan lahir yang aterm, dibawah 2500 gr. didiagnosis sebagai PJT apabila: 1. Berat Badan Lahir Rendah, dengan umur kehamilan ≥ 37 minggu dan berat badan lahir 2500 g. 2. Preterm, dengan umur kehamilan 37 minggu dan berat badan lahir kurang dari 10 persentil atau, 3. PJT pada umur kehamilan ≥ 37 minggu dan berat badan lahir 10 persentil dengan berat badan lahir ≥ 2500 g de Onis et al. 1998. Persentil berat badan janin dibandingkan dengan umur kehamilan menurut Peleg et al. 1998, dapat dilihat pada Gambar 5 dibawah ini. Gambar 5 Persentil berat badan dengan umur kehamilan dalam minggu Peleg, Kennedy, Hunter,1998

a. Etiologi Pertumbuhan Janin Terhambat