BAB III SEJARAH BATIK PEKALONGAN
A.  Gambaran Umum Kota Pekalongan
1.  Sejarah Singkat Kota Pekalongan Kota Pekalongan adalah salah satu kota di pesisir pantai utara Provinsi
Jawa  Tengah  yang  memiliki  pelabuhan  perikanan  terbesar  di  Pulau  Jawa. Pelabuhan ini sering menjadi transit dan area pelelangan hasil tangkapan laut
oleh  para  nelayan  dari  berbagai  daerah.  Selain  itu  Kota  Pekalongan  banyak terdapat perusahaan pengolahan hasil laut, seperti ikan asin, ikan asap, tepung
ikan,  terasi,  sarden,  dan  kerupuk  ikan,  baik  perusahaan  bersekala  besar maupun industri rumah tangga.
Kota Pekalongan terkenal dengan nuansa religiusnya, karena mayoritas penduduknya  memeluk  agama  Islam.  Ada  beberapa  adat  tradisi  di
Pekalongan  yang  tidak  dijumpai  di  daerah  lain  semisal;  syawalan,  sedekah bumi, dan sebagainya. Syawalan adalah perayaan tujuh hari setelah Idul Fitri
dan disemarakkan dengan pemotongan lopis raksasa untuk kemudian dibagi- bagikan kepada para pengunjung.
Nama Pekalongan sampai saat ini belum jelas asal-usulnya, belum ada prasasti  atau  dokumen  lainnya  yang  bisa  dipertanggungjawabkan,  yang  ada
hanya  berupa  cerita  rakyat  atau  legenda.  Dokumen  tertua  yang  menyebut nama
Pekalongan adalah
Keputusan Pemerintah
Hindia Belanda
Gouvernements  Besluit  Nomer  40  tahun  1931  nama  Pekalongan  diambil dari  kata  “Halong”  dapat  banyak  dan  dibawah  simbul  kota  tertulis  “Pek-
40
41 Alongan”. Kemudian berdasarkan keputusan DPRD Kota  Besar Pekalongan
tanggal 29 januari 1957 dan Tambahan Lembaran  daerah Swatantra Tingkat I  Jawa  Tengah  tanggal  15  Desember  1958,  Serta  persetujuan  Pepekupeda
Teritorium 4 dengan SK Nomer KTPS-PPD00351II1958 nama Pekalongan berasal  dari  kata  “A-Pek-Halong-An”  yang  berarti  pengangsalan    artinya
pendapatan. Pada  masa  VOC  pemerintahan  Kolonial  Hindia  Belanda,  sistem
Pemerintahan oleh orang pribumi tetap dipertahankan. Dalam hal ini Belanda menentukan  kebijakan  dan  prioritas,  sedangkan  penguasa  pribumi  ini  oleh
VOC  diberi  gelar  Regant  Bupati.  Pda  masa  ini,  Jawa  Tengah  dan  jawa Timur  dibagi menjadi 36 kabupaten Dengan sistem Pemerintahan Sentralistis
Pada  abad  XIX  dilakukan  pembaharuan  pemerintahan  dengan dikeluarkannya  Undang-Undang  tahun  1954  yang  membagi  Jawa  menjadi
beberapa  GewestResidensi.  Setiap  Gewest  mencakup  beberapa  afdelling setingkat  kabupaten  yang  dipimpin  oleh  asisten  Residen,  Distrik
Kawadenan  yang  dipimpin  oleh  Controleur,  dan  Onderdistrict  Setinkat kecamatan  yang  dipimpin  Aspiran  Controleur.Di  wilayah  jawa  Tengah
terdapat lima Gewest, Yaitu: 1.  Semarang  gewest  yang  terdiri  dari  semarang,  Kendal,  Demak,  Kudus,
Pati, Jepara dan Grobongan. 2.  Rembang  Gewest  yang  terdiri  dari  Rembang,  Blora,  Tuban,  dan
Bojonegoro 3.  Kedu  Gewest  yang  terdiri  dari  Magelang,  Temanggung,  Wonosobo,
Purworejo, Kutoarjo, Kebumen,dan karanganyar.
42 4.  Banyumas  Gewest  yang  terdiri  dari  Banyumas,  Purwokerto,  Cilacap,
Banjarnegara, dan Purbalingga. 5.  Pekalongan  gewest  terdiri  dari  Brebes,  Tegal,  Pemalang,  Pekalongan,
Batang. Pada  pertengahan  abad  XIX  dikalangan  kaum  liberal  Belanda  muncul
pemikiran etis yang selanjutnya dikenal sebagai Politik Etis yang menyerukan Program  Desentralisasi  Kekuasaan  Administratip  yang  memberikan  hak
otonomi  kepada  setiap  Karesidenan  Gewest  dan  Kota  Besar  Gumentee serta  pembentukan  dewan-dewan  daerah  di  wilayah  administratif  tersebut.
Pemikiran  kaum  liberal  ini  ditanggapi  oleh  Pemerintah  Kerajaan  Belanda dengan  dikeluarkannya  Staatbland  Nomer  329  Tahun  1903  yang  menjadi
dasar  hukum  pemberian  hak  otonomi  kepada  setiap  residensi  gewest;  dan untuk Kota Pekalongan, hak otonomi ini diatur dalam Staatblaad Nomer 124
tahun  1906  tanggal  1  April  1906  tentang  Decentralisatie  Afzondering  van Gelmiddelen  voor  de  Hoofplaatss  Pekalongan  uit  de  Algemenee
Geldmiddelen de dier Plaatse yang berlaku sejak tanggal ditetapkan. Proklamasi  Kemerdekaan  Negara  Kesatuan  Republik  Indonesia  pada
tanggal 17 Agustus oleh dwitunggal Soekarno-Hata di Jakarta, ditindaklanjuti rakyat Pekalongan dengan mengangkat senjata  untuk merebut markas tentara
Jepang pada tanggal 3 Oktober 1945. Perjuangan ini berhasil, sehingga pada tanggal 7 Oktober 1945 Pekalongan bebas dari tentara Jepang.
Secara  yuridis  formal,  Kota  Pekalongan  dibentuk  berdasarkan Undang-Undang  Nomer  16  Tahun  1950  tanggal  14  Agustus  1950  tentang
Pembentukan  Daerah  Kota  Besar  dalam  lingkungan  Jawa  BaratJawa
43 TengahJawa  Timur  dan  Daerah  Istimewa  Jogjakarta.  Selanjutnya  dengan
terbitnya  Undang-Undang  Nomor  18  Tahun  1965  tentang  Pokok-Pokok Pemerintahan  Daerah,  maka  Pekalongan  berubah  sebutannya  menjadi
Kotamadya Dati II Pekalongan. Terbitnya  PP  Nomer  21  Tahun  1988  tanggal  5  Desember  1988  dan
ditinjaklanjuti  dengan  Inmendagri  Nomor  3  Tahun  1989  merubah  batas wilayah  Kotamadya  Dati  II  Pekalongan  sehingga  luas  wilayahnya  berubah
dari 1.755 Ha menjadi 4.465,24 Ha dan terdiri dari 4 Kecamatan, 22 desa dan 24 kelurahan.
Sejalan  dengan  era  reformasi  yang  menuntut  adanya  reformasi disegala bidang, diterbitkan PP Nomer 22 Tahun 1999 tentang Pemerintahan
Daerah  dan  PP  Nomer  32  Tahun  2004  yang  mengubah  sebutan  Kotamadya Dati II Pekalongan menjadi Kota Pekalongan.
2.  Visi Dan Misi Kota Pekalongan a.  Visi
Sebagaimana disebutkan dalam pasal 11 Peraturan Pemerintah No. 8  Tahun  2008,  bahwa  RPJMD  memuat  visi,  misi   dan  program  kepala
daerah. Visi dan Misi kepala daerah yang dimaksud adalah dalam hal ini adalah   pasangan  Walikota-Wakil  Walikota  Pekalongan  terpilih  untuk
masa  jabatan  tahun  2010-2015.  Visi  dan  Misi  dimaksud   yang selanjutnya  akan  dijabarkan  dalam  dokumen  RPJMD  ini   adalah
Terwujudnya  Kota  Jasa  yang   Berwawasan  Lingkungan  menuju  Masyarakat Madani Berbasis Nilai-nilai Religiusitas.
44 Dalam  visi  tersebut  di  atas  terdapat  empat  gagasan  pokok  yang
menjiwai seluruh gerak dan proses pemerintahan dan pembangunan Kota Pekalongan yaitu Pertama, terwujudnya  kota jasa, dimaksudkan sebagai
pembangunan ekonomi daerah yang mengutamakan keunggulan ekonomi berbasis  kreativitas,  inovasi,  pengetahuan,  keahlian,  pelayanan,  etika,
etos kerja yang tinggi dan potensi daerah di-berbagai bidang kehidupan, seperti  pariwisata,  perdagangan,  industri,  perikanan,  pendidikan,  dan
lain-lain, dalam rangka membentuk masyarakat wirausaha yang mandiri. Dengan  demikian  tewujudnya  kota  jasa  dalam  pembangunan  ekonomi
Kota  Pekalongan  menekankan  daya  saing  yang  bersumber  pada keunggulan  Sumber  Daya  Manusia  dibanding  pada  keunggulan  Sumber
Daya  Alam  yang  semakin  hari  semakin  terbatas.  Kedua,  berwawasan lingkungan,  terwujudnya   Kota  Pekalongan  yang  Lestari,  nyaman,
berdaya  dukung  dan  berkelanjutan,  bagi  generasi  sekarang  maupun generasi  yang  akan datang. Dengan demikian  Kota Pekalongan  menjadi
lingkungan  hunian  atau  tempat  tinggal  yang  nyaman  bagi  warga,  serta lestari dan berdaya dukung bagi kelangsungan penyelenggaraan berbagai
usaha  warga  Kota  Pekalongan.  Ketiga,  masyarakat  madani.  Pada dasarnya  pembangunan  dan  seluruh  aktivitas  pemerintahan  merupakan
upaya  untuk  mendorong  terwujudnya  masyarakat  yang  sejahtera,  maju, berdaya,  mandiri  dan  beretika  dalam  menjalankan,  mengelola  dan
mengatur kehidupan bersama secara tertib, berkeadilan, bermartabat dan berbudi  pekerti  luhur.  Keempat,  berbasis  nilai-nilai  religiusitas  menjadi
45 sandaran dan pertimbangan pokok penyelenggaraan proses pemerintahan
dan  pembangunan  serta  pilar  utama  masyarakat  madani  yang  dicita- citakan agar terbentuk keseimbangan antara kemajuan di bidang material
dengan nilai-nilai spiritual dalam kehidupan masyarakat. b.  Misi
Misi RPJMD Kota Pekalongan tahun 2010 – 2015 adalah sebagai berikut:
1.  Mengembangkan  potensi  ekonomi  daerah  dengan  mendorong masyarakat berwirausaha.
2.  Mengembangkan  infrastruktur   dan  membangun  kerjasama  antar daerah
3.  Mengutamakan  pendidikan  yang  berbudi  pekerti,  bermutu,  relevan dan terjangkau.
4.  Meningkatkan  derajat  kesehatan  masyarakat  dan  pengelolaan keluarga berencana.
5.  Mengembangkan kelembagaan dan pendidikan keagamaan. 6.  Percepatan
penanggulangan kemiskinan
berbasis partisipasi
masyarakat 7.  Meningkatkan daya dukung dan kelestarian lingkungan
8.  Mewujudkan kesetaraan dan keadilan gender 9.  Reformasi  birokrasi  untuk  mewujudkan  pemerintahan  daerah  yang
amanah  RPJMD Kota Pekalongan Tahun 2010-2015
46 3.  Kondisi Geografi
Sumber : http:www.pekalongankota.go.id Kota ini berbatasan dengan laut Jawa di utara, Kabupaten Pekalongan di
sebelah  selatan  dan  barat  dan  Kabupaten  Batang  di  timur.  Kota  Pekalongan terdiri  atas  4  kecamatan,  yakni  Pekalongan  Utara,  Pekalongan  Barat,
Pekalongan Selatan dan Pekalongan Timur. Kota Pekalongan terletak di jalur pantai  Utara  Jawa  yang  menghubungkan  Jakarta-Semarang-Surabaya.  Kota
Pekalongan  berjarak  384  km  di  timur  Jakarta  dan  101  km  sebelah  barat Semarang.
4.  Kondisi Demografi Jumlah  Penduduk  Kota  Pekalongan  pada  tahun  2011  berjumlah
315.368  jiwa  yang  terdiri  dari    158.239  jiwa  laki-laki  dan  157.129  jiwa
PETA KOTA PEKALONGAN
47 perempuan. Jumlah rumah tangga adalah 82.473 KK. Rata-rata setiap rumah
tangga terdiri dari 3 – 4 jiwa, termasuk kategori rumah tangga kecil. Rata-rata kepadatan penduduk sebesar 6.484 jiwa per Km², termasuk tingkat kepadatan
tinggi  dibandingkan  dengan  Jawa  Tengah  1.002  jiwa.  Distribusi  penduduk per  kecamatan  tidak  merata,  di  mana  konsentrasi  penduduk  terbanyak
terdapat  pada  Kecamatan  Pekalongan  Barat,  yakni  mencapai  98.832  jiwa. Sementara  jumlah  penduduk  terkecil  pada  Kecamatan  Pekalongan  Utara,
yaitu  sebanyak  61,120  jiwa.  Sedangkan  Kecamatan  Pekalongan  Selatan sebanyak  84,189jiwa,  dan  Kecamatan  Pekalongan  Timur  sebanyak
71.227jiwa. Perbandingan jumlah penduduk per kecamatan secara rinci dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 1 Persebaran Penduduk di Kota Pekalongan
No Kecamatan
Jenis Kelamin Jumlah
Laki-Laki Perempuan
1 Pekalongan Barat
49,650 49,182
98,832 2
Pekalongan Timur 35,659
35,568 71,227
3 Pekalongan Selatan
42,132 42,057
84,189 4
Pekalongan Utara 30,798
30,322 61,120
JUMLAH 158,239
157,129 315,368
Sumber : Bappeda  BPS, Agustus 2011 5.  Kondisi Sosial Budaya
Pemerintah  Kota Pekalongan  menyadari  bahwa pendidikan  merupakan landasan
untuk mewujudkan
kesejahteraan masyarakat.
Melalui
48 pembangunan  pendidikan  yang  bermutu  dan  terjangkau  oleh  masyarakat,
diharapkan  akan  berkorelasi  positif  bagi  peningkatan  sumber  daya  manusia diseluruh  bidang  kehidupan  yang  ada.  Sehingga  pada  akhirnya  akan
memberikan  kesejahteraan  yang  berkesinambungan  setiap  generasi,  dengan kata  lain  pendidikan  merupakan  sarana  transformasi  sosial  yang  sangat
stratergis  untuk  mensejahterakan  masyarakat.  Untuk  itu  pendidikan  harus dikelola dengan baik dan benar. Pembanguan pendidikan diarahkan pada :
a.  Peningkatan  akses  masyarakat  untuk  memperoleh  pendidikan  dasar  dan menengah  yang  terjangkau  dan  bermutu  memiliki  daya  saing  regional
maupun nasional. Oleh karena itu masyarakat kurang mampu tetap harus dapat  bersekolah  dengan  pemberian  keringanan  dan  atau  pembebasam
biaya pendidikan, dan bagi masyarakat yang mampu memberikan subsidi silang untuk pembiayaan pendidikan.
b.  Pencitraan  dan  tata  kelola  pendidikan  yang  akuntabel.  Pengelolaan pendidikan  dilaksanakan  sengan  Sistem  Manajemen  Berbasis  Sekolah
MBS dengan memperhatikan pertimbangan dari Komite Sekolah. c.  Penanaman  akhlak  mulia,  perilaku  dan  budi  pekerti  yang  luhur
memperhatikan budaya daerah yang agamis. Di  bidang  pendidikan  keagamaan,  terdapat  perbedaan  yang  cukup
mencolok  jika  diperbandingkan  antara  sekolah  negeri  dan  sekolah  swasta. Terdapat  45  Madrasah  Ibtidaiyah  yang  dikelola  swasta,  sementara  tidak  ada
satupun  madrasah  ibtidaiyah  yang  berstatus  negeri.  Demikian  pula  pada jenjang  di  atasnya  yaitu  Madrasah  Tsanawiyah,  terdapt  7  Madrasah
Tsanawiyah  yang  berstatus  swasta  dan  tidak  terdapat  Madrasah  Tsanawiyah
49 negeri.  Pada  tingkat  aliyah  dan  perguruan  tinggi,  tercatat  2  madrasah  aliyah
negeri dan 4 madrasah aliyah yang dikelola swasta serta terdapat 1 perguruan tinggi  agama  yang  berstatus  negeri  dan  tidak  ada  perguruan  tinggi  agama
yang berstatus swasta. Saat  ini  Kota  Pekalongan  terdapat  67  Taman  Kanak  –  kanak  yang
berstatus  swasta  dan  hanya  3  tiga  TK  negeri,  sementara  untuk  Sekolah Dasar  Luar  Biasa  terdapat  2  dua  unit  masing-masing  1  satu  berstatus
negeri dan 1 satu berstatus swasta. Jumlah SDLB  ini dirasa kurang karena dengan  wilayah  Kota  Pekalongan  yang  cukup  luas  banyak  murid-murid
dengan status “luar biasa“ belum tersentuh layanan pendidikan. Pada  jenjang  pendidikan  dasar,  sekolah  negeri  jauh  lebih  banyak
dibanding dengan sekolah swasta. Sekolah Dasar SD terdapat 99 SD Negeri dan 25 SD swasta. Untuk SMP terdapat 17 SMP Negeri dan 9 SMP Swasta.
Sedangkan  untuk  SMA  dan  SMK  jumlah  sekolah  swasta  lebih  banyak dibandingkan  sekolah  negeri,  yaitu  4  SMA  Negeri  dan  6  SMA  Swasta,  3
SMK  Negeri  dan  8  SMK  Swasta.  Demikian  juga  untuk  perguruan  tinggi, terdapat 6 perguruan tinggi Swasta dan 1 perguruan tinggi Negeri.
Saat  ini,  seiring  dengan  makin  meningkatnya  tingkat  kedewasaan masyarakat,  keberagaman  kebudayaan  yang  ada  di  Kota  Pekalongan  tidak
lagi  menjadi  masalah  sosial  yang  berarti.  Terdapat  sedikitnya  4  sukuetnis yang  menjadi  warga  Kota  Pekalongan.  Sebagian  besar  penduduk  Kota
Pekalongan adalah etnis Cina, kemudian etnis Arab dan terdapat sedikit etnis India. Demikian  halnya dengan  bahasa  lokal  yang digunakan, hampir semua
50 etnis  yang  ada  menggunakan  bahas  Jawa  sebagai  bahasa  sehari-hari.  Untuk
organisasi kepemudaan tercatat ada 46 organisasi, hal  ini  bisa  menjadi salah satu  indikator  dinamisnya  kegiatan  kepemudaan  yang  ada  di  Kota
Pekalongan. Pembinaan  keolahragaan  diarahkan  pada  upaya  untuk  menumbuhkan
budaya  dan  kecintaan  berolahraga  guna  meningkatkan  kesehatan  dan kebugaran, serta untuk meningkatkan prestasi,  mendorong dan  menggerakan
masyarakat  agar  lebih  memahami  dan  menghayati  langsung  hakekat  dan manfaat olahraga sebagai kebutuhan hidup melalui gerakan memasyarakatkan
olahraga dan mengolahragakan masyarakat. Salah  satu  upaya  untuk  mendukung  langkah  di  atas,  yaitu
menumbuhkan  budaya  olahraga  yang  lebih  luas  bagi  seluruh  lapisan masyarakat  khususnya  generasi  muda,  menjadi  aspek  penting  dalam
peningkatan  kualitas  penduduk  Kota  Pekalongan  baik  jasmani  maupun rohani. Salah  satu  indikasi  masih  belum optimalnya pembinaan olah raga di
Kota Pekalongan adalah masih belum optimalnya prestasi olah raga atlit Kota Pekalongan  dalam  berbagai  event  olahraga  di  tingkat  regional  maupun
nasional. Hasil terakhir PORDA Jawa Tengah Tahun 2005, Kota Pekalongan menempati peringkat 32 dari 35  Kabupaten   Kota di  Jawa Tengah.  Kondisi
demikan  merupakan  cermin  nyata  dari  belum  optimalnya  pembinaan  olah raga di Kota Pekalongan. Hal ini yang terkait dengan ini adalah masih belum
adanya  kebijakan  yang  jelas  dalam  kaitannya  dengan  upaya  untuk meningkatkan kesejahteraan atlit-atlit yang berprestasi.
51 Belum  meratanya  sarana  prasarana  olah  raga,  hal  ini  tercermin
rendahnya  kesempatan  untuk  beraktifitas  olahraga  karena  semakin berkurangnya  lapangan  dan  fasilitas  untuk  berolahraga  di  tingkat  kelurahan,
dan  lemahnya koordinasi  lintas  lembaga dalam  hal penyediaan ruang publik untuk  lapangan  dan  fasilitas  olahraga  yang  memenuhi  standar  latihan  bagi
masyarakat  umum  dan  tempat  pemungkiman.  Untuk  memfasilitasi  kegiatan olah raga daerah terdapat 2 tempat olah raga berstandar nasional, yaitu kolam
renang dan stadion sepak bola
6.  Kondisi Perekonomian Mata  pencaharian  sebagian  besar  masyarakat  Kota  Pekalongan  ada
pada  sektor  swasta  baik  di  bidang  industri,  perdagangan  barang  dan  jasa. Khususnya  sektor  industri  dengan  komoditas  berupa  Batik,  tenun,  kerajinan
serat  alam,  garment,  pengolahan  ikan  serta  industri  minuman  berupa  teh. Sektor  industri  dan  perdagangan  tersebut  sangat  berpengaruh  terhadap
pertumbuhan  ekonomi  lokal  kota  Pekalongan  salah  satu  barometer pertumbuhan  ekonomi  ada  pada  sektor  industri  batik  dan  turunannya
sehingga  Kota  Pekalongan  di  kenal  oleh  masyarakat  industri  sebagai  kota batik.
Di  bidang  jasa,  Kota  Pekalongan  telah  dikenal  oleh  Masyarakat seantero  Nusantara  bahwa  Kota  Pekalongan  dikenal  sebagai  Kota  Koperasi
tingkat  Nasional  bahkan  tingkat  Internasional  seperti  Kospin  Jasa,  KUD
52 Makaryo  Mino,  KSU  Kopena  dan  Koperasi  Lainnyaseperti  KJKS  Bahtera
yang tumbuh dan berkembang secara cepat dan pesat. Berdasarkan kenyataan tersebut, maka peran pemerintah masih sangat
diperlukan  khususnya  upaya  penciptaan  iklim  usaha  yang  kondusif, pemberian  fasilitas  baik  kepada  Koperasi  maupun  UKM  melalui  bantuan
stimulan  permodalan  dan  promosi    pameran  bagi  UKM  sentra.  Fasilitasi  di bidang  pelatihan,  kemudahan  dalam  pembuatan  izin  serta  pengaturan
kebijakan    regulasi  lainnya  yang  bersifat  mendorong,  mendukung perkembangan  koperasi    UKM  serat  promosi  dan  pameran  baik  lokal,
regional dan internasional. Pemberdayaan  Koperasi  dan  UKM  sangat  strategis,  hal  ini  didasari
kenyataan  bahwa  koperasi  dan  UMKM  telah  terbukti  mampu  eksis  dalam menghadapi
berbagai  krisis baik  Nasional
maupun  Internasional, keberadaannya  dalam  jumlah  yang  cukup  besar  dalam  penanggulangan
pengangguran  dan  kemiskinan.  Pemerintah  Kota  Pekalongan  disamping melakukan  penguatan  terhadap  koperasi  dan  UKM,  juga  memberikan
fasilitasi  serat  penguatan  terhadap  BKM,  KUBE,  maupun  lembaga  ekonomi mikro
lainnya yang
berkembang di
masyarakat dalam
rangka mengoptimalkan  pelaksanaan  pembangunan  partisipatif  serta  pemberdayaan
masyarakat sebagai salah satu program akselerasi. Pemberdayaan  usaha  mikro  kecil  menengah  dilaksanakan  melalui
berbagai kegiatan meliputi : a.  Promosi  Produk  Unggulan  baik  tingkat  lokal,  nasional  maupun
internasional.  Pada  tahun  2010  telah  diadakan  gelaran  Pekan  Batik Nasional sebagai ajang promosi batik dan daerah Kota Pekalongan
53 b.  Pelatihan Kewirausahaan  bagi  karyawan  UMKM  dengan  pengusaha
besar  pengelola pasar modern melalui program CSR Corporate Social Responsibility  baik  beroperasi  melalui  wilayah  Kota  Pekalongan
maupun di luar Kota Pekalongan seperti di Thamrin city Jakarta. c.  Memfasilitasi  koordinasi  dengan  asosiasi  dagang,  BUMN  dan  BUMD
melalui kegiatan temu usaha dan “Curhat Bisnis” d.  Pengembangan  pemasaran  produk  unggulan  Kota  Pekalongan  ke  Jawa
Timur, Jakarta dan Kota-kota besar lainnya di Indonesia. Perkembangan  jumlah  koperasi  di  Kota  Pekalongan  tahun  2008
sebanyak  265  unit  koperasi  naik  1,9  dibandingkan  tahun  2007  sebanyak 260  koperasi.  Tahun  2009  jumlah  koperasi  sebanyak  226  unit  koperasi  atau
turun  14,7.  Hal  ini  disebabkan  setelah  diadakan  identifikasi  terdapat  39 koperasi  yang  dibubarkan  dan dibekukan  karena  tidak  aktif  maupun  tidak
operasional  melakukan  usaha  selama  2  tahun  berturut-turut,  berdasarkan peraturan  Menkop  dan  UKM  RI  nomor  :  269MIX  tahun  1994  tanggal  9
September  1994  koperasi  tersebut  harus  dibubarkan  dan  dibekukan.  Tahun 2010  jumlah  237  koperasi  atau  naik  4,8    dari  tahun  2009.  Karena  hal  ini
adanya pendirian koperasi baru sebanyak 11 unit. Terkait dengan pembinaan koperasi yang telah dipedomani oleh Peraturan Menteri Negara Koperasi dan
Usaha  Kecil  Menengah  nomor  :  22KepM.MUKMIV2007  tentang Pedoman Pemeringkatan  Koperasi,  maka klasifikasi koperasi ditiadakan dan
diganti dengan pemeringkatan koperasi.
54 Dinas Perindagkop dan UMKM Kota Pekalongan hanya melaksanakan
Identifikasi Koperasi. Adapun penilaian pemeringkatannya dilaksanakan oleh PT.  Survyor  Indonesia  dan  yang  diperingkat  baru  67  Koperasi  dari  100
Koperasi yang diidentifikasi, hasilnya : a.  Koperasi berkualitas sebanyak 20 Koperasi
b.  Koperasi yang cukup berkualitas 47 Koperasi Berbagai  program  dan  kegiatan  yang  dilaksanakan  dalam  bidang
koperasi dan UKM antara lain yang strategis adalah: a.  Program Pengembangan Sistem Pendukung Usaha Bagi UMKM
Program  ini  untuk  pemberdayaan  koperasi  dan  UMKM  dalam mengembangkan  peran  dan  usahanya  dalam  mempromosikan  produk
produk  unggulan  kota  Pekalongan.  Program  fasilitasi  telah  dilakukan oleh  pemerintah  melalui  berbagai  upaya,  peningkatan  kualitas  SDM
melalui  pelatihan,  peningkatan  mutu  produk,  design,  perkuatan permodalan, akses pasar melalui pameran dan promosi. Namun demikian
semua usaha akan berhasil apabila ada sinergi serta kerjasama yang baik antara  semua  stakeholder  terkait  yang  mempunyai  komitmen  kuat  guna
mengembangkan Kota Pekalongan. b.  Program Peningkatan Kualitas Kelembagaan Koperasi
Kelembagaan  koperasi  di  kota  Pekalongan  telah  terkenal  dalam  skala regional  dan  nasional  dalam  hal  keberadaan  dan  perannya,  sehingga
sering  dijadikan  rujukan  pembinaan  dan  pengelolaan  bagi  daerah  lain. Oleh  karenanya  ditingkatkan  kualitas  kalembagaannya  melalui  kegiatan
pembinaan,  pengawasan  dan  penghargaan  koperasi  berprestasi,
55 pengembangan  jaringan  kerjasama  usaha  koperasi,  fasilitasi  kegiatan
dekopinda serta fasilitasi pembentukan koperasi wanita. c.  Program  Pengembangan  Kewirausahaan  dan  Keunggulan  Kompetetif
UKM Pengembangan  kewirausahaan  dan  keunggulan  kompetitif  UKM  untuk
tahun  2010  diperkuat  berbagai  kegiatan  pendukung  antara  lain  dengan terlaksananya  sosialisasi  hak  kekayaan  intelektual,  pengadaan  sarpras
perluasan  jaringan  kerja  dalam  penyelenggaraan  layanan  konsultatif UKM    telecentre  percontohan,  pendaftaran  merk,  batik  label  serta
peningkatan  kapasitas  unit  pendampingan  langsung  UMKM  dan  IKM. Selain  itu  melalui  Bagian  Perekonomian  Setda,  dilaksanakan  kegiatan
pelatihan kewirausahaan. d.  Program Pendidikan Masyarakat Luar Sekolah
Program  ini  dilaksanakan  dalam  kegiatan  pelatihan  manajemen pengelolaan  koperasiKUD,  penyelenggaraan  pelatihan  kewirausahaan
bagi  UKM  serta  kegiatan  pelatihan  TIK,  community  development  dan manajemen  telecenter  bagi  pelaku  usaha  UMKM  dan  aparatur  pembina
TIK
B.  Sejarah Awal Batik Pekalongan