26 Derajat keparahan akibat debu kapuk byssinosis yaitu sebagai berikut:
1. Derajat setengah: kadang-kadang ada keluhan rasa berat di dada pada
haripertama masuk kerja. 2.
Derajat satu: ada keluhan berat rasa berat di dada atau sesak nafas pada hari pertama masuk kerja
3. Derajat dua: keluhan rasa berat di dada dan sesak nafas tidak hanya terjadi
pada hari pertama masuk kerja, tetapi berlanjut pada hari-hari lain. 4.
Derajat tiga: kecuali gejala-gejala pada deraja dua, ditambah adanya kelainan paru menetap Anies, 2005:77.
2.4 Debu
2.4.1 Definisi Debu
Debu adalah istilah yang digunakan dalam industri untuk menguraikan bagian-bagian padat yang berada diudara yang biasanya besarnya antara 0,1
sampai 25 µm. Debu yang besarnya lebih dari 25 µm tidak cukup lama mengudara dan tidak menjadi masalah karena debu dapat tertahan oleh bulu
hidung. Debu dengan ukuran yang besarnya lebih dari 5 µm disebut debu yang dapat dihirup atau respirable dust ILO, 1991:71.
Debu yaitu pertikel-partikel zat padat yang disebabkan oleh kekuatan- kekuatan alami atau mekanisme seperti pengolahan, penghancuran, pelembutan,
pengepakan yang cepat, peledakan, dan bahan-bahan baik organik, maupun anorganik. Misalnya: bath, butir-butir zat, dan sebagainya. contohnya: debu
kapas, debu asbes Suma’mur P. K, 1996:104.
2.4.2 Macam-macam Debu
Macam- macam debu menurut Harrington Hill 2003:154, yaitu: 1 debu batu bara; 2 debu silika; 3 debu asbestos; 4 debu mineral buatan
27 manusia; 5 debu kapas; 6 debu yang lain. Umumnya debu-debu ini dapat
menyebabkan penyakit paru yang dikenal dengan pneumoconiosis, yaitu segolongan penyakit yang disebabkan oleh penimbunan debu dalam paru-paru
dan ada pula yang menyebabkan keracunan secara umum, akibat absorbsi tubuh melalui permukaan kulit, lambung, maupun traktus respiratorius misalnya
keracunan akut yang disebabkan oleh timah hitam. Dari segi karakter zatnya, debu terdiri atas debu fisik debu tanah, batu,
mineral, fiber, debu kimia mineral organik dan anorganik, debu biologis virus, bakteri, kista dan debu radioaktif, ditempat kerja jenis-jenis debu ini dapat
ditemui di kegiatan pertanian, pengusaha keramik, batu kapur, batu bata Depkes RI, 2003: 45.
2.4.3 Sifat Debu
2.4.3.1 Sifat Pengendapan Merupakan debu yang cenderung selalu mengendap karena gaya gravitasi
bumi. Debu yang mengendap dapat mengandung proporsi partikel yang lebih besar dari debu yang terdapat di udara.
2.4.3.2 Permukaan cenderung selalu Bersih Permukaan debu yang cenderung selalu bersih disebabkan karena
permukaannya selalu dilapisi oleh lapisan air yang sangat tipis. Sifat ini menjadi penting sebagai upaya pengendalian debu di tempat kerja.
2.4.3.3 Sifat Penggumpalan Debu bersifat menggumpal karena permukaan debu yang selalu basah maka
debu satu dengan yang lainnya cenderung menempel membentuk gumpalan.
28 Tingkat kelembaban di atas titik saturasi dan adanya turbelensi di udara
mempermudah debu membentuk gumpalan. 2.4.3.4 Debu Listrik Statik
Debu mempunyai sifat listrik statis yang dapat menarik partikel lain yang berlawanan dengan demikian partikel dalam larutan debu mempercepat terjadinya
penggumpalan. 2.4.3.5 Sifat Opsis
Opsis adalah partikel yang basah atau lembab lainnya dapat memancarkan sinar yang dapat terlihat dalam kamar gelap Depkes RI, 2003:44.
2.5 Proses Penimbunan Debu pada Paru