Sumber dan Karakteristik Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun Volume Limbah B3

81

BAB V PEMBAHASAN

5.1 Pembahasan

5.1.1 Sumber dan Karakteristik Limbah Bahan Berbahaya dan Beracun

B3 Rumah sakit adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna yang menyediakan pelayanan rawat inap, rawat jalan, dan gawat darurat yang dalam melakukan aktifitas rumah sakit akan menghasilkan limbah yang berupa sisa kegiatan medis rumah sakit, obat kadaluwarsa, peralatan laboratorium yang terkontaminasi, jarum suntik, limbah jaringan tubuh, dan residu dari proses insenerasi. Limbah yang dihasilkan Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang berbentuk cair, padat dan gas. Hampir seluruh limbah B3 yang dihasilkan dari kegiatan medis penanganan pasien potensial menularkan penyakit atau bersifat infeksius. Limbah yang dihasilkan berupa limbah patologis organ atau anggota badan, limbah kimia reagen-reagen yang digunaka dilaboratorium, formalin, developer, rapid fixer dan H 2 O 2 , benda-benda tajam, limbah farmasi obat-obatan kadaluwarsa dan obat-obatan citotoksik. Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang tidak menghasilkan limbah radioaktif karena tidak melaksanakan penegaan diagnosa yang menggunakan radioisotop. Selain itu Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang menggunakan alat yang modern untuk melakukan foto kontras sehingga tidak menghasilkan limbah radioaktif. 82 Limbah yang dihasilkan Rumah Sakit Islam Sultan Agung Semarang diklasifikasikan sebagai limbah berbahaya dan beracun B3 yang bersifat mudah terbakar etanol dan alkohol, mudah meledak nitrogliserin, korosif asam nitrat, asam sulfat dan asam klorida yang banyak digunakan di laboratorium, dan reaktif Li, Na 2 O 2 Gempur Santoso,2004:56.

5.1.2 Volume Limbah B3

Berdasarkan pengukuran yang dilakukan di ruangan yang menghasilkan limbah medis rata-rata paling banyak terdapat pada ruangan ICU 11,5kg dari seluruh limbah medis padat yang dihasilakn karena para pasien yang berada di ICU memerlukan tindakan pertolongan pertama dan berhubungan dengan tindakan medis seperti kecelakaan yang mengakibatkan luka-luka maupun kondisi pasien yang harus mendapatkan tindakan serius. Ruangan yang paling sedikit menghasilkan limbah medis padat adalah ruang farmasi dan radiologi. Hal ini disebabkan kegiatan dikedua ruangan tersebut tidak banyak menghasilkan limbah medis padat. Sisa obat-obatan yang berada diruangan farmasi, obat yang ditinggalkan pasien maupun obat kadaluwarsa yang berasal dari instalansi farmasi dibakar di incinerator, sedangkan instalansi radiologi mengumpulkan limbah medis padat dalam satu tempat dalam waktu yang cukup lama baru kemudian diserahkan untuk dibakar di incinerator. Limbah B3 cair tidak dapat diukur volumenya karena limbah langsung dialirkan ke IPAL melalui wastafel masing-masing ruangan. 83

5.1.3 Sistem Pengelolaan Limbah Bahan Berbahaya dan beracun B3 di