59
Tabel 4.6 Massa abu rata-rata yang dihasilkan RSI Sultan Agung Semarang selama 3 kali pengukuran dalam kilogram
Pengukuran Jumlah
Rata-rata 1 2
3 4
Volume abu yang dihasilkan
1 2 3 19,5
18,5 21,5
59,5 19,9
Rata-rata abu sisa pembakaran di incinerator dari tiga kali pengukuran di
RSI Sultan Agung Semarang sebesar 19,9 kg.
4.2.3 Pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun B3 di Rumah
Sakit Islam Sultan Agung Semarang.
Pengelolaan di tiap instalansi ruangan Rumah Sakit Islam Sultan Agung
Semarang antara lain:
4.2.3.1 Instalansi laboratorium
Limbah B3 yang dihasilkan instalansi laboratorium meliputi: 4.2.3.1.1
Limbah infeksius 1.
Tabung atau botol bekas reagen kimia , darah,spuntum atau urine. 2.
Tissue bekas reagen kimia dan kapas bekas darah 4.2.3.1.2
Limbah benda tajam 1.
Jarum dan spet bekas pakai 2.
Lancet bekas pakai 3.
Botol bekas reagen 4.
Reagen strip kertas lakmus 4.2.3.1.3
Limbah kimia 1.
Formalin 2.
Asam chlorida
60
3. Alkohol
4. Xylol
Pengelolaan bahan berbahaya dan beracun B3 RSI Sultan Agung Semarang dapat dijelaskan sebagaimana skema berikut:
4.2.3.2
Instalansi Farmasi Kegiatan instalansi farmasi yang menghasilkan limbah bahan berbahaya
dan beracunB3 berupa obat-obatan kadaluwarsa, botol obat. Upaya yang telah dilakukan instalansi farmasi dalam pengelolaan limbah bahan berbahaya dan
beracun yang dihasilkan antara lain: 1.
Limbah berupa obat yang rusak atau kadaluwarsa di kembalikan pada pabrik pembuatnya.
2. Pemusnaan atau insenerasi dilakukan untuk memusnakan obat-obat yang
kadaluwarsa atau sudah tidak di pakai lagi yang tidak bisa dikembalikan ke pabrik.
Limbah bahan berbahaya dan beracun B3 infeksius:
1. Sisa jaringan
2. Spesimem yang diperiksa
3. Darah
4. Kapaskassa bekas
5. Reagen strip
6. Tabungbotol
Limbah benda tajam: 1.
Jarum suntik 2.
Lancet Wadah berupa tempat
sampah diberi label “limbah medis” dengan
dilapisi plastik warna kuning di dalamnya
Ditaruh dalam
safety box incinerator
61
4.2.3.3 Instalansi Radiologi
Kegiatan yang dilakukan di instalansi radiologi berpotensi menghasilkan limbah medis B3 berupa reagen foto kontras dan bekas foto kontras.
Upaya yang telah dilakukan instalansi radiologi untuk pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun di taruh dalam tempat sampah yang di dalamnya di
lapisi plastik warna kuning untuk limbah yang bersifat infeksius dan ungu untuk limbah citotoksik, sedangkan hasil pembuatan foto kontars yang tidak di pakai
disimpan dalam gudang. 4.2.3.4
Pelayanan Rawat Jalan Kegiatan yang dilakukan di poliklinik rawat jalan berpotensi menghasilkan
B3 misalnya: morfin, anestesi, alkoho, cairan injeksi, kapas dan kassa yang terkontaminasi darah.
4.2.3.5 Pelayanan Rawat Inap
Kegiatan yang dilakukan di instalansi rawat inap berpotensi menghasilkan limbah B3 antara lain: bekas botol obat dan sisa obat atau obat kadaluwarsa.
4.2.3.6 Instalansi Bedah SentralIBS
Kegiatan yang dilakukan di instalansi bedah sentral berpotensi menghasilkan limbah B3 adalah bekas botol obat, terapi kanker dan sisa obat atau
obat kadaluwarsa 4.2.3.7
Unit hemodialisa Kegiatan yang dilakukan di unit hemodialisa berpotensi menghasilkan
limbah B3 adalah selang arteri dan bekas botol obat dan sisa obat atau obat kadaluwarsa
62
Upaya yang telah dilakukan untuk pengelolaan limbah bahan berbahaya dan beracun adalah limbah B3 dimasukkan dalam tempat sampah yang berlapis
kantong plastik warna kuning dan ungu . Untuk selanjutnya diambil petugas sanitasi untuk di insenerasi. Untuk melindungi diri dari penularan penyakit atau
infeksi, petugas sanitasi memakai sarung tangan, masker dan sepatu boat.
4.2.4 Simbol limbah B3 yang digunakan RSI Sultan Agung Semarang