Analisis Hasil Penelitian HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

115 Grafik 4.5 Persentase Tingkat Penalaran Moral Remaja Grafik persentase tingkat penalaran moral remaja di atas menjelaskan bahwa 2,08 remaja mempunyai tingkat penalaran moral pra-konvensional tahap II, 68,75 mempunyai tingkat penalaran moral tahap III konvensional, 20,83 mempunyai tingkat penalaran tahap IV konvensional, dan 8,33 yang mempunyai tingkat penalaran moral paska-konvensional tahap V.

E. Analisis Hasil Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara sikap remaja terhadap perilaku seks bebas ditinjau dari tingkat penalaran moral remaja pada siswa kelas 2 dua SMA Kesatrian 1 Semarang tahun ajaran 20052006. Supaya kesimpulan yang diambil tidak menyimpang maka perlu dilakukan uji normalitas terhadap skala sikap remaja terhadap perilaku seks bebas dan angket pengungkap pendapat tentang masalah-masalah sosial sebelum mencari korelasi antara kedua variabel terbebut. 0.00 2.08 68.75 20.83 8.33 0.00 20 40 60 80 Th-I Th-II Th-III Th-IV Th-V Th-VI Penalaran Moral Frekuensi 116 1. Uji Normalitas Data Sebagai salah satu syarat untuk analisis korelasi dan regresi bahwa distribusi data harus normal, data diuji kenormalannya menggunakan Normal P-P Plot Regression menggunakan bantuan program SPSS dengan hasil seperti pada grafik 4.6 Terlihat pada grafik di atas, titik-titik tersebar mendekati garis diagonal. Menurut Ghozali 2005: 145 apabila titik-titik tidak jauh melenceng dari garis diagonal dapat disimpulkan bahwa model regresi berdistribusi normal. 2. Uji Homogenitas Data Kemudian analisis korelasi dan regresi distribusi datanya juga harus homogen atau tidak mengandung heteroskesdastisitas. Model regresi tidak mengandung heteroskedastisitas menurut Ghozali 2005: 147 apabila titik-titik dari hasil Scater Plot tersebar tidak teratur dan berada di atas maupun di bawah angka nol sumbu vertikal dapat disimpulkan bahwa model tidak mengandung Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual Dependent Variable: Sikap remaja terhadap perilaku seks bebas Observed Cum Prob 1.00 .75 .50 .25 0.00 Ex p e c te d Cu m P ro b 1.00 .75 .50 .25 0.00 117 heteroskedastisitas. Hasil analisis dengan bantuan program SPSS dapat dilihat pada grafik 4.7 Terlihat bahwa titik-titik dari hasil Scater Plot tersebar tidak teratur dan berada di atas maupun di bawah angka nol sumbu vertikal, sehingga dapat disimpulkan bahwa model tidak mengandung heteroskedastisitas, dengan kata lain bersifat homogen. 3. Analisis Korelasi Untuk menentukan derajat hubungan antar variabel maka perlu dicari koefisien korelasinya. Dalam penelitian ini analisis korelasinya dihitung menggunakan korelasi product moment yang penghitungannya menggunakan bantuan komputer dengan Statistical Program For Social Science SPSS versi 10.1 for window ’00. Hasil analisis korelasi menyatakan bahwa hasil koefisien korelasi r xy sebesar – 0,368. Setelah itu nilai korelasi product moment yang telah Scatterplot Dependent Variable: Sikap remaja terhadap perilaku seks bebas Regression Standardized Predicted Value 2 1 -1 -2 -3 -4 R e g re s s io n St u d e n ti z e d Re s id u a l 4 3 2 1 -1 -2 -3 118 didapatkan perlu di uji signifikansinya dengan r tabel dengan batas taraf signifikansi 5 dengan N=96. Karena hasil yang diperoleh yaitu indeks korelasi sebesar 0,01 maka koefisiensi korelasinya dinyatakan signifikan. Angka-angka tersebut menunjukkan angka yang signifikan karena signifikan 0,0001 jauh lebih kecil jika dibandingkan dengan taraf signifikansi 0,05. Korelasi yang signifikan antara sikap remaja terhadap perilaku seks bebas sebagai faktor dan tingkat penalaran moral sebagai akibat menunjukkan adanya hubungan antara sikap remaja terhadap perilaku seks bebas dengan tingkat penalaran moral remaja. Untuk lebih jelasnya dapat kita lihat pada tabel berikut ini : Tabel 4.10. Analisis Korelasi Sikap remaja terhadap perilaku seks bebas Penalaran moral Pearson Correlation Sikap remaja terhadap perilaku seks bebas 1.000 -.368 Penalaran moral -.368 1.000 Sig. 1- tailed Sikap remaja terhadap perilaku seks bebas . .000 Penalaran moral .000 . N Sikap remaja terhadap perilaku seks bebas 96 96 Penalaran moral 96 96 Sumber : hasil penelitian yang diolah Kontribusi efektif sikap remaja terhadap perilaku seks bebas ditinjau dari tingkat penalaran moral remaja diperoleh koefisiensi determinan r 2 : 0,135 atau sebesar 13,5 . Artinya besar kecilnya perubahan sikap remaja terhadap perilaku 119 seks bebas karena faktor tingkat penalaran moral sebesar 13,5 . Sedangkan, sebesar 86,5 perubahan sikap remaja terhadap perilaku seks bebas ditentukan oleh faktor yang lain. Sedangkan model regresinya diuji keberartiannya menggunakan uji F dan diperoleh F hitung 14,725 dengan F value 0,000 ≤ 0,05, karena F hitung 0,05 ini berarti hipotesis diterima. Artinya signifikan. Atau dengan kata lain ada hubungan antara sikap remaja terhadap perilaku seks bebas ditinjau dari tingkat penalaran moral remaja. Model regresinya sendiri adalah Y = 283,444 – 1,788 X, dimana X adalah penalaran moral dan Y adalah sikap remaja terhadap perilaku seks bebas. Untuk perhitungan selengkapnya dapat dilihat pada lampiran 16. 4. Hasil Uji Hipotesis Pada penelitian ini untuk menguji hipotesisnya menggunakan metode korelasi product moment yang dipergunakan untuk menguji hubungan variabel Y sikap remaja terhadap perilaku seks bebas dan variabel X tingkat penalaran moral remaja. Berdasarkan analisis korelasi product moment tersebut diperoleh koefisien korelasi -0,368; p 0,05, yang berdasarkan perhitungan korelasi tersebut dapat disimpulkan adanya hubungan yang negatif antara sikap remaja terhadap perilaku seks bebas dengan tingkat penalaran moral pada siswa kelas dua SMA Kesatrian 1 Semarang tahun ajaran 20052006. Artinya semakin tinggi tingkat penalaran moral remaja akan diikuti dengan rendahnya sikap remaja terhadap perilaku seks bebas, begitupun sebaliknya, semakin rendah tingkat penalaran moral remaja akan diikuti dengan tingginya sikap remaja terhadap perilaku seks bebas. Atau dengan kata lain hipotesis yang diajukan dapat diterima . 120

F. Pembahasan