Uji Coba Instrumen METODE PENELITIAN

86 Perhitungan analisis data dalam penelitian ini dihitung dengan bantuan komputer, yaitu dengan menggunakan Statistical Program for Social Science SPSS fersi 10, 1 for window’ 00.

G. Uji Coba Instrumen

1. Pelaksanaan Uji Coba Instrumen Sebelum instrumen penelitian digunakan peneliti memandang perlu mengadakan uji coba instrumen agar benar-benar diketahui kesahihan alat ukur, dalam hal ini Skala Sikap Remaja Terhadap Perilaku Seks Bebas dan Angket Pengungkap Pendapat Tentang Masalah-Masalah Sosial. Setelah diketahui validitas dan reliabilitas instrumen tersebut maka item Skala Sikap Remaja Terhadap Perilaku Seks Bebas dan Angket Pengungkap Pendapat Tentang Masalah-masalah Sosial yang sahih dapat digunakan untuk mengambil data. Penelitian yang dilakukan ini menggunakan skala psikologis dan angket untuk pengambilan data penelitiannya, yaitu : a. Skala sikap remaja terhadap perilaku seks bebas Skala ini mengungkap tentang sikap remaja terhadap perilaku seks bebas. Sikap remaja terhadap perilaku seks bebas diukur dengan menggunakan skala psikologi yang disusun berdasarkan aspek-aspek terjadinya sikap remaja terhadap perilaku seks bebas. Skala sikap remaja terhadap perilaku seks bebas ini terdiri dari 101 item yang terdiri dari 47 item favorable dan 54 item unfavorable. 87 Skala sikap ini merupakan skala tertutup, di mana untuk aitem favorable penilaiannya bergerak dari angka 4 yang berarti Sangat Setuju SS, 3 berarti Setuju S, 2 berarti Tidak Setuju TS, dan 1 untuk Sangat Tidak Setuju STS. Untuk aitem unfavorable berlaku sebaliknya, yaitu angka 1 yang berarti Sangat Setuju SS, 2 untuk Setuju S, 3 Tidak Setuju TS, dan 4 yang bearti Sangat Tidak Setuju STS. Uji coba penelitian ini berlangsung pada tanggal 7 April 2006 pada siswa SMA Kesatrian 1 Semarang. Uji coba dilakukan pada 25 siswa sesuai dengan karakteristik yaitu siswa SMA kelas 2 dua, sedang melakukan hubungan pacaran, dan tahu akan baik dan buruk suatu perbuatan. b. Angket pengungkap pendapat tentang masalah-masalah sosial Untuk mengukur penalaran moral remaja digunakan angket tipe isian dari Köhlberg, Defining Issue Test DIT. yang biasa disebut dengan nama Angket Pengungkap Pendapat Tentang Masalah-Masalah Sosial. Angket Pengungkap Pendapat Tentang Masalah-Masalah Sosial terdiri dari 9 sembilan buah cerita masalah sosial, yang dalam masing-masing cerita terdapat 17 tujuh belas pernyataan yang harus diisi. Angket Pengungkap Pendapat Tentang Masalah-Masalah Sosial berpijak pada dilema-dilema moral tahap perkembangan moral yang dicetuskan oleh Köhlberg. Agar dapat memenuhi tujuan sebagai alat untuk mengetahui moralitas, maka peneliti mengganti nama alat tes DIT dengan “Angket Pengungkap Pendapat Tentang Masalah-Masalah Sosial”, tanpa mengubah substansinya. 88 Prosedur skoring adalah sebagai berikut : 1. Setiap pertanyaan dalam angket dilema moral diperlakukan sebagai 1 butir aitem. 2. Tiap butir aitem akan diberi nilai antara 1 - 6 berdasarkan 6 tahapan perkembangan moral menurut Köhlberg 1995: 81, Nilai 1: apabila jawaban siswa mengandung unsur kepatuhan atau menghindari hukuman. Akibat-akibat fisik dan tindakan menentukan baik atau buruk tindakan ini. Nilai 2 : apabila jawaban siswa mengandung unsur timbal balik, bukan masalah kesetiaan, rasa terimakasih, atau rasa adil. Nilai 3: apabila jawaban siswa mengandung unsur- unsur agar diterima lingkungan dengan bersikap “baik” atau “manis”. Nilai 4 :apabila jawaban siswa mengandung unsur melaksanakan kewajiban, hormat pada otoritas, atau memelihara ketertiban sosial yang ada demi ketertiban itu sendiri. Nilai 5 : apabila jawaban siswa mengandung unsur kesadaran yang jelas bahwa nilai-nilai dan pendapat pribadi itu relatif, maka perlu adanya peraturan untuk mencapai konsensus atau persetujuan bersama. Tindakan benar cenderung dimengerti dari segi hak-hak manusia yang umum dan disetujui masyarakat. Nilai 6 : apabila jawaban siswa mengandung unsur atau prinsip abstrak, etis, dan universal mengenai keadilan, kesamaan hak asasi manusia, dan penghormatan kepada martabat manusia sebagai pribadi. Tindakan benar diartikan sesuai dengan suara hati, sesuai prinsip-prinsip etika yang dipilih sendiri, berpedoman pada universalitas dan logis. 89

H. Hasil Uji Coba Instrumen