72
Besarnya sampel yang diambil dalam suatu penelitian apabila populasinya kurang dari 100 seratus diharapkan bisa mengambil semua anggota populasi
sebagai sampel penelitian. Namun, jika jumlah populasinya besar dapat diambil sampel antara 10-15 atau 20-25 atau lebih Arikunto, 2002: 112.
Dalam penelitian ini karena populasinya kurang dari 100 seratus, yaitu populasi hanya berjumlah 96 siswa, maka tidak menggunakan sampel. Ini sesuai
dengan besar populasi yang ada, dan biasa disebut penelitian populasi.
C. Variabel Penelitian
1. Identifikasi Variabel
Variabel penelitian adalah objek penelitian yang bervariasi Arikunto, 2002: 97. Penelitian ini memfokuskan dua variabel yang terdiri dari variabel penalaran
moral remaja dengan variabel sikap remaja terhadap perilaku seks bebas , yang masing-masing disebut variabel X dan variabel Y.
a. Variabel X
Penalaran moral remaja di SMA Kesatrian 1 Semarang tahun ajaran 20052006, sebagai variabel bebas. Ada tiga tingkatan perkembangan moral,
yaitu tingkat pra-konvensional, tingkat konvensional, dan tingkat paska- konvensional.
b. Variabel Y
Sikap remaja terhadap perilaku seks bebas di SMA Kesatrian 1 Semarang tahun ajaran 20052006, sebagai variabel terikat.
73
2. Definisi Operasional Variabel
a. Penalaran moral
Penalaran moral adalah kemampuan yang dimiliki oleh seorang individu untuk melakukan penilaian atau pertimbangan terhadap nilai-nilai perbuatan
atau perilaku yang baik dan buruk, yang timbul dari hati nurani dan bukan paksaan dari luar, yang disertai pula dengan rasa penuh tanggung jawab.
Tahap penalaran moral dalam penelitian ini mengacu pada tahapan penalaran moral yang dikemukakan oleh Köhlberg. Tahapan-tahapan tersebut meliputi
orientasi relativitas instrumental, orientasi kesepakatan antar pribadi, orientasi hukum dan kepatuhan, orientasi hukum dan ketertiban, orientasi kelompok
sosial yang legalitas, orientasi prinsip etis yang universal. Pengungkapan
penalaran yang universal menggunakan Defining Issue Test DIT, alat ini
sudah baku untuk mengukur perkembangan penalaran moral. Data yang diperoleh dari pengukuran tahapan penalaran moral berupa skor. Skor
tergantung pada suatu tahap dalam profilnya yang menunjukkan tahapan penalaran subyek. Skor yang didapat dari penjumlahan skor kasar
dipergunakan sebagai indeks dari perkembangan penalaran moral dalam penelitian yang bersifat korelasional.
b. Sikap remaja terhadap perilaku seks bebas
Sikap remaja terhadap perilaku seks bebas adalah kecenderungan pada para remaja untuk menyetujui atau menolak adanya perilaku seks bebas. Sikap
terhadap perilaku seks bebas ditunjukkan oleh skor yang diperoleh pada skala sikap terhadap perilaku seks bebas. Semakin rendah skor yang didapatkan
74
oleh subyek maka semakin negatif sikapnya terhadap perilaku seks bebas, dan sebaliknya semakin tinggi skor yang didapatkan oleh subyek maka semakin
positif sikapnya terhadap perilaku seks bebas. Skala sikap terhadap seks bebas disusun berdasarkan komponen sikap sebagai
berikut : a Komponen kognisi
b Komponen afeksi c Komponen konasi
D. Metode dan Alat Pengumpulan Data