CRUDE PALM OIL CPO

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

2.1 CRUDE PALM OIL CPO

Minyak sawit berasal dari ekstraksi buah tanaman kelapa sawit. Buah kelapa sawit terdiri dari 80 bagian perikarp epikarp dan mesokarp dan 20 biji endokarp dan endosperm. Dari kelapa sawit, dapat diperoleh dua jenis minyak yang berbeda sifatnya, yaitu minyak dari inti endosperm sawit disebut dengan minyak inti sawit dan minyak dari sabut mesokarp sawit disebut minyak sawit. Perbedaan antara minyak sawit dan minyak inti sawit adalah adanya pigmen karotenoid pada minyak sawit sehingga berwarna kuning merah. Komposisi karotenoid yang terdeteksi pada minyak sawit terdiri dari α-, β-, γ-, karoten dan xantofil, sedangkan minyak inti sawit tidak mengandung karotenoid [13]. Tabel 2.1 Standar Mutu Minyak Kelapa Sawit [13] Karakteristik Persyaratan Mutu Warna Jingga kemerahan Kadar air Maksimal 0,5 Asam lemak bebas sebagai asam palmitat Maksimal 5 Kadar β-karoten 500-700 ppm Kadar tokoferol 700-1000 ppm Minyak inti sawit mengandung berbagai komponen asam lemak. Komposisi trigliserida yang mendominasi minyak inti sawit adalah trilaurin, yaitu trigliserida dengan tiga asam laurat sebagai ester asam lemaknya. Minyak inti sawit memiliki kandungan asam laurat yang tinggi dan kisaran titik leleh yang sempit, sedangkan minyak sawit mentah hanya memiliki sedikit kandungan asam laurat dan kisaran titik leleh yang luas. Minyak sawit mengandung asam lemak jenuh asam palmitat C16 sekitar 40-46, kandungan asam lemak tidak jenuh yaitu asam oleat C 18:1 sekitar 39-45 dan asam linoleat 7-11, sedangkan pada minyak inti sawit didominasi oleh asam laurat 46-52 , asam miristat 14-17, dan asam oleat 13-19 [14]. Kandungan asam lemak dalam kedua jenis minyak tersebut dapat dilihat pada tabel 2.2. Universitas Sumatera Utara Tabel 2.2 Komposisi asam lemak minyak sawit dan minyak inti sawit [14] Asam Lemak Minyak Kelapa Sawit 5 Minyak Inti Sawit Asam kaprilat - 3 – 4 Asam kaproat - 3 – 7 Asam laurat - 46 – 52 Asam miristat 1,1 - 2,5 14 – 17 Asam palmitat 40 - 46 6,5 – 9 Asam stearat 3,6 - 4,7 1 - 2,5 Asam oleat 39 - 45 13 – 19 Asam linoleat 7 - 11 0,5 – 2 Crude Palm Oil CPO saat ini merupakan komoditi primadona dan menjadi komoditi andalan ekspor Indonesia, hal ini dapat dilihat dari produksi dan ekspor CPO nasional yang terus meningkat. Tidak hanya di Indonesia, ternyata pada tingkat dunia market share CPO dari tahun ke tahun terus meningkat dan sejak tahun 2004 CPO telah menempati urutan pertama sebagai pemasok utama minyak nabati dunia. Pasokan CPO dunia tersebut didominasi oleh dua negara yaitu Indonesia dan Malaysia.Namun hingga saat ini harga pasar CPO dunia masih dikendalikan di Eropa khususnya pasar Roterdam sebagai tolok ukurnya.Hal ini disebabkan karena harga CPO lebih sensitive terhadap perubahan permintaan dan harga minyak kedelai sebagai pesaing utama [15]. Dalam rangka menjaga ketersediaan CPO Crude Palm Oil di Jawa diperlukan suatuperencanaan yang dapat melayani pengangkutan CPO Crude Palm Oil dari daerah penghasilmenuju Jawa. Oleh karena itu maka bagaimana agar konsumsi CPO Crude Palm Oil dalam negeri dapat digunakan dengan Optimal . Mengingat banyaknya alternatif dalam prosespengangkutan CPO Crude Palm Oil, maka diperlukan suatu metode atau cara baik dalam bentuk analisis maupun perhitungan-perhitungan terkait dalam penentuan jenis dan moda transportasi serta perencanaan armada dalam pengangkutan CPO Crude Palm Oil yang paling optimum [16]. Universitas Sumatera Utara Gambar 2.1 Produksi CPO di Indonesia [16] Bahan baku pembuatan biodiesel adalah minyak kelapa sawit CPO. Untuk mengetahui seberapa besar potensi minyak kelapa sawit CPO yang dapat digunakan pada tahun yang akan datang, digunakan perhitungan dengan cara memproyeksikan jumlah produksi TBS kelapa sawit sampai tahun 2015 dengan menggunakan rumus proyeksi, yang kemudian akan dicari jumlah minyak kelapa sawit CPO dengan mengalikan jumlah produksi TBS dengan persentase sebesar 24 – 25 sesuai dengan data dari Dinas Perkebunan Provinsi Riau [17]. Tabel 2.3 Produksi Minyak Kelapa Sawit CPO di Provinsi Riau ton [17] Universitas Sumatera Utara

2.2 PROSES DEGUMMING PADA CPO

Dokumen yang terkait

Reaksi Transesterifikasi Degummed Palm Oil(DPO) untuk Menghasilkan Biodiesel Sawit Menggunakan Lipozyme TL IM sebagai Biokatalis

3 49 93

Reaksi Transesterifikasi DPO (Degummed Palm Oil) untuk Menghasilkan Biodiesel Sawit Menggunakan Lipozyme dalam Pelarut Ionic Liquid1-Butyl-3- Methylimidazolium Hexafluorophosphate ([Bmim][Pf6]

8 102 88

Reaksi Transesterifikasi DPO (Degummed Palm Oil) untuk Menghasilkan Biodiesel Sawit Menggunakan Lipozyme dalam Pelarut Ionic Liquid1-Butyl-3-Methylimidazolium Hexafluorophosphate ([Bmim][Pf6])

0 49 85

Reaksi Transesterifikasi Degummed Palm Oil (DPO) untuk Menghasilkan Biodiesel Sawit Menggunakan Lipozyme TL IM sebagai Biokatalis

2 28 93

Reaksi Transesterifikasi Degummed Palm Oil (DPO) untuk Menghasilkan Biodiesel Sawit Menggunakan Lipozyme TL IM sebagai Biokatalis

1 11 93

Reaksi Transesterifikasi Degummed Palm Oil (DPO) untuk Menghasilkan Biodiesel Sawit Menggunakan Lipozyme TL IM sebagai Biokatalis

0 0 2

Reaksi Transesterifikasi Degummed Palm Oil (DPO) untuk Menghasilkan Biodiesel Sawit Menggunakan Lipozyme TL IM sebagai Biokatalis

0 0 14

Reaksi Transesterifikasi Degummed Palm Oil (DPO) untuk Menghasilkan Biodiesel Sawit Menggunakan Lipozyme TL IM sebagai Biokatalis

0 1 6

Reaksi Transesterifikasi Degummed Palm Oil(DPO) untuk Menghasilkan Biodiesel Sawit Menggunakan Lipozyme TL IM sebagai Biokatalis

0 1 6

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - Reaksi Transesterifikasi Degummed Palm Oil(DPO) untuk Menghasilkan Biodiesel Sawit Menggunakan Lipozyme TL IM sebagai Biokatalis

0 1 14