recovery dan tidak terpengaruh kandungan air. Namun proses transesterifikasi secara enzimatik masih terfokus pada kajian ekonomis
sehubungan pengadaan enzim lipase yang masih relatif mahal. Produksi enzimlipase secara mandiri asli indigenous  menjadi faktor penting untuk
mendukung proses transesterifikasi secara enzimatik. Beberapa enzim lipase indigenous telah dibuat dan diaplikasikan untuk proses hidrolisis, esterifikasi
dan tranesterifikasi secara enzimatik meliputi enzim ekstrak kecambah biji wijen, dedak padi, bromelin, protease, ragi tempe [23].
2.4 ENZIM LIPASE SEBAGAI BIOKATALIS
2.4.1  Pengertian Lipase
Lipase merupakan enzim yang dapat diproduksi oleh beberapa mikroorganisme diantaranya yaitu bakteri dan jamur. Meningkatnya
ketertarikan terhadap lipase karena enzim ini dapat digunakan sebagai katalis dalam hidrolisis untuk mensintesis ester asam lemak. Aktifasi lipase
terjadi di permukaan air-lemak, yang merupakan karakteristik struktural yang unik dari kelas enzim ini. Lipase menjadi unit olgopeptida heliks yang
melindungi  active site  sehingga disebut pada interaksi dengan permukaan hidrofobik seperti droplet lemak, memungkinkan pergerakan seperti dalam
jalan untuk membuka active site untuk substrat [24]. Lipase merupakan kelompok enzim yang  berfungsi sebagai biokatalis
hidrolisis lemak.  Lipase banyak digunakan untuk konversi  triasilgliserol TAG menjadi diasilgliserol  DAG. Penggunaan lipase penting  untuk
produksi minyak sehat healthy oil. Indonesia  dengan keanekaragaman hayati tinggi berpeluang  besar mengembangkan produksi lipase dari
mikroba lokal, salah satunya adalah kapang. Indonesia dengan  keanekaragaman hayatinya berpeluang besar
untuk mengembangkan produksi lipase dari  mikroba lokal. Eksplorasi mikroba lipolitik  lokal telah banyak dilakukan, namun hingga  saat ini
lipase komersial belum terdapat di  pasaran. Kondisi kultur optimum untuk mikroba sumber belum ditemukan, sehingga  penggunaan isolat alami
sebagai sumber  lipase memiliki daya hasil yang relatif rendah. Kapang merupakan mikroba yang  80 kebutuhan substratnya dipenuhi oleh
Universitas Sumatera Utara
makromolekul yang memiliki rantai karbon.  Beberapa jenis kapang diketahui tumbuh  pada habitat yang mengandung minyak,  misalnya tandan
kelapa sawit. Beberapa  kapang penghasil lipase antara lain adalah Aspergillus niger, Mucor miehei, Monilia  sitophila, Rhizopus delemar,  dan
R. javanicus [25].
2.4.2 Penggunaan Enzim Lipase sebagai Biokatalis
a. Lipase Bebas Lipase merupakan enzim yang memiliki peran yang penting dalam
bioteknologi modern.  Banyak industri yang  telah mengaplikasikan penggunaan enzim sebagai biokatalis. Lipase terkenal memiliki  aktivitas
yang tinggi dalam reaksi  hidrolisis dan dalam kimia sintesis. Lipase dapat berperan sebagai biokatalis untuk reaksi reaksi hidrolisis, esterifikasi,
alkoholisis, asidolisis and aminolisis.  Candida  dan  Rhizopus  yang merupakan organisme yang paling  sering dipakai  sebagai sumber sintesis
penghasil lipase [2]. Penggunaan enzim sebagai biokatalis telah memegang peranan yang
sangat penting pada industri  kimia dan farmasi.  Salah satu biokatalis yang potensial digunakan pada berbagai industri detergen, pangan, tekstil, pulp,
kertas dan farmasi adalah lipase.Beberapa tahun terakhir ini, lipase banyak digunakan sebagai biokatalis untuk reaksi hidrolisis atau sintesis minyak dan
lemak. Alasan utamanya adalah proses yang digunakan lebih efisien dengan selektivitas yang tinggi, kualitas yang dihasilkan lebih baik, serta  ramah
terhadap lingkungan [3]. b.
Amobilisasi Lipase Sebagai biokatalis enzim lipase hanya dapat dilakukan dalam satu kali
reaksi. Salah satu cara untuk mengatasi kelemahan ini adalah dengan dilakukannya teknik immobilisasi pada enzim yang akan digunakan.
Immobilisasi enzim bertujuan untuk meningkatkan stabilitas dan produktivitas enzim tersebut sehingga lipase dapat digunakan kembali [3].
Amobilisasi lipase secara luas digunakan untuk aplikasi industri terutama untuk sintesis biodiesel. Banyak studi tentang metode amobilisasi
lipase yang telah dilakukan, diantaranya yaitu adsorpsi dalam support padat
Universitas Sumatera Utara
dan entrapment dalam matriks polimer support. Tetapi metode adsorpsi dan entrapment memiliki beberapa kekurangan, diantaranya yaitu enzim amobil
mudah dipengaruhi oleh kondisi lingkungan karena interaksi antara enzim dengan  support  sangat lemah sehingga enzim mudah  lepas. Pada metode
entrapment, preparasi yang dilakukan agar enzim menempel pada matriks polimer sangat sulit dan aktifitas enzimnya cenderung rendah.Sehingga
alternatif yang digunakan untuk amobilisasi enzim yaitu dengan menggunakan metode kovalen. Metode ikatan kovalen ini memiliki
beberapa keuntungan yaitu ikatan antara enzim dan support stabil sehingga enzim tidak mudah lepas ke dalam larutan dan substrat dapat dengan mudah
berinteraksi karena enzim berada pada permukaan support [3].
2.4.3 Lipozyme sebagai Biokatalis