PERBANDINGAN UJI AKTIVITAS ANTIFUNGI INFUSA SIRIH HIJAU (Piper betle Linn) dan SIRIH MERAH (Piper betle Linn) PADA PERTUMBUHAN Candida albicans

SKRIPSI
KHOIRUN NISA

PERBANDINGAN UJI AKTIVITAS ANTIFUNGI
INFUSA SIRIH HIJAU (Piper betle Linn) dan
SIRIH MERAH (Piper betle Linn) PADA
PERTUMBUHAN Candida albicans

PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG
MALANG
2010

KATA PENGANTAR
Bismillahirrahmanirrahim.

Alhamdulillahirrobbilalamin,

puji


syukur

penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas segala rahmat, hidayah dan
karuniaNya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“Perbandingan uji aktivitas antifungi infusa sirih hijau (Piper betle Linn) dan sirih
merah (Piper betle Linn) pada pertumbuhan Candida albicans”.
Pada kesempatan ini,

penulis mengucapkan terima kasih sedalam –

dalamnya kepada :
1. Tri Lestari H.,M.Kep.,Sp. Mat selaku Dekan Fakultas Ilmu Kesehatan.
2. Drs. H. Achmad Inoni.,Apt selaku ketua Program Studi Farmasi Fakultas
Ilmu Kesehatan Universitas Muhammadiyah Malang dan selaku dosen
pembimbing I yang penuh dengan kesabaran dan pengertian berkenan
membimbing dan mengarahkan penulis dalam menyelesaikan pembuatan
skripsi ini.
3. Prof. Dr. Sukardiman. Apt. MSc selaku dosen pembimbing II atas
dukungan, bimbingan , arahan dan bantuan yang telah diberikan.
4. Hidajah Rachmawati, S. Si., Apt., Sp.FRS selaku dosen penguji atas

semua saran dan kritiknya.
5. Siti Rofida. S. Si., Apt selaku dosen penguji atas semua saran dan kritik
yang diberikan agar skripsi ini menjadi lebih baik.
6. Dra. Lilik Yusetyani, Apt., Sp.FRS selaku kepala laboratorium farmasi.
7. Drs. Djoko Agus Purwanto, Apt., M.Si., atas kesempatan waktunya
mengajari penulis tentang menganalisis data statistik.
8. Bapak H. Amir Ramli atas do’a dan motivasinya yang berkesan dan Ibu
Hj. Sri Suyatmi atas segala do’a dan dukungan yang selama ini diberikan ,
ucapan dan kasih sayang yang membuat penulis selalu merasa bangga
berada ditengah-tengah keluarga (you’ll never know how much I love u)
dan Rizal, Hanik, Nia, Bunga, Aisya dan Nabila atas guyonannya sewaktu
penulis dirumah.
9. Muchammad Tamtsil (Achink) atas tanaman yang dibuat penulis untuk
penelitian, waktu yang diberikan untuk menemani penulis determinasi
tanaman dan motivasinya yang diberikan.

10. Ana Isnaniyah teman seperjuangan atas kerjasama dalam menyelesaikan
skripsi.
11. Mbak Fat, Mbak Susi, Mbak Sri, Pak Jamil atas segala bentuk
kerjasamanya selama penelitian.

12. Jeng Tia, Jeng Tari, Jeng Iva, Jeng Icha, Mas Bagas, Mas Daus, Yoga,
Ana, Pujon, Mas CS atas bantuannya menemani selama penelitian di
laboratorium.
13. Teman-teman farmasi angkatan 06’ atas motivasi dan semangatnya yang
tidak bisa penulis sebutkan satu-persatu.
14. Teman-teman kost 404 C atas dukungannya dan motivasi secara spitual
yang diberikan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa tidak ada sesuatu yang sempurna di
dunia ini sehingga penulis mengharapkan masukan dari berbagai pihak. Semoga
skripsi ini dapat bermanfaat bagi pembaca sekalian.

Malang, 30 Juni 2010

Penulis

RINGKASAN
Perbandingan uji aktivitas antifungi infusa sirih hijau (Piper betle Linn) dan
sirih merah (Piper betle Linn) pada pertumbuhan Candida albicans
Kandidiasis merupakan infeksi yang sering disebabkan oleh jamur

Candida albicans. Berdasarkan survey insidens kandidiasis merupakan penyakit
jamur yang menempati urutan ketiga setelah dermatofitosis dan ptiriasis
versikolor. Pengobatan infeksi menggunakan antibiotik hingga saat ini sering
menimbulkan kesulitan karena harga relatif mahal dan kemungkinan terjadi efek
yang serius. Seiring dengan tumbuhnya kesadaran akan dampak buruk produkproduk kimiawi, maka tumbuh pula kesadaran akan pentingnya produk-produk
alami termasuk dalam kesehatan (pengobatan), karena produk alam dianggap
lebih aman, murah dan sedikit memiliki efek samping. Salah satu tumbuhan yang
dikenal sebagai tanaman obat yaitu daun sirih (Piper betle Linn).
Sirih hijau (Piper betle Linn) dan sirih merah (Piper betle Linn)
merupakan salah satu tanaman suku Piperaceae yang secara empiris memiliki
khasiat untuk menyebuhkan sariawan, sakit tenggorokan, obat batuk, obat cuci
mata, obat keputihan, mempercepat penyembuhan luka, menghilangkan bau mulut
dan mengobati sakit gigi, jamur penyebab infeksi tersebut adalah Candida
albicans. Permasalahan yang timbul adalah apakah aktivitas antifungi tersebut
disebabkan oleh kemampuan sirih merah menghambat pertumbuhan Candida
albicans. Untuk menjawab permasalahan tersebut, maka dilakukan penelitian
tentang Perbandingan uji aktivitas antifungi infusa sirih hijau (Piper betle Linn)
dan sirih merah (Piper betle Linn) pada pertumbuhan Candida albicans.
Berdasarkan hal tersebut diatas, tujuan penelitian ini adalah untuk
membandingkan aktivitas antifungi infusa sirih hijau (Piper betle Linn) dan sirih

merah (Piper betle Linn) pada pertumbuhan Candida albicans. Untuk mengetahui
aktivitas tersebut dilakukan penentuan konsentrasi hambat minimal (KHM) dan
konsentrasi bunuh minimal (KBM) menggunakan metode dilusi dan metode difusi
cakram serta dilakukan uji kromatografi lapis tipis (KLT). Infusa yang sudah
dilakukan pemekatan dicampur dengan media uji yang telah diinokulasi dengan
jamur uji, volume akhir menjadi 2 ml sehingga diperoleh sediaan infusa dengan
konsentrasi setengahnya kemudian ditanam pada media agar.
Hasil yang dicapai dalam penelitian ini adalah KHM pada sirih hijau
dengan konsentrasi 250 mg/ml dan pada sirih merah tidak menunjukkan adanya
nilai KHM sedangkan KBM pada pada sirih hijau sebesar 250 mg/ml dan pada
sirih merah tidak menunjukkan adanya KBM pada agar plate. Zona jernih pada
metode difusi cakram untuk sirih hijau adalah konsentrasi 500 mg/ml sebesar
(16,8 mm), 250 mg/ml sebesar (14,3 mm), 125 mg/ml (6 mm), 62,5 mg/ml (6
mm), 31,25 mg/ml (6 mm) sedangkan pada sirih merah didapatkan hasil pada
konsentrasi 500 mg/ml sebesar (6 mm), 250 mg/ml sebesar (6 mm), 125 mg/ml (6
mm), 62,5 mg/ml (6 mm), 31,25 mg/ml (6 mm), kemudian dibandingkan dengan
kontrol antibiotik nistatin yang memiliki zona jernih sebesar (20,4 mm). Metode
dari hasil tersebut diperkuat dengan adanya uji KLT. Didapatkan hasil bercak
noda berwarna ungu dan kuning kecoklatan yang ada pada sirih hijau dan sirih
merah. Kemudian dapat ditarik kesimpulan pada metode dilusi, sirih merah tidak

menunjukkan adanya nilai KHM dan KBM, sedangkan pada metode difusi

cakram, sirih merah terjadi penurunan aktifitas terhadap antifungi. Sehingga perlu
dilakukan penelitian yang lebih lanjut mengenai berbagai macam varietas
daripada sirih yang ada di Indonesia.

ABSTRAK
Perbandingan uji aktivitas antifungi infusa sirih hijau (Piper betle Linn) dan
sirih merah (Piper betle Linn) pada pertumbuhan Candida albicans

Kandidiasis merupakan infeksi yang sering disebabkan oleh jamur
Candida albicans, dan merupakan organisme penyebab penyakit jamur tersering.
Perkembangan resistensi Candida albicans terhadap obat antifungal merupakan
masalah potensial sehingga untuk pengobatannya diperlukan alternatif lain, salah
satunya adalah dengan menggunakan infusa sirih hijau (Piper betle Linn) dan sirih
merah (Piper betle Linn). Sirih hijau (Piper betle Linn) dan sirih merah (Piper
betle Linn) masih dalam satu varietas sehingga diharapkan mempunyai kandungan
kimia yang sama dan mempunyai aktivitas yang sama pula, sehingga dengan
adanya hal tersebut, tujuan penelitian ini adalah untuk membandingkan aktivitas
antifungi infusa sirih hijau (Piper betle Linn) dan sirih merah (Piper betle Linn)

pada pertumbuhan Candida albicans, menggunakan metode dilusi dan metode
difusi cakram. Setelah dilakukan penelitian didapatkan hasil dari metode dilusi
pada KHM sirih hijau adalah konsentrasi 250 mg/ml dan KBM konsentarsi 250
mg/ml, sedangkan sirih merah tidak menunjukkan adanya KHM dan KBM. Untuk
metode difusi cakram didapatkan zona jernih pada sirih hijau konsentrasi 500
mg/ml sebesar (16,8 mm), 250 mg/ml sebesar (14,3 mm), 125 mg/ml (6 mm),
62,5 mg/ml (6 mm), 31,25 mg/ml (6 mm) sedangkan pada sirih merah didapatkan
hasil pada konsentrasi 500 mg/ml sebesar (6 mm), 250 mg/ml sebesar (6 mm),
125 mg/ml (6 mm), 62,5 mg/ml (6 mm), 31,25 mg/ml (6 mm), kemudian
dibandingkan dengan kontrol antibiotik nistatin yang memiliki zona jernih sebesar
(20,4 mm), kemudian data tersebut diperkuat dengan adanya uji kromatografi
lapis tipis (KLT). Didapatkan hasil bercak noda berwarna ungu dan kuning
kecoklatan yang ada pada sirih hijau dan sirih merah. Kemudian dapat ditarik
kesimpulan pada metode dilusi, sirih merah tidak menunjukkan adanya nilai
KHM dan KBM, sedangkan pada metode difusi cakram, sirih merah terjadi
penurunan aktifitas terhadap antifungi. Sehingga perlu dilakukan penelitian yang
lebih lanjut mengenai berbagai macam varietas daripada sirih yang ada di
Indonesia.

Kata Kunci : aktivitas antifungi, sirih hijau, sirih merah, infus, KHM, KBM, zona

jernih, Candida albicans.

ABSTRACT
Compare the activity antifungal of green betel leaves infuse and red
betel leaves infuse toward the growth of Candida albicans
A candidiacy is infection which mostly seen is caused by Candida
albicans, and organism causing mostly fungal disease. The development of
Candida albicans’ resistance to antifungal drugs is a potential problem that
requires the other alternative treatment, one of them is by using green betel leaves
and red betel leaves. Green betel leaves and red betel leaves belongs to the
same variety therefore it is expected to have similar chemical compound
and activity, therefore the objective of this study is to compare the activity
of green betel leaves and red betel leaves infuse toward the growth of
Candida albicans, by using dilution method and using disk diffusion
method. After study, result of dilution methode in bring out MIC
(Minimum Inhibitory Concentration) for green betel leaves for concentration
250 mg/ml and MFC (Minimum Fungisidal Concentration) in concentration
250 mg/ml, while for red betel leaves has not showed either MIC and
MMC. For disk diffusion method, it obtained clear zone for green betel
leaves in concentration 500 mg/ml (16,8 mm), 250 mg/ml (14,3 mm), 125

mg/ml (6 mm), 62,5 mg/ml (6 mm), 31,25 mg/ml (6 mm) while for the red betel
leaves in concentration 500 mg/ml (6 mm), 250 mg/ml (6 mm), 125 mg/ml (6
mm), 62,5 mg/ml (6 mm), 31,25 mg/ml (6 mm), mg/ml (10,8 mm) and 250
mg/ml (8,3 mm) and then result would be compared to antibiotic control it
obtained clear zone (20,4 mm), obtained strengthened by thin layer
chromatograph test. which revealed purple blot and gold. And then we
might conclude that for dilusion method, red betel leaves has not showed
either MIC and MMC, for disk diffusion method, red betel leaves has not
antifungal activity toward the growth of Candida albicans. Therefore it is
necessary to conduct advance study about various betel leaves existing in
Indonesian.
Keywords: antifungal activity, green betel leaves, red betel leaves, infuse, MIC,
MFC, clear zone, Candida albicans.

DAFTAR ISI
Halaman
JUDUL
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................................. ii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... iii
RINGKASAN .................................................................................................. v

ABSTRAK ....................................................................................................... vii
ABSTRACT ..................................................................................................... viii
DAFTAR ISI .................................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii
DAFTAR GAMBAR ....................................................................................... xiii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiv

BAB I PENDAHULUAN ............................................................................... 1
1.1 Latar Belakang ........................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 4
1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 4
1.3.1 Tujuan Umum ................................................................................... 4
1.3.2 Tujuan Khusus .................................................................................. 4
1.4 Hipotesis..................................................................................................... 5
1.5 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.................................................................... 6
2.1 Candida albicans ........................................................................................ 6
2.2.1 Taksonomi Candida albicans ........................................................... 6
2.2.2 Morfologi dan Identifikasi ................................................................ 6

2.2 Tinjauan Tentang Sirih hijau...................................................................... 8
2.2.1 Taksonomi Sirih hijau ....................................................................... 8
2.2.2 Nama Lain ......................................................................................... 8
2.2.3 Morfologi Tumbuhan ........................................................................ 8
2.2.4 Unsur-unsur Daun Sirih hijau ........................................................... 10
2.2.5 Efek Farmakologi Daun Sirih hijau .................................................. 11

2.3 Tinjauan Tentang Sirih merah.................................................................... 13
2.3.1 Taksonomi Sirih merah ..................................................................... 13
2.3.2 Nama Lain ......................................................................................... 13
2.3.3 Morfologi Tumbuhan ........................................................................ 13
2.3.4 Habitat dan Distribusi Geografis....................................................... 14
2.3.5 Kandungan Kimia Daun Sirih merah ................................................ 15
2.4 Tinjauan Tentang Infus .............................................................................. 16
2.5 Tinjauan Tentang Antibiotik ...................................................................... 17
2.5.1 Amfoterisin b .................................................................................... 17
2.5.2 Nistatin .............................................................................................. 17
2.5.3 Ketokonazol ...................................................................................... 17
2.6 Tinjauan Tentang Media ............................................................................ 18
2.7 Tinjauan Tentang Metode Penentuan Aktivitas Antimikroba ................... 19
2.7.1 Metode Difusi. .................................................................................. 19
2.7.2 Metode Dilusi .................................................................................... 21
2.7.3 Metode Bioautografik ....................................................................... 21
2.8 Kromatografi Lapis Tipis (KLT) ............................................................... 22
BAB III KERANGKA KONSEPTUAL ....................................................... 24
3.1 Kerangka Konseptual ................................................................................ 24
3.2 Uraian Kerangka Konseptual .................................................................... 25
BAB IV METODE PENELITIAN ............................................................... 26
4.1 Rancangan Penelitian ................................................................................. 26
4.2 Estimasi Besar Sampel ............................................................................... 26
4.3 Instrumen Penelitian .................................................................................. 26
4.4 Variabel Penelitian ..................................................................................... 27
4.4.1 Variabel Bebas .................................................................................. 27
4.4.2. Variabel Tergantung......................................................................... 27
4.5 Sterilisasi Alat ............................................................................................ 27
4.5.1 Sterilisasi kering............................................................................... 28
4.5.2 Sterilisasi basah ................................................................................ 28
4.6 Definisi Operasional................................................................................... 28

4.7 Alur Penelitian ........................................................................................... 30
4.8 Prosedur Kerja Penelitian........................................................................... 31
4.8.1 Penyiapan Media ............................................................................... 31
4.8.2 Persiapan Mikroba Uji ...................................................................... 31
4.8.3 Pembuatan Sediaan Infus .................................................................. 32
4.8.4 Pemekatan Infus ................................................................................ 33
4.8.5 Konsentrasi Nistatin .......................................................................... 33
4.8.6 Prosedur Uji Percobaan ..................................................................... 33
4.9 Analisa Data ............................................................................................... 40

BAB V HASIL PENELITIAN ...................................................................... 41
5.1 Hasil Pemeriksaan Infusa ........................................................................... 41
5.2 Hasil pengamatan metode pengenceran ..................................................... 41
5.2.1 KHM sirih hijau ............................................................................... 41
5.2.2 KHM sirih merah ............................................................................. 42
5.2.3 KBM sirih hijau ............................................................................... 44
5.2.4 KBM sirih merah ............................................................................. 46
5.3 Hasil Pengamatan Disk Difusi ................................................................... 47
5.3.1 zona jernih sirih hijau....................................................................... 47
5.3.2 Zona jernih sirih merah .................................................................... 48
5.4 Kromatografi Lapis Tipis (KLT) ............................................................... 48
5.5 Analisa Data ............................................................................................... 50

BAB VI PEMBAHASAN............................................................................... 52

BAB VII KESIMPULAN dan SARAN ........................................................ 54
7.1 Kesimpulan ......................................................................................... 54
7.2 Saran .................................................................................................. 55

DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 56

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. 59

DAFTAR TABEL

Tabel

Halaman

II.3 Analisa Tentang Kandungan Sirih hijau.................................................... 11
V.1 Skor Kekeruhan Sirih hijau ....................................................................... 41
V.2 Skor Kekeruhan Sirih merah ..................................................................... 43
V.3 Rata-rata koloni Sirih hijau ....................................................................... 44
V.4 Rata-rata Koloni Sirih merah .................................................................... 46
V.5 Perbandingan hasil bercak noda dan Rf .................................................... 50

DAFTAR GAMBAR

Gambar

Halaman

2.1 Candida albican ........................................................................................ 7
2.2 Tanaman Sirih hijau ................................................................................... 9
2.3 Tanaman Sirih merah ................................................................................. 14
4.1 Tabung untuk pengenceran ........................................................................ 33
4. 2 Pengisian SD Broth ................................................................................... 34
4. 3 Pengisian kontrol bahan ............................................................................ 35
4. 4 Pengisian kontrol jamur ............................................................................ 35
4.5 Tabung untuk kertas cakram ...................................................................... 36
4. 6 Pengisian SD Broth ................................................................................... 37
4. 7 Pengisian kontrol bahan ............................................................................ 38
5. 1 Hasil Pengenceran tabung sirih hijau ........................................................ 42
5. 2 Hasil Pengenceran tabung sirih merah ...................................................... 43
5. 3 Hasil pengenceran agar sirih hijau ............................................................ 45
5.4Diagram batang sirih hijau .......................................................................... 45
5.5 Hasil pengenceran agar sirih merah ........................................................... 46
5.6Diagram batang sirih merah ........................................................................ 47
5.7 Zona jernih sirih hijau ................................................................................ 48
5.8 Zona jernih sirih merah .............................................................................. 48
5.9 Bercak noda pada KLT .............................................................................. 50

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran

Halaman

1. Daftar Riwayat Hidup ………………………………………………59
2. Surat Pernyataan……………………………………………………60
3. Determinasi Tanaman………………………………………………61
4. Hasil Pemeriksaan Serbuk dan Infus……………………………….62
5. Hasil KHM pada Sirih hijau dan Sirih merah……………..….…….62
6. Hasil KBM pada Sirih hijau dan Sirih merah………………………64
7. Hasil Mengukur Zona Jernih………………………………….……65
8. Hasil KLT……………………………………………………….…..66
9. Gambar alat-alat penelitian………………………………………....67

DAFTAR PUSTAKA
Asmaedy, S. 1991. Uji Mikroorganisme Terhadap Lengkuas Yang Digunakan
Sebagai Antijamur. Pusat Penelitian Universitas Andalas, Padang, hal 1435.
Bahry dan Setiabudi., 2005. Farmakologi Dan Terapi. Edisi ke- 4, Jakarta, hal
560-563.
Bennett., 1995. Harisson Prinsip – Prinsip Ilmu Penyakit Dalam. Volume 2,
Jakarta, hal 963-972.
Benson., 2001. Microbiological Application Lab Manual in General
Microbiology. Eighth Edition, hal 93-98.
Budimulja, dkk. 2001. Dermatomikosis Superfisialis. Jakarta: Balai Penerbit
FKUI, hal 55-58.
Departemen Kesehatan., 1980. Materia Medika Indonesia. Jilid IV, Departemen
Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta, hal 92-107.
Dzen, Sjoekoer M.,et al. 2003. Bakteriologi Medik. Malang: Bayumedia
Publishing, hal 122-123.
Fitriana, 2009. Formulasi dan Uji Aktivitas Antijamur Secara In vitro Salep
Minyak Atsiri rimpang Temu Giring (Curcuma heyneana Val) Dengan
Basis Salep. Universitas Muhammaiyah Surakarta. .(Online)
http://etd.eprints.ums.ac.id/6057/1/K100050012.pdf, diakses tanggal 12 Mei
2010.
Ganiswara, S. G. 1995. Farmakologi dan Terapi. Bagian Farmakologi FKUI,
Jakarta, hal 560-570.
Griffin, D. H. 1981. Fungal Physiology. John Wiley and Sons, Inc, USA, hal
242-243.
Jawetz, Ernest at all., 1996. Mikrobiologi Kedokteran. Edisi ke-20, Jakarta:
EGC, hal 343-345.
Juliantina, dkk. 2008. Manfaat Sirih Merah (Piper crocatum) Sebagai Agen
Anti Bakterial Terhadap Bakteri Gram Positif Dan Negatif. Jurnal
Kedokteran
dan
Kesehatan
Indonesia.
(online),
http://library.usu.ac.id/download/fk/kulit-endang.pdf, diakses tanggal 8
November 2009.
Heyne, K. 1987. Tumbuhan Berguna Indonesia. Jilid II. Cetakan ke-1, Badan
Penelitian dan Pengembangan Kehutanan, Jakarta, hal 619-641.

Hezmela, 2006. Daya Antijamur Ekstrak Lengkuas Merah (Alpina purpurata
K. Schum) dalam Sediaan Salep. Institut Pertanian Bogor, Fakultas
Teknologi
Pertanian.
(online),
http://etd.eprints.ums.ac.id/6057/1/K100050012.pdf, diakses pada tanggal
10 mei.
Kojic, dkk. 2004. Candida Infections of Medical Devices. Texas: Baylor
College of Medicine.
Kurniawan, 2009. Uji Aktivitas Antijamur Ekstrak Rimpang Binahong
(Anredera cordifolia (Tenore) steen) Terhadap Jamur Candida albicans
Serta Skrining Fitokimia. Universitas Muhammadiyah Surakarta. (online)
Diakses pada tanggal 12 Mei 2010.
Mardjono, 2007. Farmakologi Dan Terapi. Edisi ke-5, Jakarta, hal 571-576.
Moeljanto dan Mulyono, 2003. Khasiat dan Manfaat Daun Sirih Obat
Mujarab dari Masa ke Masa. Cetakan Pertama, Jakarta: Agromedia
Pustaka.
Poelongan, dkk, 2006. Aktivitas Air Perasan, Minyak Atsiri Dan Ekstrak
Etanol Daun Sirih Terhadap Bakteri Yang Diisolasi Dari Sapi Mastitis
Subklinis. Seminar Nasional Teknologi Peternakan dan Veteriner. Jakarta.
(online),

peternakan.litbang.deptan.go.id/publikasi/semnas/pro06-38.pdf,

diakses pada tanggal 16 Desember 2009.
Rostinawati, 2007. Uji Aktivitas Hasil Penyarian Biji Mahkota Dewa
(Phaleria

macrocarpa

(SCHEFF)

Terhadap

Beberapa

Mikroba

Penyebab Infeksi Kulit. Universitas Padjadjaran. (online)
http://pustaka.unpad.ac.id/wpcontent/uploads/2009/02/uji_aktivitas_hasil_p
enyarian_biji_mahkota_dewa.pdf, diakses pada tanggal 11 Mei 2010.
Setiabudi Dan Vincent, 2005. Farmakologi Dan Terapi. Edisi ke-4, Jakarta, hal
571-572.
Setiyawati, dkk, 2009. The Role of Cervical Erosiono on Vaginal Colonization
of Candida sp. Study on The Interauterine Contraceptive Device Users
in Puskesmas Depok 1 Sleman. Berkala Ilmu Kedokteran, Vol. 41, No. 2.
Yogyakarta. (online) http://etd.eprints.ums.ac.id/5890/1/K100050060.pdf,
diakses pada tanggal 9 mei.
Shofia, 2008. Uji Efek Tonik Infusa Buah Cabe Jawa (Piper retrofractum
Vahl) pada Mencit Putih (Mus musculus) Jantan Galur Swiss.
Universitas Muhammadiyah Surakarta. (online)

http://etd.eprints.ums.ac.id/2347/1/K100040221.pdf, diakses pada tanggal
11 Mei 2010.
Soemiati dan Berna, 2002. Uji Pendahuluan efek Kombinasi Antijamur Infus
Daun Sirih (Piper bettle Linn) Kulit Buah Delima (Punica granatum L)
Dan Rimpang Kunyit (Curcuma Domestica Val) Terhadap Jamur
Candida albicans. Makara, Seri Sains, Vol. 6, No. 3. (online),
http://journal.ui.ac.id/upload/artikel/Uji%20Pendahuluan%20Efek_Atiek%2
0S.%20Berna.PDF, diakses pada tanggal 27 Oktober 2009
Sudewo, 2005. Basmi Penyakit dengan Sirih Merah. Cetakan ke-1, Jakarta:
Agromedia Pustaka, hal 35-45.
Sukandar dkk, 2008. ISO Farmakoterapi. Jakarta, hal 721-726.

ÿ

ÿ
232ÿ5ÿ
67893
38ÿ
ÿ


ÿÿÿÿÿÿÿ ÿ2ÿÿ
ÿ ÿ!"#$%&ÿ'"&ÿ()ÿ"#)ÿ"**&ÿ+,"-ÿ.!$#ÿ
/012320ÿ05637018ÿ9:"";;?@ÿÿ!"#$%&ÿ%"(&;ÿ.!$#ÿ()ÿ
!""!%;ÿ$#$;ÿ&";)ÿ";",-ÿ2ABC0DEF3DE838ÿÿGD3B30838ÿHAB83IE5EB