PENGARUH KADAR PENGIKAT ACASIA TERHADAP MUTU FISIK TABLET HISAP EKSTRAK KELOPAK BUNGA ROSELLA (Hibiscus sabdariffa L.)

(1)

i

SKRIPSI

MASITA ASMA KUSUMA

PENGARUH KADAR PENGIKAT ACASIA

TERHADAP MUTU FISIK TABLET HISAP EKSTRAK

KELOPAK BUNGA ROSELLA

(Hibiscus sabdariffa L.)

PROGRAM STUDI FARMASI

FAKULTAS ILMU KESEHATAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH MALANG

2013


(2)

ii

LEMBAR PENGESAHAN

PENGARUH KADAR PENGIKAT ACASIA TERHADAP

MUTU FISIK TABLET HISAP EKSTRAK KELOPAK BUNGA

ROSELLA

(Hibiscus sabdariffa L.)

SKRIPSI

Dibuat untuk memenuhi syarat mencapai gelar Sarjana Farmasi pada Program Studi Farmasi Fakultas Ilmu Kesehatan

Universitas Muhammadiyah Malang 2013

Oleh:

MASITA ASMA KUSUMA NIM: 09040075

Disetujui oleh:

Pembimbing I Pembimbing II


(3)

iii

LEMBAR PENGUJIAN

PENGARUH KADAR PENGIKAT ACASIA TERHADAP

MUTU FISIK TABLET HISAP EKSTRAK KELOPAK BUNGA

ROSELLA

(Hibiscus sabdariffa L.)

SKRIPSI

Telah diuji dan dipertahankan di depan tim penguji pada tanggal

04 Juli 2013

Oleh:

Masita Asma Kusuma

09040075

Tim Penguji:

Penguji II

Dra. Uswatun Chasanah, M.Kes., Apt. Penguji I

Drs. Bambang Widjaja, M.Si., Apt.

Penguji III

Sovia Aprina Basuki, S.Farm.,M.Si.,Apt.

Penguji IV


(4)

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan hidayahnya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul


(5)

v

10.Serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu yang telah memberikan bantuan kepada penulis dalam penyusunan skripsi ini.

Segala usaha serta kemampuan telah dicurahkan untuk mencapai hasil yang maksimal dalam penulisan skripsi ini. Namun, penulis menyadari bahwa dalam pembuatan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Oleh karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang bersifat membangun untuk kesempurnaan skripsi ini. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi penulis, teman-teman mahasiswa, dan ilmu pengetahuan, Aamiin.

Malang, Juli 2013


(6)

x

DAFTAR ISI


(7)

xi 2.4.5 Waktu Melarut


(8)

xii 5.2Pemeriksaan Mutu Fisik Tablet


(9)

xiii

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman


(10)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman


(11)

xv

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1 Daftar Riwayat Hidup ...40

2 Surat Pernyataan ...41

3 Surat Keterangan Determinasi Tanaman ...42

4 Perhitungan Dosis Tablet Hisap Ekstrak Kelopak Bunga Rosella ...43

5 Perhitungan Penimbangan Bahan ...44 6 Hasil Pemeriksaan Mutu Fisik Granul


(12)

xvi

DAFTAR SINGKATAN

Anova : Analysis of Variances

MC : Moisture Content

kg : Kilogram

mg : Milligram

cm : Centimeter

ml : Milliliter

SPSS : Statistical Product and Service Solution HSD : Honestly Significant Difference


(13)

38

Daftar Pustaka

Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Anonim, 1986, Sediaan Galenik, 10-12, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,Jakarta.

Ansel, H.C, 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, diterjemahkan oleh FaridaIbrahim, Asmanizar, Iis Aisyah, Edisi IV, 255-271, 607-608, UI Press, Jakarta.

Banker, G.S. and Anderson, N.R., 1986, Tablet In The Theory and Practice of

Industrial Pharmacy, Ed III, diterjemahkan oleh siti Suyatmi, UI Press,

Jakarta.

Carstensen, J.T., 1977, Pharmaceutics of Solids and Solids Dosage Form, 209-214, A. Wiley, Intercience Publication John Wiley and Sons, New York. Cooper, J.W., Gunn,C. 1975, Dispensing for Pharmacuetical Students, Twelfth


(14)

39

Parrott, E.L., 1971, Pharmaceutical Technology Fundamental Pharmaceutics, 3rd Ed, Burgers Publishing Company, Minneapols.

Parrot, Eugene L. 2007. Penggerusan, dalam: Lachman L., Liembermann H. A., dan Kanig J. L. Teori dan Praktek Farmasi Industri, Volume 1. Edisi Ketiga. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Peters, D., 1989, Medical Lozenges in Lachman,L., Lieberman,H.A., Kanig J.L (Eds) Pharmaceutical Dosage Form : Tablets, Vol 1, 419, 543


(15)

1

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Hibiscus sabdariffa, atau lebih dikenal sebagai rosella adalah spesies

bunga yang berasal dari benua Afrika. Pada mulanya bunga ini dijadikan penghias halaman rumah, kemudian dimanfaatkan sebagai minuman hangat dimusim dingin dan minuman dingin dimusim panas (Slamet et al., 2012).

Pemanfaatan kelopak bunga rosella sudah dikenal dan diteliti baik oleh pakar kesehatan modern maupun pakar kesehatan tradisional diberbagai negara didunia. Kelopak bunga tersebut diketahui mengandung zat-zat penting yang diperlukan oleh tubuh, seperti vitamin C, vitamin A, protein esensial, kalsium, dan 18 jenis asam amino, termasuk arginin dan lignin yang berperan dalam proses peremajaan sel tubuh (Slamet et al., 2012).

Secara tradisional, ekstrak kelopak rosella berkhasiat sebagai antibiotik, aprodisiaka (meningkatkan gairah seksual), diuretik (melancarkan buang air kecil), pelarut, sedative (penenang), dan tonik. Sebuah penelitian yang dilakukan ilmuwan Chung San Medical University di Taiwan, Chau Jong Wan, menunjukkan konsumsi rosella digunakan sebagai salah satu cara baru untuk mengurangi resiko penyakit jantung. Flora ini terbukti secara klinis mampu mengurangi jumlah plak yang menempel pada pembuluh darah. Tidak hanya itu, rosella juga memiliki potensi untuk mengurangi kadar LDL dan lemak dalam tubuh. Hal ini menunjukkan bahwa rosella juga bermanfaat terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi (tekanan darah tinggi), membantu program diet bagi penderita kegemukan (obesitas), melancarkan peredaran darah, menurunkan demam umum, melancarkan dahak bagi penderita batuk berdahak, dan dapat dimanfaatkan untuk melancarkan buang air besar (Slamet et al., 2012).

Untuk mendapatkan teh rosella, bunga yang sudah dipetik, dijemur dibawah terik matahari selama 1-2 hari agar memudahkan pemisahan lidah kelopak dengan bijinya. Setelah dicuci dengan air bersih dan dijemur kembali 3-5 hari. Selanjutnya kelopaknya diremas, jika mudah menjadi bubuk artinya kadar


(16)

2

airnya mencapai 4-5%, untuk membuat minuman 2-8 gram teh rosella diseduh dengan air mendidih hingga larut dan air berubah menjadi kemerahan. Dengan proses yang begitu panjang untuk mendapatkan secangkir teh rosella membuat masyarakat terkadang menjadi enggan untuk menikmati manfaat rosella. Oleh karena itu dengan membuat tablet hisap dari ekstrak rosella membuat pemanfaatan rosella menjadi lebih mudah dan efisien (Slamet et al., 2012).

Tablet hisap merupakan sediaan padat yang mengandung gula dan gom, memberikan kohesifitas dan kekerasan yang tinggi dan dapat melepas bahan obat dengan lambat (Gunn et al., 1975). Dalam pembuatan tablet hisap perlu ditambahkan beberapa bahan tambahan diantaranya bahan pengisi, bahan pengikat, dan lubrikan. Pada pembuatan tablet hisap ekstrak kelopak bunga rosella ini, digunakan gom arab sebagai bahan pengikat tablet. Bahan pengikat atau binder berfungsi untuk mengikat bahan obat dengan bahan penolong lain sehingga diperoleh granul yang baik, yang akan menghasilkan tablet yang kompak serta tidak mudah pecah (Parrott, 1971). Gom arab merupakan bahan yang sering digunakan pada pembuatan tablet hisap (pastilles atau lozenges). Sebagai bahan pengikat acacia digunakan dengan rentang penggunaan 1-5%. (Rowe, 2009).

Pada penelitian ini akan dibuat tablet hisap ekstrak kelopak bunga rosella dengan menggunakan bahan pengikat acasia dan menggunakan metode granulasi basah untuk mengetahui kadar pengikat yang dapat memberikan tablet hisap dengan mutu fisik yang ideal.

1.2Rumusan Masalah

- Bagaimana pengaruh kadar acasia yang digunakan terhadap mutu fisik tablet hisap yang akan dibuat?

- Berapa kadar acasia yang digunakan agar didapat tablet hisap yang memiliki mutu fisik yang ideal?

1.3Tujuan Penelitian

- Mengetahaui pengaruh kadar pengikat yang digunakan terhadap mutu fisik tablet hisap yang akan dibuat.


(17)

3

- Mengetahui kadar pengikat yang digunakan agar didapat tablet hisap yang memiliki mutu fisik yang ideal.

1.4Hipotesis

Semakin banyak kadar pengikat yang digunakan akan memberikan hasil tablet yang semakin keras, memiliki kerapuhan yang rendah, dan waktu melarut yang semakin lama.

1.5Manfaat Penelitian

- Mengetahui pengaruh berbagai kadar acasia sebagai pengikat terhadap mutu fisik tablet hisap dari ekstrak kelopak bunga rosella.

- Mengetahui kadar acasia sebagai pengikat yang dapat memberikan hasil tablet hisap dengan mutu fisik yang ideal.


(1)

xvi

DAFTAR SINGKATAN

Anova : Analysis of Variances

MC : Moisture Content kg : Kilogram

mg : Milligram

cm : Centimeter

ml : Milliliter

SPSS : Statistical Product and Service Solution HSD : Honestly Significant Difference


(2)

Daftar Pustaka

Anonim, 1995, Farmakope Indonesia, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Anonim, 1979, Farmakope Indonesia, Edisi III, Departemen Kesehatan Republik Indonesia, Jakarta.

Anonim, 1986, Sediaan Galenik, 10-12, Departemen Kesehatan Republik Indonesia,Jakarta.

Ansel, H.C, 1989, Pengantar Bentuk Sediaan Farmasi, diterjemahkan oleh FaridaIbrahim, Asmanizar, Iis Aisyah, Edisi IV, 255-271, 607-608, UI Press, Jakarta.

Banker, G.S. and Anderson, N.R., 1986, Tablet In The Theory and Practice of Industrial Pharmacy, Ed III, diterjemahkan oleh siti Suyatmi, UI Press, Jakarta.

Carstensen, J.T., 1977, Pharmaceutics of Solids and Solids Dosage Form, 209-214, A. Wiley, Intercience Publication John Wiley and Sons, New York.

Cooper, J.W., Gunn,C. 1975, Dispensing for Pharmacuetical Students, Twelfth Ed, 10; 186


(3)

39

Parrott, E.L., 1971, Pharmaceutical Technology Fundamental Pharmaceutics, 3rd Ed, Burgers Publishing Company, Minneapols.

Parrot, Eugene L. 2007. Penggerusan, dalam: Lachman L., Liembermann H. A., dan Kanig J. L. Teori dan Praktek Farmasi Industri, Volume 1. Edisi Ketiga. Jakarta: Universitas Indonesia Press.

Peters, D., 1989, Medical Lozenges in Lachman,L., Lieberman,H.A., Kanig J.L (Eds) Pharmaceutical Dosage Form : Tablets, Vol 1, 419, 543


(4)

1 BAB 1 PENDAHULUAN

1.1Latar Belakang Masalah

Hibiscus sabdariffa, atau lebih dikenal sebagai rosella adalah spesies bunga yang berasal dari benua Afrika. Pada mulanya bunga ini dijadikan penghias halaman rumah, kemudian dimanfaatkan sebagai minuman hangat dimusim dingin dan minuman dingin dimusim panas (Slamet et al., 2012).

Pemanfaatan kelopak bunga rosella sudah dikenal dan diteliti baik oleh pakar kesehatan modern maupun pakar kesehatan tradisional diberbagai negara didunia. Kelopak bunga tersebut diketahui mengandung zat-zat penting yang diperlukan oleh tubuh, seperti vitamin C, vitamin A, protein esensial, kalsium, dan 18 jenis asam amino, termasuk arginin dan lignin yang berperan dalam proses peremajaan sel tubuh (Slamet et al., 2012).

Secara tradisional, ekstrak kelopak rosella berkhasiat sebagai antibiotik, aprodisiaka (meningkatkan gairah seksual), diuretik (melancarkan buang air kecil), pelarut, sedative (penenang), dan tonik. Sebuah penelitian yang dilakukan ilmuwan Chung San Medical University di Taiwan, Chau Jong Wan, menunjukkan konsumsi rosella digunakan sebagai salah satu cara baru untuk mengurangi resiko penyakit jantung. Flora ini terbukti secara klinis mampu mengurangi jumlah plak yang menempel pada pembuluh darah. Tidak hanya itu, rosella juga memiliki potensi untuk mengurangi kadar LDL dan lemak dalam tubuh. Hal ini menunjukkan bahwa rosella juga bermanfaat terhadap penurunan tekanan darah pada penderita hipertensi (tekanan darah tinggi), membantu program diet bagi penderita kegemukan (obesitas), melancarkan peredaran darah, menurunkan demam umum, melancarkan dahak bagi penderita batuk berdahak, dan dapat dimanfaatkan untuk melancarkan buang air besar (Slamet et al., 2012).

Untuk mendapatkan teh rosella, bunga yang sudah dipetik, dijemur dibawah terik matahari selama 1-2 hari agar memudahkan pemisahan lidah kelopak dengan bijinya. Setelah dicuci dengan air bersih dan dijemur kembali 3-5 hari. Selanjutnya kelopaknya diremas, jika mudah menjadi bubuk artinya kadar


(5)

2

airnya mencapai 4-5%, untuk membuat minuman 2-8 gram teh rosella diseduh dengan air mendidih hingga larut dan air berubah menjadi kemerahan. Dengan proses yang begitu panjang untuk mendapatkan secangkir teh rosella membuat masyarakat terkadang menjadi enggan untuk menikmati manfaat rosella. Oleh karena itu dengan membuat tablet hisap dari ekstrak rosella membuat pemanfaatan rosella menjadi lebih mudah dan efisien (Slamet et al., 2012).

Tablet hisap merupakan sediaan padat yang mengandung gula dan gom, memberikan kohesifitas dan kekerasan yang tinggi dan dapat melepas bahan obat dengan lambat (Gunn et al., 1975). Dalam pembuatan tablet hisap perlu ditambahkan beberapa bahan tambahan diantaranya bahan pengisi, bahan pengikat, dan lubrikan. Pada pembuatan tablet hisap ekstrak kelopak bunga rosella ini, digunakan gom arab sebagai bahan pengikat tablet. Bahan pengikat atau binder berfungsi untuk mengikat bahan obat dengan bahan penolong lain sehingga diperoleh granul yang baik, yang akan menghasilkan tablet yang kompak serta tidak mudah pecah (Parrott, 1971). Gom arab merupakan bahan yang sering digunakan pada pembuatan tablet hisap (pastilles atau lozenges). Sebagai bahan pengikat acacia digunakan dengan rentang penggunaan 1-5%. (Rowe, 2009).

Pada penelitian ini akan dibuat tablet hisap ekstrak kelopak bunga rosella dengan menggunakan bahan pengikat acasia dan menggunakan metode granulasi basah untuk mengetahui kadar pengikat yang dapat memberikan tablet hisap dengan mutu fisik yang ideal.

1.2Rumusan Masalah

- Bagaimana pengaruh kadar acasia yang digunakan terhadap mutu fisik tablet hisap yang akan dibuat?

- Berapa kadar acasia yang digunakan agar didapat tablet hisap yang memiliki mutu fisik yang ideal?

1.3Tujuan Penelitian

- Mengetahaui pengaruh kadar pengikat yang digunakan terhadap mutu fisik tablet hisap yang akan dibuat.


(6)

- Mengetahui kadar pengikat yang digunakan agar didapat tablet hisap yang memiliki mutu fisik yang ideal.

1.4Hipotesis

Semakin banyak kadar pengikat yang digunakan akan memberikan hasil tablet yang semakin keras, memiliki kerapuhan yang rendah, dan waktu melarut yang semakin lama.

1.5Manfaat Penelitian

- Mengetahui pengaruh berbagai kadar acasia sebagai pengikat terhadap mutu fisik tablet hisap dari ekstrak kelopak bunga rosella.

- Mengetahui kadar acasia sebagai pengikat yang dapat memberikan hasil tablet hisap dengan mutu fisik yang ideal.


Dokumen yang terkait

Manfaat Ekstrak Bunga Rosella (Hibiscus Sabdariffa) Sebagai Obat Kumur Dalam Menghambat Pertumbuhan Plak Pada Mahasiswa FKG USU Angkatan 2012

9 89 62

Uji Aktivitas Antibakteri Ekstrak Metanol Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L) Terhadap Bakteri Escherichia coli dan Stapylococcus aureus

7 97 50

FORMULASI TABLET EFFERVESCENT EKSTRAK KELOPAK BUNGA ROSELLA (Hibiscus sabdariffa Linn.) SECARA GRANULASI BASAH DENGAN PENGIKAT PVP K-30

0 23 18

PENGARUH KADAR PENGIKAT CMC-Na terhadap MUTU FISIK TABLET HISAP EKSTRAK KELOPAK BUNGA ROSELLA (Hibiscus sabdariffa L.)

0 6 21

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK KELOPAK BUNGA ROSELA (Hibiscus sabdariffa L.) DENGAN BASIS MANITOL

0 11 19

FORMULASI TABLET HISAP EKSTRAK KELOPAK BUNGA ROSELA (Hibiscus sabdariffa L) DENGAN BASIS MANITOL (Pengaruh Kadar Pengikat PVP K-30 Terhadap Mutu Fisik Tablet)

10 72 17

Formulasi Tablet Hisap Kombinasi Ekstrak Air Kulit Buah Manggis (Garcinia mangostana L.) dan Ekstrak Air Kelopak Bunga Rosella (Hibiscus sabdariffa L.) Menggunakan Gelatin Sebagai Bahan Pengikat

1 18 79

Pengaruh Bahan Pengikat Polivinil Pirolidon (PVP) terhadap Mutu Fisik Tablet Hisap Ekstrak Kelopak Bunga Rosela (Hibiscus sabdariffa L.)

0 1 11

PENGARUH GELATIN SEBAGAI BAHAN PENGIKAT DALAM SEDIAAN TABLET HISAP DENGAN EKSTRAK KELOPAK BUNGA ROSELA ( Hibiscus sabdariffa L) - repository perpustakaan

0 0 17

BAB II TINJAUAN PUSTAKA - PENGARUH GELATIN SEBAGAI BAHAN PENGIKAT DALAM SEDIAAN TABLET HISAP DENGAN EKSTRAK KELOPAK BUNGA ROSELA ( Hibiscus sabdariffa L) - repository perpustakaan

0 0 10