Sistem pengisian Sistem Pengisian

4

BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Sistem Pengisian

1. Sistem pengisian

Sistem pengisian pada kendaraan menjadi sumber energi listrik untuk seluruh kebutuhan energi listrik dalam kendaraan selama mesin hidup dan mengisi baterai supaya baterai siap pakai sewaktu start mesin dan untuk menghidupkan beban listrik saat mesin mati. Fungsi dari sistem pengisian adalah menyediakan energi listrik untuk menghidupkan perlengkapan kelistrikan mobil dan mengisi baterai agar baterai tetap terisi penuh. Sistem pengisian dibagi menjadi dua macam yaitu generator DC dan generator AC. Generator AC sering disebut alternator. Generator DC dan generator AC mempunyai perbedaan prinsip seperti berikut: Tabel 2.1 Perbedaan prinsip generator DC dan AC No Generator DC Generator AC 1. Kumparan pembangkit berputar dan kumparan medan diam. Kumparan pembangkit diam dan kumparan medan berputar. 2. Menghasilkan arus searah DC. Menghasilkan arus bolak-balik AC. 3. Tidak perlu penyearah khusus. Memerlukan penyearah khusus. 4. Pada putaran rendah tegangan yang dihasilkan kecil. Pada putaran rendah tegangan yang dihasilkan cukup. Gambar 2.1 Sistem pengisian generator DC dan alternator Diat,2011:8 kk Alternator Armature Fuse Baterai Ground Generator Baterai Regulator Armature Fuse Sistem pengisian alternator dibedakan menjadi dua yaitu regulator mekanik dan IC regulator. Prinsip dasar yang digunakan kedua alternator tersebut sama, tetapi mempunyai beberapa perbedaan dalam segi komponen dan rangkaian kelistrikannya. IC regulator pemutusan arus dilakukan oleh IC regulator dan posisi IC regulator di dalam alternator, sedangkan tipe mekanik dilakukan oleh relay dan regulator mekanik terletak di luar alternator. Gambar 2.2 Sistem pengisian dengan regulator mekanik Subandiyo,2011:2 Gambar 2.3 Sistem pengisian dengan IC regulator Rusyiam,2011:1 Konstruksi alternator dengan IC regulator terdapat beberapa macam, di antaranya: Regulator Kk Baterai Alternator Alternator Regulator Relay Iindicator Fuses Fusible link Battery 1. Alternator tipe A Ciri-ciri alternator tipe A: a. Alternator mempunyai 3 terminal yaitu terminal B, IG dan L. b. Pemasangan lampu indikator memerlukan relay. c. Terminal yang menghubungkan IC dengan alternator adalah terminal F,E,S dan L. d. IC regulator menempel diluar alternator. e. IC regulator menggunakan 2 buah transistor. f. Sudah jarang digunakan. Gambar 2.4 Alternator tipe A Rusyiam,2011:4 2. Alternator tipe B Gambar 2.5 Alternator tipe B Rusyiam,2011:4 Ciri-ciri alternator tipe B: a. Alternator mempunyai 4 terminal yaitu terminal B, IG , L dan S. b. Pemasangan lampu indikator memerlukan relay. c. Terminal yang menghubungkan IC dengan alternator adalah terminal F,E,S dan L. F L S E F d. IC regulator berada di dalam frame. 3. Alternator tipe M Ciri-ciri alternator tipe M: a. Alternator mempunyai 4 terminal yaitu terminal B, IG , L dan S. b. Pemasangan lampu indikator tidak lagi memerlukan relay. c. Terminal yang menghubungkan IC dengan alternator adalah terminal F,E,S dan L. d. IC regulator berada di dalam frame. e. IC regulator merupakan Monolitic Intergrated Circuit MIC. f. Kontruksi lebih kompak, penggantian sikat lebih mudah. Gambar 2.6 Alternator tipe M Rusyiam,2011:4

2. Komponen Sistem Pengisian