Komponen Sistem Pengisian Sistem Pengisian

d. IC regulator berada di dalam frame. 3. Alternator tipe M Ciri-ciri alternator tipe M: a. Alternator mempunyai 4 terminal yaitu terminal B, IG , L dan S. b. Pemasangan lampu indikator tidak lagi memerlukan relay. c. Terminal yang menghubungkan IC dengan alternator adalah terminal F,E,S dan L. d. IC regulator berada di dalam frame. e. IC regulator merupakan Monolitic Intergrated Circuit MIC. f. Kontruksi lebih kompak, penggantian sikat lebih mudah. Gambar 2.6 Alternator tipe M Rusyiam,2011:4

2. Komponen Sistem Pengisian

1 Baterai Baterai adalah penyimpan tenaga listrik. Hal ini terjadi dengan proses elektrokimia. Tenaga listrik dapat diubah menjadi tenaga kimia dan sebaliknya tenaga kimia menjadi tenaga listrik. Baterai berfungsi memberikan tenaga listrik yang cukup untuk menghidupkan mobil starter, sistem pengapian, penerangan dan kebutuhan lainnya. Secara garis besar hanya ada tiga jenis baterai untuk mobil yaitu: Baterai basah, Baterai hybrid dan Baterai MF Maintenance Free. F Baterai basah sering disebut juga lead acid battery, baterai ini memerlukan perawatan, air baterai ini bisa berkurang, sehingga memerlukan penambahan air baterai beberapa bulan sekali. Jika perawatan jarang dilakukan dan penambahan air baterai sering terlambat maka umur baterai juga akan berkurang. Baterai hybrid adalah paduan teknologi baterai basah dan baterai maintenance free . Kelebihan utama baterai jenis ini, walau mobil lama tidak dipakai, baterai tetap dapat menyuplai arus listrik sesuai kebutuhan, selain itu karena penguapannya rendah sehingga tidak perlu sering diisi air baterai. Baterai maintenance free sering disebut juga baterai kering. Baterai ini tidak memerlukan perawatan dan tidak memerlukan penambahan air baterai. Baterai MF masih menggunakan bahan dasar timbel alias Pb dan menggunakan penghantar calcium alias Ca. Kapasitas baterai adalah kapasitas listrik yang dapat di-discharged pemakaian sampai tegangan terminalnya mencapai tegangan nominal final ketika baterai yang sudah diisi penuh dipakai secara terus menerus dengan arus tertentu. Elemen untuk menentukan kapasitas baterai adalah ukurannya atau areanya, ketebalan dan jumlah elektroda serta jumlah elektrolit. Satuan ukur untuk kapasitas baterai adalah AH Ampere Hour yang diwakili oleh persamaan sebagai berikut Daryanto,2011:17. Ampere hour AH= discharging curren A + continouse discharging time till final Voltage H Gambar 2.7 Visual Inspection Yamaha,2010:2 Supaya baterai dapat dipakai dalam jangka waktu yang lama, maka perlu dilakukan perawatan sebagai berikut: a. Periksa air baterai secara berkala, pastikan tingginya antara batas upper level dan lower level. b. Periksa kutub klem bila longgar segera kencangkan, periksa juga penjepit atau braket baterai agar tetap kokoh sehingga tidak mudah bergeser dari tempatnya mengurangi guncangan baterai. c. Periksa fisik baterai, apakah ada yang retak atau kebocoran, plug yang tidak tertutup dengan baik, ventplug mampet. d. Bersihkan baterai jika kotor dan berdebu, berikan sedikit gemuk pada kutub baterai untuk mencegah karat. Bersihkan terminal dari karat Periksa level air baterai tiap minggau Kencangkan pengikatbraket baterai Periksalah kabel dari kerusakan Periksa terminal baterai dan konektornya Periksa body baterai dari retak atau bocor e. Untuk menambah air baterai gunakan air baterai biasa, karena baterai zuur hanya untuk pertama kali saja. 2. Kunci kontak Kunci kontak berfungsi untuk memutuskan dan menghubungkan listrik pada rangkaian atau mematikan dan menghidupkan sistem. Kunci kontak pada kendaraan memiliki 3 atau lebih terminal. Terminal utama pada kontak adalah terminal B dihubungkan ke baterai, terminal IG dihubungkan ke + koil pengapian dan beban lain yang membutuhkan, terminal ST dihubungkan ke solenoid starter. Jika kunci kontak tersebut memiliki 4 terminal maka terminal yang ke 4 yaitu terminal ACC yang dihubungkan ke accesoris kendaraan, seperti: radio, tape dan lain- lainnya. Gambar 2.8 Kunci kontak Dunia Bengkel,2008:1 Kunci kontak memiliki 4 posisi yaitu: OFF, ACC, ON dan START. Hubungan kontak untuk masing-masing posisi adalah sebagai berikut: Table 2.2 Posisi kunci kontak Terminal Posisi kontak B ACC IG ST OFF ACC ON Starter B ACC IG ST 3. Lampu CHG Berfungsi memberikan tanda kepada pengemudi bahwa sistem pengisian bekerja. Lampu ini biasanya menggunakan lampu LED. Pada saat kunci kontak ON mesin mati lampu CHG menyala, tetapi pada saat mesin hidup lampu pengisian harus mati. Bila lampu pengisian tidak mati ada kemungkinan alternator tidak membangkitkan arus atau pengisian berlebihan. Bila hal itu terjadi, segeralah lakukan pemeriksaan seperti berikut: a. Periksa kemungkinan drive belt rusak atau slip. b. Periksa kemungkinan sekering IG atau konektornya tidak baik. c. Ukur tegangan out put pada terminal B alternator. Bila tegangannya kurang dari ketentuan, maka alternator tidak membangkitkan listrik. Bila tegangannya diatas ketentuan, berarti pengisiannya berlebihan. d. Ukur tegangan netral pada terminal N konektor regulator. Bila ada tegangan menunjukkan adanya kumparan yang rusak pada relay tegangan. Bila tidak ada tegangan menandakan terbukanya sirkuit netral pada alternator. Gambar 2.9 lampu chg Jhony,2011 Cathode Anode 4. Alternator Alternator berfungsi mengubah energi mekanik dari mesin menjadi energi listrik. Energi mekanik dari mesin diterima melalui sebuah puli yang memutarkan rotor dan membangkitkan arus bolak- balik pada stator PPPGT,2005:26. Arus bolak-balik ini diubah menjadi arus searah oleh dioda. Komponen-komponen alternator adalah: a. Stator Stator terdiri dari stator core atau inti stator dan field coil atau kumparan medan dan diikat oleh rumah bagian depan serta balakang. Stator core terdiri dari lapisan steel plating yang tipis inti besi yang tipis. Di bagian dalamnya terdapat solt tempat masuknya tiga buah stator coil atau kumparan yang masing- masing berdiri sendiri. Stator core bekerja sebagai saluran yang memungkinkan garis gaya magnet menyeberang dari pole core ke stator coil PPPGT,2005:29. Gambar 2.10 Stator Subandiyo.2011:4 b. Rotor Rotor disusun dari inti kutub kutub magnet, field coil, slip Stator core Stator coil Slot ring dan rotor shaft PPPGT,2005:27. Fungsi rotor untuk menghasilkan medan magnet, kuat medan magnet yang dihasilkan tergantung besar arus listrik yang mengalir ke rotor coil. Listrik ke rotor coil disalurkan melalui sikat yang selalu menempel pada slip ring . Terdapat dua sikat yaitu sikat positif berhubungan dengan terminal F, sikat negatif berhubungan dengan massa atau terminal E. Semakin tinggi putaran mesin, putaran rotor semakin tinggi pula, agar listrik yang dihasilkan tetap stabil maka kuat magnet yang dihasilkan semakin berkurang sebanding dengan putaran mesin. Gambar 2.11 Rotor Darianto,2011:80 c. Rectifier dioda Dioda berfungsi untuk menyearahkan arus AC yang dihasilkan oleh stator coil menjadi arus DC, disamping itu juga berfungsi untuk menahan agar arus dari baterai tidak mengalir ke stator coil. Sifat dioda adalah meneruskan arus listrik satu arah. Pada altenator jumlah dioda terdiri dari enam atau sembilan buah dioda yang digabungkan. Menurut pemasangannya dioda ini dapat dibagi menjadi dua bagian yaitu dioda positif dan dioda negatif. Membedakan dioda positif dan negatif saat terpasang pada Pole Pole piece Rotor coil dudukannya dengan cara dioda negatif plat pemegang body dioda dipasang langsung ke body alternator tanpa isolator, sedangkan pada dioda positif plat pemegang bodi dioda dipasang ke rumah alternator dengan menggunakan isolator. Gambar 2.12 Rectifier Qtussama,2012:5 d. Sikat brush Gambar 2.13 Sikat Rusyiam,2012:3 Sikat berfungsi untuk mengalir arus listrik dari regulator ke rotor coil . Pada alternator terdapat dua sikat, yaitu : 1 Sikat positif yang berhubungan dengan terminal F alternator. 2 Sikat negatif berhubungan dengan bodi alternator. Sikat merupakan bagian yang sering menjadi penyebab gangguan pada alternator, Sikat yang sudah pendek dapat menyebabkan aliran listrik ke rotor coil berkurang, akibat tekanan pegas yang melemah. Berkurangnya aliran listrik ke rotor coil menyebabkan kemagnetan rotor berkurang dan listrik yang dihasilkan alternator menurun. Bila sikat sudah pendek harus Out put diodes - Out put diades + Neutral point diode + Neutral poin diode - segera diganti, sebab kalau sampai sikat habis maka slip ring akan bergesekan dengan pegas sikat sehingga menjadi aus. 4. V-ribbed Belt Pada sistem pengisian V-belt berfungsi untuk meneruskan putaran mesin ke alternator. Apabila tegangan V-belt kurang maka akan menyebabkan terjadinya slip sehingga kecepatan putaran alternator kurang dan akibatnya output alternator berkurang. Penurunan tegangan V-belt disebabkan oleh kerusakan V-belt karena faktor usia atau perubahan penyetelan. Kerusakan yang terjadi pada V-belt akibat dimakan usia, di antaranya: V-belt aus, elastisitas menurun dan V-belt menjadi pecah. Apabila kerusakan pada V-belt tidak diperhatikan kemungkinan V-belt putus pada saat kondisi mesin hidup. Maka perlu dilakukan pemeriksaan dengan cara: a. Secara visual, cek adanya keausan yang berlebihan dan lain-lain. b. Cek defleksi tali kipas menggunakan SST. Gambar 2.14 Cek defleksi tali kipas Rusyiam,2011

B. Overhoule Sistem Pengisian