Berdasarkan keseluruhan uraian maupun pengertian yang disebutkan diatas, maka dapat diartikan bahwa pengertian kebijakan publik adalah apa-apa yang
diputuskan oleh pemerintah untuk dikerjakan maupun tidak dikerjakan oleh pemerintah baik yang berbentuk perundang-undangan tertulis maupun tidak
tertulis.
2.4.2 Kesejahteraan Masyarakat Perspektif Kebijakan Publik
Lingkup dari studi kebijakan publik sangat luas karena mencakup berbagai bidang dan sektor seperti ekonomi, politik, sosial, budaya, hukum, dan
sebagainya. Disamping itu dilihat dari hirarkirnya kebijakan publik dapat bersifat nasional, regional maupun lokal seperti undang-undang, peraturan pemerintah,
peraturan presiden, peraturan menteri, peraturan pemerintah daerahprovinsi, keputusan gubernur, peraturan daerah kabupatenkota, keputusan bupatiwalikota
dan peraturan desa.
Secara terminologi pengertian kebijakan publik public policy itu ternyata banyak sekali, tergantung dari sudut mana kita mengartikannya. Easton
memberikan definisi kebijakan publik sebagai the authoritative allocation of values for the whole society atau sebagai pengalokasian nilai-nilai secara paksa
kepada seluruh anggota masyarakat. Laswell dan Kaplan juga mengartikan kebijakan publik sebagai a projected program of goal, value, and practice atau
sesuatu program pencapaian tujuan, nilai-nilai dalam praktek-praktek yang terarah. Pressman dan Widavsky sebagaimana dikutip Budi Winarno 2002: 17
mendefinisikan kebijakan publik sebagai hipotesis yang mengandung kondisi- kondisi awal dan akibat-akibat yang bisa diramalkan. Kebijakan publik itu harus
dibedakan dengan bentuk-bentuk kebijakan yang lain misalnya kebijakan swasta. Hal ini dipengaruhi oleh keterlibatan faktor-faktor bukan pemerintah.
Analisis suatu kebijakan sangatlah penting untuk mengetahui kelemahan dari sebuah kebijkan tersebut. Dalam buku William N. Dunn menyatakan bahwa
“Analisis kebijakan adalah awal, bukan akhir, dari upaya untuk meningkatkan proses pembuatan kebijakan berikut hasilnya. Itulah sebabnya analisis kebijakan
didefinisikan sebagai pengkomunikasian penciptaan dan penilaian kritis, pengetahuan yang relevan dengan kebijakan. Yang jelas, kualitas analisis
kebijakan adalah penting sekali untuk memperbaiki kebijkan dan hasilnya. Tetapi analisis kebijakan yang baik belum tentu dimanfaatkan oleh para pemakainya, dan
jikapun analisis kebijakan digunakan, belum menjamin kebijakan yang lebih baik. Pada kenyatannya, ada jarak yang lebar antara penyelenggaraan analisis kebijakan
dan pemanfaatannya dalam proses pembuatan kebijakan Dunn, 2003:29”. Kebijakan publik harus mempunyai proses komunikasi kebijakan yang baik,
karena untuk lebih mendekatkan dan mengenalkan kepada masyarakat khususnya yang berpengaruh langsung terhadap kebijakan tersebut agar masyarakat lebih
mengetahui kebijkan tersebut. Dokumen-dokumen yang relevan dengan kebijakan dan presentasi lisan ini adalah untuk meningkatkan prospek pemanfaatan
pengetahuan dan diskusi terbuka antara para pelaku kebijakan pada beberapa tahap proses pembuatan kebijakan. Berikut adalah bagan proses komunikasi
kebijakan :
Bagan 1 Proses Komunikasi Kebijakan Dunn, 2003 : 31
Pengembangan Materi
Analisis Kebijakan
Penyusunan Agenda Formulasi Kebijakan
Adopsi Kebijakan Implementasi Kebijakan
Penilaian Kebijakan Kinerja Kebijakan
Memoranda Kebijakan Paper isu Kebijakan
Ringkasan eksekutif Appendix
Pengumuman berita Kinerja Kebijakan
Percakapan Konferensi
Pertemuan Briefing
Dengar pendapat PELAKU KEBIJAKAN
PRESENTASI DOKUMEN
ANALISIS KEBIJAKAN
Utilisasi Pengetahuan
Komunikasi Interaktif
PENGETAHUAN Masalah Kebijakan
Masa Depan Kebijakan
Aksi Kebijakan Hasil Kebijakan
Kinerja Kebijakan
2.4.3 Kebijakan Administrasi Publik