36
D. Penentuan Narasumber
Teknik yang digunakan untuk mengumpulkan data primer dalam penelitian iniadalah wawancaraterhadap para narasumber
32
. Wawancara ini dipandu dengan interview guide yang disusun secara terbuka. Adapun narasumber penelitian yang
diwawancarai adalah : 1.
Anggota Direktorat Reserse Narkoba Provinsi Lampung : 2 Orang 2.
Kabagminpers Sekolah Polisi Negara Kemiling : 1 Orang +
3 Orang
E. Analisis Data
Analisis data dilakukan dengan cara analisis kualitatif, yiatu dengan cara menguraikan secara terperinci hasil penelitian dalam bentuk kalimat
–kalimat sehingga di peroleh gambaran yang jelas dari jawaban permasalahan yang di
bahas dan kesimpulan atas permasalahan tersebut. Penarikan kesimpulan dari analisis menggunakan cara berfikir deduktif, yaitu cara berfikir dalam menarik
kesimpulan dari hal –hal yang umum menuju hal-hal yang khusus merupakan
jawaban dari permasalahan berdasarkan hasil penelitian.
32
Lexy J. Moleong berpendapat bahwa wawancara adalah percakapan dengan maksud tertentu. Percakapan itu dilakukan oleh dua pihak, yaitu pewawancara interviewer yang mengajukan
pertanyaan dan terwawancara interviewee yang memberikan jawaban atas pertanyaan itu, dalam Lexy J. Moleong, op.cit., hlm. 186. Sedangkan, S. Nasution membedakan dua macam
wawancara interviu, yaitu berstruktur dan tidak berstruktur, dalam S. Nasution, Metode Research Penelitian Ilmiah, Bumi Aksara, Jakarta, 2011, hlm. 117.
V. PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan penulis dan telah dijelaskan pada bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan yaitu :
1. Efektifitas Pelaksanaan Rehabilitasi Terhadap anggota Polri yang
Menggunakan Narkotika tunduk pada hukum Positif Indonesia yang diatur dalam Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika, hal ini
diatur dalam Pa sal 54 yang menjelaskan bahwa “pecandu narkotika dan korban
penyalahgunaan narkotika wajib menjalani rehabilitasi medis dan sosial”
aturan ini tidak berbeda jika yang menggunakan narkotika adalah masyarakat biasa. Rehabilitasi yang diberikan kepada anggota polisi berjalan dengan
efektif, karena pengguna narkotika tersebut jera dan tidak mengkonsumsi kembali, hal ini dibuktikan dengan anggota polisi yang menggunakan narkotika
tersebut setelah menjalani proses rehabilitasi kembali bertugas dan melaksanakan tugas serta fungsinya sebagai aparatur penegak hukum seperti
keadaan semula dimana pengguna belum menggunakan narkotika. Namun, tidak menutup kemungkinan polisi tersebut untuk diterapkannya sanksi internal
seperti sidang disiplin, sidang kode etik profesi Polri dan Pidana Umum.