TA : Rancang Bangun Sistem Informasi Pelayanan dan Informasi Kesehatan di Pusat Kesehatan Masyarakat Menggunakan SMS Gateway.

(1)

RANCANG BANGUN SISTEM INFORMASI PELAYANAN DAN INFORMASI KESEHATAN DI PUSAT KESEHATAN

MASYARAKAT MENGGUNAKAN SMS GATEWAY

Nama : Adam Wiradyta Firdaus K. A. NIM : 05.41010.0284

Program : S1 (Strata Satu) Jurusan : Sistem Informasi

SEKOLAH TINGGI

MANAJEMEN INFORMATIKA & TEKNIK KOMPUTER SURABAYA


(2)

ix

ABSTRAK ... .vi

KATA PENGANTAR ...vii

DAFTAR ISI ...ix

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ...xvi

DAFTAR LAMPIRAN...xxvii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Perumusan Masalah ... 2

1.3 Pembatasan Masalah ... 2

1.4 Tujuan ... 4

1.5 Manfaat ... 4

1.6 Sistematika Penulisan ... 5

BAB II LANDASAN TEORI ... . 7

2.1 Puskesmas ... 7

2.1.1 Fungsi Puskesmas ...8

2.1.2 Puskesmas Rejowinangun ...8

2.2 Pelayanan Kesehatan ...10

2.3 Promosi Kesehatan ...11

2.3.1 Ruang Lingkup Promosi Kesehatan...12

2.3.2 Sasaran Promosi Kesehatan ...15


(3)

x

2.4.1 Komponen-komponen Pemrosesan Transaksi ...17

2.4.1 Tugas Pokok Sistem Pengolahan Transaksi ...18

2.5 Konsep Dasar Sistem ...18

2.6 Konsep Dasar Sistem Informasi ...19

2.6.1 Blok Masukan ...20

2.6.2 Blok Model ...20

2.6.3 Blok Keluaran ...20

2.6.4 Blok Teknologi ...20

2.6.5 Blok Basis Data...20

2.6.6 Blok Kendali ... ...21

2.7 Analisis dan Perancangan Sistem ...21

2.8 Konsep Basis Data ...22

2.8.1 Sistem Basis Data ... ...23

2.8.2 Kelebihan Sistem Basis Data ... ...23

2.8.3 Kekurangan Sistem Basis Data ... ...24

2.8.4 Database Management System ... ...24

2.8.5 Bahasa-bahasa yang terdapat dalam DBMS ... ...24

2.8.6 Fungsi DBMS ... ...25

2.9 Short Message Service ...26

2.9.1 Karakteristik SMS ... ...27

2.9.2 Layanan Aplikasi SMS ... ...28


(4)

xi

BAB III PERANCANGAN SISTEM ...33

3.1 Identifikasi Masalah ...33

3.2 Hasil Identifikasi Sistem...41

3.3 Context Diagram ...50

3.4 Diagram Berjenjang...53

3.5 Data Flow Diagram ...54

3.6 Entity Relationship Diagram ...59

3.7 Struktur Tabel ...63

3.8 Desain Input/Output ... 75

3.8.1 Desain Form Utama Aplikasi ... ...75

3.8.2 Form Login ... ...76

3.8.3 Desain Form Master User ... ...77

3.8.4 Desain Form Master Pegawai ... ...78

3.8.5 Desain Form Master Jabatan ... ...80

3.8.6 Desain Form Master Pasien ... ...81

3.8.7 Desain Form Master Wilayah ... ...83

3.8.8 Desain Form Master Kepala Keluarga ... ...84

3.8.9 Desain Form Master SMS ... ...85

3.8.10 Desain Form Master Retribusi ... ...87

3.8.11 Desain Form Master Cara Pembayaran ... ...87

3.8.12 Desain Form Master Penyakit ... ...89


(5)

xii

3.8.15 Desain Form Pemeriksaan BP ... ...93

3.8.16 Desain Form Pemeriksaan KIA ... ...94

3.8.17 Desain Form Pemeriksaan Gigi ... ...95

3.8.18 Desain Form Laporan Registrasi Pasien ... ...96

3.8.19 Desain Form Laporan Kesakitan ... ...97

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI ...98

4.1. Kebutuhan Sistem ...98

4.2 Implementasi Sistem ...99

4.2.1 Menu Utama... ...99

4.2.2 Master Pegawai ... .104

4.2.3 Master Jabatan ... .107

4.2.4 Master Kepala Keluarga ... .109

4.2.5 Master Pasien ... .112

4.2.6 Master Penyakit ... .116

4.2.7 Master Retribusi ... .122

4.2.8 Master Pegawai ... .128

4.2.9 Master Cara Pembayaran ... .136

4.2.10 Master Unit Pelayanan ... .139

4.2.11 Master Variable Lab ... .143

4.2.12 Master SMS... ... 149

4.2.13 Transaksi Loket Puskesmas ... .152


(6)

xiii

4.2.16 Transaksi Pemeriksaan Unit Gigi ... .184

4.2.17 Transaksi Pemeriksaan Unit Kesehatan Ibu & Anak ... .196

4.2.18 Transaksi Pemeriksaan Laboratorium... .208

4.2.19 Transaksi Pelayanan Resep ... .208

4.2.20 Transaksi Pengiriman SMS... .215

4.2.21 Pencetakan dokumen Uji Kesehatan ... .220

4.2.22 Laporan Data Kepala Keluarga ... .223

4.2.23 Laporan Data Penyakit ... .225

4.2.24 Laporan Pemakaian Obat ... .226

4.3 Uji Coba Aplikasi ...227

4.4 Evaluasi dan Pembahasan ...234

BAB V PENUTUP ...242

5.1 Kesimpulan ...242

5.2 Saran ...242

DAFTAR PUSTAKA ...244


(7)

1

1.1 Latar Belakang Masalah

Puskesmas Rejowinangun merupakan salah satu Puskesmas yang berada di wilayah Kecamatan Kota Trenggalek, Kabupaten Trenggalek. Wilayah kerja Puskesmas Rejowinangun mencakup 6 desa dan 1 kelurahan. Puskesmas Rejowinangun memiliki peran penting bagi masyarakat untuk untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat.

Saat ini Puskesmas Rejowinangun masih menggunakan pencatatan manual dalam pelayanan kesehatan. Puskesmas ini mengandalkan ingatan seorang tenaga kesehatan untuk mencari catatan status pasien dalam rak family folder. Puskesmas belum memiliki sistem antrian dan pencatatan pembayaran yang baik, sehingga jumlah penanganan medis dengan income sering tidak balance. Proses pelaporan juga belum berjalan cermat dan teliti. Laporan perkembangan data pasien ini berguna untuk mengetahui sebaran kasus penyakit, timbulnya wabah penyakit menular serta kewaspadaan dini terhadap Kejadian Luar Biasa (KLB).

Isu kesehatan banyak berkembang dari masyarakat di pedesaan. Beberapa kasus yang sering terjadi antara lain diare, malaria, gizi kurang, TB dan DHF. Sebagai upaya pencegahan terhadap beberapa kasus tersebut, Puskesmas Rejowinangun menggunakan upaya pemberian informasi serta promosi kesehatan dengan melakukan penyuluhan. Penyampaian informasi dan promosi kesehatan ini berperan dalam menciptakan lingkungan sehat dan mengubah perilaku


(8)

masyarakat untuk meningkatkan kesadaran terhadap pentingnya kesehatan agar memperoleh derajat kesehatan yang optimal.

Berdasarkan uraian di atas, Puskesmas perlu memiliki sebuah perangkat lunak berbentuk sistem informasi yang dapat membantu proses pelayanan kesehatan. Cakupan pelayanan kesehatan ini antara lain Unit Balai Pengobatan (BP), Unit Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Unit Gigi, Unit Gawat Darurat (UGD), Unit Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), Unit Laboratorium dan Unit Resep. Data pasien diolah untuk mengetahui sebaran kasus penyakit, wabah penyakti menular dan Kejadian Luar Biasa (KLB). Dengan memanfaatkan sensus harian penyakit, sistem informasi tersebut juga dapat memberikan saran informasi seputar kesehatan yang tepat dengan menggunakan SMS.

1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas, dapat dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

a. Bagaimana rancang bangun sistem informasi pelayanan kesehatan di pusat kesehatan masyarakat.

b. Bagaimana rancang bangun sistem penyampaian informasi seputar kesehatan di pusat kesehatan masyarakat dengan menggunakan SMS Gateway.

1.3 Pembatasan Masalah

Batasan masalah dari sistem ini adalah sebagai berikut:

a. Data yang digunakan pada sistem informasi ini diambil dari Puskemas Rejowinangun Kabupaten Trenggalek.


(9)

b. Unit pelayanan kesehatan yang dicakup antara lain Unit Balai Pengobatan (BP), Unit Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), Unit Gigi, Unit Gawat Darurat (UGD), Unit Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), Unit Laboratorium dan Unit Resep.

c. Pelayanan kesehatan dibatasi pada pelayanan di dalam gedung Puskesmas. d. Penyampaian informasi kesehatan bersifat satu arah dan hanya pada ruang

lingkup wilayah kerja Puskesmas Rejowinangun.

e. Penyampaian informasi kesehatan berisi pesan-pesan dengan tema kesehatan masyarakat.

f. Aplikasi ini digunakan oleh:

1) Pegawai administrasi loket, untuk mencatat data pasien dan mencatat pembayaran retribusi pelayanan kesehatan.

2) Dokter, bidan dan perawat yang berada di unit Puskesmas, untuk melihat data catatan status penderita, mencatat anamnesa, mencatat pemeriksaan pasien, mencatat diagnosa dan mencatat segala tindakan yang dilakukan.

3) Analis laboratorium, untuk mencatat hasil pemeriksaan specimen serta mencetak hasil pemeriksaan laboratorium.

4) Asisten apoteker, yang berada di unit resep untuk mencatat keluar masuknya obat.

5) Pelaksana promosi kesehatan sebagai bagian pengelola SMS informasi dan promosi seputar kesehatan.

6) Kepala Puskesmas untuk melihat dokumen laporan. g. Tidak membahas keamanan data dan keamanan sistem.


(10)

1.4 Tujuan

Tujuan pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Merancang bangun sistem informasi pelayanan kesehatan di Pusat Kesehatan Masyarakat.

b. Merancang bangun sistem penyampaian informasi seputar kesehatan di Pusat Kesehatan Masyarakat dengan menggunakan SMS gateway.

1.5 Manfaat

Manfaat yang diperoleh dari penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Bagi pegawai administrasi loket

Memudahkan pengelolaan data pasien dan pengelolaan administrasi loket pelayanan kesehatan.

b. Bagi dokter, bidan dan perawat

Membantu dokter, bidan dan perawat yang berada di unit Puskesmas, untuk menganalisa dan mengelola data catatan status penderita.

c. Bagi analis laboratorium

Memudahkan pengelolaan data hasil pemeriksaan specimen laboratorium.

d. Bagi asisten apoteker

Memudahkan pengelolaan dan pelaporan data obat.

e. Bagi pegawai pelaksana promosi kesehatan

Memberi kewaspadaan terhadap penyebaran penyakit dan membantu pengelolaan kegiatan penyampaian informasi serta promosi kesehatan.

f. Bagi kepala puskesmas

Memudahkan pegawasan terhadap kegiatan operasional pelayanan kesehatan


(11)

pelayanan kesehatan dan penyampaian informasi serta promosi kesehatan

Puskesmas.

1.6 Sistematika Penulisan

Sistematika penulisan laporan ini adalah sebagai berikut: BAB I PENDAHULUAN

Berisi latar belakang masalah dari pembuatan Sistem Informasi Pelayanan dan Informasi Kesehatan di Pusat Kesehatan Masyarakat Menggunakan SMS Gateway, perumusan masalah, pembatasan masalah, tujuan dan sistematika penulisan laporan.

BAB II LANDASAN TEORI

Berisi penjelasan teori-teori yang digunakan dalam membantu proses analisa dan desain sistem, yaitu Puskesmas, Pelayanan Kesehatan, Promosi Kesehatan, Sistem Pemrosesan Transaksi, Konsep Dasar Sistem, Konsep Dasar Sistem Informasi, Analisa dan Perancangan Sistem, Konsep Basis Data, Short Message Service, SMS Gateway. BAB III PERANCANGAN SISTEM

Berisi penjelasan mengenai analisa sistem yang ada dan perancangan sistem yang akan dibuat meliputi Document Flow, System Flow, Hierarchial Input Proses Output (HIPO), Data Flow Diagram (DFD), Entity Relationship Diagram (ERD), Struktur Tabel dan Desain Input/Output.

BAB IV IMPLEMENTASI DAN EVALUASI

Berisi penjelasan tentang proses implementasi dan hasil evaluasi dari tugas akhir Rancang Bangun Sistem Informasi Pelayanan dan Informasi


(12)

Kesehatan di Pusat Kesehatan Masyarakat Menggunakan SMS Gateway.

BAB V PENUTUP

Berisi kesimpulan dan saran dari pembuat tugas akhir Rancang Bangun Sistem Informasi Pelayanan dan Informasi Kesehatan di Pusat Kesehatan Masyarakat Menggunakan SMS Gateway.


(13)

7

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Puskesmas

Puskesmas adalah salah satu unit pelaksana fungsional yang berfungsi sebagai pusat pembangunan kesehatan, pusat pembinaan peran serta masyarakat dalam bidang kesehatan serta pusat pelayanan kesehatan tingkat pertama yang menyelenggarakan kegiatannya secara menyeluruh, terpadu dan berkesinambungan pada suatu masyarakat yang bertempat tinggal dalam suatu wilayah tertentu (Azwar, 1996:119). Puskesmas merupakan Unit Pelaksana Teknis Dinas Kesehatan Kabupaten/Kota yang bertanggungjawab terhadap pembangunan kesehatan di wilayah kerjanya. Puskesmas berperan menyelenggarakan upaya kesehatan untuk meningkatkan kesadaran, kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap masyarakat agar memperoleh derajat kesehatan yang optimal (Depkes RI, 2007:1).

Upaya kesehatan yang diselenggarakan di Puskesmas terdiri dari upaya kesehatan wajib dan upaya kesehatan pengembangan. Upaya kesehatan wajib merupakan upaya kesehatan yang dilaksanakan oleh seluruh Puskesmas di Indonesia. Upaya ini memberikan daya paling besar terhadap keberhasilan pembangunan kesahatan melalui peningkatan Indeks Pembangunan Manusia (IPM) serta merupakan kesepakatan global maupun nasional (Depkes RI, 2007:2). Menurut Azwar (1996:120), jika ditinjau dari sistem pelayanan kesehatan di indonesia, maka peranan dan kedudukan Puskesmas adalah sebagai ujung tombak sistem pelayanan kesehatan di Indonesia. Ini disebabkan karena


(14)

kedudukan dan peranan Puskesmas di Indonesia adalah amat unik. Sebagai saran pelayanan kesehatan terdepan di Indonesia, maka Puskesmas bertanggungjawab dalam menyelanggarakan pelayanan kesehatan masyarakat serta bertanggungjawab dalam menyelanggarakan pelayanan kedokteran.

Saat ini kegiatan Puskesmas ada 17 jenis. Kegiatan ini meliputi: Usaha pelayanan Rawat Jalan, Usaha Kesejahteraan Ibu dan Anak, Usaha Keluarga Berencana, Usaha Kesehatan Gigi, Usaha Kesehatan Sekolah, Usaha Kesehatan Lingkungan, Usaha Kesehatan Jiwa, Usaha Pendidikan Kesehatan, Usaha Perawatan Kesehatan Masyarakat, Usaha Pencegahan dan Pemberantasan Penyakit Menular, Usaha Kesehatan Olah raga, Usaha Kesehatan Lanjut Usia, Usaha Kesehatan Mata, Usaha Kesehatan Kerja, Usaha pencatatan dan Pelaporan serta Usaha laboratorium Kesehatan Masyarakat (Azwar, 1996:120).

2.1.1 Fungsi Puskesmas

Menurut Depkes RI, (2007:1) dalam melaksanakan pelayanan kesehatan di suatu wilayah kerja, Puskesmas memiliki fungsi:

a. Sebagai pusat penggerak pembangunana berwawasan kesehatan b. Sebagai pusat pemberdayaan keluarga dan masyarakat

c. Sebagai pusat pelayanan kesehatan strata pertama

2.1.2 Puskesmas Rejowinangun

Puskesmas Rejowinangun terletak di Kecamatan Kota Trenggalek, kurang lebih dua km dari pusat kota. Akses menuju ke Puskesmas ini cenderung mudah, karena memiliki lokasi strategis di tepi jalan raya penghubung Tulungagung dan Trenggalek. Puskesmas ini memiliki enam desa dan satu kelurahan sebagai


(15)

wilayah kerja dengan kondisi geografis yang berfariasi. Keadaan tanah wilayah kerja Puskesmas ini sebagian besar dataran rendah dan sebagian kecil merupakan daerah pegunungan. Luas wilayah kerja seluas 3368 m2 dengan sebaran demografi yang dapat dilihat pada Tabel 2.1.

Tabel 2.1 Demografi Penduduk Wilayah Kerja Puskesmas Rejowinagun No. Desa Laki-laki Perempuan Jumlah Sex ratio

1. Dawuhan 2332 2347 4669 0.99

2. Sukosari 1615 1704 3324 0.95

3. Parakan 2344 2361 4705 0.99

4. Rejowinangun 1628 1592 3220 1.02

5. Surodakan 4201 4227 8428 0.99

6. Ngares 1886 1827 3713 1.03

7. Sumberdadi 1911 1725 3636 1.10

Jumlah 15907 15738 31690 1.01

Untuk menjalankan tugas pokok dan fungsinya, dalam melakukan

pelayanan kesehatan, Puskesmas ini memiliki Visi “Melayani dengan sepenuh

hati, menuju masyarakat mandiri untuk hidup sehat”. Sedangkan Misinya antara lain: memantapkan manajemen Puskesmas, memfungsikan fungsional serta meningkatkan pelaksanaan program secara terpadu dan berkelanjutan. Untuk mendukung visi misi diatas, Puskesmas Rejowinganun memberdayakan pegawai yang berjumlah total 43 orang, 41 orang merupakan PNS dan dua orang tenaga honorer. Sebagai ujung tombak pelayanan kesehatan di wilayah kecamatan kota, Puskesmas Rejowinangun memilki dua Puskesmas Pembantu, 38 Posyandu, tujuh Poskesdes, tiga Polindes dan satu unit Pusling. Saat ini Puskesmas melayani tujuh jenis pelayanan Puskesmas. Pelayanan kesehatan ini antara lain: Unit BP, KIA,


(16)

Gigi, UGD, MTBS, Laboratorium dan Resep. Secara detil struktur organisasi Puskesmas Rejowinangun dapat dilihat pada Gambar 2.1.

KEPALA PUSKESMAS Tatiek Juliani, SKM.

Pelaksana KESLING

Pelaksana PROMKES Pelaksana

KESUS & RJK

Pelaksana PENGOBATAN & UJI KES Pelaksana

KESGA

Pelaksana PENUNJANG Pelaksana

P2P

KASUBBAG TATA USAHA Winarno, SE.

PUSKESMAS PEMBANTU

Gambar 2.1 Struktur Organisasi Puskesmas Rejowinangun

2.2 Pelayanan Kesehatan

Menurut Azwar (1996:35), pelayanan kesehatan adalah setiap upaya yang diselenggarakan sendiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta memulihkan kesehatan perseorangan, keluarga, kelompok atau masyarakat. Menurut Lumenta (1987:15), jika dibandingkan dengan pelayanan medis, pelayanan kesehatan memiliki cakupan lebih luas yakni masyarakat. Hal-hal yang menentukan pelayanan kesehatan antara lain :

a. Pengorganisasian pelayanan, apakah dilaksanakan secara mandiri atau secara bersama-sama dalam suatu organisasi

b. Ruang lingkup kegiatan, apakah hanya mencakup kegiatan pemeliharaan kesehatan, peningkatan kesehatan, pencegahan penyakit, penyembuhan penyakit, pemulihan kesehatan atau kombinasi.


(17)

c. Sasaran pelayanan kesehatanm apakah perseorangan, keluarga, kelompok ataupun untuk masyarakat

2.3 Promosi Kesehatan

Menurut Notoadmodjo (2007:15), promosi kesehatan adalah ilmu dan seni membantu masyarakat menjadikan gaya hidup mereka sehat optimal. Kesehatan yang optimal didefinisikan sebagai keseimbangan kesehatan fisik, emosi, sosial, spiritual, dan intelektual. Hal ini bukan sekedar pengubahan gaya hidup saja, namun berkaitan dengan pengubahan lingkungan yang diharapkan dapat lebih mendukung dalam membuat keputusan yang sehat. Promosi kesehatan pada hakikatnya ialah suatu kegiatan atau usaha menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat, kelompok atau individu. Pengubahan gaya hidup dapat difasilitasi melalui penggabungan:

a. Menciptakan lingkungan yang mendukung b. Mengubah perilaku

c. Meningkatkan kesadaran.

Promosi kesehatan sebagai bagian atau cabang dari ilmu kesehatan juga mempunyai dua sisi, yakni sisi ilmu dan sisi seni. Dari sisi seni, yakni praktisi atau aplikasi promosi kesehatan merupakan penunjang bagi program-program kesehatan lain. Artinya setiap program kesehatan misalnya pemberantasan penyakit, perbaikan gizi masyarakat, sanitasi lingkungan, KIA, yankes, dan lain sebagainya perlu ditunjang atau dibantu oleh promosi kesehatan. Hal ini esensial karena masing-masing program mempunyai aspek perilaku masyarakat yang perlu dikondisikan dengan promosi kesehatan. Promosi kesehatan harus mencakup pula upaya perubahan lingkungan (fisik, sosial budaya, politik, ekonomi) sebagai


(18)

penunjang perubahan perilaku tersebut. Promosi kesehatan bukan hanya sekedar proses panyadaran masyarakat saja, tetapi juga disertai upaya-upaya memfasilitasi

perubahan perilaku. WHO telah merumuskan: “Health promotion is process of

enabling people to increase control over, and improve their health. To reach a state of complete physical, mental and social, well-being an individual or group must be able to identify and realize aspirations to satisfy needs and to change or cope with the environment” (Ottawa Charter 1986). Berdasarkan rumusan Ottawa Charter 1986 rumusan strategi Promosi Kesehatan dikelompokkan menjadi lima butir yakni:

a. Health public policy b. Supportive environment c. Reorient health service d. Personal skill

e. Community action

2.3.1 Ruang Lingkup Promosi Kesehatan

Menurut Notoadmodjo (2007:29), ruang lingkup promosi kesehatan berdasarkan aspek pelayanan kesehatan dapat dikelompokkan sebagai berikut: a. Promosi Kesehatan pada aspek promotif

Sasaran promosi kesehatan pada aspek promotif adalah kelompok orang sehat. Meskipun seseorang sudah dalam keadaan sehat, tetap perlu ditingkatkan dan dibina kesehatannya.

b. Promosi Kesehatan pada aspek pencegahan dan penyembuhan

Pada aspek ini upaya promosi kesehatan mencakup tiga upaya atau kegiatan, yakni:


(19)

1) Pencegahan Tingkat Pertama

Sasaran promosi kesehatan pada aspek ini adalah kelompok masyarakat yang beresiko tinggi, misalnya Ibu hamil dan menyusui, para perokok, obesitas, para pekerja seks, dll. Tujuan upaya promosi kesehatan pada kelompok ini adalah agar mereka tidak jatuh sakit atau terkena penyakit. 2) Pencegahan Tingkat Kedua

Sasaran promosi kesehatan pada aspek ini adalah para penderita penyakit kronis, misalnya asma, diabetes mellitus, tuberkolosis, rematik, tekanan darah tinggi, dsb. Tujuan upaya promosi kesehatan pada kelompok ini adalah agar penderita mampu mencegah penyakitnya menjadi lebih parah. 3) Pencegahan Tingkat Tiga

Sasaran promosi kesehatan pada aspek ini adalah kelompok pasien yang baru sembuh (recovery) dari suatu penyakit. Tujuannya adalah agar mereka segera pulih kembali kesehatannya.

Berdasarkan dimensi tingkat pelayanan kesehatan, promosi kesehatan dapat dilakukan berdasarkan lima tingkat pencegahan (five levels of prevention) dari Leavel and Clark, yaitu:

a. Promosi kesehatan

Dalam tingkat ini promosi kesehatan diperlukan misalnya dalam peningkatan gizi, kebiasaan hidup, perbaikan sanitasi lingkungan, kesehatan perorangan, dan sebagainya.

b. Perlindungan khusus

Program imunisasi merupakan bentuk pelayanan perlindungan khusus ini. Hal ini karena kesadaran masyarakat tentang pentingnya imunisasi sebagai cara


(20)

perlindungan terhadap penyakit pada orang dewasa maupun pada anak-anaknya, masih rendah.

c. Diagnosis dini dan pengobatan segera

Promosi kesehatan sangat dibutuhkan pada tahap ini, karena rendahnya pengetahuan dan kesadaran masyarakat terhadap kesehatan dan penyakit, maka penyakit-penyakit yang terjadi di dalam masyarakat sering sulit terdeteksi. Bahkan kadang-kadang masyarakat sulit atau tidak mau diperiksa dan diobati penyakitnya.

d. Pembatasan cacat

Kurangnya pengertian dan kesadaran masyarakat tentang kesehatan dan penyakit, sering mengakibatkan masyarakat tidak melanjutkan pengobatannya sampai tuntas. Pengobatan yang tidak layak dan sempurna dapat mengakibatkan yang bersangkutan menjadi cacat atau memiliki ketidakmampuan untuk melakukan sesuatu.

e. Rehabilitasi

Setelah sembuh dari suatu penyakit tertentu, kadang-kadang orang menjadi cacat. Untuk memulihkan cacatnya tersebut diperlukan latihan-latihan tertentu. Oleh karena kurangnya pengertian dan kesadaran orang tersebut, maka Ia tidak atau segan melakukan latihan-latihan yang dianjurkan. Disamping itu orang yang cacat setelah sembuh dari penyakit, kadang merasa malu untuk kembali ke masyarakat. Sering terjadi pula masyarakat tidak mau menerima mereka sebagai anggota masyarakat yang normal. Oleh sebab itu, jelas promosi kesehatan diperlukan bukan saja untuk orang yang cacat tersebut, tetapi juga untuk masyarakat.


(21)

2.3.2 Sasaran Promosi Kesehatan

Menurut Notoadmodjo (2007:28), tujuan akhir atau visi promosi kesehatan adalah kemampuan masyarakat untuk memelihara dan meningkatkan kesehatan mereka sendiri. Dari visi ini jelas bahwa yang menjadi sasaran utama promosi kesehatan adalah masyarakat, khususnya perilaku masyarakat.

Berdasarkan pentahapan upaya promosi kesehatan, sasaran tersebut dibagi dalam tiga kelompok sasaran, yaitu: sasaran primer (masyarakat), sasaran sekunder (tokoh masyarakat), dan sasaran tersier (para pembuat keputusan).

2.3.3 Metode dan Media Promosi Kesehatan

Agar diperoleh hasil yang efektif dalam proses promosi kesehatan, maka diperlukan metode serta media yang berfungsi sebagai alat peraga untuk menyampaikan informasi atau pesan-pesan tentang kesehatan. Menurut Notoadmodjo (2007:56) ada tiga metode promosi kesehatan yakni:

a. Metode pendidikan individual

Dalam promosi kesehatan, metode pendidikan yang berifat individual digunakan untuk membina perilaku baru atau membina seseorang yang mulai tertarik pada perubahan perilaku atau inovasi. Dasar digunakannya pendekatan individu ini karena setiap orang memiliki masalah atau alasan kasus yang berbeda. Bentuk pendidikan dengan metode ini menggunakan penyuluhan dan wawancara.

b. Metode pendidikan kelempok

Efektifitas suatu metode akan tergantung pula pada besarnya sasaran pendidikan. Apabila obyek sasaran berjumlah kurang dari 15 orang, metode yang digunakan antara lain: diskusi kelompok, brainstorming, buzz group,


(22)

role play ataupun game simulasi. Jika obyek promosi kesehatan lebih besar dari 15 orang yang berarti kelompok besar, hal yang perlu dilakukan bisa berupa ceramah dan seminar.

c. Metode pendidikan massa

Metode pendekatan massa cocok untuk mengomunikasikan pesan-pesan kesehatan yang ditujukan kepada masyarakat. Pendekatan ini biasanya digunakan untuk menggugah kesadaran masyarakat terhadap suatu inovasi awareness. Beberapa metode yang cocok untuk pendekatan massa antara lain: ceramah umum, pidato kesehatan, dialog kesehatan di media massa, berita koran dan billboard.

Seseorang atau masyarakat di dalam proses pendidikan dapat memperoleh pengalaman/pengetahuan melalui berbagai macam media. Media promosi kesehatan digunakan untuk mempermudah penerimaan pesan-pesan kesehatan untuk masyarakat atau klien. Berdasarkan fungsinya sebagai penyalur pesan kesehatan, media dibagi menjadi 3 yakni media cetak, elektronik dan media papan.

2.4 Sistem Pemrosesan Transaksi

Menurut Joseph (2003:130), sistem Pemrosesan Transaksi adalah sistem yang menjadi pintu utama dalam pengumpulan dan pengolahan data pada suatu organisasi. Sistem yang berinteraksi langsung dengan sumber data adalah sistem pengolahan transaksi, dimana data transaksi sehari-hari yang mendukung operasional organisasi. Tugas utama Sistem Pemrosesan Transaksi adalah mengumpulkan dan mempersiapkan data untuk keperluan sistem informasi yang


(23)

lain, misalnya untuk kebutuhan sistem informasi manajemen atau kebutuhan sistem informasi eksekutif.

2.4.1 Komponen-komponen Pemrosesan Transaksi

Seperti layaknya suatu sistem, komponen pemrosesan terdiri dari Input, Proses, Penyimpanan dan Output.

a. Input

Input dalam suatu proses transaksi adalah dokumen sumber yang dapat berupa formulir atau bukti transaksi. Sebelum suatu transaksi diproses terlebih dahulu kita harus melakukan pengumpulan data transaksi. Pengumpulan data-data transaksi ini tidak dapat dipisahkan dari desain suatu formulir, sebab suatu formulir merupakan gambaran atau rekaman dari suatu transaksi.

b. Proses

Dalam sistem manual, proses terdiri dari kegiatan pemasukkan data transaksi kedalam jurnal. Dalam sistem komputer, proses dilakukan dengan memasukkan data ke dalam file transaksi.

c. Penyimpanan

Media penyimpanan dari transaksi secara manual adalah buku besar. Buku besar ini menyediakan ikhtisar transaksi-transaksi keuangan perusahaan. Proses pemasukkan data dari jurnal kedalam buku besar disebut posting. Untuk sistem komputer, posting ini dilakukan dengan melakukan update file master menggunakan file transaksi.

d. Output


(24)

antara lain: laporan keuangan, laporan operasional, dokumen pengiriman, faktur dan lain-lain.

2.4.2 Tugas Pokok Sistem Pengolahan Transaksi

Ada empat tugas pokok dari sistem pengolahan transaksi yaitu:

a. Pengumpulan Data

Setiap organisasi yang berinteraksi langsung dengan lingkungan dalam penyediaan jasa dan produk pasti memerlukan sistem yang mengumpulkan data transaksi yang bersumber dari lingkungan.

b. Manipulasi Data

Data transaksi yang dikumpulkan biasanya diolah secara masal sebelum disajikan sebagai informasi untuk keperluan bagian-bagian dalam organisasi, atau menjadi bahan masukan sistem informasi yang lebih tinggi.

c. Penyimpanan data

Data transaksi harus disimpan dan dipelihara sehingga selalu siap memenuhi kebutuhan para pengguna.

d. Penyiapan dokumen

Beberapa dokumen laporan harus disiapkan untuk memenuhi keperluan unit-unit kerja dalam organisasi.

2.5 Konsep Dasar Sistem

Menurut Jogiyanto (2001:1), terdapat dua kelompok pendekatan di dalam mendefinisikan sistem, yaitu yang menekankan pada prosedurnya dan yang menekankan pada komponen atau elemennya. Pendekatan sistem yang lebih menekankan pada prosedur sistem adalah sebagai berikut:


(25)

“Sistem adalah suatu jaringan kerja dari prosedur-prosedur yang saling berhubungan, berkumpul bersama-sama untuk melakukan suatu kegiatan atau

untuk menyelesaikan suatu sasaran tertentu.”

Pendekatan sistem yang merupakan jaringan kerja dari prosedur lebih menekankan urutan-urutan operasi di dalam sistem. Prosedur (procedure) didefinisikan oleh Jogiyanto (2001:1) sebagai berikut:

“Prosedur adalah suatu urut-urutan operasi klerikal (tulis-menulis),

biasanya melibatkan beberapa orang di dalam satu atau lebih departemen, yang diterapkan untuk menjamin penanganan yang seragam dari transaksi-transaksi

bisnis yang terjadi.”

Menurut Jogiyanto (2001:1). pendekatan sistem yang lebih menekankan pada elemen atau komponennya dalam mendefinisikan sistem adalah sebagai berikut:

“Sistem adalah kumpulan dari elemen-elemen yang berinteraksi untuk

mencapai suatu tujuan tertentu.”

2.6 Konsep Dasar Sistem Informasi

Definisi sistem informasi menurut Jogiyanto (2001:11) didefinisikan oleh Robert A. Leitch dan K. Roscoe Davis sebagai berikut:

“Sistem informasi adalah suatu sistem di dalam suatu organisasi yang

mempertemukan kebutuhan pengolahan transaksi harian, mendukung operasi, bersifat manajerial dan kegiatan strategi dari suatu organisasi dan menyediakan pihak luar tertentu dengan laporan-laporan yang diperlukan.”


(26)

2.6.1 Blok Masukan

Masukan atau Input mewakili data yang masuk ke dalam sistem informasi. Masukan disini termasuk metode-metode dan media untuk menangkap data yang akan dimasukkan, yang dapat berupa dokumen-dokumen dasar.

2.6.2 Blok Model

Blok ini terdiri dari kombinasi prosedur, logika dan model matematik yang akan memanipulasi data input dan data yang tersimpan di basis data dengan cara yang sudah ditentukan untuk menghasilkan keluaran yang diinginkan.

2.6.3 Blok Keluaran

Produk dari sistem informasi adalah keluaran yang merupakan informasi yang berkualitas dan dokumentasi yang berguna untuk semua tingkatan manajemen serta semua pemakai sistem.

2.6.4 Blok Teknologi

Teknologi merupakan “kotak alat” (toolbox) dalam sistem informasi.

Teknologi digunakan untuk menerima input, menjalankan model, menyimpan dan mengakses data, menghasilkan dan mengirimkan keluaran dan membantu pengendalian dari sistem secara keseluruhan.

2.6.5 Blok Basis Data

Basis data (database) merupakan kumpulan dari data yang saling berhubungan satu dengan lainnya, tersimpan di perangkat keras komputer dan digunakan perangkat lunak untuk memanipulasinya. Data perlu disimpan di dalam basis data untuk keperluan penyediaan informasi lebih lanjut. Data di dalam basis data perlu diorganisasikan sedemikian rupa, supaya informasi yang dihasilkan


(27)

berkualitas. Organisasi basis data yang baik juga berguna untuk efisiensi kapasitas penyimpannya. Basis data diakses atau dimanipulasi dengan menggunakan perangkat lunak paket yang disebut dengan DBMS (Database Management Systems).

2.6.6 Blok Kendali

Banyak hal yang dapat merusak sistem informasi, seperti misalnya bencana alam, api, temperatur, air, debu, kecurangan-kecurangan, kegagalan-kegagalan sistem itu sendiri, kesalahan-kesalahan, ketidak-efisienan, sabotase, dan lain sebagainya. Beberapa pengendalian perlu dirancang dan diterapkan untuk meyakinkan bahwa hal-hal yang dapat merusak sistem dapat dicegah ataupun bila terlanjur terjadi kesalahan-kesalahan dapat langsung diatasi.

2.7 Analisis dan Perancangan Sistem

Menurut Jogiyanto (2008:129), analisis sistem adalah penguraian dari suatu sistem informasi yang utuh ke dalam bagian-bagian komponennya dengan maksud untuk mengidentifikasi dan mengevaluasi permasalahan-permasalahan, kesempatan-kesempatan, hambatan-hambatan yang terjadi dan kebutuhan-kebutuhan yang diharapkan sehingga dapat diusulkan perbaikan-perbaikannya.

Tahap analisis sistem dilakukan setelah tahap perencanaan sistem (system planning) dan sebelum tahap desain sistem (system design). Tahap analisis merupakan tahap yang kritis dan sangat penting, karena kesalahan di dalam tahap ini juga akan menyebabkan kesalahan di tahap selanjutnya.

Dalam tahap analisis sistem terdapat langkah-langkah dasar yang harus dilakukan oleh analis sistem sebagai berikut:


(28)

b. Understand, yaitu memahami kerja dari sistem yang ada. c. Analyze, yaitu menganalisis sistem.

d. Report, yaitu membuat laporan hasil analisis.

Setelah tahap analisis sistem selesai dilakukan, maka analis sistem telah mendapatkan gambaran dengan jelas apa yang harus dikerjakan. Tiba waktunya sekarang bagi analis sistem untuk memikirkan bagaimana membentuk sistem tersebut. Tahap ini disebut dengan desain sistem.

Analisis dan Perancangan Sistem dipergunakan untuk menganalisis, merancang, dan mengimplementasikan peningkatan-peningkatan fungsi bisnis yang dapat dicapai melalui penggunaan sistem informasi terkomputerisasi.

2.8 Konsep Basis Data

Menurut Yuswanto (2005:2), database merupakan sekumpulan data yang berisi informasi yang saling berhubungan. Pengertian ini sangat berbeda antara database Relasional dan Non Relasional. Pada database Non Relasional, sebuah database hanya merupakan sebuah file.

Menurut Marlinda (2004:1), database adalah suatu susunan/kumpulan data operasional lengkap dari suatu organisasi/perusahaan yang diorganisir/dikelola dan disimpan secara terintegrasi dengan menggunakan metode tertentu menggunakan komputer sehingga mampu menyediakan informasi optimal yang diperlukan pemakainya.

Penyusunan satu database digunakan untuk mengatasi masalah-masalah pada penyusunan data yaitu redundansi dan inkonsistensi data, kesulitan pengaksesan data, isolasi data untuk standarisasi, multiple user (banyak pemakai),


(29)

security (masalah keamanan), masalah integrasi (kesatuan), dan masalah data independence (kebebasan data).

2.8.1 Sistem Basis Data

Menurut Marlinda (2004:1), sistem basis data adalah suatu sistem menyusun dan mengelola record menggunakan komputer untuk menyimpan atau merekam serta memelihara dan operasional lengkap sebuah organisasi/perusahaan sehingga mampu menyediakan informasi optimal yang diperlukan pemakai untuk proses mengambil keputusan.

Pada sebuah sistem basis data terdapat komponen-komponen utama yaitu Perangkat Keras (Hardware), Sistem Operasi (Operating System), Basis Data (Database), Sistem (Aplikasi atau Perangkat Lunak) Pengelola Basis Data (DBMS), Pemakai (User), dan Aplikasi (Perangkat Lunak) lain (bersifat opsional).

2.8.2 Kelebihan Sistem Basis Data

Menurut Marlinda (2004:1), kelebihan penggunaan basis data antara lain: a. Mengurangi kerangkapan data, yaitu data yang sama disimpan dalam berkas

data yang berbeda-beda sehingga update dilakukan berulang-ulang. b. Mencegah ketidakkonsistenan.

c. Keamanan data dapat terjaga, yaitu data dapat dilindungi dari pemakai yang tidak berwenang.

d. Integritas dapat dipertahankan.

e. Data dapat dipergunakan bersama-sama. f. Menyediakan recovery.


(30)

g. Memudahkan penerapan standarisasi. h. Data bersifat mandiri (data independence).

i. Keterpaduan data terjaga, memelihara keterpaduan data berarti data harus akurat. Hal ini sangat erat hubungannya dengan pengontrolan kerangkapan data dan pemeliharaan keselarasan data.

2.8.3 Kekurangan Sistem Basis Data

Menurut Marlinda (2004:1), kekurangan penggunaan basis data antara lain:

a. Diperlukan tempat penyimpanan yang besar

b. Diperlukan tenaga yang terampil dalam mengolah data

c. Kerusakan sistem basis data dapat mempengaruhi departemen yang terkait

2.8.4 Database Management System

Menurut Marlinda (2004:6), Database Management System (DBMS) merupakan kumpulan file yang saling berkaitan dan program untuk pengelolanya. Basis Data adalah kumpulan datanya, sedang program pengelolanya berdiri sendiri dalam suatu paket program yang komersial untuk membaca data, menghapus data, dan melaporkan data dalam basis data.

2.8.5 Bahasa-bahasa yang terdapat dalam DBMS

Menurut Marlinda (2004:1), bahasa-bahasa yang terdapat dalam Database Management System antara lain:

a. Data Definition Language (DDL)

Pola skema basis data dispesifikasikan dengan satu set definisi yang diekspresikan dengan satu bahasa khusus yang disebut DDL. Hasil kompilasi


(31)

perintah DDL adalah satu set tabel yang disimpan di dalam file khusus yang disebut data dictionary/directory.

b. Data Manipulation Language (DML)

Bahasa yang memperbolehkan pemakai mengakses atau memanipulasi data sebagai yang diorganisasikan sebelumnya model data yang tepat.

c. Query

Pernyataan yang diajukan untuk mengambil informasi. Merupakan bagian DML yang digunakan untuk pengambilan informasi.

2.8.6 Fungsi DBMS

Menurut Marlinda (2004:1), fungsi Database Management System antara lain:

a. Data Definition

DBMS harus dapat mengolah data definition atau pendefinisian data. b. Data Manipulation

DBMS harus dapat menangani permintaan-permintaan dari pemakai untuk mengakses data.

c. Data Security dan Integrity

DBMS dapat memeriksa security dan integrity data yang didefinisikan oleh DBA.

d. Data Recovery dan Concurrency

1) DBMS harus dapat menangani kegagalan-kegagalan pengaksesan basis data yang dapat disebabkan oleh kesalahan sistem, kerusakan disk, dan sebagainya.


(32)

2) DBMS harus dapat mengontrol pengaksesan data yang konkuren yaitu bila satu data diakses secara bersama-sama oleh lebih dari satu pemakai pada saat yang bersamaan.

e. Data Dictionary

DBMS harus menyediakan data dictionary atau kamus data.

2.9 Short Message Service

Short Message Service (SMS) merupakan sebuah layanan yang banyak diaplikasikan pada sistem komunikasi nirkabel, memungkinkan dilakukannya pengiriman pesan dalam bentuk alphanumeric antara terminal pelanggan atau antara terminal pelanggan dengan sistem eksternal seperti, email, paging, voice mail dan lain-lain, (Hakim, 2009:25). Isu SMS pertama kali muncul di belahan Eropa sekitar tahun 1991 bersama sebuah teknologi wireles yang saat ini banyak penggunanya yaitu Global System for Mobile Communication (GSM). Dipercaya bahwa message pertama yang dikirimkan menggunakan SMS dilakukan pada bulan Desember 1992, dikirimkan dari sebuah Personal Computer (PC) ke telepon mobile (bergerak) dalam jaringan GSM milik Vodafone Inggris. Perkembangannya kemudian merambah ke benua Amerika, dipelopori oleh beberapa operator komunikasi bergerak berbasis digital seperti BellSouth Mobility, PrimeCo, Nextel dan beberapa operator lain. Teknologi digital yang digunakan bervariasi dari yang berbasis GSM, Time Division Multiple Access (TDMA) hingga Code Division Multiple Access (CDMA).

Awalnya SMS berfungsi untuk memberikan layanan pengiriman pesan teks singkat antar perangkat mobile phone (telepon genggam/ handphone). SMS sebenarnya hanya layanan tambahan terhadap dua layanan utama (layanan voice


(33)

dan switched data) dalam sistem jaringan komunikasi GSM. SMS menjadi fenomena tersendiri, dalam waktu yang cukup singkat tingkat pertumbuhannya sangat tinggi tanpa ada penurunan tarif yang berarti, bahkan dapat dikatakan tarifnya mengambil posisi steady state. Bahkan dalam kasus layanan telepon seluler, tarif akan turun seiring dengan meningkatnya pengguna. Fakta lainnya adalah fasilitas SMS dalam telepon seluler ternyata mempunyai andil yang cukup besar dalam menarik kaum muda masuk ke pasar telepon seluler.

Layanan SMS merupakan sebuah layanan yang bersifat nonreal time di mana sebuah short message dapat di-submit ke suatu tujuan, tidak peduli apakah tujuan tersebut aktif atau tidak. Bila dideteksi bahwa terminal tujuan tidak aktif, maka sistem akan menunda pengiriman ke tujuan hingga tujuan kembali aktif. Pada dasarnya sistem SMS akan menjamin delivery (terkirim) dari suatu short message hingga sampai ke tujuan. Kegagalan pengiriman yang bersifat sementara seperti tujuan tidak aktif akan selalu teridentifikasi sehingga pengiriman short message akan selalu dilakukan kecuali apabila diberlakukan aturan bahwa short message yang telah melampaui batas waktu tertentu harus dihapus dan dinyatakan gagal terkirim.

Karakteristik utama SMS adalah merupakan sebuah sistem pengiriman data dalam paket yang bersifat out-of-band dengan bandwidth kecil. Dengan karakteristik ini, pengiriman suatu burst data yang pendek dapat dilakukan dengan efisiensi yang sangat tinggi, (Hakim, 2009:25).

2.9.1 Karakteristik SMS

SMS point-to-point menyediakan mekanisme untuk mengirimkan pesan pendek (short message) ke dan dari piranti bergerak. Layanan ini menggunakan


(34)

SMS Center (SMSC) yang bertindak sebagai sistem simpan dan terusan (store and forward) untuk pesan pendek, (Hakim, 2009:25). Keberhasilan dan popularitas SMS antara lain disebabkan oleh:

a. Harga Per Kirim Tetap

Apabila beban biaya telepon/percakapan bervariasi, maka beban biaya kiriman SMS tetap.

b. Keamanan dan Kesopanan

Apabila kita hendak menggunakan telepon seluler di tempat umum mungkin dirasakan tidak sopan dan kurang aman. Namun sebaliknya berkirim pesan menggunakan SMS adalah lebih sopan dan privacy akan terjaga.

c. Tidak Mengganggu Penerima

Seperti halnya e-mail, SMS sebagai alat komunikasi tidak mengganggu penerima karena penerima bisa memutuskan kapan dan dimana dia akan menjawab pesan tersebut.

d. Handal (Reliable)

Jaringan GSM secara umum diakui kehandalannya dalam mengirimkan data dan SMS mewarisi kehandalan tersebut.

2.9.2 Layanan Aplikasi SMS

Layanan aplikasi SMS pada dasarnya memiliki karakteristik yang berbeda dengan aplikasi internet dan internet yang bergerak pada umumnya, yaitu: layar monitor yang berukuran kecil, keterbatasan jumlah karakter yang dapat dikirimkan, serta keterbatasan tombol pada handset yang hanya berjumlah 12. Untuk pengoperasian aplikasi, tiga karakteristik tersebut selalu menjadi fokus yang mendasari pada pengembangan aplikasi ini, sehingga informasi yang


(35)

disediakanpun singkat dan jelas dengan pengoperasian aplikasi mudah dan sederhana yang meminimalisir penggunaan tombol pada handset (Hakim, 2009:25).

Dengan demikian akan dapat dikenali aplikasi yang cocok untuk dikembangkan menjadi aplikasi berbasis SMS. Berdasarkan mekanisme distribusi pesan SMS oleh aplikasi SMS, terdapat empat macam mekanisme penghantaran pesan yaitu:

a. Pull, yaitu pesan yang dikirimkan ke pengguna berdasarkan permintaan pengguna.

b. Push-Event based, yaitu pesan yang diaktivasi oleh aplikasi berdasarkan kejadian yang berlangsung.

c. Push-Scheduled, yaitu pesan yang diaktivasi oleh aplikasi berdasarkan waktu yang telah terjadwal.

d. Push-Personal profile, yaitu pesan yang diaktivasi oleh aplikasi berdasarkan profile dan prefference dari pengguna.

2.9.3 Cara Kerja SMS

Short Messaging Service (SMS) merupakan salah satu fitur dari GSM yang dikembangkan dan distandarisasi oleh ETSI. Pada saat kita mengirim pesan SMS dari handphone, maka pesan SMS tersebut tidak langsung dikirim ke handphone tujuan, akan tetapi terlebih dahulu dikirim ke SMS Center (SMSC) dengan prinsip Store and Forward, setelah itu baru dikirimkan ke handphone yang dituju.

Mekanisme utama yang dikerjakan dalam sistem SMS adalah melakukan pengiriman short message dari satu terminal pelanggan ke terminal yang lain. Hal ini dapat dilakukan berkat adanya sebuah entitas dalam sistem SMS yang bernama


(36)

Short Message Sevice Center (SMSC) atau disebut juga Message Center (MC). SMSC merupakan sebuah perangkat yang melakukan tugas store and forward trafik short message. Di dalamnya termasuk penentuan atau pencarian rute tujuan akhir dari short message.

Sebuah SMSC biasanya didesain untuk dapat menangani short message dari berbagai sumber seperti Voice Mail System (VMS), Web-Bassed Messaging, Email Integration, External Short Messaging Entities (ESME), dan lain-lain. Dalam interkoneksi dengan entitas dalam jaringan komunikasi wireless seperti Home Location Register (HRL) dan Mobile Switching Center (MSC), SMSC biasanya menggunakan Signal Transfer Point (STP).

Dengan adanya SMSC ini, kita dapat mengetahui status dari SMS yang dikirim, apakah telah sampai atau gagal diterima oleh handphone tujuan. Apabila handphone tujuan dalam keadaan aktif dan menerima SMS yang dikirim, ia akan mengirim kembali pesan konfirmasi ke SMSC yang menyatakan bahwa SMS telah diterima. Kemudian SMSC mengirimkan kembali status tersebut kepada pengirim. Tetapi jika handphone tujuan dalam keadaan mati atau diluar jangkauan, SMS yang dikirimkan akan disimpan pada SMSC sampai periode validitas terpenuhi, jika periode validitas terlewati maka SMS itu akan dihapus dari SMSC dan tidak dikirimkan ke handphone tujuan.

Disamping itu juga SMSC akan mengirim pesan Informasi ke nomor pengirim yang menyatakan pesan yang dikirim belum diterima atau gagal. Proses pengiriman SMS dapat dilihat pada Gambar 2.2. dibawah ini.


(37)

Gambar 2.2 Skema Cara Kerja SMS.

Dengan adanya SMSC ini kita dapat mengetahui status dari pesan yang telah dikirim, apakah telah sampai atau gagal diterima oleh handphone tujuan. Apabila handphone tujuan dalam keadaan aktif dan dapat menerima pesan SMS yang dikirim, ia akan mengirimkan kembali pesan konfirmasi ke SMSC yang menyatakan bahwa pesan telah diterima. Kemudian SMSC mengirimkan kembali status tersebut kepengirim. Jika hanphone tujuan dalam keadaan mata maka pesan akan disimpan di SMSC sampai period-validity terpenuhi.

2.10 SMS Gateway

SMS Gateway merupakan alat yang berfungsi sebagai sebuah penghubung atau jembatan antara aplikasi dengan mobile phone, (Taufan, 2007:10). Pesan-pesan SMS dikirim dari sebuah telepon genggam ke pusat Pesan-pesan yang disebut Short Message Service Center (SMSC).

Setiap provider telekomunikasi memiliki SMS Center dan program SMS gateway yang berbeda namun secara teknis pengiriman SMS antar provider adalah sama. Data dikirim dari handset mobile phone ke provider dalam bentuk


(38)

Protocol Data Unit (PDU). PDU ini berisi bilangan heksadesimal yang merupakan implementasi bahasa Input/Output.


(39)

33

3.1 Identifikasi Masalah

Saat ini Puskesmas Rejowinangun masih menggunakan pencatatan manual dalam pelayanan kesehatan. Puskesmas mengandalkan ingatan seorang tenaga kesehatan untuk mencari catatan status penderita atau rekam medis pasien. Pencarian tersebut dilakukan di rak besar family folder. Akibatnya duplikasi dan redudansi data sering terjadi saat proses regsitrasi berlangsung.

Puskesmas belum memiliki sistem pencatatan pembayaran yang baik, sehingga jumlah penanganan medis dengan income sering tidak balance. Proses pelaporan belum berjalan cermat dan teliti karena pegawai menghimpun laporan dari lembaran-lembaran kertas yang menumpuk. Ketepatan dan kecepatan pelaporan akhirnya sedikit terabaikan, padahal laporan perkembangan data pasien berguna untuk mengetahui sebaran kasus penyakit, mengetahui timbulnya wabah penyakit menular serta kewaspadaan dini terhadap Kejadian Luar Biasa (KLB).

Berdasarkan hal tersebut, salah satu faktor penting dalam sistem pelayanan kesehatan adalah ketersediaan data yang update dan informatif sekaligus dapat dipertanggungjawabkan. Ketersediaan data ini dibantu dengan sistem informasi yang terintegrasi dengan seluruh proses pelayanan Puskesmas.

Alur proses sistem pelayanan kesehatan yang berlangsung di Puskesmas Rejowinangun digambarkan dengan sebuah docoment flow. Gambar 3.1 menjelaskan proses pendaftaran pasien. Proses pendaftaran ini memiliki subproses antara lain proses registrasi pasien baru, pencarian catatan status


(40)

penderita dalam Folder Family, pembuatan kartu berobat, penentuan jenis pelayanan kesehatan, pembayaran retribusi serta pendataan pasien ASKES/JAMKESMAS/JAMKESDA.

Ada dua jenis pasien yang berobat di Puskesmas yakni pasien rujukan dan pasien reguler. Pasien rujukan dirujuk dari pusat pelayanan kesehatan di bawah wilayah Puskesmas Rejowinangun antara lain: pustu, polindes, poskestren, bidan praktik dan dokter praktik. Pasien reguler ialah pasien biasa yang langsung datang berobat ke Puskesmas. Pasien membawa kartu berobat menandakan bahwa pasien tersebut sebelumnya pernah berobat, sebaliknya jika tidak membawa kartu berobat maka ada dua kemungkinan yang terjadi yakni pasien lupa membawa kartu atau belum pernah berobat. Apabila pasien lupa membawa kartu, petugas akan meminta informasi data nama kepala keluarga (KK) dan alamat untuk dicari datanya dalam Family Folder. Pasien dinyatakan pasien baru jika belum pernah berobat di Puskesmas sama sekali. Jika hal ini terjadi, maka petugas akan membuatkan kartu berobat saat itu juga dan petugas menghimbau untuk selalu membawa kartu saat berobat. Hal ini untuk memudahkan pencarian nomor registrasi catatan status penderita.

Proses pendaftaran pasien di Puskesmas Rejowinangun dapat dilihat pada document flow Gambar 3.1.


(41)

Pasien Petugas Loket Masuk start Register Pasien Tenakes Membuatkan Ctt Status Penderita baru Ctt Status Pendertia baru Mencatat dalam buku Register no index Ambil Ctt Status Penderita dalam Family Folder Ctt Status Penderita Menentukan jenis pelayanan kesehatan Pengisian tanggal dalam Ctt Status Penderita Informasi Keluhan Kesehatan Ctt Status Pendertia terisi Ctt Status Pendertia terisi Informasi Keluhan Kesehatan Cari Nama KK, Alamat Kartu Berobat Kartu Berobat Pasien baru ?

Y

T Membawa kartu berobat ? Y T Membuatkan Kartu Berobat baru Kartu Berobat baru Data diri pasien

baru Data diri pasien

baru

Informasi Nama KK dan Alamat Informasi Nama

KK dan Alamat

Kartu Berobat Bayar retribusi sesuai Perda Pencatatan karcis dan cara bayar 1 Mencatat dalam Buku Regsiter Kunjungan Buku Regsiter Kunjungan terisi Kartu Berobat

Karcis 2

End Kartu Berobat Pasien rujukan? Y T Surat Rujukan Surat Rujukan Kartu Berobat baru Pasien ASKES/ JAMKES? Y T Kartu ASKES/ JAMKES Kartu ASKES/ JAMKES Kartu ASKES/

JAMKES Karcis Karcis 2 1

A

Data bayar

Data bayar


(42)

Pasien Unit BP/KIA/Gigi/MTBS Tenakes

Ctt Status Pendertia terisi Anamnesa, Pemeriksaan, Dx, tindakan Anamnesa Keluhan, Riwayat Penyakit, Lama, Pengobatan, Alergi Pemeriksaan Fisik Pengisian rekam medik:Anamnesa, Pemeriksaan, Dx, tindakan

Ctt Status Pendertia terisi Anamnesa, Pemeriksaan, Dx, tindakan Rujukan ? Membuat surat rujukan Surat Rujukan Isi data rujukan Y T Pembuatan dok sehat, dok istirahat, dok calon pengantin Dokumen kesehatan Dokumen kesehatan Membuat kitir lab Membuat kitir resep Kitir resep Dx dan Tindakan Ctt Status Pendertia terisi Ctt Status Pendertia terisi Konfirmasi identitas Kartu Berobat Keluhan, Riwayat Penyakit, Lama, Pengobatan, Alergi Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi Surat Rujukan Kitir lab Kitir lab Register rujukan terisi Membutuhkan dok uji kesehatan? Y T Kitir resep Sensus Harian Penyakit terisi Buku Register Unit terisi Pemeriksaan penunjang diagnostik(Lab) ? Y T Kartu Berobat Melakukan Rekap Kasus End Hasil Pemeriksaan Lab. 2 Hasil Pemeriksaan Lab. 2 Kartu Berobat A B C D X

Gambar 3.2 Document Flow Pemeriksaan di Unit BP, KIA, Gigi dan MTBS. Gambar 3.2 menjelaskan tentang proses pemeriksaan di unit BP, KIA, Gigi dan MTBS (Manajemen Terpadu Balita Sakit). Prosedur pelayanan kesehatan pada empat unit tersebut tidak jauh berbeda, hal yang membedakan


(43)

ialah cara pemeriksaan serta tindakan yang diberikan. Entitas yang terlibat di dalamnya antara lain: pasien, dokter, perawat dan bidan serta tenaga kesehatan lain atau Tenakes. Dalam proses ini terdapat beberapa subproses antara lain: 1. Pemeriksaan kesesuaian identitas dengan catatan status penderita.

2. Pembuatan kitir lab jika dokter, perawat dan bidan memerlukan pemeriksaan penunjang.

3. Pembuatan surat rujukan pasien. 4. Pengisian catatan status penderita. 5. Pembuatan resep.

6. Melakukan rekap harian penyakit.

Proses utama sebuah pelayanan kesehatan ialah melakukan anamnesa, pemeriksaan, diagnosa, tindakan, pengobatan serta upaya penyuluhan jika diperlukan. Anamnesa dilakukan dokter untuk memperoleh informasi dari pasien berupa: keluhan utama, keluhan tambahan, riwayat penyakit terdahulu, riwayat penyakit keluarga, lamanya sakit, pengobatan yang sudah dilakukan serta riwayat alergi obat. Unit ini juga dapat memberikan dokumen kesehatan yang mungkin diperlukan oleh pasien. Jenis dokumen tersebut antara lain: surat keterangan sehat untuk pelajar, CPNS dan calon mempelai.

Dokumen pendukung untuk merekam segala proses yang dilakukan disebut catatan status penderita. Document flow Gambar 3.2 manggambarkan bagaimana seorang dokter, perawat dan bidan melakukan pencatatan ke dalam catatan status penderita. Dokumen tersebut penting artinya untuk pelayanan kesehatan, selain sebagai alat komunikasi dokter dengan tenaga kesehatan lain


(44)

juga sebagai dasar untuk merencanakan pengobatan/perawatan yang harus diberikan kepada pasien (Gondodiputro, 2007:3).

Pasien Unit UGD Tenakes

Ctt Status Pendertia terisi Anamnesa, Pemeriksaan, Dx, tindakan Anamnesa Keluhan, Riwayat Penyakit, Lama, Pengobatan, Alergi Pemeriksaan Fisik Pengisian rekam medik:Anamnesa, Pemeriksaan, Dx, tindakan Ctt Status Pendertia terisi Anamnesa, Pemeriksaan, Dx, tindakan Rujukan ? Membuat surat rujukan Surat Rujukan Isi data rujukan Y T Pemeriksaan penunjang diagnostik(Lab) ? Membuat kitir lab Y T Membuat kitir resep Kitir resep Dx dan Tindakan Ctt Status Pendertia terisi Ctt Status Pendertia terisi Konfirmasi identitas Keluhan, Riwayat Penyakit, Lama, Pengobatan, Alergi Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi Kitir lab Kitir lab Data rujukan terisi Kitir resep Kartu Berobat Kartu Berobat Sensus Harian Penyakit terisi Buku Register Unit terisi Melakukan Rekap Kasus End Hasil Pemeriksaan Lab. 2 Hasil Pemeriksaan Lab. 2 Kartu Berobat Surat Rujukan B D C X A

Gambar 3.3 Document Flow Pemeriksaan Pasien di Unit UGD.

Tidak Jauh berbeda dari pelayanan unit BP, KIA, Gigi dan MTBS, unit UGD juga memiliki prosedur kerja hampir sama. Secara prinsip unit ini melakukan tindakan yang bersifat responsif, sehingga proses anamnesa, pemeriksaan fisik dan diagnosa dilakukan lebih cepat karena upaya tindakan yang


(45)

lebih diutamakan. Seperti tertera pada Gambar 3.3 pelayanan pada unit UGD tidak memberikan dokumen uji kesehatan untuk pasien.

Pasien Unit Lab

Mencatat identitas pasien Kitir lab Kitir lab Buku Register Lab terisi identitas Pengambilan Specimen Urine, Darah, Faces Urine, Darah, Faces Pemeriksaan dan pencatatan specimen Buku Register Lab terisi Pencatatan lembar Hasil Pemeriksaan Lab. Hasil Pemeriksaan Lab. Pembayaran pemeriksaan lab Kitir lab Kitir lab Karcis Penyerahan Hasil Pemeriksaan Lab 2 Hasil Pemeriksaan Lab. 1 2 Hasil Pemeriksaan Lab. 2 Pencatatan ke dalam Register Lab. Buku Register Lab. End B D E Y

Gambar 3.4 Document Flow Pemeriksaan Penunjang di Unit Laboratorium. Gambar 3.4 menjelaskan pemeriksaan penunjang di unit laboratorium. Pasien harus membawa surat keterangan untuk melakukan pemeriksaan laboratorium dari dokter, baik dokter dari unit lain atau dokter/bidan praktik. Analis laboratorium melakukan pemeriksaan specimen pasien, kemudian


(46)

menuliskan hasilnya ke dalam hasil pemeriksaan lab dan mengarsipnya ke dalam buku register lab.

Proses pembayaran biaya tindakan di Puskesmas Rejowinangun dapat dilihat pada document flow Gambar 3.5.

Menentukan tarif tindakan sesuai Perda

End

Pasien Petugas Loket Keluar

Ctt Status Pendertia terisi Anamnesa, Pemeriksaan, Dx,

tindakan

Ctt Status Pendertia terisi Anamnesa, Pemeriksaan, Dx, tindakan Pencatatan karcis dan cara bayar 1

Karcis 2

Karcis 2 Karcis 1 Kitir lab Mengembalikan Ctt Status Penderita dalam Family Folder Tenakes

Ctt Status Pendertia terisi Anamnesa, Pemeriksaan, Dx, tindakan Family Folder End Pasien ASKES/ JAMKES? Y T Kartu ASKES/ JAMKES Kartu ASKES/ JAMKES Kartu ASKES/ JAMKES E X Y Data bayar Data bayar

Gambar 3.5 Document Flow Pembayaran Biaya Tindakan.

Di loket keluar hanya ada satu proses yang dilakukan pasien yakni pembayaran retribusi tindakan dan pemeriksaan lab yang diberikan di unit sebelumnya. Seperti pada Gambar 3.5, pegawai adminstrasi loket menentukan besar biaya sesuai dengan perda yang berlaku berdasarkan catatan status penderita yang sudah berisi data pemeriksaan hingga pengobatan. Hal ini harus dilakukan


(47)

pasien sebelum mengambil obat di unit resep seperti pada Gambar 3.6. Jika pasien ternyata tidak diberi tindakan di unit, pegawai adminstrasi loket hanya memberikan arahan untuk langsung menuju unit resep. Setiap pembayaran di loket, pegawai adminstrasi loket meminta keterangan apakah pasien memiliki kartu ASKES/JAMKESMAS/JAMKESDA. Jika pasien memiliki dan dapat menunjukkan kartu tersebut, petugas cukup mendata dan membebaskan biaya. Pada saat pasien keluar, tenakes mengembalikan catatan status penderita dan memasukan ke dalam Family Folder.

Mencatat obat keluar Kitir resep

Kitir resep

Buku Harian Obat terisi

End

Pasien Unit Resep

Karcis 2

C Y

Data Obat

Data Obat

Gambar 3.6 Document Flow Pengambilan Obat di Unit Resep.

3.2 Hasil Identifikasi Sistem

Setelah menganalisa permasalahan pada sub bab di atas, maka Puskesmas Rejowinangun perlu memiliki sebuah perangkat lunak berbentuk sistem informasi yang dapat membantu proses pelayanan kesehatan sekaligus melakukan penyampaian informasi kesehatan melalui analisa kunjungan pasien. Cakupan


(48)

pelayanan kesehatan ini antara lain: unit Balai Pengobatan (BP), unit Kesehatan Ibu dan Anak (KIA), unit Gigi, unit Gawat Darurat (UGD), unit Manajemen Terpadu Balita Sakit (MTBS), unit laboratorium dan unit resep. Data pasien dapat diolah untuk mengetahui sebaran kasus penyakit, wabah penyakti menular dan Kejadian Luar Biasa (KLB). Dengan memanfaatkan sensus harian penyakit, sistem informasi tersebut juga dapat memberikan saran penyampaian informasi kesehatan yang tepat dengan menggunakan SMS.

Sistem terdiri dari sub sistem yang dapat dijelaskan sebagai berikut: 1. Sub sistem pelayanan loket

Sub sistem ini terdiri dari sistem pendaftaran pasien di loket masuk serta sistem pembayaran pasca pelayanan

2. Sub sistem pelayanan unit

Sub sistem ini terdiri dari banyak sistem yang melibatkan banyak unit Puskesmas. Unit yang terlibat di dalamnya antara lain: unit BP, unit KIA, unit gigi, unit MTBS, unit laboratorium dan unit resep

3. Sub sistem perhitungan kriteria KLB

Sub sistem ini menghasilkan laporan sensus harian penyakit. Dari data tersebut dapat dilihat apakah terjadi kasus tertentu

4. Sub sistem pengelolaan pesan

Sub sistem pengelolaan pesan mengolah data pesan yang akan dikirim maupun pesan yang diterima

Untuk mengetahui lebih jelas mengenai alur sistem yang akan dibangun maka sistem digambarkan dalam sebuah diagram alir sistem berupa system flow. System flow ini menggambarkan alur sistem informasi pelayanan dan


(49)

penyampaian informasi kesehatan di Puskesmas Rejowinangun yang telah terkomputerisasi.

Gambar 3.7 menjabarkan alur sistem saat pendaftaran pasien. Sistem pendaftaran ini melibatkan dua entitas yakni pasien/calon pasien dan pegawai administrasi loket masuk. Saat pasien datang, petugas administrasi akan mendata identitas pasien, apakah pasien regular atau pasien rujukan. Pasien harus bisa menunjukkan surat rujukan jika memang dirujuk dari pusat pelayanan kesehatan yang lain.

Kelengkapan administrasi yang diperiksa berikutnya ialah kartu berobat. Kartu ini berfungsi menunjukkan nomor identitas pasien yang nantinya akan dicari dalam database master pasien. Jika pasien tidak membawa kartu berobat atau tidak ingat nomor identitas pasiennya, maka pasien dinyatakan sebagai pasien baru sehingga perlu dilakukan proses input data sebagai pasien baru. Sebagai bukti bahwa pasien telah terdaftar, petugas administrasi memberikan bukti pendaftaran yakni kartu berobat.

Proses berikutnya adalah input data pasien masuk. Proses ini memerlukan data keluhan kesehatan pasien yang berikutnya akan dipakai untuk menentukan jenis pelayanan unit di Puskesmas. Ketika pasien memiliki kartu ASKES/JAMKESMAS/JAMKESDA maka pasien harus menunjukkan kartu tersebut untuk penentuan jumlah tarif retribusi. Seluruh aktifitas proses ini akan direkam dalam tabel database catatan status penderita dan tabel database kunjungan. Seluruh proses ini diakhiri dengan cetak bukti pembayaran retribusi Puskesmas.


(50)

Pasien Pegawai Administrasi Loket Masuk start Informasi Keluhan Kesehatan Informasi Keluhan Kesehatan Informasi identitas pasien Informasi identitas pasien

Pasien baru ? Y T Kartu berobat baru Bukti bayar End Pasien rujukan? Y T Informasi rujukan Informasi Rujukan Kartu berobat baru Pasien ASKES/ JAMKES? Y T Informasi ASKES/ JAMKES Informasi ASKES/ JAMKES Bukti bayar Cetak Kartu Berobat baru Search data pasien Cetak bukti bayar Tampilan data pasien yang dicari Master Pasien Master Pasien Wilayah Catatan Status Pasien Kunjungan Kunjungan Master Cara Bayar Master Retribusi Master Cara Bayar Master Retribusi Master Pegawai Master Jabatan Data Bayar Data Bayar Input data pasien

baru

Input status pasien masuk

Input jenis pelayanan kesehatan

Input data bayar

Gambar 3.7 System flow Pendaftaran Pasien

Gambar 3.8 dibawah ini menjelaskan tentang system flow pemeriksaan pasien. Prosedur tersebut dilakukan pada unit BP, KIA, gigi, MTBS dan UGD. Prosedur yang dilakukan sama, hanya saja yang membedakan ialah cara diagnosa


(51)

dan tindakan yang diberikan. Ketika pasien datang, dokter unit atau tenakes pembantu dokter akan memeriksa data pasien dengan cara input nomor identitas pasien pada sistem. Sistem akan membuka seluruh data pasien termasuk catatan status penderita yang lazim disebut rekam medis. Dokter akan melakukan anamnesa dan pemeriksaan fisik terhadap pasien, termasuk memeriksa rekam jejak dari catatan status penderita maupun berkomunikasi langsung dengan pasien. Jika dokter merasa perlu penegakan diagnosa atau membutuhkan pemeriksaan penunjang berupa cek lab, dokter atau tenakes cukup memberikan inputan status pemeriksaan labaoratorium. Selanjutnya dokter mempersilahkan pasien untuk melakukan pemeriksaan penunjang berupa cek laboratorium. Setelah periksa labaoratorium, pasien kembali ke unit pemeriksaan. Sistem akan memberikan hasil pemeriksaan lab kepada dokter dan dokter siap untuk memberikan diagnosa dan tindakan sesuai anamnesa dan pemeriksaan penunjang. Seluruh aktifitas tersebut akan meng-update informasi pada tabel catatan status penderita.

Adakalanya pasien memerlukan rujukan untuk memperoleh tindakan lebih lanjut. Jika hal ini terjadi, proses rujuk pasien dimulai dari unit pemeriksaan atas petunjuk dan saran dari dokter unit. Dokter/tenakes pembantu dokter akan mencetak surat rujukan untuk pasien. Ada pula pasien memerlukan dokumen uji kesehatan. Kasus ini biasanya terjadi pada pasangan calon pengantin, pelajar, mahasiswa atau siapa saja yang memerlukan surat keterangan sehat. Dokter/tenakes pembantu dokter akan mencetak dokumen uji kesehatan tersebut jika diperlukan. Proses terakhir pada Gambar 3.8 ialah input resep. Input resep ini dilakukan dokter untuk memberikan obat yang nantinya akan diambil di unit resep.


(52)

Pasien Dokter Unit BP/KIA/Gigi/MTBS/UGD Informasi Keluhan, Riwayat Penyakit, Lama, Pengobatan, Alergi Rujukan ? Surat Rujukan Y T Dokumen uji kesehatan Dokumen uji kesehatan Informasi identitas pasien Informasi Keluhan, Riwayat Penyakit, Lama, Pengobatan, Alergi Informasi Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi Informasi Inspeksi, Palpasi, Perkusi, Auskultasi Membutuhkan dok uji kesehatan? Y T Pemeriksaan penunjang diagnostik(Lab) ? Y T Informasi identitas pasien End Cek data pasien Periksa Hasil Lab Cetak surat rujukan

Cetak dok uji kesehatan start Tampilan data pasien yang dicari Tampilan Hasil Lab Pasien Catatan Status Pasien Catatan Status Pasien Catatan Status Pasien Catatan Status Pasien Catatan Status Pasien

Master Obat Master Jabatan Master Pegawai Catatan Status Pasien Master Jabatan Master Pegawai Master Penyakit Hasil Lab Input status Pemeriksaan Lab Input anamnesa, Pemeriksaan, Dx, tindakan Input resep

Gambar 3.8 System flow Pemeriksaan Pasien di Unit BP/KIA/Gigi/MTBS dan UGD


(53)

Pasien Analis Lab

Informasi specimen Urine, Darah,

Faces

Informasi specimen Urine,

Darah, Faces

Hasil Lab

Hasil Lab

Informasi identitas pasien Informasi

identitas pasien

Cek data pasien start

Cetak Hasil Lab

End

Tampilan data pasien yang

dicari

Catatan Status Pasien

Hasil Lab

Master Jabatan Master Pegawai Hasil Lab

Input data specimen dan hasil

pemerksaan specimen

Gambar 3.9 System flow Pemeriksaan Penunjang Diagnosis

Pemeriksaan penunjang diagnosis diperlukan oleh dokter untuk menegakkan suatu diagnosa. Analis lab mengambil data specimen pasien kemudian menguji specimen tersebut. Setelah diuji, data hasil uji specimen di-input kedalam tabel hasil lab. Hasil lab akan dicetak dan diserahkan kepada pasien. Alur sistem pemeriksaan penunjang sperti pada Gambar 3.9.


(54)

End

Pasien Pegawai Administrasi Loket Keluar

Bukti bayar Pasien ASKES/

JAMKES? Y

T

Informasi ASKES/JAMKES

Informasi ASKES/ JAMKES

Data bayar

start

Cek Total biaya pelayanan

Bukti bayar

Cetak bukti bayar

Tampilan data bayar pasien

Kunjungan

Master Cara Bayar Master Retribusi

Master Cara Bayar Master Retribusi Master Pegawai

Master Jabatan Kunjungan

Data bayar

Input data bayar

Gambar 3.10 System flow Pembayaran Biaya Tindakan

Proses pembayaran biaya tindakan seperti pada Gambar 3.10 terjadi jika pasien diberi tindakan tambahan pada unit pemeriksaan. Pegawai administrasi loket akan memeriksa total biaya pelayanan, kemudian pasien diharuskan membayar sesui tarif. Jika pasien memilki kartu jaminan ASKES/JAMKESMAS/JAMKESDA, maka sistem akan otomatis memberikan reduksi biaya sesui ketentuan. Sebagai bukti tanda pembayaran, petugas


(55)

administrasi loket akan mencetak bukti bayar dan menyerahkannya kepada pasien. Seluruh proses ini akan meng-update informasi pada tabel kunjungan.

Proses terakhir pada sistem pelayanan yaitu pengambilan obat. Seperti pada Gambar 3.11 asisten apoteker akan memeriksa status bayar pasien, jika berstatus telah melakukan pembayaran, asisten apoteker akan melakukan input data obat keluar. Asisten apoteker kemudian menyerahkan obat kepada pasien. Proses ini akan memperbaharui informasi pada tabel kunjungan.

End

Pasien Asisten Apoteker

start

Cek status bayar

Tampilan status bayar pasien

Kunjungan

Kunjungan

Master Obat

Data obat

Data obat

Input data obat keluar


(56)

Pelaksana Promosi Kesehatan Sistem

start

Pasien

Perhitungan kasus harian mingguan/bulanan, untuk menentukan ada/tidak

kasus KLB

Ada rekomendasi ?

Peringatan KLB di wilayah

tertentu

Approval

Melakukan proses pengiriman SMS

SMS peringatan

KLB SMS Promkes

B A

SMS peringatan KLB

SMS Promkes

B A Perhitungan kasus

harian mingguan/ bulanan, untuk menentukan jenis

Promkes

End

Y T

Y T

Rekap kasus

SMS Keluar Master SMS

Master SMS Input Informasi

Redaksional Promkes

Gambar 3.12 System flow Pengiriman SMS

Gambar 3.12 menggambarkan proses pengiriman SMS informasi kesehatan. Sistem akan menghitung kasus harian, mingguan/bulanan untuk menentukan ada atau tidak kasus KLB. Dari perhitungan kasus tersebut dapat diketahui pula pola sebaran penyakit. Pola sebaran penyakit ini akan memperkuat tindakan penyampaian informasi kesehatan yang akan dilakukan. Ketika sistem menemukan pola kasus KLB, sistem akan memberikan peringatan kepada pegawai pelaksana promkes Puskesmas. Pegawai tersebut akan memutuskan perlu atau tidak sms dikirim kepada pasien di lokasi kasus KLB. Ketika peringatan di setujui, sistem akan mengirimkan informasi kesehatan kepada masyarakat.

3.3 Context Diagram

Context Diagram merupakan bagian Data Flow Diagram (DFD) sistem pelayanan dan informasi kesehatan. Perancangan Context Diagram ini


(57)

menggunakan aplikasi ProcessAnalyst bagian dari paket tool desain sistem Power Designer 6. Gambar 3.13 berikut menggambarkan Context Diagram rancang bangun sistem informasi pelayanan dan informasi kesehatan.


(58)

Dokumen Uji kes ehatan

Laporan Rujukan laporan Promkes Laporan Pelayanan Lab Laporan Jenis Bayar Laporan Pemasukan Retribus i Laporan Sensus Harian Penyakit

Laporan Kesakitan SMS Promkes

Dt Input Pas ien

Dt Input SMS SMS KLB

Status Approval Pering atan Promkes Pering atan KLB Obat

Info Status Bayar Dt Obat Keluar Bukti Bayar Tindakan

Biaya Retribusi Biaya Tindakan

Dt Bayar Tindakan

Dt Total Biaya Has il Lab Print Out

Info Darah Urine Fec es

Dt Specimen

Dt Pas ien Ketemu Lab Dt Pas ien Dic ari Lab

Surat Rujukan

Inspeksi Palpasi Auskultasi Info Keluhan Riwayat Alerg i

Dt Rekap Kasus Dt Resep

Dt Tindakan Data Dx Data Pemeriksaan

Dt Anamnes a

Has il Lab Status Periks a Lab

Dt Pas ien Dic ari Unit

Dt Pas ien Ditemukan Unit Kartu Berobat Baru

Bukti Bayar Retribus i

Dt Bayar Dt Keluhan Pasien

Dt Rujukan

Jenis Pelayanan Kesehatan Status Pasien Masuk Dt Pas ien Baru

Dt Pas ien Dic ari 0

Sis tem Informasi Pelayanan dan Promos i Kesehatan di Pusat Kesehatan M asyarakat

+ Peg awai Administrasi Pasien Kepala Puskesmas Dokter Analis Lab Asisten apoteker Pelaksana Promkes

Gambar 3.13 Context Diagram Rancang Bangun Sistem Informasi Pelayanan dan Informasi Kesehatan 52

Sistem Informasi Pelayanan dan Informasi Kesehatan di Pusat


(59)

3.4 Diagram Berjenjang

Diagram berjenjang menggambarkan hirarki proses dari Data Flow Diagram. Gambar 3.14 berikut merupakan diagram berjenjang rancang bangun sistem informasi pelayanan dan informasi kesehatan di pusat kesehatan masyarakat menggunakan SMS Gateway.

0

Rancang Bangun Sistem Informasi Pelayanan dan Promosi Kesehatan di Pusat Kesehatan Masyarakat

Menggunakan SMS Gateway

1 Pengelolaan Data 2 Pelayanan Kesehatan 3 Promosi Kesehatan 4 Pembuatan Laporan 1.1 Pengelolaan Data Pasien 1.2 Pengelolaan Data Jabatan 1.3 Pengelolaan Data Pegawai 1.4 Pengelolaan Data Wilayah 1.5 Pengelolaan Data Penyakit 1.6 Pengelolaan Data Obat 1.7 Pengelolaan Data Tindakan 1.8 Pengelolaan Data Cara bayar 1.9 Pengelolaan Data Retribusi 1.10 Pengelolaan Data SMS 2.1 Pendaftaran Pasien 2.2 Pemeriksaan Pasien 2.3 Pemeriksaan Penunjang Dx 3.1 Perhitungan KLB 3.2 Perhitungan Kasus 3.3 Pengiriman SMS 4.1 Pembuatan Laporan Kesakitan 4.2 Pembuatan Laporan Rujukan 4.3 Pembuatan Laporan SHP 4.4 Pembuatan Laporan Reg Unit 4.5 Pembuatan Laporan Obat 4.6 Pembuatan Laporan Lab 4.7 Pembuatan Laporan Promkes 4.8 Laporan Pemasukan Retribusi 4.9 Laporan Jenis Bayar 2.4 Pembayaran Biaya Tindakan 2.5 Pengambilan Obat

Gambar 3.14 Diagram Berjenjang Sistem Informasi Pelayanan dan Informasi Kesehatan

Penyampaian Informasi Kesehatan

Rancang Bangun Sistem Informasi Pelayanan Dan Informasi Kesehatan di Pusat Kesehatan Masyarakat


(60)

3.5 Data Flow Diagram

Proses aliran data pada sistem informasi pelayanan dan informasi kesehatan dapat dilihat pada Data Flow Diagram (DFD) berikut. DFD rancang bangun sistem informasi pelayanan dan informasi kesehatan ini terdiri dari empat sub proses yaitu pengelolaan data, pelayanan kesehatan, penyampaian informasi kesehatan dan pembuatan laporan. Entitas yang terlibat dalam sistem ini antara lain kepala Puskesmas, pasien, pegawai administrasi, pelaksana Promkes, dokter, asisten apoteker dan analis laboratorium. Keempat sub proses ini dapat dilihat pada DFD level 0 yang digambarkan pada Gambar 3.15.


(61)

Info Rekap Kas us Dt Rekap Kasus

Info Penyakit

Dokumen Uji kes ehatan

Laporan Reg is ter Unit Laporan Rekap Obat

Dt Input Tindakan Dt Output Tindakan

Info Tindakan

Dt Lab Dt CSP Dt Pas ien

Dt SMS

Dt Kunjung an Dt Obat Laporan Pemasukan Retribus i

Laporan Jenis Bayar laporan Promkes

Laporan Pelayanan Lab Laporan Rujukan

Laporan Kesakitan Laporan Sensus Harian Penyakit SMS Promkes

Dt SMS Dt Input Pas ien

Dt Input SMS

Dt Input SMSDt Output SMS

Dt CSP Info CSP Info Kunjung an

Dt Kunjung an

Dt Hasil Lab Info Hasil Lab Info Obat

Dt Input Obat Dt Output Obat

Dt Input Obat Dt Input Tindakan Dt Input Cara Bayar

Info Cara Bayar

Dt Input Cara Bayar Dt Output Cara Bayar

Info Retribusi

Dt Input Retribusi Dt Output Retribusi

Dt Input Retribusi

Dt Input Penyakit Dt Output Penyakit Dt Input Penyakit

Info Wilayah Dt Output WilayahDt Input Wilayah

Dt Input J abatan

Dt Input Wilayah Dt Input Peg awai Dt Output Pas ien

Dt Input Pas ien

Info Pegawai Dt Input Peg awaiDt Output Peg awai

Info Jabatan Dt Output J abatan

Dt Input J abatan

Dt Telp Pasien Dt Pas ien Baru Info Pasien

Dt SMS Keluar Obat

Info Status Bayar Dt Obat Keluar

Bukti Bayar Tindakan Biaya Retribusi

Biaya Tindakan

Dt Bayar Tindakan

Status Approval Pering atan KLB Pering atan Promkes

SMS KLB Has il Lab Print Out

Dt Total Biaya Info Darah Urine Fec es

Dt Specimen Dt Pas ien Ketemu Lab Dt Pas ien Dic ari Lab Surat Rujukan

Inspeksi Palpasi Auskultasi

Info Keluhan Riwayat Alerg i

Dt Rekap Kasus Dt Resep

Dt Tindakan Data Dx Data Pemeriksaan

Dt Anamnes a Has il Lab

Status Periks a Lab Dt Pas ien Dic ari Unit Dt Pas ien Ditemukan Unit

Kartu Berobat Baru Bukti Bayar Retribus i

Dt Bayar

Dt Keluhan Pasien Dt Rujukan Jenis Pelayanan Kesehatan

Status Pasien Masuk

Dt Pas ien Baru

Dt Pas ien Dic ari Peg awai Administrasi Peg awai Administrasi Pasien Dokter Analis Lab Asisten apoteker Pelaksana Promkes 2 Pelayanan Kesehatan + 3

Promos i Kesehatan

+ 1 PASIEN 2 JABATAN 3 PEGAWAI 4 WILAYAH 5 PENYAKIT 6 OBAT 8 CARA_BAYAR 9 RETRIBUSI 10 KUNJUNGAN 11 CSP 12 LAB 13 SMS 4 Pembuatan Laporan + 1

Peng elolaan Data

+ Peg awai Administrasi 1 PASIEN Dokter 13 SMS Pelaksana Promkes 10 KUNJUNGAN 6 OBAT

14 KIRIM_SM S

Kepala Puskesmas

7 TINDAKAN

15 Rekap Kasus

Gambar 3.15 DFD Level 0 Sistem Informasi Pelayanan dan Informasi Kesehatan

Penyampaian Informasi Kesehatan


(1)

2) Memasukkan hasil pemeriksaan lab. Pilih variable yang akan diperiksa dengan doubleclick pada datagridview. Masukkan hasil pemeriksaan specimen dan tekan tombol simpan.

3) Mencetak hasil pemeriksaan laboratorium. Buka tab page cetak hasil lab, pilih ID kunjungan kemudian klik tampilkan. View pemeriksaan laboratorium akan terbuka dalam mode report hasil lab dan siap cetak.

d. Pembayaran Biaya Tindakan

Proses pembayaran biaya tindakan dilakuan di unit Loket Puskesmas. Proses ini dilakukan setelah pasien mendapat tindakan medis. Proses pembayaran biaya tindakan menjalankan fungsi-fungsi antara lain: memilih data pasien, memasukkan data bayar dan mencetak bukti pembayaran.

Akses menu menuju form Loket Pendaftaran adalah: Transaksi – Loket – Pembayaran Biaya Tindakan.

Identifikasi sistem pembayaran biaya tindakan adalah sebagai berikut:

1) Memilih data pasien. Data pasien yang harus diperiksa tampil dalam bentuk list datagridview. Data yang tersorot merah adalah data yang belum diperiksa. Doubleclick pada data bersesuaian, tab page pembayaran akan muncul menampilkan data bayar tindakan medis. 2) Memasukkan data pembayarana tindakan medis. Masukkan data

pembayaran yang diterima, sistem akan menghitung jumlah pengembalian yang diperlukan.

3) Mencetak bukti pembayaran. Tekan tombol print report untuk mencetak bukti pembayaran.


(2)

239

e. Pengambilan Obat

Proses penambilan obat dilakuan di unit Resep Puskesmas. Proses ini merupakan proses terakhir dalam pelayanan kesehatan di Puskesmas. Proses pengambilan obat menjalankan fungsi-fungsi antara lain: memilih data kunjungan, mencatat data obat keluar.

Akses menu menuju form Mantenance Data Obat adalah: Transaksi – Resep. Identifikasi sistem pembayaran biaya tindakan adalah sebagai berikut:

1) Memilih data kunjungan. Data kunjungan tampil dalam bentuk list datagridview. Data yang tersorot merah adalah data yang belum dilayani. Doubleclick pada data bersesuaian, list resep dalam mode report akan muncul menampilkan data obat beserta jumlahnya.

2) Mencatat data obat keluar. Tekan tombol proses data obat keluar otomatis tercatat dan status resep akan berubah telah dilayani.

f. Pencetakan Dokumen Pendukung

Proses pencetakan dokumen pendukung di Puskesmas Rejowinangun terdiri dari tiga jenis dokumen antara lain: Surat Istirahat, Surat Sehat dan Surat Sehat Calon Pengantin. Proses pencetakan dokumen pendukung menjalankan fungsi-fungsi antara lain: memilih data kunjungan, mencetak dokumen pendukung.

Akses menu menuju form Dokumen Uji Kesehatan adalah: Transaksi Dokumen Uji Kesehatan.


(3)

1) Memilih data kunjungan. Data kunjungan tampil dalam bentuk list datagridview. Doubleclick pada data bersesuaian, data pasien akan muncul dan menampilkan informasi detil pasien.

2) Mencetak dokumen pendukung. Pilih ID Kunjungan, isikan variable yang dibutuhkan dan tekan tombol tampilkan, data dokumen akan tampil dan siap cetak.

Evaluasi sistem penyampaian informasi kesehatan antara lain:

a. Pengelolaan Pesan SMS

Proses pengelolaan pesan SMS bertujuan mengatur jenis dan isi pesan serta pengelompokan penerima pesan informasi kesehatan. Proses pengelolaan pesan menjalankan fungsi-fungsi antara lain: mengatur jenis dan isi pesan SMS, pengelompokan penerima pesan.

Akses menu menuju form Maintenance SMS adalah: Master – SMS.

Akses menu menuju form SMS Gateway adalah: Transaksi – SMS Gateway. Identifikasi sistem pencetakan dokumen pendukung adalah sebagai berikut:

1) Mengatur jenis dan isi pesan. Tekan tombol baru pada form Maintenance SMS. Pilih jenis pesan dan isikan redaksi pesan yang diperlukan dan tekan tombol simpan.

2) Pengelompokan penerima pesan. Pilih filter parameter pda form SMS Gateway, sorot data pasien yang akan dijadikan satu grup dan tekan tombol simpan.

b. Pengiriman Pesan SMS

Proses pengiriman pesan SMS dilakukan oleh petugas Promosi Kesehatan Puskesmas Rejowinangun. Proses pengiriman pesan menjalankan


(4)

fungsi-241

fungsi antara lain: pengiriman pesan ke kelompok penerima pesan, menerima status pengiriman pesan.

Akses menu menuju form SMS Gateway adalah: Transaksi – SMS Gateway. Identifikasi sistem pengiriman pesan SMS adalah sebagai berikut:

1) Pengiriman pesan ke kelompok penerima pesan. Doubleclick pada datagridview kelompok penerima SMS. Data detil kelompok penerima SMS akan tampil. Tekan tombol kirim, maka SMS akan terkirim. 2) Menerima status pengiriman pesan. Sistem secara otomatis mencatat

dan mengupdate data status pengiriman pesan. Status pengiriman akan ditampilkan di datagridview pengiriman SMS.


(5)

242

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan uji coba sistem, dapat disimpulkan sebagai berikut:

a. Sistem dapat memberikan output berupa informasi laporan pelayanan kesehatan di Pusat Kesehatan Masyarakat. Informasi yang diberikan antara lain: laporan catatan status pasien per individu, laporan pemeriksaan penunjang diagnosa per individu, laporan data pembayaran, laporan sebaran data KK pasien, laporan sebaran data penyakit, laporan pemakaian obat, laporan statistik obat terbanyak dan laporan statistik penyakit terbanyak. b. Sistem dapat memberikan output berupa laporan penyampaian informasi

kesehatan di wilayah kerja Pusat Kesehatan Masyarakat. Informasi yang diberikan yaitu laporan penyampaian informasi seputar kesehatan menggunakan SMS Gateway.

Berdasarkan kesimpulan di atas dapat disimpulkan secara garis besar bahwa sistem informasi pelayanan kesehatan ini merupakan salah satu solusi terhadap permasalahan yang ada.

5.2 Saran

Saran pengembangan sistem dapat dikembangkan dengan adanya: a. Sistem pengelolaan antrian pasien di Unit Loket

b. Dashboard system, sebagai pemantau alur kunjungan pasien c. Sistem monitoring pemeriksaan ibu hamil di Unit KIA d. Sistem pelayanan kesehatan di luar gedung Puskesmas


(6)

243

e. Sistem pengelolaan obat dan resep di Unit Resep/Apotek f. Sistem reminder pasien berbasis SMS