ANALISIS USAHATANI KENTANG DESA BATUR, KECAMATAN BATUR, KABUPATEN BANJARNEGARA

(1)

ANALISIS USAHATANI KENTANG

DESA BATUR, KECAMATAN BATUR, KABUPATEN BANJARNEGARA

Skripsi

Disusun oleh: Ismoyo 2012 022 0030 Program Studi Agribisnis

FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA YOGYAKARTA


(2)

ANALISIS USAHATANI KENTANG

DESA BATUR, KECAMATAN BATUR, KABUPATEN BANJARNEGARA

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Sebagai Bagian Dari Persyaratan Yang Diperlukan Guna Memperoleh Derajad Sarjana Pertanian

Oleh : Ismoyo 20120220030

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA YOGYAKARTA


(3)

i

Halaman Pengesahan

ANALISIS USAHATANI KENTANG

DESA BATUR, KECAMATAN BATUR, KABUPATEN BANJARNEGARA

Yang dipersiapkan dan disusun oleh :

Ismoyo

2012 022 0030

Telah dipertahankan didepan Dewan Penguji Pada tanggal 6 Desember 2016

Skripsi tersebut telah diterima sebagai bagian persyaratan yang diperlukan guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian

Yogyakarta, 20 Desember 2016

Pembimbing Utama Penguji

Ir. Eni Istiyanti, MP Dr.Ir. Triwara Buddhi S. MP

NIK. 19650120198812 133033 NIK. 19680712199803 133002 Pembimbing Pendamping

Dr. Sriyadi, SP. MP

NIK. 19691028199603 133023

Fakultas Pertanian

Universitas Muhammadiyah Yogyakarta Dekan,

Ir. Sarjiyah, MS


(4)

ii

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Usahatani Kentang Desa Batur, Kecamatan Batur,

Kabupaten Banjarnegara” guna memenuhi sebagian persyaratan untuk

memperoleh gelar Sarjana Pertanian program studi Agribisnis pada Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Penulis menyadari kelemahan serta keterbatasan yang ada sehingga dalam menyelesaikan skripsi ini memperoleh bantuan dari berbagai pihak, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. Kedua orang tua saya Bapak Niktomo, dan Ibu Turyanti dan adik saya Irfa’i beserta keluarga besar tercinta.

2. Dekan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

3. Ketua Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

4. Bapak Sutrisno S.P, M.P selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan dorongan dan motivasi.

5. Ibu Ir. Eni Istiyanti. MP selaku dosen pembimbing I yang selalu memberikan waktu bimbingan dan arahan selama penyusunan skripsi ini.

6. Bapak Dr. Ir. Sruyadi MP selaku dosen Pembimbing II yang selalu memberikan waktu bimbingan dan arahan selama penyusunan skrisi ini.


(5)

iii

7. Ibu Dr. Ir. Triwara Buddhi S.M selaku dosen penguji skripsi. Terimakasih atas saran dan kritik membangun yang diberikan kepada penulis.

8. Seluruh Dosen dan staf keluarga besar Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah memberikan ilmunya kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan baik isi maupun susunannya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat tidak hanya bagi penulis juga bagi para pembaca.

Yogyakarta,


(6)

iv

ANALISIS USAHATANI KENTANG

DESA BATUR, KECAMATAN BATUR, KABUPATEN BANJARNEGARA

Ismoyo/20120220030

Ir. Eni istiyanti, Mp/Dr. Sriyadi, SP. MP

Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui biaya, dan keuntungan, tingkat kelayakan usahatani, dan resiko usahatani kentang pada luasan lahan kurang dari 0,5 hektar dengan rata-rata luas lahan 0,26 hektar, luas lahan 0,5 sampai 1 hektar dengan rata-rata luas lahan 0,6 hektar, dan luas lahan lebih dari 1 hektar dengan rata-rata luas lahan 1,7 hektar. Penelitian dilakukan di Desa Batur, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara. Metode yang digunakan dalam penelitan ini adalah metode kuantitatif. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive (sengaja) yaitu Desa Batur, kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara dengan pertimbangan karena sebagian becar mata pencaharian desa Batur adalah petan kentang, dan keadaan alam yang mendukung. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode simpel random sampling dengan jumlah sempel yang diambil sebanyak 30 responden. Pengumpulan data diperoleh dengan menggunakan metode wawancara, observasi, kuisioner, dan pencatatan. Hasil penelitian yang dilakukan dapat diketahui biaya, penerimaan, pendapatan, dan keuntungan usahatani kentang di Desa Batur pada luas lahan kurang dari 0,5 hektar dengan rata-rata luas lahan 0,26 hektar lebih besar dari, luas lahan dari 0,5 sampai 1 hektar dengan rata-rata luas lahan 0,6 hektar, dan lebih besar dari luas lahan lebih dari 1 hektar dengan rata-rata luas lahan 1,7 hektar. Berdasarkan analisis R/C yang diperoleh lebih dari nol pada setap luas lahan sehingga layak untuk diusahakan. Hasil dari perhitungan resiko semakin luas lahan yang digunakan untuk usahatani kentang maka resiko harga, dan resiko produksi yang dihadapi semakin tinggi.


(7)

ANALISIS USAHATANI KENTANG

DESA BATUR, KECAMATAN BATUR, KABUPATEN BANJARNEGARA

Skripsi

Diajukan Kepada Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

Sebagai Bagian Dari Persyaratan Yang Diperlukan Guna Memperoleh Derajad Sarjana Pertanian

Oleh : Ismoyo 20120220030

PROGRAM STUDI AGRIBISNIS FAKULTAS PERTANIAN

UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH YOGYAKARTA YOGYAKARTA


(8)

(9)

ix

KATA PENGANTAR

Segala Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan segala rahmatNya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi dengan judul “Analisis Usahatani Kentang Desa Batur, Kecamatan Batur,

Kabupaten Banjarnegara” guna memenuhi sebagian persyaratan untuk

memperoleh gelar Sarjana Pertanian program studi Agribisnis pada Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

Penulis menyadari kelemahan serta keterbatasan yang ada sehingga dalam menyelesaikan skripsi ini memperoleh bantuan dari berbagai pihak, dalam kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terimakasih kepada :

1. Kedua orang tua saya Bapak Niktomo, dan Ibu Turyanti dan adik saya Irfa’i beserta keluarga besar tercinta.

2. Dekan Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

3. Ketua Jurusan Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta.

4. Bapak Sutrisno S.P, M.P selaku dosen Pembimbing Akademik yang telah memberikan dorongan dan motivasi.

5. Ibu Ir. Eni Istiyanti. MP selaku dosen pembimbing I yang selalu memberikan waktu bimbingan dan arahan selama penyusunan skripsi ini.

6. Bapak Dr. Ir. Sruyadi MP selaku dosen Pembimbing II yang selalu memberikan waktu bimbingan dan arahan selama penyusunan skrisi ini.


(10)

x

7. Ibu Dr. Ir. Triwara Buddhi S.M selaku dosen penguji skripsi. Terimakasih atas saran dan kritik membangun yang diberikan kepada penulis.

8. Seluruh Dosen dan staf keluarga besar Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta yang telah memberikan ilmunya kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan baik isi maupun susunannya. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat tidak hanya bagi penulis juga bagi para pembaca.

Yogyakarta,


(11)

xi

ANALISIS USAHATANI KENTANG

DESA BATUR, KECAMATAN BATUR, KABUPATEN BANJARNEGARA

Ismoyo/20120220030

Ir. Eni istiyanti, Mp/Dr. Sriyadi, SP. MP

Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Muhammadiyah Yogyakarta

DAFTAR ISI

Halaman Halaman Pengesahan ... Error! Bookmark not defined.

KATA PENGANTAR ... viii

ABSTRACT ... i

DAFTAR ISI ... xi

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xiv

I. PENDAHULUAN ... i

A. Latar Belakang ... 1

B. Tujuan Penelitian ... 4

C. Kegunaan Penelitian ... 5

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI ... 6

A. Tinjauan Pustaka ... 6

1. Usahatani Kentang ... 6

2. Biaya, Penerimaan, Pendapatan dan Keuntungan. ... 8

3. Resiko Usahatani ... 10

4. Analisis Kelayakan. ... 11


(12)

xii

B. Kerangka Berfikir ... 14

C. Hipotesis ... 17

III. METODE PENELITIAN ... 18

A. Metode Dasar Penelitian ... 18

B. Metode Pengambilan Sampel ... 18

C. Jenis dan Sumber Data ... 19

D. Asumsi dan Pembatasan Masalah ... 19

E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel ... 20

F. Analisis Data ... 22

1. Total Biaya ... 22

2. Tingkat Penerimaan ... 22

3. Tingkat Pendapatan ... 23

4. Tingkat Keuntungan ... 23

5. Analisis risiko ... 23

6. Analisis kelayakan ... 24

IV KEADAAN UMUM DESA BATUR ... 27

A. Keadaan Fisik Daerah ... 27

B. Keadaan Penduduk ... 27

1. Stuktur Penduduk Berdasarkan usia ... 27

2. Struktur Penduduk Berdasarkan Jenis Kelamin ... 28

3. Keadaan Pendidikan ... 29

C. Keadaan Pertanian ... 30

1. Penggunaan lahan ... 30

2. Produksi pertanian. ... 31

D. Budidaya Tanaman Kentang ... 31

1. Varietas ... 31

2. Pemilihan lahan dan pengolahan tanah ... 32

3. Pemupukan dan penanaman ... 32

E. Pemeliharaan ... 33

F. Pengendalian organisme pengganggu tanaman (OPT)... 34


(13)

xiii

V HASIL DAN PEMBAHASAN ... 37

A. Identitas Petani ... 37

1. Umur Petani ... 37

2. Tingkat pendidikan. ... 38

3. Luas Penggunaan Lahan ... 39

4. Identitas Anggota Keluarga Petani ... 39

B. Analisis Biaya Usahatani Kentang ... 41

1. Biaya eksplisit ... 42

2. Biaya Implisit ... 53

3. Biaya Total ... 57

C. Penerimaan. ... 60

D. Anlisis Kelayakan Usahatani ... 62

1. Pendapatan ... 62

2. Risiko ... 64

3. Renenue Cost Ratio (R/C) ... 68

4. Produktivitas lahan ... 69

5. Produktivitas tenaga ... 71

6. Produktivitas modal ... 73

VI. KESIMPULAN DAN SARAN ... 75

A. Kesimpulan ... 75

B. Saran ... 75

DAFTAR PUSTAKA ... 77


(14)

xiv

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1. Produktivitas, produksi, dan luas lahan kenang indonesia... 1

Tabel 2. Jumlah penduduk berdasarkan usia... 27

Tabel 3. Jumlah penduduk berdasarkan jenis kelamin ... 28

Tabel 4. Penggunaan Lahan Desa Batur ... 28

Tabel 5. Jumlah Sekolah Di Desa Batur ... 29

Tabel 6. Luas Lahan Menurut Penggunaan Lahan... 30

Tabel 7. Jumlah Produksi Pertanian di Desa Batur ... 31

Tabel 8. Jumlah petani kentang di desa Batur... 37

Tabel 9. Tingkat pendidikan petani kentang di Desa Batur ... 38

Tabel 10. Luas penggunaan lahan petani kentang di Desa Batur ... 39

Tabel 11. Anggota petani kentang di desa Batur berdasarkan umur, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan. ... 40

Tabel 12. Biaya dan penggunaan pupuk di Desa Batur pada berbagai luas lahan. 43 Tabel 13. Biaya dan penggunaan pestisida di Desa Batur pada berbagai luas lahan. ... 46

Tabel 14. Biaya dan penggunaan tenaga kerja luar keluarga usahatani kentang di Desa Batur pada berbagai luas lahan. ... 48

Tabel 15. Biaya penyusutan alat pada usahatani kentang di Desa Batur pada berbagai luas lahan. ... 51

Tabel 16. Biaya bahan bakar pada usahatani kentang di Desa Batur pada berbagai luas lahan. ... 53

Tabel 17. Biaya dan penggunaan tenaga kerja dalam keluarga usahatani kentang di Desa Batur pada berbagai luas lahan. ... 55 Tabel 18. Biaya total usahatani kentang di Desa Batur pada berbagai luas lahan. 58 Tabel 19. Penerimaan usahatani kentang di Desa Batur pada berbagai luas lahan61


(15)

xv

Tabel 20. Pendapatan dan keuntungan usahatani kentang di Desa Batur pada berbagai luas lahan. ... 63 Tabel 21. Risiko harga yang di hadapi pitani kentang di Desa Batur pada berbagai luas lahan. ... 64 Tabel 22. Risiko produksi yang dihadapi petani kentang di Desa Batur pada

berbagai luas lahan. ... 66 Tabel 23. R/C usahatani kentang di Desa Batur pada berbagai luas lahan. ... 68 Tabel 24. Produktivitas lahan usahatani kentang di Desa Batur pada berbagai luas

lahan. ... 70 Tabel 25. Produktivitas tenaga kerja usahatani kentang di Desa Batur pada

berbagai luas lahan. ... 72 Tabel 26. Produktivitas modal usahatani kentang di Desa Batur pada berbagai luas


(16)

xiv

DAFTAR GAMBAR

Halaman


(17)

i

INTISARI

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui biaya, dan keuntungan, tingkat kelayakan usahatani, dan resiko usahatani kentang pada luasan lahan kurang dari 0,5 hektar dengan rata-rata luas lahan 0,26 hektar, luas lahan 0,5 sampai 1 hektar dengan rata-rata luas lahan 0,6 hektar, dan luas lahan lebih dari 1 hektar dengan rata-rata luas lahan 1,7 hektar. Penelitian dilakukan di Desa Batur, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara. Metode yang digunakan dalam penelitan ini adalah metode kuantitatif. Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara purposive (sengaja) yaitu Desa Batur, kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara dengan pertimbangan karena sebagian becar mata pencaharian desa Batur adalah petan kentang, dan keadaan alam yang mendukung. Pengambilan sampel dilakukan dengan metode simpel random sampling dengan jumlah sempel yang diambil sebanyak 30 responden. Pengumpulan data diperoleh dengan menggunakan metode wawancara, observasi, kuisioner, dan pencatatan. Hasil penelitian yang dilakukan dapat diketahui biaya, penerimaan, pendapatan, dan keuntungan usahatani kentang di Desa Batur pada luas lahan kurang dari 0,5 hektar dengan rata-rata luas lahan 0,26 hektar lebih besar dari, luas lahan dari 0,5 sampai 1 hektar dengan rata-rata luas lahan 0,6 hektar, dan lebih besar dari luas lahan lebih dari 1 hektar dengan rata-rata luas lahan 1,7 hektar. Berdasarkan analisis R/C yang diperoleh lebih dari nol pada setap luas lahan sehingga layak untuk diusahakan. Hasil dari perhitungan resiko semakin luas lahan yang digunakan untuk usahatani kentang maka resiko harga, dan resiko produksi yang dihadapi semakin tinggi.


(18)

vi

ANALYSIS OF THE FEASIBILITY POTATOES FARMHAND IN BATUR VILLAGE, BATUR SUBREGENCY, BANJARNEGARA REGENCY

Ismoyo/20120220030

Ir. Eni istiyanti, Mp/Dr. Sriyadi, SP. MP

Agribusiness Department Faculty Of Agriculture Muhammadiyah Unversity Of Yogyakarta

ABSTRACT

This study aims to determine the costs and benefits, the feasibility of farming, and the risk of a potato farm on the land area less than 0.5 hectares with an average land area of 0.26 hectares, the area of 0.5 to 1 hectare with an average land area of 0.6 hectares, and the land area of more than 1 hectare with an average land area of 1.7 hectares. The study was conducted in the village of Batur, Batur subdistrict, Banjarnegara. The method used in this research is quantitative method. The choice of location study was purposively (intentionally) the Village Batur, Batur subdistrict, Banjarnegara with consideration for the majority of people's livelihoods Batur village was a potato farmer, and nature of that support. Sempel decision made by the method of random sampling by the number Stratifiet sempel taken by 30 respondents. The collection of data obtained using interviews, observations, questionnaires, and record keeping. Results of research conducted knowable cost, revenue, earnings, and profits of potato farming in Batur village in land area less than 0.5 hectares with an average of 0.26 hectares of land area larger than, the area of 0.5 to 1 hectares with an average land area of 0.6 hectares, and is larger than the land area of more than 1 hectare with an average land area of 1.7 hectares. Based on the analysis of R/C obtained more than zero, land productivity is greater than the rent of land, labor productivity is greater than the wages of labor and capital productivity is greater than bank interest on any land so it is worth the effort. The results of the calculation of the risk of getting the land area used for potato farming, the price risk, and the risk of facing higher production.


(19)

1

I. PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sektor pertanian merupakan salah satu sektor ekonomi andalan bagi perkembangan perekonomian Indonesia. Kekayaan alam Indonesia yang berlimpah dilengkapi dengan iklim tropis sangat mendukung berbagai kegiatan pertanian dalam arti luas (pertanian, perkebunan, kehutanan, perikanan, dan peternakan). Salah satu kegiatan pertanian adalah budidaya kentang yang dari tahun ke tahun produksinya terus meningkat. Peningkatan ini dibuktikan dengan data dari Badan Pusat Statistik yang menjelaskan bahwa pada tahun 1997 komoditas kentang yang dihasilkan di Indonesia masih 813.368 ton dan diketahui bahwa pada tahun 2009 produktvitasnya telah mencapai 1.176.317 ton. Peningkatan tersebut dipengaruhi oleh permintaan pasar yang juga meningkat sehingga petani tertarik untuk terus membudidayakannya. Berikut adalah tabel produktivitas, produksi, dan luas lahan lima tahun terahir adalah sebagai berikut

Tabel 1. Produktivitas, produksi, dan luas lahan kenang indonesia

No Keterangan Tahun Pertumbuhan

%

2011 2012 2013 2014 2015

1 Produktivitas kentang Indonesia

15,96 16,58 16,02 17,67 18,56 5,05

2 Produksi kentang Indonesia

955.488 1.094.232 1.124.282 1.347.815 1.219.558 -9,52

3 Luas panen kentang indonesia

59.882 65.989 70.187 76.291 65.709 -13,87

Sumber : Badan Pusat Statistik dan Direktorat Jenderal Hortikultura Keterangan : *) Angka Sementara

Jawa Tengah merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang menjadi penghasil komoditas kentang dengan lahan panen terluas yaitu 16.215 ha dan produktivitas sebanyak 17,14 ton/ha pada tahun 2015.


(20)

Budidaya kentang tersebut dilakukan oleh petani di dataran tinggi, mengingat kentang adalah salah satu komoditas hortikultura yang bisa tumbuh di daerah yang beriklim sejuk. Salah satu dataran tinggi dimana mayoritas masyarakatnya bermata pencaharian sebagai petani kentang adalah Dataran Tinggi Dieng. Karakteristik ekologinya yang khas membuat petani mengambil keputusan untuk menjadikan tanaman kentang sebagai salah satu komoditas utama dan menjadi andalan sumber nafkah. Keputusan petani untuk menanam kentang dipengaruhi oleh permintaan pasar kentang yang terus ada serta harganya yang lebih mahal dari pada komoditas hortikultura lainnya meskipun lebih fluktuatif. Selain itu kentang dianggap lebih mampu mendukung pendapatan petani karena jangka waktu panennya yang lebih pendek. Jika petani menanam jagung, petani hanya mampu panen setahun sekali sebab menyesuaikan dengan perubahan musim dan perbandingan untung rugi. Penghasilan yang diperoleh dari bertani jagung juga lebih rendah, sedangkan jika bertani kentang, dalam satu tahun petani mampu melakukan tiga kali panen. (BPS Jateng 2014).

Menurut, Mubyarto (1995) berhasil tidaknya produksi petani dan tingkat harga yang diterima oleh petani untuk hasil produksinya merupakan faktor yang sangat mempengaruhi perilaku dan kehidupan petani. Demikian pula dengan pertanian kentang yang dilakukan oleh petani di Dataran Tinggi Dieng, salah satu dataran tinggi di Jawa Tengah.

Wilayah Dataran Tinggi Dieng dengan topografi yang khas dan mendukung untuk kegiatan pertanian merupakan faktor pendukung bagi masyarakat untuk memilih strategi bertahan hidup sebagai petani. Petani yang dalam penelitian ini


(21)

spesifik pada petani kentang merupakan aktor yang anti resiko, meskipun sesungguhnya pertanian kentang bukanlah tanpa resiko. Kondisi ekologi Dataran Tinggi Dieng yang semakin menurun kualitasnya, cuaca yang semakin tidak menentu, serta fluktuasi harga di pasar memberikan konsekuensi bagi petani untuk bertindak hati-hati.

Masalahnya, Pertanian kentang dataran tinggi Dieng pada kondisi saat ini tidak sebaik tahun 1980-an hinggga 1990-an (produktivitas menjadi tolak ukur utama). Tahun 1980-an petani bisa memperoleh hasil panen hingga 20-30 kali lipat dari jumlah bibit yang ditebar, dan tahun 1990-an mengalami penurun petani memperoleh hasil panen hanya 13-15 kali lipat dari jumlah bibit yang ditebar (Arbangiyah,2012:78). produksi kentang yang pada akhir 1990-an berkisar 25-30 ton per hektar (ha) kini tinggal 10-13 ton per ha. Hal ini merupakan akibat dari sikap petani dataran tinggi Dieng yang kurang bijaksana dalam mengeksploitasi lahan, dari pola budidaya tanaman kentang setiap tahun mencapai tiga kali tanam, ekspansi lahan sampai tingkat kemiringan lebih dari 40 derajat, dan penggunaan bahan-bahan kimia yang berakibat pada rusaknya nutrisi tanah. Implikasinya tidak hanya pada penuruan produksi akibat rusaknya nutrisi dalam tanah, lebih dari itu ancaman erosi dan gagal-panen menghantui petani dataran tinggi Dieng pada saat ini.

Di Desa Batur dalam budidaya tanaman kentang bisa dilakukan dalam setiap musim yaitu pada musim penghujan dan musim kemarau. Dalam budidaya kentang banyak resiko yang dihadapi salah satunya adanya fluktuasi harga. Akibat terjadinya fluktuasi harga, karena pada musim penghujan petani lebih berani


(22)

menanam kentang dengan skala lahan yang luas hingga pada lereng gunung yang jauh dengan sumber air, karena petani tidak memikirkan untuk pengairan tanaman kentang, sehingga produksi pada musim penghujan melimpah dan saat produksi kentang melimpah harga kentang menurun akan menurun secara derastis hanya mencapai Rp. 3.000 sampai Rp. 4.000 per kg. Pada musim kemarau petani tidak berani mengambil resiko yang besar. Pada musim kemarau tanaman kentang membutuhkan air yang banyak sehingga petani hanya berani menanami kentang pada lahan yang dekat dengan sumber air, sehingga produksi pada musim kemarau menurun. Saat produksi menurun harga kentang langsung naik hingga mencapai Rp.8.000 sampai Rp10.000 per kg.

Selain itu, lahan yang kian terbagi-bagi dengan banyaknya jumlah penduduk di Dataran Tinggi Dieng menyebabkan usahatani hanya bisa dilakukan dalam skala kecil oleh rumah tangga dengan luas lahan < 1 ha. Meskipun ada yang mampu melakukannya dalam skala besar dengan luas lahan > 1 ha, namun hal tersebut hanya berlaku bagi pemilik ataupun penggarap lahan yang luas.

Berdasarkan uraian diatas berapa biaya usahatani kentang pada berbagai luas lahan, seberapa besar risiko usahatani kentang, dan apakah usahatani kentang di Dataran Tinggi Dieng khususnya Desa Batur, Kecamatan Batur, Kabupaten, Banjarnegara layak diusahakan?

B. Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang masalah yang telah diungkapkan maka perlu dilakukan penelitian dengan tujuan sebagai berikut :


(23)

1. Mengetahui besar biaya, pedapatan, dan keuntungan usahatani kentang di Desa Batur, Kecamatan Batur, Kabupaten, Banjarnegara pada berbagai luas lahan. 2. Mengetahui resiko usahatani kentang di Desa Batur, Kecamatan Batur,

Kabupaten, Banjarnegara pada berbagai luas lahan.

3. Mengetahui kelayakan usahatani kentang di Desa Batur, Kecamatan Batur, Kabupaten, Banjarnegara pada berbagai luas lahan.

C. Kegunaan Penelitian

1. Bagi penulis penelitian ini mengetahui apakan layak usahatani yang di lakukan oleh petani di dataran tinggi dieng khususnya di Desa Batur, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara.

2. Bagi Masyarakat, hasil penelitian ini diharapkan bisa menjadi wacana dan menambah pengetahuan bagi masyarakat umum terkait dengan kondisi pertanian di Dataran Tinggi Dieng.

3. Bagi Pemerintah, hasil penelitian ini diharapkan menjadi suatu saran informasi dan data untuk pembuatan kebijakan yang terkait dengan petani dan pertanian khususnya di kabupaten Banjarnegara.


(24)

6

II. KERANGKA PENDEKATAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Usahatani Kentang

Kentang termasuk jenis tanaman sayuran semusim, berumur pendek dan berbentuk perdu atau semak. Kentang termasuk tanaman semusim karena hanya satu kali berproduksi, setelah itu mati. Kentang berumur pendek yaitu rata-rata hanya 90 - 150 hari tergantung varietasnya. Tanaman kentang dapat tumbuh tegak dengan tinggi 0,5 – 1,2 meter, tergantung varietasnya, berdaun rimbun dan letak daun berselang-seling mengelilingi batang tanaman dengan bentuk daun oval sampai oval agak bulat dan berujung meruncing. Batangnya berbentuk segiempat atau segilima, tergantung varietasnya. Sistem perakarannya tunggang dan serabut. Diantara akar-akar tersebut ada yang akan berubah bentuk dan fungsinya menjadi bakal umbi (stolon) dan selanjutnya menjadi umbi kentang. Selain itu tanaman kentang ada yang berbunga dan ada juga yang tidak, dimana bunga tersebut tumbuh di ketiak daun teratas dan berjenis kelamin dua (Samadi, 1997).

Dalam perkembangannya, yaitu sejak dimulainya Pelita I tahun 1969, telah ditemukan tanaman kentang varietas-varietas baru yaitu varietas thund, cosima, patrones, desiree, radosa, catella, donate, rapan dan granola. Selanjutnya, telah muncul pula varietas – varietas baru lainnya yaitu varietas French fries, diamante, cardinal, primiere, ausonia, famusa, hertha, santhe, cipanas, segunung, alpha, draga, narita, spunta, redpontiac, Aquila, kenebec dan cerebella (Samadi, 1997).

Berdasarkan warna umbinya, varietas tersebut dapat digolongkan manjadi tiga golongan, yaitu : kentang putih, kentang kuning, kentang merah, Menurut


(25)

Setiadi dan Nurulhuda (1997), kentang yang umum ditanam seperti jenis lokal dan granola, dibedakan menjadi empat golongan mutu, yaitu (1) Mutu Super atau sangat besar (Klas A) mempunyai bobot 301 gram ke atas, (2) Mutu Besar (Klas B) mempunyai bobot 100 – 300 gram, (3) Mutu Sedang (Klas C) mempunyai bobot 50 – 100 gram, (4) Mutu Kecil (Klas D) mempunyai bobot 50 gram ke bawah. Adapun lingkungan tumbuh kentang :

1. Iklim : Kentang yang dapat tumbuh di daerah tropis dan tetap membutuhkan daerah/lokasi yang berhawa dingin dan sejuk.

2. Suhu Udara dan Kelembaban : Tanaman kentang memerlukan suhu udara ideal yang berkisar antara 15 – 18 oC pada malam hari dan 24 – 32 oC pada siang hari.

3. Ketinggian Tempat : Ketinggian yang ideal untuk pertumbuhan tanaman kentang adalah antara 1000 – 1500 meter di atas permukaan laut.

4. Curah Hujan dan Angin : Curah hujan yang sesuai untuk tanaman kentang adalah 1500 milimeter per tahun dan turun secara terus menerus sepanjang hari atau terputus – putus pada hari tertentu saja. Angin juga berpengaruh terhadap tanaman kentang.

5. Sifat Tanah : Tanaman kentang membutuhkan tanah yang gembur atau sedikit mengandung pasir dan mengandung humus yang tinggi.

Salah satu ciri dari usahatani adalah adanya ketergantungan terhadap lingkungan. Safari (1996) menyatakan, untuk memproduksi sayuran komersial dan bermutu tinggi dengan harga yang layak dan keuntungan yang memadai, maka beberapa hal yang perlu diperhatikan, adalah : pola tanam; lokasi lahan waktu


(26)

tanam; pemeliharaan; penanganan pasca panen. Ada beberapa alasan yang membuat harga kentang terjadi fluktuasi harga, yaitu :

1. Kentang termasuk komoditas sayuran yang dapat disimpan. 2. Hasil produksi yang terkadang banyak, dan kadang sedikit. 3. Kwalitas kentang.

4. Pengembangan kentang skala besar di Indonesia masih menghadapai banyak kendala.

Ini menjadi penyebab utama harga kentang mudah naik dan mudah turun. Oleh karena itu, harga kentang terjadi fluktuasi.

2. Biaya, Penerimaan, Pendapatan dan Keuntungan.

a. Analisis Biaya.

Menurut Noer (2007), biaya adalah semua nilai yang dikeluarkan dari faktor produksi yang digunakan baik dalam bentuk berbeda dan jasa selama proses produksi berlangsung. Ada dua macam biaya yang digunakan dalam usaha tani pertanian yaitu :

1) Biaya Eksplisit

Biaya eksplisit adalah biaya yang secara nyata dikeluarkan dalam proses produksi. Misalnya biaya pupuk, biaya benih, dsb.

2) Biaya Implisit

Biaya Implisit adalah biaya yang secara ekonomis harus ikut diperhitungkan sebagai biaya produksi meskipun tidak dibayar secara nyata. Misalnya tenaga kerja sendiri dan sewa lahan sendiri.


(27)

Biaya total yakni biaya total dari keseluruhan biaya eksplisit dan implisit. Adapun secara matematis, total biaya dapat dirumuskan sebagai berikut :

TC = TEC+TIC

Keterangan : TC = Total Cost (Biaya Total)

TEC = Total Explisit Cost (Total Biaya Eksplisit) TIC = Total Implicit Cost (Total Biaya Implisit)

Dalam usahatani selain adanya biaya produksi terdapat juga biaya penyusutan peralatan, yaitu sejumlah uang yang disisihkan dari nilai hasil produksi setelah dikurangi dengan biaya produksi yang digunakan dana cadangan untuk menganti alat-alat pertanian yang rusak. Adapun rumus matematisnya untuk menghitung biaya penyusutan tersebut :

= −

Keterangan : DC = Deppreciation Cost (Biaya Penyusutan) (Rp/th) NB = Nilai Beli (Rp)

NS = Nilai Sisa (Rp) U = Umur Ekonomis (th)

b. Analisis Penerimaan

Penerimaan usahatani merupakan hasil produksi dikali dengan output yang diperoleh selama satu kali musim tanam. (Ibrahim, 2003).

TR = P × Q

Keterangan : TR = Total Revenue (Penerimaan) P = Price (Harga)

Q = Quantity (Produksi yang dihasilkan)


(28)

Menurut Suratiyah (2006), pendapatan adalah selisih antara total penerimaan dengan semua biaya yang benar-benar dikeluarkan untuk produksi. Secara matematis, dapat dirumuskan sebagai berikut :

NR = TR – TEC

Keterangan : NR = Net Return (Pendapatan) TR = Total Revenue (Penerimaan)

TEC = Total Explicyt Cost (Total Biaya Eksplisit) d. Analisis Keuntungan

Keuntungan adalah selisis antara nilai penjualan yang diterima dengan biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi barang-barangyang dijual. Keuntungan bisa ditulis menggunakan rumus sebagai berikut :

π = TR – TC

Keterangan : π = Keuntungan

TR = Total Revenue (Penerimaan) TC = Total Cost (Biaya Total)

3. Resiko Usahatani

Menurut Harwood et al. (1999) dan Moschini dan Hennessy (1999), beberapa sumber risiko yang dapat dihadapi oleh petani diantaranya adalah: (1) Risiko Produksi; (2) Risiko Pasar atau Harga; (3) Risiko Kelembagaan; (4) Risiko Kebijakan; (5) Risiko Finansial. Dari beberapa sumber tersebut ternyata risiko yang paling utama dihadapi usaha hortikultura diantaranya adalah risiko produksi dan harga produk.

Pengukuran risiko secara statistik dilakukan dengan menggunakan ukuran ragam (variance) atau simpangan baku (standard deviation). Kedua cara ini menjelaskan risiko dalam arti kemungkinan penyimpangan pengamatan sebenarnya


(29)

disekitar nilai rata-rata yang diharapkan. Besarnya keuntungan yang diharapkan (E) menggambarkan jumlah rata-rata keuntungan yang diperoleh petani, sedangkan simpangan baku (V) merupakan besarnya fluktuasi keuntungan yang mungkin diperoleh atau merupakan risiko yang ditanggung petani. Selain itu, penentuan batas bawah sangat penting dalam pengambilan keputusan petani untuk mengetahui jumlah hasil terbawah di bawah tingkat hasil yang diharapkan. Batas bawah keuntungan (L) menunjukkan nilai nominal keuntungan terendah yang mungkin diterima oleh petani (Kadarsan, 1995).

Resiko produksi menuntut petani untuk menanggulanginya, dengan mengeluarkan pembiayaan agar produksi dapat optimum. Fluktuasi harga yang beresiko pada harga komoditas pertanian serta besarnya pembiayaan menjadi resiko tersendiri terhadap petani (Nicholson, 1995).

4. Analisis Kelayakan.

Kelayakan usaha dapat melihat kelayakan dari suatu gagasan yang berasal dari pengusaha secara individu. Kegiatan usaha terutama usahatani pada umumnya menggunakan financial benefit daripada social benefit. Kelayakan usaha dapat diketahui menggunakan beberapa kriteria investasi yang umum dikenal, dengan R/C (Kasmir dan Jakfar, 2003). Secara matematis dapat dirumuskan sebagai berikut :

/ =

Keterangan :

R/C = Revenue cost ratio

TR = Total penerimaan. TC = Total biaya.


(30)

Suatu usaha dapat dikatakan layak apabila R/C >1, danapabila nilai R/C <1 maka usaha tersebut tidak layak untuk diusahakan.

Produktivitas lahan adalah perbandingan antara pendapatan yang dikurangi dengan biaya implisit selain sewa lahan milik sendiri dengan luas lahan. Apabila produktivitas lahan lebih besar dari sewa lahan, maka usahatani tersebut layak diusahakan, namun apabila produktivitas lahan lebih rendah dari sewa lahan, maka usaha tersebut tidak layak untuk diusahakan. Secara matematis dapat dirumuskan dengan rumus :

� � � = − � � −� � � � �

Keterangan : NR = Pendapatan.

Produktivitas tenaga kerja merupakan perbandingan antara pendapatan yang dikurangi dengan biaya implisit (selain biaya tenaga kerja dalam keluarga) dibagi dengan jumlah tenaga kerja dalam keluarga. Apabila produktivitas tenaga kerja lebih besar dari upah harian tenaga kerja, maka usaha tersebut layak untuk diusahakan, namun apabila produtivitas tenaga kerja lebih rendah dari harian tenaga kerja, maka usaha tersebut tidak layak untuk diusahakan. Secara matematis dapat dapat dirumuskan dengan rumus :

� � � � � = − �� � � � � � ��− � �

Keterangan : NR = Pendapatan.

TKDK = Tenaga Kerja Dalam Keluarga (HKO). HKO = Hari Kerja Orang.


(31)

Produktivitas modal merupakan pendapatan dikurangi dengan sewa lahan sendiri dikurangi nilai tenaga kerja dalam keluarga (TKDK), dibagi dengan biaya total eksplisit dan dikalikan seratus persen. Secara matematis dapat dirumuskan dengan rumus :

� � = − �� � � − � � %

Keterangan : NR = Pendapatan.

TKDK = Tenaga Kerja Dalam Keluarga. TEC = Total Biaya Eksplisit.

5. Hasil - Hasil Penelitian Sebelumnya.

Hasil penelitian Nadia Oktaviana, Sugiharti Mulya Handayani, Susi Wuri Ani yang berjudul Analisis Usahatani Kentang (Solanum tuberosum) Varietas Atlantik di Gapoktan Barisan Sari Kecamatan Getasan Kabupaten Semarang menunjukkan bahwa rata-rata biaya usahatani kentang Atlantik adalah sebesar 65.027.838/Ha/MT. Rata-rata penerimaan usahatani kentang Atlantik adalah Rp 110.364.298/HaMT dan rata-rata pendapatan usahatani kentang Atlantik sebesar Rp 45.336.460/Ha/MT. Usahatani kentang Atlantik di Gapoktan Barisan Sari Kecamatan Getasan di Kabupaten Semarang telah efisien dengan R/C Ratio sebesar 1,70.

Menurut hasil penelitian Turasih, Soeryo Adi Wibowo dalam penelitannya yang berjudul Sistem Nafkah Rumah Tangga Petani Kentang Di Dataran Tinggi Dieng (Kasus Desa Karangtengah, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah 2012). Pada tahun 2006 hingga tahun 2008 produktivitas


(32)

kentang relatif stabil meskipun terjadi penurunan beberapa ton tiap tahunnya. Pada tahun 2006 produksi kentang mencapai 7.887,10 ton, dan menurun pada angka 7.281,40 ton pada tahun 2007. Sedangkan di tahun 2008, produksinya kembali meningkat menjadi 7.400,10 ton. Penurunan produksi kembali terjadi di tahun 2009 dan 2010 yaitu pada kisaran 7.258,25 ton dan 7.134,22 ton. Terjadinya penurunan angka produksi tersebut dipengaruhi oleh kondisi ekologi yang semakin buruk. Angka erosi yang semakin tinggi dan penggunaan bahan kimia yang semakin banyak sehingga berdampak negatif bagi tanah.

Menurut hasil penelitian Kasmawati, M., A Rahman Mappangaja dan Melaty P. Yoenus dalam penelitiannya yang berjudul Analisin Produksi dan Pendapatan Usahatani Kentang di Kecamatan Uluere Bantaeng District 2010, menunjukkan produk yang dihasilkan oleh petani kentang di Kecamatan Uluere Bantaeng masih rendah, hanya 5 ton/ha sampai 10 ton/ha, pendapatan bersih yang diperoleh petani responden rata-rata diatas 10 juta per hectare per musim tanam (4 bulan), pada tingkat harga saat penelitian Rp. 3.787,50 per kilogram. Namun harga kentang bervariasi dari Rp. 2.000 sampai Rp. 7000 per kilogram. Rata-rata biaya yang digunakan Rp. 14.387.787,24 per hectare dan rata-rata penerimaan Rp. 24.524.062,50 sehingga pendapatan bersih yang diperoleh Rp. 10.136.275,26 per hectare per musim.

B. Kerangka Berfikir

Kecamatan Batur merupakan salah satu kecamatan di Banjarnegara yang memiliki produksi kentang yang cukup potensial, karena keadaan wilayahnya yang sangat mendukung untuk budidaya kentang. Dalam pelaksanaan budidaya kentang


(33)

perlu diperlukan input yang dikeluarkan untuk melakukan usahatani kentang dalam usahatani kentang output yang dihasilkan adalah umbi kentang. Besarnya biaya sangat tergantung dari penggunaan input. Input yang ada dalam usaha tani kentang yakni bibit kentang, pupuk kimia/organik, pestisida, dan fungisida, plastik mulsa, ajir. Biaya dalam usahatani kentang dibagi menjadi dua yaitu biaya eksplisit, dan biaya implisit. Biaya implisit meliputi biaya TKDK, sewa lahan sendiri, dan buanga modal. Biaya eksplisit yaitu biaya bibit, pupuk, pestisida, urea, plastik mulsa, ajir, sewa lahan, TKLK, dan penyusutan alat.

Output dari usahatani kentang ini adalah berupa umbi kentang yang siap konsumsi yang dipasarkan ke konsumen dengan harga tertentu akan diperoleh penerimaan dengan risiko produksi, dan risiko harga yang dihadapi. Pendapatan berasal dari penerimaan dikurangi biaya eksplisit. Sedangkan keuntungan dari usahatani diperoleh dari penerimaan total yang dikurangi total biaya (biaya implisit dan eksplisit). Setelah diketahui besarnya pendapatan dan keuntungan dari usahatani kentang selanjutnya dapat diuji kelayakan usahatani tersebut.

Untuk melihat layak tidaknya usahatani untuk dikembangkan maka ada beberapa komponen yang harus dilihat yaitu dari biaya produksi, pendapatan dan keuntungan serta analisis finansialselain itu dilakukan perhitungan untuk mengetahui layak tidaknya usahatani kentag yang diusahakan. Perhitungan yang dilakukan adalah mehitung R/C, produktivitas lahan, produktivitas tenaga kerja, dan produktivitas modal.


(34)

Gambar 1. Skema Kerangka Pemikiran Biaya.

Penerimaan.

Eksplisit :

 Bibit.

 Pupuk.

 Pestisida.

 Urea.

 Plastic mulsa.

 Ajir/lanjaran

 Sewa lahan.

 TKLK

 Penyusutan alat

Implisit :

 TKDK

 Sewa Lahan Sendiri

 Bunga Modal

pendapatan Keuntungan.

Keyakan :

 R/C

 Produktivitas lahan.

 Produktivitas tenaga kerja.

 Produktivits modal Kentang

Input :

 Bibit.

 Pupuk.

 Pestisida.

 Urea.

 Plastic mulsa.

 Ajir/lanjar

Output : Kentang

Harga Resiko


(35)

C. Hipotesis

Diduga usahatani kentang pada berbagai luas lahan di Desa Batur, Kecamatan Batur, Banjarnegara layak diusahakan, ditinjau dari R/C, produktivitas lahan, produktivitas tenaga kerja, dan produktivitas modal.


(36)

18

III. METODE PENELITIAN

A. Metode Dasar Penelitian

Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode kuantitatif karena dalam penelitian ini berupa angka-angka dan analisis. Dalam pembahasannyan lebih banyak membahas mengenai biaya-biaya yang dikeluarkan selama proses budidaya selama satu musim, input yang digunakan, menghitung penerimaan, menghitung pendapatan, dan keuntungan, serta kelayakan usahatani kentang.

B. Metode Pengambilan Sampel

Penelitian dilaksanakan di Desa Batur, Kecamatan Batur, Banjarnegara. Desa Batur merupakan daerah yang sebagian besar penduduknya berusahatani kentang.

Populasi petani kentang di Desa Batur, adalah petani kentang yang berjumlah 205 petani. Penarikan sampel dilakukan dengan metode Stratifiet Random Sampling. Sampel yang diambil pada penelitian yaitu sebanyak 30 petani dengan karakteristik sampel bersifat tidak homogen yaitu dimana perlakuan dalam usahatani dan variable yang akan diteliti berdasarkan kampung tempat tinggal bertujuan agar data yang diambil merata satu desa. Tempat yang ditentukan dalam pengambilan sempel seperti : Kampung Poncol, Kampung Desbon, Kampung Tengah, Kampung Pasar, Kampung Gondang, Kampung Derusalam. Setelah penentuan lokasi pemilihan petani ditentukan dengan kocokan dan setiap tempat diambil 5 sempel petani. Menurut Arikunto, (2003) menyatakan bahwa apabila


(37)

jumlah subjek lebih dari 100, maka sampel dapat diambil 10 – 25%, jika kurang dari 100 maka semua subjek diambil sebagai sampel.

C. Jenis dan Sumber Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu data primer dan data sekunder. Data primer yaitu data yang dikumpulkan secara langsung dari petani kentang seperti dengan observasi, wawancara dan kuesioner atau daftar pertanyaan yang telah dibuat sebelumnya. Data yang diambil meliputi identitas petani (nama, umur, tingkat pendidikan), luas lahan, peralatan, jumlah petani dalam keluarga, jumlah produksi, tenaga kerja harga input, dan harga output kentang dan lain lain. Sedangkan data sekunder yaitu data yang diperoleh dari instansi terkait seperti : kantor kelurahan, kantor kecamatan, BPS Banjarnegara, Dinas Pertanian Banjarnegara, dan literature yang mendukung penelitian ini. Data tersebut meliputi keadaan umum daerah (Jumlah penduduk, tingkat pendidikan, mata pencaharian, sarana pendidikan dan sarana ekonomi).

D. Asumsi dan Pembatasan Masalah

Asumsi pada usahatani kentang di Desa Batur, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara diantaranya meliputi :

1. Hasil produksi usaha kentang dijual seluruhnya.

2. Petani dianggap rasional dan berorientasi untuk memaksimalkan pendapatan. Pembatasan masalahnya adalah :

1. Penelitian ini hanya meneliti pada satu musim terakhir produksi usahatani kentang pada dari mulai penanaman hingga pasca panen.


(38)

2. Harga input dan output dihitung berdasarkan tingkat harga yang berlaku di daerah penelitian.

E. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

a. Usahatani kentang adalah kegiatan usahatani mulai dari persiapan lahan, penanaman bibit kentang, pemanenan, hingga pasca dan panen kentang siap dijual.

b. Sarana produksi adalah komponen yang digunakan untuk usahatani kentang hingga menghasilkan produk. seperti, modal, bibit, tenaga kerja, dan pupuk. c. Lahan adalah luasan area tanam kentang yang digunakan dalam usaha tani dan

dinyatakan dalam satuan meter persegi (m²).

d. Benih adalah umbi kentang yang sudah diseleksi yang nantinya akan dijadikan bahan tanam (kg).

e. Pupuk kadang adalah unsur alami dari kotoran ternak yang mempunyai manfaat tinggi untuk meningkatkan kandungan unsur dalam tanah, diukur dalam satuan kg.

f. Pupuk kimia adalah pupuk yang terbuat dari bahan kimia yang bermanfaat untuk meningkatkan kandungan unsur dalam tanah yang diukur dalam satuan kg.

g. Produksi adalah hasil usahatani kentang yang dihasilkan petani pada luasan lahan tertentu dalam satu periode tanam, dan dinyatakan dalam satuan kg. h. Tenaga kerja adalah curahan waktu kerja yang dilakukan dalam proses produksi

usahatani kentang yang terdiri dari tenaga kerja dalam keluarga dan tenaga kerja luar keluarga, yang diukur dalam hari kerja orang (HKO).


(39)

i. Harga adalah uang yang diterima petani pada saat menjual hasil produksi kentang dan dinyatakan dalam satuan rupiah/kg (Rp/kg).

j. Biaya implisit adalah biaya yang tidak nyata dikeluarkan dalam proses produksi usahatani kentang seperti tenaga kerja dalam keluarga (TKDK), sewa lahan sendiri, dan bunga modal sendiri, dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp). k. Biaya eksplisit adalah biaya yang nyata atau benar-benar dikeluarkan oleh

petani dalam usahatani kentang meliputi biaya pembelian pupuk, pembelian benih, tenaga kerja luar keluarga (TKLK), pembelian peralatan dan lain-lain, dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp).

l. Biaya total adalah semua biaya yang dikeluarkan dalam proses produksi usahatani kentang dan diukur dalam satuan rupiah (Rp) merupakan penjumlahan dari biaya implisit dengan biaya eksplisit.

m. Penerimaan adalah hasil produksi usahatani kentang dikalikan dengan harga yang sudah ditentukan, dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp).

n. Pendapatan adalah pengurangan dari total penerimaan usahatani kentang dengan biaya eksplisit, dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp).

o. Keuntungan adalah selisih penerimaan total dikurangi biaya eksplisit dan implisit yang dikeluarkan selama usahatani kentang, dinyatakan dalam satuan rupiah (Rp).

p. Revenue cost ratio (R/C) adalah perbandingan antara penerimaan total dengan total biaya.


(40)

q. Produktivitas modal adalah kemampuan dari modal yang digunakan untuk usahatani kentang dalam menghasilkan pendapatan, yang dinyatakan dalam persen (%).

r. Produktivitas tenaga kerja adalah kemampuan dari setiap penggunaan tenaga kerja untuk menghasilkan pendapatan, diukur dalam satuan (Rp/HKO).

s. Produktivitas lahan adalah kemampuan dari setiap penggunaan lahan untuk menghasilkan pendapatan, diukur dengan satuan (Rp/m²).

F. Analisis Data

Dalam usahatani kentang menganalisis data menggunakan teknik analisis deskriptif dan analisis kuantitatif. Analisis diskriptif yakni untuk mengambarkan keadaan dan kondisi usahatani kentang sedangkan analisis kuantitatif digunakan untuk mengetahui biaya, penerimaan, pendapatan, keuntungan dan kelayakan usahatani kentang

1. Total Biaya

Biaya total adalah penjumlahan antara biaya implisit dengan biaya eksplisit, diketahui dengan rumus berikut :

TC = TEC + TIC

2. Tingkat Penerimaan

Untuk menghitung tingkat penerimaan yang diterima oleh petani kentang dalam satu kali musim tanam, dapat diketahui dengan rumus sebagai berikut :


(41)

3. Tingkat Pendapatan

Untuk menghitung tingkat pendapatan yang diperoleh petani kentang dalam satu kali musim tanam dapat diketahui dengan rumus sebagai berikut :

NR = TR - TEC

4. Tingkat Keuntungan

Untuk mengetahui besarnya keuntungan dari usaha budidaya kentang dapat dihitung dengan rumus sebagai berikut :

Π = TR – TC (eksplisit + implisit)

5. Analisis risiko

Untuk mengetahui risiko produksi, biaya harga dan pendapatan petani pada usahatani kentang pada perbedaan musim kemarau dan musim penghujan dapat dilakukan dengan cara analisis koefisian variasi. Cara ini lebih mudah karena hanya membutuhkan data produksi, biaya, harga dan pendapatan yang diperoleh pada waktu tertentu (barry, 1984). Cara menghitung koefisien adalah sebagai berikut :

KV =

��

Keterangan :

KV = koefisien variansi

σ = Standar deviasi Xr = nilai rata-rata


(42)

Ketentuan :

Nilai koefisien variasi yang kecil menunjukkan variabilitas nilai rata-rata pada distribusi rendah. Hal ini menggambarkan resiko yang dihadapi untuk memperoleh produksi atau harga rata-rata tersebut kecil.

6. Analisis kelayakan

Untuk mengetahui kelayakan dalam usaha budidaya kentang diukur dengan kriteria sebagai berikut :

a. Revenue Cost Ratio (R/C)

/ = +

Keterangan :

R/C = Revenue cost ratio

TR = Total penerimaan. TC = Total biaya. Ketentuan :

Apabila R/C >1 maka usahatani kentang di Desa Batur, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara layak diusahakan.

Apabila R/C <1 maka usahatani kentang di Desa Batur, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara tidak layak diusahakan.

b. Produktivitas lahan

− ��� � � − � �

� � �

Keterangan : NR = Pendapatan. Ketentuan :


(43)

Jika produktivitas lahan lebih > dari sewa lahan di daerah tersebut maka, usahatani kentang di Desa Batur, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara layak untuk diusahakan.

Jika produktivitas lahan lebih < dari sewa lahan di daerah tersebut i, maka usahatani kentang di Desa Batur, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara tidak layak untuk diusahakan.

c. Produktivitas tenaga kerja

− � �� � � − � �

� � � ��

Keterangan : NR = Pendapatan.

TKDK = Tenaga Kerja Dalam Keluarga (HKO). HKO = Hari Kerja Orang

Ketentuan :

Jika produktivitas tenaga kerja lebih > dari upah harian yang berlaku di daerah tersebut, maka usahatani kentang di Desa Batur, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara layak untuk diusahakan.

Jika produktivitas tenaga kerja lebih < dari upah harian yang berlaku di daerah tersebut, maka usahatani kentang di Desa Batur, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara tidak layak untuk diusahakan.

d. Produktivitas modal

− � �� � � − � �

× %

Keterangan : NR = Pendapatan.


(44)

TEC = Total Biaya Eksplisit Ketentuan :

Jika produktivitas modal lebih > dari tingkat suku bunga tabungan, maka usahatani kentang di Desa Batur, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara layak untuk diusahakan.

Jika produktivitas modal lebih < dari tingkat suku bunga tabungan, maka usahatani kentang di Desa Batur, Kecamatan Batur, Kabupaten Banjarnegara tidak layak untuk diusahakan.


(45)

37

V HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Identitas Petani

1. Umur Petani

Petani kentang Desa Batur berusia antara 20 tahun sampai lebih dari 50 tahun. Umur petani berpengaruh terhadap tingkat produktivitas kerja dari petani tersebut. Semakin semakin tua maka pengalaman dalam bertani semakin luas dan usahatani yang digeluti semakin luas pada usaha tani kentang di desa Batur. Jumlah petani kentang Di Desa Batur berdasarkan umur dapat dilihat pada tabel di bawah ini : Tabel 8. Jumlah petani kentang di desa Batur.

Umur Petani Jumlah Petani Persentase (%)

20-29 8 26,7

30-39 14 46,7

40-50 6 20

>50 2 6,7

Jumlah 30 100

Jumlah petani yang dijadikan responden pada penelitian ini berjumlah 30 orang dengan umur milai dari 20 tahunsampai lebih dari 66 tahun. Dari jumlah keseluruhanresponden yang peling mendominasi adalah petani uyang berusia antara 30-39 tahun, dengan persentase sebesar 46,7%. Kemudian petani yang berusia 20-29 tahun berjumlah 8 orang dengan presentase sebesar 26,7%, selanjutnya petani yang berumur 40-50 sebanyak 6 orang dengan persentase sebesar 20%, dan umur petani yang lebih dari 50 tahun sebanyak 2 orang dengan persentase sebesar 6,7%. Umur petani sangat mempengaruhi produktivitas tenaga


(46)

38

kerja yang dibutuhkan, semakin produktif umur petanu maka semakin banyak kemampuan tenaga yang dicurahkan dalam mengelola usahatani kentang.

2. Tingkat pendidikan.

Dalam usahatani pendidikan merupakan salah satu faktor penting. Pendidikan pertanian tidak hanya pendidikan formal, tetapi banyak pendidikan yang mampu mengembangkan petani, seperti bertukar informasi antara petai dan lainnya. Suatu pembelajaran pada petani membuat petani memperoleh ilmu baru atau informasi baru yang bisa diterapkan daam usaha tani kentang.

Tabel 9. Tingkat pendidikan petani kentang di Desa Batur

Tingkat Pendidikan Jumlah Persentase (%)

SD 19 63,3

SMP 7 23,3

SMA/SMK 3 10

PT 1 3,3

Jumlah 30 100

Dari tabel 9 dapat dilihat bahwa jumlah petani kentang di Desa Batur berdasarkan tingkat pendidikannya didominasi oleh petani dengan tingkat pendidikan SD atau sekolah dasar dengan persentase sebesar 63,3%. Artinya mayoritas petani kentang di Desa Batur berpendidikan rendah. Perbedaan tingat pendidikan tidak berpengaruh terhadap hasil pertanian kentang di Desa Batur, karena petani sudah membudidayakan tanaman kentang secara turun temurun dan pengalam bertani yang menjadi pengaruh dalam usahatani kentang. Meskipun demikian petani tetap bertukar informasi agar pertanian yang dilakukan bisa berkembang mengikuti jaman.


(47)

39

3. Luas Penggunaan Lahan

Lahan merupakan salah satu faktor yang penting dalam budidaya kentang, di Desa Batur lahan yang digunakan untuk budidaya tanaman kentang adalah lahan kering. Luas lahan yang dimiliki petani berdeda beda, mulai dari dari 1500 m2 sapai dengan 5000 m2, 6000 m2 sampai deganan 10000 m2, dan ada yang memiliki lebih dari 10000 m2. Keadaan ini akan sangat berpengaruh terhadaphasil yang diperoleh oleh masing-masing petani.

Tabel 10. Luas penggunaan lahan petani kentang di Desa Batur

Uraian Luas Lahan (��) Jumlah Petani Persentase (%)

1 1000 – 5000 21 70

2 6000 – 10000 3 10

3 >10000 6 20

Jumlah 211000 30 100

Rata-rata 0,703 (ha)

Berdasarkan tabel 10 dapat dilihat bahwa luas lahan petani berbeda-beda. Penggunaan lahan yang paling banyak dengan luas 1000 sampai dengan 5000 m2, dengan jumlah petani sebanyak 21 orang dengan persentase sebanyak 70%. Semakin luas lahan yang digunaka untuk budidaya kentang maka akan semakin mempengaruhi hasil yang diperoleh petani kentang, tentunya sesuai dengan proses yang dilakukan selama kegiatan usahatani kentang.

4. Identitas Anggota Keluarga Petani

Identitas keluarga petani kentang di Desa Batur meliputi istri, anak dan anggota keluarga yang menjadi tanggungan kepala keluarga. Jumlah anggota keluarga sangat berperan dalam usahatani kentang di Desa Batur, karena sangat membantu


(48)

40

dalam tenaga kerja dalam keluarga. Identitas anggota keluarga dilihat dari umur, pendidikan, dan pendidikan. Usia produktif tentunya sangat membantu dalam tenaga kerja usahatani kentang. Tingakat pendidikan anggota keluarga juga membantu keluarga lainnya untuk menerima informasi baru. Berikut tabel anggota keluarga petani kentang berdasarkan umur, jenis kelamin, dan tingkat pendidikan : Tabel 11. Anggota petani kentang di desa Batur berdasarkan umur, jenis kelamin,

dan tingkat pendidikan.

No Karakteristik Keluarga Petani Jumlah (Jiwa) Persentase (%)

1 Umur

0-14 Tahun 26 25,7

15-59 Tahun 75 74,2

>60 Tahun 0 0

Jumlah 101 100

2 Jenis Kelamin

Laki-laki 52 51,4

Perempuan 49 48,5

Jumlah 101 100

3 Tingkat Pendidikan

Belum/tidak sekolah 13 12,8

SD 51 50,4

SMP/MTS 18 17,8

SMA/SMK 17 16,8

PT 2 1,9

Jumlah 101 100

Dari tabel 11 dapat dilihat bahwa sebagian besar anggota keluarga petani kentang masuk dalam usia produktif (15-59 tahun) dengan jumlah 75 orang, dengan persentase 74,2 %. Sedagkan yang lainnyamasuk kedalam usiabelum produktif (0-14 tahun) sebanyak 26 orang dengan persentase 25,7%, dan yang berumur lebih dari 60 tahun 0 orang. Pada tabel diatas jenis kelamin yang emndominasi adalah laki-laki sebanyak 52 orang dengan persentase sebesar 51,4%, menunjukkan laki-laki yang berusia produktif mampu bekerja menghasilkan


(1)

5. SEWA LAHAN DENGAN LUAS LAHAN < 0,5 HA

1

Purw adi

3000

0,300

4.500.000

1.125.000

3.750.000

2

Kisw anto

2500

0,250

3.750.000

937.500

3.750.000

3

Pandi

2500

0,250

3.750.000

937.500

3.750.000

4

Sutriy ono

2500

0,250

3.750.000

937.500

3.750.000

5

Khatno

2500

0,250

3.750.000

937.500

3.750.000

6

Kuatno

2500

0,250

3.750.000

937.500

3.750.000

7

Kirnoto

1500

0,150

2.250.000

562.500

3.750.000

8

Mahnudin

2500

0,250

3.750.000

937.500

3.750.000

9

Santoso

2500

0,250

3.750.000

937.500

3.750.000

10

Istiaw an

3000

0,300

4.500.000

1.125.000

3.750.000

11

Mihardi

2500

0,250

3.750.000

937.500

3.750.000

12

Eko Adi Purw oko

4000

0,400

6.000.000

1.500.000

3.750.000

13

Sunarto

2500

0,250

3.750.000

937.500

3.750.000

AVERAGE

2615,384615

0,261538462

3923076,923

980769,2308

3750000

5. SEWA LAHAN DENGAN LUAS LAHAN 0,5-1 HA

1

Slamet Baw ono

5000

0,500

7.500.000

1.875.000

3.750.000

2

Budiono

5000

0,500

7.500.000

1.875.000

3.750.000

3

Sumidi

5000

0,500

7.500.000

1.875.000

3.750.000

4

Slamet Purnomo

10000

1,000

15.000.000

3.750.000

3.750.000

5

Sunersan

10000

1,000

15.000.000

3.750.000

3.750.000

6

Noto

10000

1,000

15.000.000

3.750.000

3.750.000

7

Ali

5000

0,500

7.500.000

1.875.000

3.750.000

8

Zainudin

5000

0,500

7.500.000

1.875.000

3.750.000

9

Mahto

5000

0,500

7.500.000

1.875.000

3.750.000

10

Isdiono

5000

0,500

7.500.000

1.875.000

3.750.000

11

Fahrudin

5000

0,500

7.500.000

1.875.000

3.750.000

AVERAGE

6363,636364

0,636363636

9545454,545

2386363,636

3750000

5. SEWA LAHAN DENGAN LUAS LAHAN >1 HA

1

H. Nurudin

30000

3,000

45.000.000

11.250.000

3.750.000

2

Achmad Palani

15000

1,500

22.500.000

5.625.000

3.750.000

3

Sarw ono

15000

1,500

22.500.000

5.625.000

3.750.000

4

Istianto

12000

1,200

18.000.000

4.500.000

3.750.000

5

Niktomo

15000

1,500

22.500.000

5.625.000

3.750.000

6

Surepto

20000

2,000

30.000.000

7.500.000

3.750.000

AVERAGE

17833,33333

1,783333333

26750000

6687500

3750000

SEWA

LAHAN PER

HA PER

MUSIM

(M2)

(HA)

NO.

NAMA RESPONDEN

LUAS LAHAN

SEWA

LAHAN PER

TAHUN (Rp)

SEWA

LAHAN PER

MUSIM

TANAM (Rp)

SEWA

LAHAN PER

HA PER

MUSIM

(M2)

(HA)

NO.

NAMA RESPONDEN

LUAS LAHAN

SEWA

LAHAN PER

TAHUN (Rp)

SEWA

LAHAN PER

MUSIM

TANAM (Rp)

SEWA

LAHAN PER

HA PER

MUSIM

(M2)

(HA)

NO.

NAMA RESPONDEN

LUAS LAHAN

SEWA

LAHAN PER

TAHUN (Rp)

SEWA

LAHAN PER

MUSIM

TANAM (Rp)


(2)

BIAYA LAIN-LAIN DENGAN LUAS LAHAN < 0,5 HA

1

Purw adi

3000

0,300

8000,000

9

72.000

2

Kisw anto

2500

0,250

8000,000

16

128.000

3

Pandi

2500

0,250

8000,000

9

72.000

4

Sutriy ono

2500

0,250

8000,000

9

72.000

5

Khatno

2500

0,250

8000,000

73

584.000

6

Kuatno

2500

0,250

8000,000

70

560.000

7

Kirnoto

1500

0,150

8000,000

10

80.000

8

Mahnudin

2500

0,250

8000,000

9

72.000

9

Santoso

2500

0,250

8000,000

11

88.000

10

Istiaw an

3000

0,300

8000,000

9

72.000

11

Mihardi

2500

0,250

8000,000

20

160.000

12

Eko Adi Purw oko

4000

0,400

8000,000

10

80.000

13

Sunarto

2500

0,250

8000,000

9

72.000

AVERAGE

2615,384615

0,261538462

8000

20,30769231

162461,5385

BIAYA LAIN-LAIN DENGAN LUAS LAHAN 0,5-1 HA

1

Slamet Baw ono

5000

0,500

8000,000

18

144.000

2

Budiono

5000

0,500

8000,000

130

1.040.000

3

Sumidi

5000

0,500

8000,000

16

128.000

4

Slamet Purnomo

10000

1,000

8000,000

40

320.000

5

Sunersan

10000

1,000

8000,000

35

280.000

6

Noto

10000

1,000

8000,000

40

320.000

7

Ali

5000

0,500

8000,000

18

144.000

8

Zainudin

5000

0,500

8000,000

18

144.000

9

Mahto

5000

0,500

8000,000

20

160.000

10

Isdiono

5000

0,500

8000,000

18

144.000

11

Fahrudin

5000

0,500

8000,000

165

1.320.000

AVERAGE

6363,636364

0,636363636

8000

47,09090909

376727,2727

BIAYA LAIN-LAIN DENGAN LUAS LAHAN >1 HA

1

H. Nurudin

30000

3,000

8000,000

144

1.152.000

2

Achmad Palani

15000

1,500

8000,000

50

400.000

3

Sarw ono

15000

1,500

8000,000

100

800.000

4

Istianto

12000

1,200

8000,000

288

2.304.000

5

Niktomo

15000

1,500

8000,000

52

416.000

6

Surepto

20000

2,000

8000,000

100

800.000

AVERAGE

17833,33333

1,783333333

8000

122,3333333

978666,6667

JUMLAH

BIAYA (Rp)

(M2)

(HA)

NO.

NAMA RESPONDEN

LUAS LAHAN

HAGA

BAHAN

BAKAR / LT

(Rp)

BAHAN

BAKAR (LT)

JUMLAH

BIAYA (Rp)

(M2)

(HA)

NO.

NAMA RESPONDEN

LUAS LAHAN

HAGA

BAHAN

BAKAR / LT

(Rp)

BAHAN

BAKAR (LT)

JUMLAH

BIAYA (Rp)

(M2)

(HA)

NO.

NAMA RESPONDEN

LUAS LAHAN

HAGA

BAHAN

BAKAR / LT

(Rp)

BAHAN

BAKAR (LT)


(3)

6. NILAI PRODUKSI, BIAYA, PENDAPATAN DENGAN LUAS LAHAN < 0,5 HA

BAHAN BAKAR

BIAYA PENYUSUTA

N

1 Purw adi 3000 0,30 32.400.000 6.500.000 1.980.000 3.857.857 5.770.000 72.000 642.444 1.125.000 19.947.302 12.452.698

2 Kisw anto 2500 0,25 16.380.000 4.800.000 2.360.000 2.935.179 4.650.000 128.000 439.111 937.500 16.249.790 130.210

3 Pandi 2500 0,25 54.000.000 9.600.000 4.160.000 2.115.881 5.125.000 72.000 574.167 937.500 22.584.548 31.415.452

4 Sutriy ono 2500 0,25 10.920.000 4.500.000 1.740.000 1.144.286 3.675.000 72.000 482.000 937.500 12.550.786 -1.630.786

5 Khatno 2500 0,25 28.800.000 6.200.000 2.355.000 623.918 3.765.000 584.000 812.167 937.500 15.277.585 13.522.415

6 Kuatno 2500 0,25 14.700.000 5.200.000 2.240.000 1.135.143 5.555.000 560.000 574.167 937.500 16.201.810 -1.501.810

7 Kirnoto 1500 0,15 19.825.000 3.750.000 1.290.000 605.857 4.160.000 80.000 272.222 562.500 10.720.579 9.104.421

8 Mahnudin 2500 0,25 39.200.000 10.400.000 3.800.000 2.847.143 7.290.000 72.000 546.000 937.500 25.892.643 13.307.357

9 Santoso 2500 0,25 25.000.000 6.000.000 1.990.000 510.905 3.795.000 88.000 1.003.333 937.500 14.324.738 10.675.262

10 Istiaw an 3000 0,30 34.300.000 8.750.000 3.100.000 774.286 5.420.000 72.000 368.333 1.125.000 19.609.619 14.690.381

11 Mihardi 2500 0,25 25.550.000 5.400.000 2.850.000 923.857 3.190.000 160.000 454.444 937.500 13.915.802 11.634.198

12 Eko Adi Purw oko 4000 0,40 34.243.200 7.700.000 3.200.000 1.186.429 9.340.000 80.000 504.167 1.500.000 23.510.595 10.732.605

13 Sunarto 2500 0,25 23.000.000 7.000.000 1.880.000 2.357.857 4.540.000 72.000 401.667 937.500 17.189.024 5.810.976

AVERAGE 2615,384615 0,261538462 27562938,46 6600000 2534230,769 1616815,149 5098076,923 162461,5385 544170,9402 980769,2308 17536524,55 10026413,91

6. NILAI PRODUKSI, BIAYA, PENDAPATAN DENGAN LUAS LAHAN 0,5-1 HA

BAHAN BAKAR

BIAYA PENYUSUTA

N

1 Slamet Baw ono 5000 0,50 42.000.000 11.900.000 5.210.000 2.984.286 11.275.000 144.000 3.287.500 1.875.000 36.675.786 5.324.214 2 Budiono 5000 0,50 72.000.000 12.000.000 4.710.000 2.001.054 4.055.000 1.040.000 651.111 1.875.000 26.332.165 45.667.835 3 Sumidi 5000 0,50 47.040.000 12.000.000 4.210.000 1.542.286 3.720.000 128.000 511.667 1.875.000 23.986.952 23.053.048 4 Slamet Purnomo 10000 1,00 126.000.000 22.400.000 11.200.000 5.426.286 15.320.000 320.000 1.573.333 3.750.000 59.989.619 66.010.381 5 Sunersan 10000 1,00 69.000.000 15.500.000 5.240.000 3.048.857 16.495.000 280.000 1.578.889 3.750.000 45.892.746 23.107.254 6 Noto 10000 1,00 107.800.000 25.600.000 5.600.000 7.091.429 13.910.000 320.000 1.396.667 3.750.000 57.668.095 50.131.905

7 Ali 5000 0,50 46.550.000 10.150.000 3.560.000 1.227.964 9.675.000 144.000 867.222 1.875.000 27.499.187 19.050.813

8 Zainudin 5000 0,50 68.750.000 9.000.000 4.350.000 3.228.571 10.225.000 144.000 670.556 1.875.000 29.493.127 39.256.873 9 Mahto 5000 0,50 50.400.000 10.800.000 5.700.000 2.433.429 9.860.000 160.000 694.167 1.875.000 31.522.595 18.877.405 10 Isdiono 5000 0,50 93.000.000 7.500.000 3.240.000 3.162.500 7.590.000 144.000 524.667 1.875.000 24.036.167 68.963.833 11 Fahrudin 5000 0,50 44.640.000 14.000.000 5.200.000 4.402.286 5.225.000 1.320.000 337.778 1.875.000 32.360.063 12.279.937 AVERAGE 6363,636364 0,636363636 69743636,36 13713636,36 5292727,273 3322631,523 9759090,909 376727,2727 1099414,141 2386363,636 35950591,12 33793045,25

6. NILAI PRODUKSI, BIAYA, PENDAPATAN DENGAN LUAS LAHAN >1 HA

BAHAN BAKAR

BIAYA PENYUSUTA

N

1 H. Nurudin 30000 3,00 437.500.000 57.600.000 26.440.000 69.886.531 59.990.000 1.152.000 3.901.667 11.250.000 230.220.197 207.279.803 2 Achmad Palani 15000 1,50 117.000.000 37.500.000 14.300.000 34.732.857 26.310.000 400.000 1.358.889 5.625.000 120.226.746 -3.226.746 3 Sarw ono 15000 1,50 200.000.000 36.000.000 8.832.000 11.278.857 15.525.000 800.000 1.024.111 5.625.000 79.084.968 120.915.032 4 Istianto 12000 1,20 194.000.000 24.000.000 11.200.000 12.447.143 19.175.000 2.304.000 1.783.333 4.500.000 75.409.476 118.590.524 5 Niktomo 15000 1,50 135.800.000 24.000.000 11.200.000 7.053.214 24.110.000 416.000 1.406.111 5.625.000 73.810.325 61.989.675 6 Surepto 20000 2,00 300.000.000 37.500.000 8.200.000 24.291.429 16.875.000 800.000 12.878.333 7.500.000 108.044.762 191.955.238 AVERAGE 17833,33333 1,783333333 230716666,7 36100000 13362000 26615005,1 26997500 978666,6667 3725407,407 6687500 114466079,2 116250587,5

INCOME

(M2) (HA) BIBIT PUPUK PESTISIDA TK SEWA

LAHAN

TOTAL BIAYA NO. NAMA RESPONDEN

LUAS LAHAN

NILAI PRODUKSI

BIAYA

INCOME

(M2) (HA) BIBIT PUPUK PESTISIDA TK SEWA

LAHAN

TOTAL BIAYA NO. NAMA RESPONDEN

LUAS LAHAN

NILAI PRODUKSI

BIAYA

INCOME

(M2) (HA) BIBIT PUPUK PESTISIDA TK SEWA

LAHAN

TOTAL BIAYA NO. NAMA RESPONDEN

LUAS LAHAN

NILAI PRODUKSI


(4)

penyusutan alat

BIAYA PENYUAUTAN ALAT DENGAN LUAS LAHAN < 0,5 HA

1 Purw adi 3000 0,30 2 9 100000 50000 1 15 1600000 800000 1 15 45000 20000 2 15 3.600.000 2.000.000

2 Kisw anto 2500 0,25 1 9 100000 50000 1 9 1600000 750000 2 3 35000 0 1 12 3.400.000 1.400.000

3 Pandi 2500 0,25 1 6 100000 50000 1 9 1800000 750000 1 3 35000 0 1 12 3.500.000 1.600.000

4 Sutriy ono 2500 0,25 1 6 100000 50000 1 15 1600000 800000 1 15 45000 10000 2 15 3.600.000 2.000.000

5 Khatno 2500 0,25 1 12 100000 50000 1 30 1500000 400000 1 3 40000 20000 2 9 3.600.000 1.200.000

6 Kuatno 2500 0,25 1 6 100000 50000 1 9 1800000 750000 1 3 35000 0 1 12 3.500.000 1.600.000

7 Kirnoto 1500 0,15 1 9 100000 50000 1 30 800000 0 1 9 30000 0 1 30 800.000 500.000

8 Mahnudin 2500 0,25 1 15 100000 50000 1 15 1800000 900000 1 3 35000 0 1 15 3.500.000 1.700.000

9 Santoso 2500 0,25 1 9 150000 90000 1 9 1800000 900000 1 3 30000 0 1 12 3.200.000 1.000.000

10 Istiaw an 3000 0,30 1 9 150000 100000 1 9 1650000 1100000 1 9 35000 0 1 9 3.750.000 3.000.000

11 Mihardi 2500 0,25 2 9 150000 90000 1 9 1700000 800000 1 3 35000 0 1 12 3.500.000 1.600.000

12 Eko Adi Purw oko 4000 0,40 0 0 0 0 1 12 1600000 750000 1 6 30000 0 1 12 3.000.000 1.400.000

13 Sunarto 2500 0,25 1 9 120000 70000 1 9 1850000 900000 1 9 35000 0 1 9 3.500.000 1.600.000

AVERAGE 2615,385 0,2615385 1,076923077 8,307692308 105384,6154 57692,30769 1 13,84615385 1623076,923 738461,5385 1,076923077 6,461538462 35769,23077 3846,153846 1,230769231 13,38461538 3265384,615 1584615,385

penyusutan alat DENGAN LUAS LAHAN 0,5-1 HA

1 Slamet Baw ono 5000 0,50 2 6 120000 90000 1 6 1600000 1300000 1 6 45000 20000 1 6 3.600.000 3.000.000

2 Budiono 5000 0,50 2 9 100000 40000 1 9 1500000 900000 2 3 40000 15000 2 12 3.500.000 1.800.000

3 Sumidi 5000 0,50 2 9 120000 70000 1 30 1600000 600000 1 12 40000 10000 1 30 3.600.000 1.000.000

4 Slamet Purnomo 10000 1,00 2 9 100000 50000 2 9 1850000 900000 4 3 35000 0 2 6 3.550.000 1.350.000

5 Sunersan 10000 1,00 2 6 100000 50000 2 9 1850000 900000 4 3 35000 0 2 6 3.550.000 1.350.000

6 Noto 10000 1,00 1 9 150000 90000 1 6 1600000 1400000 1 6 40000 20000 1 6 3.600.000 3.000.000

7 Ali 5000 0,50 1 9 120000 60000 1 9 1600000 800000 1 9 40000 15000 1 9 3.750.000 1.900.000

8 Zainudin 5000 0,50 2 9 100000 50000 1 9 1800000 900000 1 3 35000 0 1 9 3.500.000 1.700.000

9 Mahto 5000 0,50 1 6 150000 90000 1 6 1700000 1000000 1 6 35000 0 1 6 3.600.000 3.000.000

10 Isdiono 5000 0,50 1 15 120000 80000 2 30 1200000 200000 3 3 30000 0 2 30 2.200.000 1.500.000

11 Fahrudin 5000 0,50 2 9 120000 70000 1 9 1850000 900000 2 9 35000 0 1 9 3.400.000 1.600.000

AVERAGE 6363,636 0,6363636 1,636363636 8,727272727 118181,8182 67272,72727 1,272727273 12 1650000 890909,0909 1,909090909 5,727272727 37272,72727 7272,727273 1,363636364 11,72727273 3440909,091 1927272,727

penyusutan alat DENGAN LUAS LAHAN >1 HA

1 H. Nurudin 30000 3,00 0 0 0 0 5 9 1600000 1000000 5 9 35000 0 5 9 3.600.000 1.500.000

2 Achmad Palani 15000 1,50 2 9 100000 50000 3 9 1800000 800000 4 3 35000 0 2 12 3.500.000 1.600.000

3 Sarw ono 15000 1,50 2 9 100000 60000 2 9 1850000 1000000 2 6 35000 0 2 15 3.500.000 2.500.000

4 Istianto 12000 1,20 2 9 150000 70000 2 9 1600000 800000 2 3 35000 0 2 6 3.500.000 1.400.000

5 Niktomo 15000 1,50 1 9 120000 50000 2 9 1600000 750000 2 6 35000 0 2 9 3.500.000 1.200.000

6 Surepto 20000 2,00 0 0 0 0 2 6 1600000 800000 2 6 35000 0 2 6 3.500.000 2.500.000

AVERAGE 17833,33 1,7833333 1,166666667 6 78333,33333 38333,33333 2,666666667 8,5 1675000 858333,3333 2,833333333 5,5 35000 0 2,5 9,5 3516666,667 1783333,333

NILAI SEKARANG

(RP)

JUMLAH UMUR (MUSIM)

HARGA BELI (RP) (M2) (HA) JUMLAH UMUR

(MUSIM)

HARGA BELI (RP)

NILAI SEKARANG

(RP)

JUMLAH

DIESE NILAI

SEKARANG (RP)

JUMLAH UMUR (MUSIM)

HARGA BELI (RP)

NILAI SEKARANG

(RP) UMUR

(MUSIM)

HARGA BELI (RP) NO. NAMA RESPONDEN

LUAS LAHAN CANGKU BESAR SELANG PENYEMPROTAN HARD SPAYER

HARGA BELI (RP)

NILAI SEKARANG

(RP)

JUMLAH UMUR (MUSIM)

HARGA BELI (RP)

NILAI SEKARANG

(RP) (M2) (HA) JUMLAH UMUR

(MUSIM)

HARGA BELI (RP)

NILAI SEKARANG

(RP)

HARD SPAYER DIESE

JUMLAH UMUR (MUSIM)

HARGA BELI (RP)

NILAI SEKARANG

(RP)

JUMLAH UMUR (MUSIM) NO. NAMA RESPONDEN

LUAS LAHAN CANGKU BESAR SELANG PENYEMPROTAN

JUMLAH UMUR (MUSIM)

HARGA BELI (RP) (M2) (HA) JUMLAH UMUR

(MUSIM)

HARGA BELI (RP)

NILAI SEKARANG

(RP)

JUMLAH

DIESE

NILAI SEKARANG

(RP) UMUR

(MUSIM)

HARGA BELI (RP) NO. NAMA RESPONDEN

LUAS LAHAN CANGKU BESAR SELANG PENYEMPROTAN HARD SPAYER

UMUR (MUSIM)

HARGA BELI (RP)

NILAI SEKARANG

(RP)

JUMLAH

NILAI SEKARANG


(5)

0 0 0 0 0 0 0 0 10000 3 100 0 0 0 0 0 1 15 120.000 50.000

0 0 0 0 0 0 0 0 8000 3 50 0 0 0 0 0 1 9 120.000 50.000

0 0 0 0 0 0 0 0 16000 3 50 0 0 0 0 0 1 12 120.000 50.000

1 15 900.000 500.000 50 15 22000 10000 6000 3 60 0 0 0 0 0 1 15 120.000 50.000

1 6 900.000 400.000 50 9 22000 10000 4000 3 50 0 0 0 0 0 1 15 120.000 0

0 0 0 0 0 0 0 0 16000 3 50 0 0 0 0 0 1 12 120.000 50.000

1 6 900.000 400.000 30 9 22000 10000 5000 3 50 0 0 0 0 0 1 6 120.000 60.000

1 12 900.000 500.000 50 12 22000 12000 16000 3 50 0 0 0 0 0 1 15 120.000 70.000

1 12 900.000 600.000 0 0 0 0 4000 3 50 0 3 3 600000 0 1 9 120.000 60.000

0 0 0 0 0 0 0 0 10000 3 60 0 0 0 0 0 1 9 120.000 50.000

1 9 900.000 500.000 30 9 24000 12000 4500 3 50 0 0 0 0 0 1 9 120.000 60.000

1 9 1.000.000 800.000 25 9 20000 10000 14000 3 50 0 0 0 0 0 1 6 120.000 50.000

0 0 0 0 0 0 0 0 4000 3 100 0 0 0 0 0 1 9 120.000 700.000

0,538461538 5,307692308 492307,6923 284615,3846 18,07692308 4,846153846 10153,84615 4923,076923 9038,461538 3 59,23076923 0 0,230769231 0,230769231 46153,84615 0 1 10,84615385 120000 100000

1 6 900.000 600.000 20 3 24000 20000 7000 2 60 30 5 1 885000 300000 1 3 120.000 100.000

1 9 900.000 450.000 50 12 22000 10000 8000 3 50 0 0 0 0 0 2 12 120.000 0

1 9 900.000 400.000 30 12 22000 10000 8000 3 100 0 0 0 0 0 1 12 120.000 50.000

2 6 900.000 500.000 50 6 24000 12000 18000 3 50 0 0 0 0 2 6 120.000 60.000

2 6 900.000 500.000 50 6 24000 12000 18000 3 50 0 0 0 0 2 6 120.000 60.000

0 0 0 0 0 0 0 0 10000 3 100 0 3 2 600000 0 1 6 120.000 60.000

1 9 900.000 500.000 30 9 22000 10000 14000 3 100 0 0 0 0 0 1 9 120.000 70.000

1 9 900.000 500.000 30 9 22000 12000 15000 3 50 0 0 0 0 0 1 12 120.000 40.000

0 0 0 0 0 0 0 0 18000 1 50 25 0 0 0 0 1 6 120.000 70.000

2 12 900.000 400.000 100 12 22000 12000 12000 3 50 0 0 0 0 0 2 15 120.000 60.000

1 9 900.000 600.000 30 9 22000 12000 8000 3 50 0 0 0 0 0 2 6 120.000 700.000

1,090909091 6,818181818 736363,6364 404545,4545 35,45454545 7,090909091 18545,45455 10000 12363,63636 2,727272727 64,54545455 5 0,888888889 0,272727273 135000 27272,72727 1,454545455 8,454545455 120000 115454,5455

5 9 900.000 400.000 100 15 24000 15000 100000 3 60 0 0 0 0 0 5 9 120.000 50.000

2 9 900.000 400.000 50 12 22000 10000 25000 3 50 0 0 0 0 0 4 6 120.000 50.000

2 6 900.000 500.000 100 15 28000 20000 24000 3 60 0 0 0 0 0 2 15 120.000 50.000

2 6 900.000 600.000 100 9 24000 12000 20000 1 60 30 0 0 0 0 2 15 250.000 150.000

2 9 900.000 400.000 100 9 22000 10000 20000 3 60 0 0 0 0 0 2 9 250.000 120.000

2 6 900.000 500.000 60 6 22000 12000 600000 3 60 0 0 0 0 0 2 6 250.000 150.000

2,5 7,5 900000 466666,6667 85 11 23666,66667 13166,66667 131500 2,666666667 58,33333333 5 0 0 0 0 2,833333333 10 185000 95000

UMUR (MUSIM)

HARGA BELI (RP)

NILAI SEKARANG

(RP)

JUMLAH UMUR (MUSIM)

HARGA BELI (RP) JUMLAH

UMUR (MUSIM)

HARGA BELI (RP)

NILAI SEKARANG

(RP)

JUMLAH UMUR (MUSIM)

HARGA BELI (RP)

NILAI SEKARANG

(RP) NILAI

SEKARANG (RP)

JUMLAH (BTNG)

UMUR (MUSIM)

HARGA BELI (RP)

NILAI SEKARANG

(RP)

SELANG PENYIRAMAN PIPA/ PARALON AJIR/LANJARAN PLASTIK MULSA DRUM

JUMLAH

HARGA BELI (RP)

NILAI SEKARANG

(RP) JUMLAH UMUR

(MUSIM)

HARGA BELI (RP)

NILAI SEKARANG

(RP)

JUMLAH UMUR (MUSIM) HARGA

BELI (RP)

NILAI SEKARANG

(RP)

JUMLAH (BTNG)

UMUR (MUSIM)

HARGA BELI (RP)

NILAI SEKARANG

(RP) HARGA

BELI (RP)

NILAI SEKARANG

(RP)

JUMLAH UMUR (MUSIM)

SELANG PENYIRAMAN PIPA/ PARALON AJIR/LANJARAN PLASTIK MULSA DRUM

JUMLAH UMUR (MUSIM)

UMUR (MUSIM)

HARGA BELI (RP)

NILAI SEKARANG

(RP) NILAI

SEKARANG (RP)

JUMLAH UMUR (MUSIM)

HARGA BELI (RP)

NILAI SEKARANG

(RP)

JUMLAH UMUR

(MUSIM)

HARGA BELI (RP)

NILAI SEKARANG

(RP)

JUMLAH (BTNG)

UMUR (MUSIM)

HARGA BELI (RP)

SELANG PENYIRAMAN PIPA/ PARALON AJIR/LANJARAN PLASTIK MULSA DRUM

JUMLAH UMUR (MUSIM)

HARGA BELI (RP)

NILAI SEKARANG

(RP)


(6)

3 6 90.000 40.000 11.111 53.333 1.667 213.333 0 0 333.333 0 4.667 25.000 642.444

2 15 90.000 30.000 5.556 94.444 23.333 166.667 0 0 133.333 0 7.778 8.000 439.111

2 12 80.000 40.000 8.333 116.667 11.667 158.333 0 0 266.667 0 5.833 6.667 574.167

2 6 80.000 40.000 8.333 53.333 2.333 213.333 26.667 40.000 120.000 0 4.667 13.333 482.000

1 6 80.000 40.000 4.167 36.667 6.667 533.333 83.333 66.667 66.667 0 8.000 6.667 812.167

2 12 80.000 40.000 8.333 116.667 11.667 158.333 0 0 266.667 0 5.833 6.667 574.167

3 6 90.000 70.000 5.556 26.667 3.333 10.000 83.333 40.000 83.333 0 10.000 10.000 272.222

3 15 90.000 60.000 3.333 60.000 11.667 120.000 33.333 41.667 266.667 0 3.333 6.000 546.000

2 12 100.000 70.000 6.667 100.000 10.000 183.333 25.000 0 66.667 600.000 6.667 5.000 1.003.333

2 9 90.000 60.000 5.556 61.111 3.889 83.333 0 0 200.000 0 7.778 6.667 368.333

2 12 90.000 60.000 13.333 100.000 11.667 158.333 44.444 40.000 75.000 0 6.667 5.000 454.444

0 0 0 0 0 70.833 5.000 133.333 22.222 27.778 233.333 0 11.667 0 504.167

2 9 80.000 50.000 5.556 105.556 3.889 211.111 0 0 133.333 0 -64.444 6.667 401.667

2 9,230769231 80000 46153,84615 6602,564103 76559,82906 8213,675214 180213,6752 24487,17949 19700,8547 172692,3077 46153,84615 1418,803419 8128,205128 544170,9402

3 6 80.000 60.000 10.000 50.000 4.167 100.000 50.000 26.667 105.000 2.925.000 6.667 10.000 3.287.500

4 9 90.000 50.000 13.333 66.667 16.667 283.333 50.000 50.000 133.333 0 20.000 17.778 651.111

4 6 90.000 60.000 11.111 33.333 2.500 86.667 55.556 30.000 266.667 0 5.833 20.000 511.667

4 9 90.000 50.000 11.111 211.111 46.667 733.333 133.333 100.000 300.000 0 20.000 17.778 1.573.333

4 9 90.000 50.000 16.667 211.111 46.667 733.333 133.333 100.000 300.000 0 20.000 17.778 1.578.889

3 6 90.000 70.000 6.667 33.333 3.333 100.000 0 0 333.333 900.000 10.000 10.000 1.396.667

2 9 90.000 60.000 6.667 88.889 2.778 205.556 44.444 40.000 466.667 0 5.556 6.667 867.222

4 12 90.000 50.000 11.111 100.000 11.667 200.000 44.444 33.333 250.000 0 6.667 13.333 670.556

2 6 90.000 80.000 10.000 116.667 5.833 100.000 0 0 450.000 0 8.333 3.333 694.167

2 15 80.000 50.000 2.667 66.667 30.000 46.667 83.333 83.333 200.000 0 8.000 4.000 524.667

2 9 90.000 60.000 11.111 105.556 7.778 200.000 33.333 33.333 133.333 0 -193.333 6.667 337.778

3,090909091 8,727272727 88181,81818 58181,81818 10040,40404 98484,84848 16186,86869 253535,3535 57070,70707 45151,51515 267121,2121 347727,2727 -7479,79798 11575,75758 1099414,141

1 9 80.000 30.000 0 333.333 19.444 1.166.667 277.778 60.000 2.000.000 0 38.889 5.556 3.901.667

6 9 80.000 40.000 11.111 333.333 46.667 316.667 111.111 50.000 416.667 0 46.667 26.667 1.358.889

2 15 90.000 50.000 8.889 188.889 11.667 133.333 133.333 53.333 480.000 0 9.333 5.333 1.024.111

4 9 90.000 50.000 17.778 177.778 23.333 700.000 100.000 133.333 600.000 0 13.333 17.778 1.783.333

3 9 90.000 50.000 7.778 188.889 11.667 511.111 111.111 133.333 400.000 0 28.889 13.333 1.406.111

0 0 0 0 0 266.667 11.667 333.333 133.333 100.000 12.000.000 0 33.333 0 12.878.333

2,666666667 8,5 71666,66667 36666,66667 7592,592593 248148,1481 20740,74074 526851,8519 144444,4444 88333,33333 2649444,444 0 28407,40741 11444,44444 3725407,407

MULSA DRUM CAMGKUL

KECIL SELANG

SEMPROT

HARD

SPRAYER DIESEL

SELANG PENYIRAMA

N

PIPA AJIR

UMUR (MUSIM)

HARGA BELI (RP)

NILAI SEKARANG

(RP)

CANGKUL BESAR JUMLAH

CANGKUL KECIL BIAYA PENYUSUTAN PER ALAT (RP)

TOTAL BIAYA PENYUSUTAN

(Rp)

AJIR MULSA DRUM CAMGKUL

KECIL CANGKUL

BESAR

SELANG SEMPROT

HARD

SPRAYER DIESEL

SELANG PENYIRAMA

N

PIPA JUMLAH UMUR

(MUSIM)

HARGA BELI (RP)

NILAI SEKARANG

(RP)

TOTAL BIAYA PENYUSUTAN

(Rp)

CANGKUL KECIL BIAYA PENYUSUTAN PER ALAT (RP)

PIPA AJIR MULSA DRUM CAMGKUL

KECIL NILAI

SEKARANG (RP)

CANGKUL BESAR

SELANG SEMPROT

HARD

SPRAYER DIESEL

SELANG PENYIRAMA

N JUMLAH UMUR

(MUSIM)

HARGA BELI (RP)

CANGKUL KECIL BIAYA PENYUSUTAN PER ALAT (RP)

TOTAL BIAYA PENYUSUTAN