berlaku sebesar Rp. 50.000,hari, dengan kata lain tenaga kerja lebih baik digunakan untuk melakukan usahatani kentang dari pada menjadi buruh.
6. Produktivitas modal
Produktivitas modal merupakan pendapatan yang dikurangi dengan sewa lahan sendiri dikurangkan dengan nilai tenaga kerja dalam keluarga TKDK dibagi
dengan biaya total eksplisit dan dikalikan seratus persen. Produktivitas modal pada usahatani kentang di Desa Batur berdasarkan rata-rata luas lahan 0,26 hektar, rata-
rata luas lahan 0,6 hektar, dan rata-rata luas lahan 1,7 hektar dapat dilihat pada tabel berikut ini :
Tabel 26. Produktivitas modal usahatani kentang di Desa Batur pada berbagai luas lahan.
Uraian Nilai
Luas lahan 0,5 ha
Pendapatan Rp 12.770.646
Sewa lahan sendiri Rp 980.769
Biaya TKDK Rp 1.763.462
Total Biaya Eksplisit Rp 14.792.292
Produktivitas Modal 67,7
Luas lahan 0,5-1 ha
Pendapatan Rp 38.028.045
Sewa lahan sendiri Rp 2.386.364
Biaya TKDK Rp 1.848.636
Total Biaya Eksplisit Rp 31.715.591
Produktivitas Modal 106,5
Luas lahan 1 ha
Pendapatan Rp 124.973.921
Sewa lahan sendiri Rp 6.687.500
Biaya TKDK Rp 2.035.833
Total Biaya Eksplisit Rp 105.742.745
Produktivitas Modal 109,9
Di Desa Batur tingkat suku bunga tabungan 9 per tahun, kemudian dari tabel diatas menunjukkan produktivitas pada luas lahan kurang dari 0,5 hektar
adalah 67,7musim. Dengan kata lain produktivitas modal lebih besar dibandingkan dengan suku bunga tabungan sebesar 3musim, sehingga lebih baik
uang digunakan untuk usahatani kentang dari pada ditabungkan. Artinya usahatani kentang layak untuk diusahakan. Produktivitas luas lahan dari 0,5 sampai 1 hektar
adalah 106,5. Dengan kata lain produktivitas modal lebih besar dibandingkan dengan suku bunga tabungan sebesar 3musim, sehingga lebih baik uang
digunakan untuk usahatani kentang dari pada ditabungkan. Artinya usahatani kentang layak untuk diusahakan, dan produktivitas luas lahan lebih dari 1 hektar
produktivitas adalah 109,9. Dengan kata lain produktivitas modal lebih besar dibandingkan dengan suku bunga tabungan sebesar 3musim, sehingga lebih baik
uang digunakan untuk usahatani kentang dari pada ditabungkan. Artinya usahatani kentang layak untuk diusahakan.
75
VI. KESIMPULAN DAN SARAN A.
Kesimpulan
Dari hasil penelitian kelayakan usahatani kentang di Desa Batur dapat disimpulkan bahwa :
1. Hasil perhitungan biaya, penerimaan, pendapatan, dan keuntungan usahatani
kentang di Desa Batur pada luas lahan kurang dari 0,5 hektar lebih besar dari, luas lahan dari 0,5 sampai 1 hektar, dan lebih besar dari luas lahan lebih dari 1
hekt. 2.
Hasil perhitungan diketahui bahwa risiko yang dihadapi petani kentang di Desa Batur menunjukkan bahwa semakin luas lahan yang digunakan untuk usahatani
kentang maka risiko harga, dan risiko produksi yang dihadapi semakin tinggi. 3.
Analisis kelayakan usahatani kentang di Desa Batur pada luas lahan kurang dari 0,5 hektar, luas lahan dari 0,5 sampai 1 hektar, dan luas lahan lebih dari 1
hektar dikatakan layak. Dari hasil perhitungan pendapatan memperoleh pendapatan yang lebih dai nol, dan hasil RC yang diperoleh lebih dari satu,
produktivitas lahan lebih besar dari sewa lahan, produktivitas tenaga kerja lebih besar dari upah tenaga kerja, dan produktivitas modal lebih besar dari
bunga bank pada setiap luas lahan.
B. Saran
Saran penulis berharap kepada petani kentang di Desa Batur agar bisa menekan biaya pestisida, karena penggunaan pestisida yang banyak dan terus
menerus menjadikan tanaman akan kebal dan kerusakan tanah pada jangka waktu