STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN WONOGIRI

STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI

Untuk memenuhi sebagian persyaratan guna memperoleh derajat Sarjana Pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret

Program Studi Agribisnis

Oleh : Maria Steffani

H 0808123

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA

SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN WONOGIRI

Oleh : Maria Steffani

H 0808123

Telah dipertahankan di depan Dewan Penguji pada tanggal 26 Juli 2012 dan dinyatakan telah memenuhi syarat

Susunan Dewan Penguji

Ketua

Anggota I

Anggota II

Prof. Dr. Ir. Totok Mardikanto, MS NIP. 19470713 198103 1 001

Umi Barokah, SP, MP NIP. 19730129 200604 2 001

Dr. Ir. Sri Marwanti, MS NIP. 19590709 198303 2 001

Surakarta,

Mengetahui, Universitas Sebelas Maret Fakultas Pertanian Dekan

Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, MS NIP. 19560225 198601 1 001

Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yesus Kristus yang telah memberikan berkat, kasih dan anugerah-NYA sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi dengan judul “Strategi Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja Sektor Pertanian di Kabupaten Wonogiri” ini sebagai salah satu syarat dalam memperoleh gelar sarjana pertanian di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Skripsi ini tidak dapat terwujud tanpa adanya bantuan serta dukungan dari berbagai pihak. Dalam kesempatan ini penulis ingin mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah banyak membantu dalam menyelesaikan penyusunan skripsi ini, antara lain:

1. Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, MS selaku Dekan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Dr. Ir. Mohd. Harisudin, M.Si selaku Ketua Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

3. Ibu Nuning Setyowati, SP, M.Sc selaku Ketua Komisi Sarjana Program Studi Agribisnis Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

4. Bapak Prof. Dr. Ir. Totok Mardikanto, M.S selaku Dosen Pembimbing Utama skripsi sekaligus Dosen Pembimbing Akademik yang selalu memberikan semangat, bimbingan, arahan, dan masukan.

5. Ibu Umi Barokah, SP, MP selaku Dosen Pembimbing Pendamping yang selalu memberikan saran, bimbingan dan arahan.

6. Ibu Dr. Ir. Sri Marwanti, MS selaku Dosen Penguji Tamu yang berkenan memberikan saran guna perbaikan bagi penelitian ini.

7. Bapak/Ibu Dosen serta seluruh staff/karyawan Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta atas ilmu yang telah diberikan dan bantuannya selama menempuh perkuliahan di Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

Perikanan Kabupaten Wonogiri, Kepala Dinas Perkebunan dan Kehutanan Kabupaten Wonogiri, Kepala Badan Pusat Statistik Kabupaten Wonogiri beserta jajaran staff yang telah memberikan bantuan untuk memperoleh data- data serta informasi yang diperlukan dalam penulisan skripsi ini.

9. Seluruh responden penelitian di Kecamatan Ngadirojo, Kecamatan Sidoharjo, Kecamatan Girimarto, Kecamatan Eromoko dan Kecamatan Wonogiri yang telah membantu penulis dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan oleh penulis.

10. Mama dan Papa tercinta, yang selalu sabar berada di setiap keadaan dan selalu setia memberi semangat serta mendoakan penulis di setiap langkah penulis.

11. For my beloved Lukas and Lionel, both of you are my spirit, my expectation and my future .

12. Bobo, Ce Sevi, Ce Dina dan Adikku Daniel yang selalu mendukung dan mendoakan penulis.

13. Sahabat sejatiku sejak SMP Vania, Meme, Ike n Sally, makasih buat dukungan kalian walaupun jarak memisahkan qta. Thank’s for all.

14. 7P Family (Nike, Phebz, X-ty, Abang, Yurz, Tante), makasih buat doa, keceriaan, kebersamaan, pengertian dan dukungan kalian. I will really miss all of you, guys .

15. Sahabat-sahabatku Puri “Uce”, Reni “Encong”, Tisya “Gendut”, Anggun “Nenek”, Rezty “Reres”, Suryani “Cucul”, Ocha yang telah menemani hari- hariku, memberikan semangat dan doa untuk penulis.

16. Bunda Retna yang selalu membantu, sabar menghadapi penulis dan selalu memberikan semangat bagi penulis. Thank you very much, Bunda.

17. Teman-teman Agribisnis 2008 yang tidak bisa disebutkan satu persatu, untuk semua pengalaman, kesenangan, masalah dan solusi serta segala macam bantuan, semoga kebahagiaan selalu kita rasakan.

18. Teman-teman Strategic Club Agribisnis 2008 (Nike, Tami, Chrizty, Eriska, Nandika, Riana, Tata dll). SEMANGATTTT!!!!! 18. Teman-teman Strategic Club Agribisnis 2008 (Nike, Tami, Chrizty, Eriska, Nandika, Riana, Tata dll). SEMANGATTTT!!!!!

21. Semua pihak yang telah membantu penulis dalam mengembangkan diri dan membantu penulisan skripsi ini baik moril maupun materiil.

Penulis menyadari masih banyak kekurangan dalam penulisan skripsi ini baik dari segi penyajian maupun pembahasannya. Oleh karena itu, penulis sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan skripsi ini. Akhirnya penulis berharap semoga skripsi yang jauh dari sempurna ini dapat memberikan manfaat sekaligus menambah pengetahuan bagi penulis sendiri khususnya dan pembaca pada umumnya. Amin.

Surakarta, Juli 2012

Penulis

1 Skema Model Proses Manajemen Penyusunan Strategi yang Komprehensif................................................................................................7

2 Kerangka Pemikiran Strategi Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja Sektor Pertanian di Kabupaten Wonogiri ................................ 14

1 Surat Izin Penelitian

74

2 Panduan Wawancara Penelitian

75

3 Quisioner Penelitian

79

4 Tabulasi Identitas Responden

84

5 Alternatif Strategi

87

6 Tabulasi QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix)

96

7 Foto Kegiatan Penelitian

97

8 Peta Kabupaten Wonogiri

99

SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN WONOGIRI

Maria Steffani H0808123 RINGKASAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui produktivitas tenaga kerja sektor pertanian di Kabupaten Wonogiri, merumuskan alternatif strategi dan menentukan prioritas strategi yang dapat diterapkan dalam meningkatkan produktivitas tenga kerja sektor pertanian di Kabupaten Wonogiri.

Metode dasar yang digunakan deskriptif analitis. Lokasi penelitian dipilih secara sengaja (purposive) yaitu di Kabupaten Wonogiri. Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data primer dan data sekunder.

Metode analisis data yang digunakan adalah (1) analisis SWOT untuk mengidentifikasi faktor internal dan eksternal yang menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam peningkatan produktivitas, (2) matrik SWOT untuk merumuskan alternatif strategi peningkatan produktivitas, dan (3) matriks QSP untuk menentukan prioritas strategi peningkatan produktivitas.

Dari hasil penelitian diketahui bahwa (1) Produktivitas tenaga kerja di Kabupaten Wonogiri sebesar 874.747 rupiah/jiwa dalam satu bulannya. (2) Kekuatan dalam peningkatan produktivitas tenaga kerja sektor pertanian adalah petani aktif penyuluhan, pengalaman petani, pertemuan rutin kelompok tani, komoditas bervariasi, kualitas hasil pertanian. Kelemahannya adalah pendidikan tergolong rendah, pengelolaan keuangan usahatani kurang baik, berorientasi non profit, terbatasnya modal, tidak ada harga dasar, penawaran tengkulak rendah. Peluangnya adalah peningkatan pendapatan masyarakat, penyuluhan dan pengawasan rutin penyuluh, program pemerintah, bantuan modal dari pemerintah, perkembangan informasi dan teknologi usahatani. Ancamannya adalah penguasaan pasar, konsumen masih lokal, iklim ekstrim, adanya kebijakan impor hasil pertanian, fluktuasi harga hasil pertanian, harga sarana produksi semakin mahal, ketergantungan penggunaan bahan kimia sintetis. (3) Alternatif strateginya adalah peningkatan permodalan usahatani, pengembangan pemasaran produk hasil pertanian, memanfaatkan penyuluhan dan pelatihan PPL, efisiensi sarana produksi, pemotivasian petani, membuka usaha baru di luar sektor pertanian, penganekaragaman produk olahan hasil pertanian, pertahankan kerjasama antara kelompok tani dengan pihak terkait, penundaan investasi usahatani. (4) Prioritas strategi yang dapat diterapkan dalam meningkatkan produktivitas tenaga kerja sektor pertanian di Kabupaten Wonogiri adalah membuka usaha baru di luar sektor pertanian. Saran yang dapat diberikan adalah: (1) Tenaga kerja sektor pertanian diharapkan mampu meningkatkan kemampuan dan ketrampilan; (2) Pemerintah Kabupaten Wonogiri diharapkan mampu mengayomi petani.

AGRICULTURAL SECTOR IN WONOGIRI REGENCY

Maria Steffani H0808123 SUMMARY

The objectives of this research are to know the labour productivity in agricultural sector in Wonogiri Regency, to formulate strategy alternative and to determine strategy priority which is able to be applied in enhancement of labour productivity in agricultural sector in Wonogiri Regency.

The basic method used in this research is descriptive method. The method to determine research area is done purposively, that is Wonogiri Regency. Kinds of data used in this research are primary data and secondary data.

Data analysis methods used in this research are (1) SWOT analysis to identify internal and external factor which become strengths, weaknesses, opportunities, and threats in enhancement of productivity , (2) SWOT matrix to formulate strategy alternative of enhancement of productivity, and (3) QSP matrix to determine strategy priority of enhancement of productivity.

The result of analysis show that (1) labour productivity in Wonogiri Regency is Rp. 874.747,- per person for one month. (2) the main strength in enhancement of labour productivity in agricultural sector is farmer active to follow counselling, experience of farmer, routine meeting of farmer group, variation of commodity, quality of agricultural produce. While the main weakness is lower of education, financial management of poor farming, non-profit oriented, limited capital, no base price, wholesaler offering is low. The external opportunity is increase people’s income, counselling and observation of extension agent routine, government’s program, government capital support, development of technology and information of farm. While external threat is market control, local customers, extreme climate, the policy of import product, fluctuation of agricultural product’s price, increasingly price product fasilities, dependence on the use of synthetic chemicals. (3) Strategy alternative which is increase in farm capital, development of agricultural product marketing, utilize counseling and training of PPL, efficiency of production facilities, motivating farmers, opening a new business outside the agricultural sector, diversification of processed agricultural products, maintain cooperation between farmer groups with stakeholders, adjournment of farm investment. (4) Priority of strategy which is able to be applied in enhancement of labour productivity in agricultural sector in Wonogiri Regency is opening a new business outside the agricultural sector. Suggestion which can be given are: (1) Agricultural labor is expected to increase abilities and skills; (2) Goverment of Wonogiri Regency expected to protect farmers.

STRATEGI PENINGKATAN PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA SEKTOR PERTANIAN DI KABUPATEN WONOGIRI SKRIPSI

Program Studi Agribisnis

Oleh : Maria Steffani

H 0808123

FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2012

A. Latar Belakang

Pembangunan nasional suatu bangsa yang dititik-beratkan pada bidang ekonomi akan dapat berlangsung dalam jangka panjang dan makin maju, jika dipenuhi sejumlah syarat pokok, diantaranya ada dua hal penting. Pertama, ada sumberdaya manusia yang cukup banyak dan mempunyai kemampuan dan semangat kerja yang cukup besar, yang menggerakkan secara terpadu dan serasi semua kegiatan, guna mengolah dan memanfaatkan sumberdaya lain dalam proses pembangunan. Kedua, ada pasar yang cukup besar untuk menjual barang dan jasa yang dihasilkan dalam pembangunan (Maulana et al, 2005).

Pembangunan ekonomi yang ditempuh oleh negara-negara sedang berkembang bertujuan antara lain tercapainya kemakmuran dan kesejahteraan bagi seluruh masyarakatnya. Untuk mencapai kesejahteraan masyarakat tersebut, masalah utama yang dihadapi oleh setiap negara yang membangun termasuk Indonesia adalah pengangguran, ketimpangan distribusi pendapatan dan kemiskinan (Priyarsono,et al, 2006). Adanya masalah pengangguran, maka perlu suatu pemecahan masalah melalui pembangunan yang ditujukan untuk mencapai pertumbuhan ekonomi dan sosial melalui penciptaan kesempatan kerja dan penggunaan tenaga kerja secara tepat dan memadai. Tepat dalam arti sesuai antara jenis pekerjaan dengan kemampuan tenaga kerja. Sedangkan memadai berarti cukup menyerap tenaga kerja yang ada. Pertumbuhan penduduk harus diimbangi dengan pertumbuhan kesempatan kerja untuk menyerap tenaga kerja sehingga pertumbuhan penduduk tidak menjadi kendala dalam perkembangan ekonomi.

Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang membutuhkan banyak tenaga kerja. Sektor pertanian berperan penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Paling tidak, ada lima peran penting yaitu: berperan secara langsung dalam menyediakan kebutuhan pangan masyarakat, berperan dalam pembentukan Pendapatan Domestik Bruto (PDB), menyerap tenaga kerja di Sektor pertanian merupakan salah satu sektor yang membutuhkan banyak tenaga kerja. Sektor pertanian berperan penting dalam pembangunan ekonomi nasional. Paling tidak, ada lima peran penting yaitu: berperan secara langsung dalam menyediakan kebutuhan pangan masyarakat, berperan dalam pembentukan Pendapatan Domestik Bruto (PDB), menyerap tenaga kerja di

Makna produktivitas secara filosofi adalah perubahan sikap mental yang selalu memegang prinsip bahwa mutu kehidupan harus lebih baik dari sebelumnya. Oleh karena itu, peningkatan pengetahuan dan ketrampilan tenaga kerja tidak akan ada gunanya tanpa diikuti sikap dan perilaku yang baik dan disiplin. Produktivitas juga dapat diartikan sebagai rasio dari apa yang dihasilkan (output) terhadap seluruh apa yang digunakan (input) untuk memperoleh hasil tersebut. Dalam hal ini, produktivitas menyangkut dua substansi, yakni daya guna (efisiensi) dan hasil guna (efektivitas) (Umar,2001).

Peningkatan produktivitas adalah kata kunci untuk dapat mengejar ketertinggalan dari negara lain misal dari segi teknologi sehingga mampu bersaing bukan hanya di kawasan regional dan nasional, tapi juga secara global. Dalam menghadapi persaingan global, sumber daya manusia dituntut untuk memiliki keunggulan komparatif untuk menciptakan nilai tambah suatu produk sehingga kesempatan kerja dan berusaha semakin terbuka.

Kabupaten Wonogiri merupakan salah satu dari 35 kabupaten/kota yang ada di Provinsi Jawa Tengah. Sektor perekonomian di Kabupaten Wonogiri salah satunya ditunjang oleh sektor pertanian. Keadaan alam di Kabupaten Wonogiri sebagian besar terdiri dari pegunungan yang berbatu gamping terutama di bagian Selatan, termasuk jajaran Pegunungan Seribu yang merupakan mata air dari Bengawan Solo. Kondisi alam di Kabupaten Wonogiri kurang mendukung untuk bidang pertanian karena lahannya yang berbatu dan termasuk kering sehingga memerlukan perlakuan intensif untuk pengelolaan bidang pertanian. Sektor pertanian Kabupaten Wonogiri masih tetap Kabupaten Wonogiri merupakan salah satu dari 35 kabupaten/kota yang ada di Provinsi Jawa Tengah. Sektor perekonomian di Kabupaten Wonogiri salah satunya ditunjang oleh sektor pertanian. Keadaan alam di Kabupaten Wonogiri sebagian besar terdiri dari pegunungan yang berbatu gamping terutama di bagian Selatan, termasuk jajaran Pegunungan Seribu yang merupakan mata air dari Bengawan Solo. Kondisi alam di Kabupaten Wonogiri kurang mendukung untuk bidang pertanian karena lahannya yang berbatu dan termasuk kering sehingga memerlukan perlakuan intensif untuk pengelolaan bidang pertanian. Sektor pertanian Kabupaten Wonogiri masih tetap

Berdasarkan data Produk Domestik Regional Bruto Tahun 2009-2010, sektor pertanian memberikan kontribusi terbesar dalam Produk Domestik Regional Bruto yaitu 50,45% (2009) dan 50,64% (2010). Sektor pertanian juga mengalami peningkatan dari tahun 2009 ke tahun 2010 walaupun tidak begitu tinggi. Peningkatan kontribusi sektor pertanian terhadap PDRB menunjukkan bahwa sektor pertanian merupakan sektor yang masih bisa dikembangkan di Kabupaten Wonogiri.

Kabupaten Wonogiri merupakan salah satu Kabupaten/Kota di Jawa Tengah yang mempunyai banyak tenaga kerja yang melakukan mobilitas (boro) ke luar daerah. Sehingga tenaga kerja di Kabupaten Wonogiri berkurang khususnya untuk tenaga kerja di bidang pertanian.

Kabupaten Wonogiri mempunyai luas wilayah sebesar 182236,02 hektar dengan prosentase luas tanah sawah sebesar 17,52% dan luas tanah kering sebesar 82,48% (BPS Kabupaten Wonogiri, 2010). Lahan kering dipakai untuk tegal/kebun sebesar 36,36% atau sebesar 66.264 Ha, bangunan/pekarangan sebesar 13,45% atau sebesar 24.513 Ha, Hutan Negara sebesar 9,56% atau sebesar 17.411 Ha, Hutan Rakyat 7,28% atau sebesar 13.270 Ha dan lain-lain sebesar 15,83% atau sebesar 28.853 Ha.

B. Perumusan masalah

Potensi wilayah dan tenaga kerja di Kabupaten Wonogiri menunjukkan bahwa sektor pertanian mampu memberikan kontribusi terbesar terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Wonogiri. Menurut data PDRB, pada tahun 2010, sektor pertanian (50,64%) memberikan kontribusi terhadap PDRB Kabupaten Wonogiri di urutan pertama. Kontribusi yang besar terhadap perekonomian belum tentu memiliki tenaga kerja yang memiliki produktivitas yang tinggi. Melihat dari keadaan alam Kabupaten Wonogiri yang kering dibutuhkan produktivitas tenaga kerja pertanian yang tinggi untuk Potensi wilayah dan tenaga kerja di Kabupaten Wonogiri menunjukkan bahwa sektor pertanian mampu memberikan kontribusi terbesar terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kabupaten Wonogiri. Menurut data PDRB, pada tahun 2010, sektor pertanian (50,64%) memberikan kontribusi terhadap PDRB Kabupaten Wonogiri di urutan pertama. Kontribusi yang besar terhadap perekonomian belum tentu memiliki tenaga kerja yang memiliki produktivitas yang tinggi. Melihat dari keadaan alam Kabupaten Wonogiri yang kering dibutuhkan produktivitas tenaga kerja pertanian yang tinggi untuk

Berdasarkan hal tersebut, maka perlu diketahui tentang strategi apa saja yang diterapkan dalam meningkatkan produktivitas tenaga kerja sektor pertanian sehingga sektor pertanian dapat dikembangkan. Hal ini supaya kedepannya sektor pertanian Kabupaten Wonogiri dapat memberikan kontribusi yang lebih bagi perekonomian wilayah Kabupaten Wonogiri. Dengan mengetahui strategi peningkatan produktivitas tenaga kerja sektor pertanian diharapkan sektor pertanian nantinya dapat memberikan kontribusi yang lebih besar bagi perekonomian wilayah. Untuk mengetahui bagaimana merumuskan strategi untuk peningkatan produktivitas tenaga kerja sektor pertanian di Kabupaten Wonogiri dengan menggunakan analisis SWOT. Dengan demikian diharapkan dapat dirumuskan strategi-strategi yang dapat dilakukan untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja sektor pertanian di Kabupaten Wonogiri.

Dari uraian di atas, dapat dirumuskan beberapa permasalahan dalam penelitian ini, antara lain :

1. Berapa besarnya produktivitas tenaga kerja sektor pertanian di Kabupaten Wonogiri?

2. Apa saja faktor internal dan eksternal yang dapat menjadi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman untuk meningkatkan produktivitas 2. Apa saja faktor internal dan eksternal yang dapat menjadi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman untuk meningkatkan produktivitas

4. Prioritas strategi apa yang dapat diterapkan dalam meningkatkan produktivitas tenaga kerja sektor pertanian di Kabupaten Wonogiri?

C. Tujuan Penelitian

1. Mengetahui besarnya produktivitas tenaga kerja sektor pertanian di Kabupaten Wonogiri.

2. Mengkaji faktor internal dan eksternal yang dapat menjadi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman untuk meningkatkan produktivitas tenaga kerja sektor pertanian di Kabupaten Wonogiri.

3. Mengetahui alternatif strategi yang dapat diterapkan dalam meningkatkan produktivitas tenaga kerja di Kabupaten Wonogiri.

4. Mengetahui prioritas strategi yang dapat diterapkan dalam meningkatkan produktivitas tenaga kerja sektor pertanian di Kabupaten Wonogiri.

D. Kegunaan Penelitian

1. Bagi penulis, guna menambah wawasan berkaitan dengan strategi peningkatan produktivitas tenaga kerja pertanian di Kabupaten Wonogiri, serta merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pertanian dari Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bagi pemerintah daerah Kabupaten Wonogiri, sebagai sumbangan pemikiran dan bahan pertimbangan pengambilan kebijakan pembangunan daerah, khususnya peningkatan produktivitas tenaga kerja pertanian di Kabupaten Wonogiri.

3. Bagi pembaca, sebagai bahan informasi dan referensi dalam penelitian selanjutnya yang berhubungan dengan peningkatan produktivitas tenaga kerja pertanian.

A. Tinjauan Pustaka

1. Teori Dasar

a. Manajemen Sumber Daya Manusia Menurut Handoko (2001) Manajemen Sumber Daya Manusia adalah penarikan, seleksi, pengembangan, pemeliharaan, dan penggunaan sumber daya manusia untuk mencapai baik tujuan-tujuan individu maupun organisasi.

Menurut Handoko (2001) Perencanaan sumber daya manusia memungkinkan organisasi untuk:

1) Memperbaiki penggunaan sumber daya manusia

2) Memadukan kegiatan-kegiatan personalia dan tujuan-tujuan organisasi di waktu yang akan datang secara efisien

3) Melakukan pengadaan karyawan-karyawan baru secara ekonomis

4) Mengembangkan informasi dasar manajemen personalia untuk membantu kegiatan-kegiatan personalia dan unit-unit organisasi lainnya

5) Membantu program penarikan dari pasar tenaga kerja secara sukses

6) Mengkoordinasikan program-program manajemen personalia yang berbeda-beda.

Menurut Tohardi (2002) Permasalahan yang disoroti dalam Manajemen Sumber Daya Manusia dapat dikelompokkan menjadi dua yaitu kuantitas dan kualitas. Kuantitas SDM menyangkut jumlah SDM dalam kontribusinya terhadap organisasi. Sedangkan kualitas SDM terbagi menjadi dua, yaitu kualitas fisik meliputi kesehatan dan gizi dan kualitas non fisik seperti kecerdasan, mental, kemampuan dalam kinerja dan lain-lain.

b. Manajemen Strategi Menurut David (2004) Manajemen strategis adalah seni dan ilmu b. Manajemen Strategi Menurut David (2004) Manajemen strategis adalah seni dan ilmu

Gambar 1. Skema Model Proses Manajemen Penyusunan Strategi yang Komprehensif

2. Teori Pendukung

a. Analisis Situasi/SWOT Menurut Rangkuti (2001) Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi perusahaan. Analisis ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan (Strengths) dan peluang (Opportunities), namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan (Weaknesses) dan ancaman (Threats). Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian

Melakukan

Audit Eksternal

Membuat Pernyataan Visi dan Misi

Menetapka

n Tujuan

Jangka Panjang

Membuat, Mengevaluasi

dan memilih

strategi

Melaksana

-kan Strategi,

isu-isu

Melaksanakan strategi, isu- isu Pemasaran, Keuangan, Akuntansi,

Litbang, SIM

Menguku r dan mengeva -luasi Kinerja

Melakukan

Audit Internal

Perumusan Strategi

Pelaksanaan Strategi

Evaluasi Strategi Evaluasi Strategi

Menurut Wahyudi (1996) Analisis SWOT digunakan untuk mengetahui kinerja perusahaan atau reaksi perusahaan terhadap faktor internal dan eksternal serta mendapatkan alternatif strategi pemasaran. Tidak ada cara terbaik untuk melakukan analisis SWOT. Yang paling utama adalah membawa berbagai macam pandangan/perspektif bersama- sama sehingga akan terlihat keterkaitan baru dan implikasi dari hubungan tersebut. Jika analisis bersifat menyeluruh maka menentukan tujuan, sasaran dan strategi akan mudah untuk dilakukan. Banyak strategi yang dapat dihasilkan dan dikembangkan dari hasil analisis SWOT karena para perencana dibekali dengan kerangka kerja yag luas dan lebih terstruktur.

Menurut Hunger dan Wheelen (2001) Analisis situasi merupakan awal proses perumusan strategi. Selain itu, analisis situasi mengharuskan para manajer strategis untuk menemukan kesesuaian strategis antara peluang-peluang eksternal dan kekuatan-kekuatan internal, disamping memperhatikan ancaman-ancaman eksternal dan kelemahan-kelemahan internal. Mengingat bahwa SWOT adalah akronim untuk Strengths, Weaknesses, Opportunities , dan Threats dari organisasi, yang semuanya merupakan faktor-faktor strategis. Jadi, analisis SWOT harus mengidentifikasi kompetensi langka (distinctive competence) perusahaan yaitu keahlian tertentu dan sumber-sumber yang dimiliki oleh sebuah perusahaan dan cara unggul yang mereka gunakan.

b. Matrik SWOT Menurut Tripomo (2005) Analisis dengan matrik SWOT (Strengths – Weaknesses – Opportunities – Threats), bertujuan untuk mengidentifikasikan alternatif-alternatif strategi yang secara intuitif dirasakan feasible dan sesuai untuk dilaksanakan.

Menurut Rangkuti (2001) Matrik SWOT adalah alat yang dipakai Menurut Rangkuti (2001) Matrik SWOT adalah alat yang dipakai

c. QSPM (Quantitative Strategic Planning Matrix) Menurut Umar (2001) QSPM adalah alat yang direkomendasikan bagi para ahli strategi untuk melakukan evaluasi pilihan strategi alternatif secara objektif, berdasarkan key success factors internal – eksternal yang telah diidentifikasikan sebelumnya. Tujuan QSPM adalah untuk menetapkan kemenarikan relatif (relative attractiveness) dari strategi- strategi yang bervariasi yang telah dipilih, untuk menentukan strategi mana yang dianggap paling baik untuk diimplementasikan.

Menurut David (2004) Matriks QSP digunakan untuk mengevaluasi dan memilih strategi terbaik yang paling cocok dengan lingkungan eksternal dan internal. Alternatif strategi yang memiliki nilai total terbesar pada matriks QSP merupakan strategi yang paling baik.

3. Tinjauan Empiris

a. Tenaga Kerja Pertanian Menurut Elfindri (2004) Tenaga kerja merupakan salah satu faktor produksi yang sangat penting di samping sumber alam, model, dan teknologi. Ditinjau dari segi umum pengertian tenaga kerja menyangkut manusia yang mampu bekerja untuk menghasilkan barang dan jasa dan mempunyai nilai ekonomi yang dapat berguna bagi kebutuhan masyarakat, secara fisik kemampuan bekerja diukur dengan usia.

Menurut Setiawan (2006) Sumber daya manusia adalah tenaga Menurut Setiawan (2006) Sumber daya manusia adalah tenaga

Menurut Sitohang (2007) Tenaga kerja dalam pertanian di Indonesia harus dibedakan ke dalam persoalan tenaga kerja dalam usaha tani kecil-kecilan (usahatani pertanian rakyat) dan persoalan tenaga kerja dalam perusahaan pertanian yang besar-besar yaitu perkebunan, kehutanan, peternakan, dan sebagainya. Pembedaan ini penting karena apa yang dikenal sebagai tenaga kerja dalam usahatani tidaklah sama pengertiannya secara ekonomis dengan pengertian tenaga kerja dalam perusahaan-perusahaan dalam perkebunan.

Menurut Firman (2007) Terkait dengan penyediaan lapangan kerja, sampai saat ini sektor pertanian masih merupakan sektor yang menyerap tenaga kerja yang cukup besar, yaitu kurang lebih 40% tenaga kerja bisa terserap di sektor ini. Hal ini membuktikan bahwa Indonesia masih tergolong sebagai negara agraris yang menjadikan sektor pertanian sebagai basis pekerjaan sebagian besar penduduk Indonesia.

b. Produktivitas Tenaga Kerja Menurut Brookfield (1996) Sebagai definisi umum, produktivitas adalah hubungan antara barang dan jasa yang dihasilkan dan sumber- sumber masukan (input) yang digunakan, biasanya dinyatakan sebagai rasio besarnya keluaran (output) terhadap masukan. Rasio produktivitas total memperhitungkan seluruh masukan dan keluaran, tetapi sampai saat ini sangat sedikit organisasi yang telah menerapkan pengukuran seperti itu. Kerumitan menilai dan membuat daftar petunjuk angka-angka dari keluaran dan masukan serta mempertahankan validitas statistik di antara organisasi-organisasi sampai waktu tertentu telah mengakibatkan digunakannya pengukuran produktivitas secara parsial.

Menurut Atmosoeprapto (2000) Pengertian produktivitas Menurut Atmosoeprapto (2000) Pengertian produktivitas

Rumus dasar bagi pengukuran produktivitas adalah keluaran dibagi masukan. Rumus ini banyak digunakan dalam pengukuran physical labor productivity . Ravianto (1985) menuliskan rumus yang sering digunakan dalam pengukuran physical labor productivity sebagai berikut :

Menurut Sinungan (1987) Pengukuran produktivitas dapat dilakukan melalui dua metode. Metode pertama adalah metode pengukuran produktivitas secara kuantitatif, misalnya ukuran, panjang, banyaknya unit, berat, waktu, dan banyaknya tenaga kerja. Produktivitas yang diukur dengan menggunakan metode ini dinamakan produktivitas fisik (Physical Productivity). Metode kedua yaitu metode pengukuran produktivitas dengan menggunakan nilai yang dinyatakan dalam mata uang dan dinamakan produktivitas nilai (Value Productivity).

Menurut Ravianto (1985) Produktivitas tenaga kerja dipengaruhi oleh berbagai faktor baik yang berhubungan dengan tenaga kerja itu sendiri maupun faktor-faktor lainnya, seperti: pendidikan, ketrampilan, disiplin, sikap dan etika kerja, motivasi, gizi dan kesehatan, tingkat penghasilan, jaminan sosial, lingkungan dan iklim kerja, hubungan industrial, teknologi, sarana produksi, manajemen, kesempatan kerja dan kesempatan berprestasi.

Menurut Simanjuntak (1985) Peningkatan produktivitas kerja dilakukan melalui beberapa cara : (1) peningkatan pendidikan dan Menurut Simanjuntak (1985) Peningkatan produktivitas kerja dilakukan melalui beberapa cara : (1) peningkatan pendidikan dan

Menurut Tohardi (2002) Banyak cara untuk meningkatkan produktivitas di antaranya :

1) Dengan meningkatkan keluaran dan mempertahankan masukan

2) Meningkatkan keluaran dengan proporsi yang lebih besar daripada pertambahan masukan

3) Meningkatkan keluaran dan menurunkan masukan

4) Mempertahankan keluaran dan menurunkan masukan

5) Menurunkan keluaran dan menurunkan masukan dengan proporsionalitas yang lebih besar.

Menurut Murniningtyas (2006) Rendahnya produktivitas tenaga kerja di sektor pertanian dipengaruhi oleh berbagai faktor. Dari sisi tenaga kerja, dipengaruhi oleh rendahnya tingkat pendidikan dan kualitas manajemen usahatani. Rendahnya tingkat inovasi dan penerapan teknologi telah mengakibatkan produktivitas lahan sangat terbatas peningkatannya atau bahkan cenderung turun pada beberapa komoditas. Kurangnya dukungan terhadap pemberdayaan petani dirasakan turut mempengaruhi tingkat produktivitas petani.

4. Penelitian Terdahulu Penelitian Supriyati et al., (2001) yang berjudul Dinamika Ketenagakerjaan dan Penyerapan Tenaga Kerja di Pedesaan Jawa (Kasus di Propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur) , beberapa kebijakan publik yang dapat mendorong peningkatan produktivitas dan tingkat upah antara lain : (1) Pembangunan prasarana jalan dan sarana transportasi yang akan meningkatkan keterkaitan desa (pertanian) - kota (tujuan pasar), 4. Penelitian Terdahulu Penelitian Supriyati et al., (2001) yang berjudul Dinamika Ketenagakerjaan dan Penyerapan Tenaga Kerja di Pedesaan Jawa (Kasus di Propinsi Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur) , beberapa kebijakan publik yang dapat mendorong peningkatan produktivitas dan tingkat upah antara lain : (1) Pembangunan prasarana jalan dan sarana transportasi yang akan meningkatkan keterkaitan desa (pertanian) - kota (tujuan pasar),

Penelitian Supriyati (2010) yang berjudul Dinamika Ekonomi Ketenagakerjaan Pertanian : Permasalahan dan Kebijakan Strategis Pengembangan , menyimpulkan beberapa strategi kebijakan dalam memecahkan permasalahan pokok ketenagakerjaan antara lain adalah : (1) Memperkuat politik pertanian baik melalui jalur birokrasi, legislatif, pelaku usaha (asosiasi-asosiasi agribisnis), maupun organisasi-organisasi petani (HKTI); (2) Mempercepat proses transformasi melalui transisi pengembangan agroindustri berbasis komoditas unggulan di perdesaan; (3) Meningkatkan pendidikan formal dan nonformal, yang berfungsi memberi pencerahan kepada angkatan kerja sehingga menumbuhkan keberdayaan melalui peningkatan kapasitas dan kompetensi SDM; dan (4) Merubah pandangan generasi muda tentang stigma pertanian terbelakang melalui pembentukan karakter pemuda yang tangguh dan cinta pertanian melalui berbagai sistem insentif, mendorong masuknya investasi, pembangunan infrastruktur pertanian di perdesaan, meningkatkan inovasi teknologi, pengembangan industri perdesaan berbasis komoditas unggulan, dan penguatan kelembagaan agribisnis.

B. Kerangka Teori Pendekatan Masalah/Kerangka Berpikir

Pembangunan daerah yang dilakukan di Kabupaten Wonogiri (baik pembangunan ekonomi maupun pembangunan non ekonomi) bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk dapat membangun daerah dengan baik, maka pemerintah daerah perlu mengetahui sektor-sektor apa saja yang menjadi prioritas di daerah tersebut untuk dapat dikembangkan. Dalam pembangunan ekonomi di Kabupaten Wonogiri terdiri dari pembangunan sektor pertanian dan non pertanian dimana masing-masing pembangunan Pembangunan daerah yang dilakukan di Kabupaten Wonogiri (baik pembangunan ekonomi maupun pembangunan non ekonomi) bertujuan untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Untuk dapat membangun daerah dengan baik, maka pemerintah daerah perlu mengetahui sektor-sektor apa saja yang menjadi prioritas di daerah tersebut untuk dapat dikembangkan. Dalam pembangunan ekonomi di Kabupaten Wonogiri terdiri dari pembangunan sektor pertanian dan non pertanian dimana masing-masing pembangunan

Untuk mengetahui strategi dalam peningkatan produktivitas tenaga kerja perlu menentukan faktor internal dan faktor eksternal yang mempengaruhi. Setelah melakukan analisis terhadap faktor internal dan faktor eksternal maka dilakukan analisis kembali untuk memperoleh beberapa alternatif strategi. Alat analisis yang digunakan adalah SWOT. Beberapa alternatif strategi yang sebelumnya sudah dihasilkan dengan analisis SWOT, maka dengan melakukan analisis lanjutan dapat diperoleh strategi peningkatan terbaik dengan menggunakan analisis Quantitative Strategic Planning Matrix (QSPM).

Gambar 2. Kerangka Pemikiran Strategi Peningkatan Produktivitas Tenaga Kerja

Sektor Pertanian di Kabupaten Wonogiri.

Analisis Lingkungan

Strategi

Program dan Kegiatan

Faktor Internal dipengaruhi oleh :

1. SDM

2. Organisasi

3. Kondisi Keuangan

4. Produksi

5. Pemasaran

Lingkungan Luar Usahatani :

Faktor Eksternal

Lingkungan Internasional:

1. Kebijakan Pemerintah

2. Kondisi Ekonomi

3. Aspek Sosial Budaya

4. Aspek Teknologi

1. Tenaga kerja yang dimaksud adalah petani tanaman bahan makanan, petani kehutanan, petani perkebunan, petani perikanan dan peternak di Kabupaten Wonogiri.

2. Alat analisis yang digunakan untuk menentukan alternatif strategi dalam peningkatan produktivitas tenaga kerja pertanian adalah SWOT dan QSPM. Keunggulan dari alat-alat tersebut adalah dapat menentukan alternatif strategi serta merumuskan prioritas strategi yang dapat diterapkan berdasarkan key success factor internal dan eksternal.

D. Definisi Operasional dan Pengukuran Variabel

1. Lingkungan Internal adalah faktor-faktor dari dalam tenaga kerja sektor pertanian yang dapat mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan produktivitas tenaga kerja sektor pertanian.

a. Sumber Daya Manusia atau SDM adalah potensi yang terkandung dalam diri manusia untuk mewujudkan perannya sebagai makhluk sosial yang adaptif dan transformatif yang mampu mengelola dirinya sendiri serta seluruh potensi yang terkandung di alam menuju tercapainya kesejahteraan kehidupan dalam tatanan yang seimbang dan berkelanjutan.

b. Organisasi adalah suatu kelompok orang dalam suatu wadah untuk tujuan bersama.

c. Kondisi Keuangan adalah keadaan dimana seseorang hanya memiliki cukup uang untuk menutup pengeluaran bulanan minimum untuk 2-24 bulan.

d. Produksi adalah suatu kegiatan yang dikerjakan untuk menambah nilai guna suatu benda atau menciptakan benda baru sehingga lebih bermanfaat dalam memenuhi kebutuhan.

e. Pemasaran adalah salah satu kegiatan dalam perekonomian yang membantu dalam menciptakan nilai ekonomi.

pertanian yang dapat mengidentifikasi peluang dan ancaman produktivitas tenaga kerja sektor pertanian.

a. Lingkungan Luar Usahatani meliputi pesaing, pemasok dan pelanggan.

b. Lingkungan Internasional

1) Kebijakan Pemerintah adalah kebijakan-kebijakan yang dibuat oleh pemerintah sebagai pembuat kebijakan untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu di masyarakat.

2) Kondisi Ekonomi adalah keadaan keuangan suatu organisasi perusahaan.

3) Aspek Sosial Budaya adalah suatu cara hidup yang berkembang dan dimiliki bersama oleh sebuah kelompok orang dan diwariskan dari generasi ke generasi.

4) Aspek Teknologi adalah keseluruhan sarana untuk menyediakan barang-barang yg diperlukan bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.

3. Strategi adalah suatu tindakan yang dilakukan sebagai respon terhadap kekuatan dan kelemahan dari faktor internal serta peluang dan ancaman dari faktor eksternal yang dapat mempengaruhi peningkatan produktivitas tenaga kerja sektor pertanian.

A. Metode Dasar Penelitian

Metode dasar yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif analitis. Metode deskriptif analitis yaitu suatu penelitian yang bertujuan untuk membuat gambaran (deskripsi) tentang suatu fenomena sosial kemudian dicari saling hubungannya. Teknik penelitian yang digunakan adalah penelitian survey, yaitu metode pengumpulan data primer dengan memperolehnya secara langsung dari sumber lapangan penelitian. Pengumpulan data dengan menggunakan alat bantu kuisioner dan wawancara.

B. Lokasi Penelitian

Pemilihan lokasi penelitian dilakukan secara sengaja atau purposive. Penelitian ini dilakukan di Kabupaten Wonogiri dengan pertimbangan bahwa pertanian masih menjadi penyumbang PDRB terbesar namun tingkat boro juga tinggi. Oleh karena itu, besar tidaknya produktivitas tenaga kerja pertanian di Kabupaten Wonogiri belum diketahui. Peningkatan produktivitas tenaga kerja pertanian di Kabupaten Wonogiri cocok untuk dilakukan karena lahan pertanian berpotensi untuk diolah dan dikembangkan. Berdasarkan pertimbangan tersebut maka Kabupaten Wonogiri menarik untuk dipilih sebagai lokasi penelitian.

C. Teknik Penentuan Sampel

1. Penentuan Faktor-Faktor Kunci Strategis Penelitian kualitatif bertolak dari asumsi tentang realitas atau fenomena sosial yang bersifat unik dan kompleks. Didalamnya terdapat regularitas atau pola tertentu, namun penuh dengan variasi atau keragaman. Data atau informasi harus ditelusuri seluas-luasnya dan sedalam mungkin sesuai dengan variasi yang ada. Maka, dalam prosedur sampling yang terpenting adalah bagaimana menentukan informan kunci (key informan) yang sarat informasi sesuai dengan fokus penelitian. Untuk memilih informan kunci lebih tepat dilakukan secara sengaja (purposive sampling).

lama dan intensif menyatu dengan kegiatan yang menjadi informasi, menghayati secara sungguh-sungguh lingkungan atau kegiatan yang bersangkutan, serta masih terlibat secara penuh/aktif pada kegiatan yang menjadi perhatian peneliti. Dengan wawancara secara mendalam (indepth interview ) kepada informan kunci diperoleh informasi mengenai faktor- faktor internal dan eksternal yang dapat diidentifikasikan menjadi kekuatan, kelemahan, peluang dan ancaman dalam meningkatkan produktivitas tenaga kerja sektor pertanian di Kabupaten Wonogiri.

2. Penentuan Bobot dan Nilai Daya Tarik dalam Matriks QSP

Penentuan bobot dan AS dilakukan dengan terlebih dahulu menyusun kuisioner yang berisi faktor-faktor internal (kekuatan dan kelemahan) dan ekternal (peluang dan ancaman) serta alternatif strategi yang akan dipertimbangkan untuk menjadi prioritas strategi dalam meningkatkan produktivitas tenaga kerja sektor pertanian di Kabupaten Wonogiri. Pengambilan responden dilakukan secara purposive sampling (sengaja) yaitu orang-orang yang telah cukup lama dan masih terlibat secara penuh/aktif pada kegiatan yang menjadi perhatian peneliti. Responden tersebut dapat membantu menjawab pertanyaan-pertanyaan yang diajukan oleh peneliti dalam penelitian yang sedang dilakukan. Responden yang digunakan dalam penentuan bobot dan AS sebanyak 5 responden. Responden tersebut adalah Kepala Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura Kabupaten Wonogiri, Kepala Dinas Kehutanan dan Perkebunan Kabupaten Wonogiri serta Kepala Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan Kabupaten Wonogiri.

D. Jenis dan Sumber Data

Jenis dan sumber data yang digunakan adalah sebagai berikut :

1. Data Primer Data primer adalah data yang langsung dan segera diperoleh dari sumber data oleh penyidik untuk tujuan khusus (penyelidikan). Data primer 1. Data Primer Data primer adalah data yang langsung dan segera diperoleh dari sumber data oleh penyidik untuk tujuan khusus (penyelidikan). Data primer

2. Data Sekunder Data Sekunder adalah data yang telah lebih dahulu dikumpulkan dan dilaporkan oleh orang di luar diri penyelidik sendiri. Data dicatat secara sistematis dan dikutip secara langsung dari instansi pemerintah atau lembaga-lembaga yang terkait dengan penelitian ini. Data sekunder diperoleh dari Badan Pusat Statistik (BPS), Dinas Pertanian, Tanaman Pangan dan Hortikultura, Dinas Kehutanan dan Perkebunan, Dinas Peternakan, Perikanan dan Kelautan, serta lembaga-lembaga lain yang terkait di dalamnya.

Secara lebih detail jenis data yang dibutuhkan baik data pokok maupun data pendukung dalam penelitian ini dapat dijabarkan beserta kategori jenis data dan sumber perolehan data yang meliputi, antara lain:

Data

Jenis data

Sumber data

Data pokok 1. Identitas responden 2. Faktor Internal

a. SDM b. Organisasi c. Kondisi Keuangan d. Produksi e. Pemasaran

3. Faktor Eksternal a. Lingkungan Perusahaan

1) Pesaing 2) Pemasok 3) Pelanggan

b. Lingkungan Internasional

1) Kebijakan Pemerintah 2) Kondisi ekonomi 3) Aspek Sosial Budaya 4) Aspek Teknologi

Data pendukung

1. Kondisi Umum Wilayah 2. PDRB 3. Jumlah Tenaga Kerja

Responden Responden Responden Responden Responden

Responden Responden Responden

Responden Responden Responden Responden

BPS BPS BPS

Keterangan : Pr = Primer

Kn = Kuantitatif

Sk = Sekunder

Kl = Kualitatif

E. Teknik Pengumpulan Data

1. Observasi Pengamatan (observasi) adalah metode pengumpulan data dimana peneliti mencatat informasi sebagaimana yang mereka saksikan selama penelitian. Teknik ini dilakukan dengan mengadakan pengamatan langsung terhadap obyek yang diteliti, sehingga didapatkan gambaran yang jelas mengenai kondisi obyek yang diteliti.

2. Wawancara Wawancara atau interview adalah suatu bentuk komunikasi verbal semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi. Teknik wawancara yang digunakan untuk mengumpulkan data primer dengan melakukan wawancara secara langsung kepada responden berdasarkan panduan wawancara dan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Terdapat dua jenis teknik wawancara, yaitu: wawancara 2. Wawancara Wawancara atau interview adalah suatu bentuk komunikasi verbal semacam percakapan yang bertujuan memperoleh informasi. Teknik wawancara yang digunakan untuk mengumpulkan data primer dengan melakukan wawancara secara langsung kepada responden berdasarkan panduan wawancara dan daftar pertanyaan yang telah dipersiapkan sebelumnya. Terdapat dua jenis teknik wawancara, yaitu: wawancara

3. Pencatatan Teknik ini digunakan untuk mengumpulkan data dengan melakukan pencatatan data primer (hasil wawancara) dan data sekunder dari instansi atau lembaga yang berkaitan dengan penelitian peningkatan produktivitas tenaga kerja pertanian.

F. Metode Analisis Data

1. Analisis Faktor Internal dan Eksternal Analisis faktor internal bertujuan untuk mengidentifikasi faktor- faktor internal kunci yang menjadi kekuatan dan kelemahan di dalam peningkatan produktivitas tenaga kerja sektor pertanian. Sedangkan analisis faktor eksternal bertujuan untuk mengidentifikasi faktor-faktor eksternal kunci yang menjadi peluang dan ancaman bagi peningkatan produktivitas tenaga kerja sektor pertanian.

Untuk mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan dari faktor internal serta peluang dan ancaman dari faktor eksternal dalam peningkatan produktivitas tenaga kerja sector pertanian di Kabupaten Wonogiri digunakan analisis SWOT. Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis untuk merumuskan strategi peningkatan produktivitas tenaga kerja sektor pertanian.

2. Alternatif Strategi Untuk merumuskan alternatif strategi peningkatan produktivitas tenaga kerja sektor pertanian di Kabupaten Wonogiri digunakan analisis Matriks SWOT. Matriks SWOT dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman dari faktor eksternal yang dihadapi dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Analisis SWOT digambarkan ke dalam matriks SWOT dengan 4 kemungkinan alternatif strategi, yaitu strategi kekuatan – peluang (S-O), strategi kelemahan – 2. Alternatif Strategi Untuk merumuskan alternatif strategi peningkatan produktivitas tenaga kerja sektor pertanian di Kabupaten Wonogiri digunakan analisis Matriks SWOT. Matriks SWOT dapat menggambarkan secara jelas bagaimana peluang dan ancaman dari faktor eksternal yang dihadapi dapat disesuaikan dengan kekuatan dan kelemahan yang dimiliki. Analisis SWOT digambarkan ke dalam matriks SWOT dengan 4 kemungkinan alternatif strategi, yaitu strategi kekuatan – peluang (S-O), strategi kelemahan –

Internal

Eksternal

Strenght (S) Tentukan 5-10 faktor- faktor kekuatan internal

Weakness (W) Tentukan 5-10 faktor- faktor kelemahan internal

Opportunities (O) Tentukan 5-10 faktor- faktor peluang

eksternal

Strategi S-O Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan

untuk memanfaatkan

peluang

Strategi W-O Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan untuk memanfaatkan peluang

Threats (T) Tentukan 5-10 faktor- faktor ancaman

eksternal

Strategi S-T Ciptakan strategi yang menggunakan kekuatan

untuk mengatasi

ancaman

Strategi W-T Ciptakan strategi yang meminimalkan kelemahan dan

menghindari ancaman Sumber : Rangkuti, 2001

Delapan tahapan dalam penentuan alternatif strategi yang dibangun melalui matriks SWOT adalah sebagai berikut :

a. Menuliskan peluang faktor eksternal kunci dalam tenaga kerja sektor pertanian.

b. Menuliskan ancaman faktor eksternal kunci dalam tenaga kerja sektor pertanian.

c. Menuliskan kekuatan faktor internal kunci dalam tenaga kerja sektor pertanian.

d. Menuliskan kelemahan faktor internal kunci dalam tenaga kerja sektor pertanian.

e. Mencocokkan kekuataan faktor internal dengan peluang faktor eksternal dan mencatat Strategi S-O dalam sel yang sudah ditentukan.

f. Mencocokkan kelemahan faktor internal dengan peluang faktor eksternal dan mencatat Strategi W-O dalam sel yang sudah ditentukan.

g. Mencocokkan kekuatan faktor internal dengan ancaman faktor eksternal dan mencatat Strategi S-T dalam sel yang sudah ditentukan.

eksternal dan mencatat Strategi W-T dalam sel yang sudah ditentukan.