METODE PENELITIAN Dr. Endang S. Rini, M.Si 5. Drs. Syahyunan, M.Si

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Tempat dan Waktu Penelitian Penelitian akan di lakukan di Pemandian air panas Berastagi yang beralamat di Desa Rajaberneh Berastagi. Penelitian akan dimulai pada bulan Februari 2010 sampai Mei 2011. 3.2. Metode Penelitian Berdasarkan jenis masalah yang diteliti, teknik dan alat yang digunakan maka pendekatan yang digunakan pada penelitian ini adalah deskrptif kuantitatif. Hussey dan Hussey dalam Hermawan 2003 menyatakan bahwa penelitian deskriptif kuantitatif merupakan penelitian yang memaparkan karakteristik dari beberapa variabel dalam suatu fenomena yang bersifat obyektif, mencakup pengumpulan dan analisis data kuantitatif serta menggunakan metode pengujian statistik. Bila melakukan penelitian yang terinci tentang seseorang atau sesuatu unit selama kurun waktu tertentu, maka hal tersebut dinamakan studi kasus. Jika bermaksud mengumpulkan data yang relative terbatas dari sejumlah kasus yang relatif besar jumlahnya, metode yang digunakan adalah survey sevila,1993.Adapun sifat penelitian adalah penelitian penjelasan explanatory research. 3.3. Metode Pemilihan Sampel Di dalam penelitian ini yang dijadikan unit analisis dan sebagai unit sampel adalah wisatawan yang berkunjung di pemandian air panas alam Berastagi. Sesuai 26 Universitas Sumatera Utara dengan tujuan yang ingin dicapai jumlah sampel yang digunakan sebanyak 300 orang Wisatawan. 3.3.1. Data Primer Untuk memperoleh data persepsi tentang kepuasan, kesan dan pesan Wisatawan yang berkunjung ke pemandian air panas alam terhadap la yanan dan fasilitas objek wisata di pemandian air panas alam Berastagi, akan diambil sampel sebanyak 300 orang wisatawan yang berkunjung ke pemandian air panas alam Berastagi dengan metode quota sampling. Metode pengambilan sampel kuota secara sederhana dapat dinyatakan bahwa pemilihan sampel kuota ini adalah pemilihan karena kebetulan atau karena kebutuhan Agung, 1992. Seorang wisatawan yang berkunjung ke pemandian air panas alam Berastagi termasuk calon responden karena kebetulan dia berada pada lokasi penelitian pada saat observasi dilakukan. Di pihak lain dapat juga terjadi di mana si peneliti membutuhkan seorang individu misalnya manajer pemandian air panas alam Berastagi atau pengelola pemandian air panas alam Berastagi. Pemilihan sampel kuota harus atau terpaksa dilakukan antara lain karena wilayah tempat tinggal calon responden tidak dapat ditetapkan. Langkah-langkah yang dilakukan sebelum melakukan pemilihan sampel kuota dapat dirangkum sebagai berikut: 1. Menentukan sifat-sifat calon responden. 2. Menentukan daerah atau wilayah observasi, dan kelompok individu yang harus diobservasi. Berdasarkan kriteria ini, si peneliti atau si pewawancara turun ke lapangan untuk memperoleh responden sesuai dengan kriteria yang telah ditetapkan yaitu wisatawan yang berkunjung di pemandian air panas alam Berastagi. Responden minimal berumur 16 tahun dan telah mengunjungi minimal tiga kali pemandian air panas alam Universitas Sumatera Utara yang ada di Berastagi. wisatawan yang berkunjung di pemandian air panas alam dengan kriteria yang ditetapkan tersebut yang dijumpai pertama langsung menjadi responden atau sampel unit pertama, yang dijumpai kedua menjadi responden kedua. Demikian selanjutnya sampai diperoleh minimal 300 orang wisatawan di pemandian air panas alam Berastagi. Tempat mengambil data responden di pemandian air panas alam Berastagi sebanyak 300 responden khusus di pemandian air panas alam Berastagi. Dengan demikian metode pemilihan sampel kuota ini erat kaitannya dengan pemelitian lapangan field research Barbie,1986; Agung,1992. 3.3.2. Data Sekunder Sesuai dengan kebutuhan lingkup penelitian ini, maka data yang akan digunakan selain data primer juga meliputi data sekunder. Dapat disebutkan beberapa lembaga yang dianggap menjadi sumber data dalam penelitian ini antara lain: 1. Biro Pusat Statistik BPS Kabupaten Karo. 2. Dinas Pariwisata, Seni dan Budaya Kabupaten Karo. 3. P.H.R.I Persatuan Hotel dan Restoran Indonesia Kabupaten Karo. 4. Penelitian-penelitian yang pernah dilakukan yang berhubungan dengan studi ini. 5. Publikasi dan majalah-majalah yang berhubungan dengan situasi industri pariwisata Indonesia. Adapun data yang dikumpulkan meliputi data primer dan data sekunder. Data Primer diperoleh dengan cara melakukan wawancara langsung dengan menggunakan daftar pernyataan yang telah dipersiapkan terlebih dahulu. Sedangkan data sekunder diperoleh dari instansi dan dinas terkait dengan kepariwisataan serta tulisan-tulisan ilmiah yang ada hubungannya dengan masalah penelitian yang dilaksanakan. Universitas Sumatera Utara 3.4. Teknik Pengumpulan Data Untuk meliput data, baik data primer maupun data sekunder akan dilakukan dengan teknik sebagai berikut: 1. Wawancara dengan menggunakan kuesioner. Untuk itu dibuat dua model kuesioner. Model-A ditunjukkan untuk wisatawan yang berkunjung ke pemandian air panas alam Berastagi dan model-B ditunjukkan untuk instansi dinas atau perusahaan yang berhubungan dengan data sekunder. 2. Wawancara langsung tanpa kuesioner. Wawancara ini dilakukan terhadap wisatawan yang berkunjung ke pemandian air panas alam Berastagi, pimpinan pemandian air panas alam Berastagi. 3. Observasi terhadap semua objek penelitian yang ditujukan untuk melengkapi dan mencek data yang diperoleh melalui kuesioner dan wawancara Ginting, 1998. 3.5. Operasionalisasi Variabel Operasionalisasi variabel berkaitan dengan pemberian arti kepada sebuah variabel. Hal ini dengan menspesifikasikan aktivitas-aktivitas atau operasi-operasi yang diperlukan dengan menetapkan angka terhadap setiap aktivitas atau kejadian dari variabel tersebut sesuai dengan aturan tertentu, maka pengukuran terhadap variabel tersebut dapat dilakukan Siegel, 1988. Variabel adalah karakteristik tertentu yang dapat mempunyai nilaiskorukuran yang berbeda untuk unit observasi atau individu yang berbeda. Selanjutnya variabel dibedakan dalam 2 jenis variabel yaitu variabel teramati dan variabel tidak teramati variabel laten Agung,1998. Operasionalisasi variabel dalam model ini dilakukan hanya pada variabel-variabel teramati, dan tidak dilakukan pada variabel laten, kecuali variabel laten tersebut adalah variabel langsung teramati. Universitas Sumatera Utara 3.5.1. Kepuasan Wisatawan KWIS Variabel teramati pada KWIS rediri dari 16 variabel diperoleh dari “Fokus Grup” berdasarkan “CSM” Naumann dan Giel 1995. Operasionalisasi ini menggunakan tekhnik perbedaan semantik dengan 2 pasangan kata sifat bipolar untuk setiap variabelnya dan 5 skala Likert untuk setiap pasangan kata. Nilai akhir dari setiap variabel diperoleh dengan menghitung rata rata dari nilai 2 pasangan kata tersebut Hayes, 1992 ; Dutka, 1994 . Skala Likert dan posisinya untuk pasangan kata negative = = positif didefenisikan sebagai berikut pasangan kata yang lain mengikuti defenisi ini : Negatif Positif 3 4 5 2 1 Penjelasan setiap kotak dan angka berikut adalah sebagai berikut : 1 : Sangat negatif 2 : Negatif 3 : Netral 4 : Positif 5 : Sangat positif Berikut ini akan diberikan operasionalisasi variabel-variabel teramati yang dikelompokkan menurut laten seperti pada model KWIS. 1. KP.KW Variabel ini ditujukan untuk mengukur persepsi Pengunjung terhadap nilai Kepuasan dari sisi Wisatawan. Kepuasan tentang persepsi pengunjung nilai Wisatawan dari sisi Kwalitas Produk diperoleh dengan memberikan pernyataan kepada responden sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara Wisatawan merasa puas terhadap pemandian air panas alam Berastagi, bila kwalitas produk air panas alam yang baik. Sangat tidak setuju = = = = = = = sangat setuju 2. KP.KW Variabel ini ditujukan untuk mengukur persepsi pengunjung terhadap kwalitas pelayanan bagi wisatawan. Kepuasan tentang persepsi pengunjung kwalitas pelayanan bagi wisatawan diperoleh dengan memberikan pernyataan kepada responden sebagai berikut : Wisatawan merasa puas terhadap kwalitas pelayanan pemandian air panas alam Berastagi yang cukup Sangat tidak setuju = = = = = = = sangat setuju 3. E.KW Variabel ini ditujukan untuk mengukur persepsi pengunjung terhadap nilai Wisatawan dari sisi emosional. Kepuasan tentang persepsi pengunjung Wisatawan dari emosional diperoleh dengan memberikan pernyataan kepada responden sebagai berikut : Wisatawan merasa puas dari sisi emosional terhadap pemandian air panas alam Berastagi. Sangat tidak setuju = = = = = = = sangat setuju 4. H.KW Variabel ini ditujukan untuk mengukur persepsi pengunjung terhadap Wisatawan dari sisi harga. Kepuasan tentang persepsi pengunjung Wisatawan dari sisi harga ini diperoleh dengan memberikan pernyataan kepada responden sebagai berikut : Wisatawan merasa puas terhadap hargatariff pemandian air panas alam Berastagi. Universitas Sumatera Utara Sangat tidak setuju = = = = = = = sangat setuju 5. B.KW Variabel ini ditujukan untuk mengukur persepsi pengunjung terhadap wisatawan dari sisi biaya. Kepuasan tentang persepsi pengunjung wisatawan dari sisi biaya diperoleh dengan memberikan pernyataan kepada responden sebagai berikut : Wisatawan merasa puas terhadap Biaya untuk mengunjungi pemandian air panas alam Berastagi. Sangat tidak setuju = = = = = = = sangat setuju 6. FE.HP Variabel ini ditujukan untuk mengukur persepsi pengunjung terhadap hambatan peralihan dari sisi faktor ekonomis. Kepuasan tentang persepsi pengunjung hambatan peralihan dari faktor ekonomis diperoleh dengan memberikan pernyataan kepada responden sebagai berikut : Wisatawan akan beralih ke objek lain bila bebanbiaya lebih besar dari objek wisata yang lain. Sangat tidak setuju = = = = = = = sangat setuju 7. FP.HP Variabel ini ditujukan untuk mengukur persepsi pengunjung terhadap hambatan peralihan dari sisi faktor psikologis . Kepuasan tentang persepsi hambatan peralihan dari faktor psikologis diperoleh dengan memberikan pernyataan kepada responden sebagai berikut : Wisatawan merasa lebih puas secara psikologis bila beralih ke objek wisata lain. Sangat tidak setuju = = = = = = = sangat setuju Universitas Sumatera Utara 8. FS.HP Variabel ini ditujukan untuk mengukur persepsi pengunjung terhadap hambatan peralihan dari faktor sosial. Kepuasan tentang persepsi hambatan peralihan dari sisi faktor sosial diperoleh dengan memberikan pernyataan kepada responden sebagai berikut : Wisatawan merasa puas lebih puas karena faktor sosial bila beralih ke objek wisata lain. Sangat tidak setuju = = = = = = = sangat setuju 9. KP.K Variabel ini ditujukan untuk mengukur persepsi pengunjung terhadap keluhan Wisatawan dari kualitas produk oleh wisatawan. Keluhan wisatawan diperoleh dengan memberikan pernyataan kepada responden sebagai berikut : Wisatawan merasa keluhan di pemandian air panas alam Berastagi disebabkan oleh kwalitas produk yang tidak sesuai dengan harapannya. Sangat tidak setuju = = = = = = = sangat setuju 10. KP.K Variabel ini ditujukan untuk mengukur persepsi pengunjung terhadap keluhan Wisatawan dari sisi kwalitas pelayanan. Keluhan wisatawan terhadap kwalitas pelayanan diperoleh dengan memberikan pernyataan kepada responden sebagai berikut : Wisatawan merasa kecewa bila kwalitas pelayanan tidak sesuai dengan harapan wisatawan. Sangat tidak setuju = = = = = = = sangat setuju Universitas Sumatera Utara 11. E.K Variabel ini ditujukan untuk mengukur persepsi pengunjung terhadap keluhan dari sisi emosional. Keluhan wisatawan dari sisi emosional diperoleh dengan memberikan pernyataan kepada responden sebagai berikut : Wisatawan merasa kecewa bila rasa emosinya tidak sesuai dengan harapannya. Sangat tidak setuju = = = = = = = sangat setuju 12. H.K Variabel ini ditujukan untuk mengukur persepsi pengunjung terhadap keluhan wisatawan dari sisi harga. Keluhan wisatawan dari sisi harga dapat diperoleh dengan memberikan pernyataan kepada responden sebagai berikut : Wisatawan merasa kecewa bila harga tidak sesuai dengan harapan wisatawan. Sangat tidak setuju = = = = = = = sangat setuju 13. B-K Variabel ini ditujukan untuk mengukur persepsi pengunjung terhadap keluhan Wisatawan dari sisi biaya. Keluhan wisatawan dari sisi biaya diperoleh dengan memberikan pernyataan kepada responden sebagai berikut : Wisatawan merasa biaya tidak sesuai dengan harapan wisatawan. Sangat tidak setuju = = = = = = = sangat setuju 14. RK.L Variabel ini ditujukan untuk mengukur persepsi pengunjung terhadap ritensi kunjungn terhadap loyalitas wisatawan. Ritensi kunjungan wisatawan terhadap loyalitas wisatawan diperoleh dengan memberikan pernyataan kepada responden sebagai berikut : Universitas Sumatera Utara Wisatawan merasa perlu untuk berkunjung kembali. Sangat tidak setuju = = = = = = = sangat setuju 15. KM.L Variabel ini ditujukan untuk mengukur persepsi pengunjung terhadap ritensi kunjungn terhadap loyalitas wisatawan. Ritensi kunjungan wisatawan terhadap loyalitas wisatawan diperoleh dengan memberikan pernyataan kepada responden sebagai berikut Universitas Sumatera Utara Tabel 3.1 Operasionalisasi Variabel: Konsep, Indikator, Skala Pengukuran Variabel Penelitian Variabel KonsepDefinisi Indikator Skala Pengukuran Kepuasan Wisatawan X1 Respon yang ditimbulkan oleh Wisatawan sebagai dampak dari pengalamannya mengunjungi objek wisata pemandian air panas alam Berastagi dengan cara membandingkan harapan dengan kepuasan 1.Kualitas Produk 2.Kualitas Pelayanan 3.Emosional 4.Harga 5.Biaya Skala Likert Hambatan Peralihan X2 Hambatanbebanbiaya yang harus ditanggung oleh Wisatawan objek wisata pemandian air panas alam hot spring Berastagi bila pindah ke objek wisata lain 1. Faktor Ekonomis 2. Faktor Psikologis 3. Faktor Sosial 4. Faktor Fungsional Skala Likert Keluhan X3 Persepsi wisatawan terhadap kunjungannya kedaerah wisata 1.Kualitas Produk 2.Kualitas Pelayanan 3.Emosional 4.Harga 5.Biaya Skala Likert Loyalitas Wisatawan Y Sikap positif Wisatawan terhadap objek wisata pemandian air panas alam hot spring Berastagi sehingga mempunyai komitmen dan bermaksud untuk berkunjung kembali dimasa yang akan dating 1.Retensi Kunjungan 2.Komitmen merek Skala Likert 3.6. Alat-Alat Ukur 3.6.1. Uji Alat Ukur Guna menjamin validitas maka dilakukan uji yang berkaitan dengan hasil pengukuran atau pengamatan dan untuk keandalan alat ukur dalam penelitian ini juga dilakukan uji reabilitas. Sebagai langkah awal, untuk pengujian instrument diadakan uji keterbacaan. Setelah kuesioner disempurnakan, lalu diadakan uji coba terhadap 50 responden pertama. Berdasarkan data yang terkumpul, lalu dilakukan perhitungan koefisien Cronbach Alpha sebagai ukuran interval konsistensi. Perhitungan dilakukan dengan menggunakan SPSSPC+, dan hasilnya akan dapat diperoleh. Dengan terpenuhinya persyaratan reliabilitas, maka seluruh alat ukur, sebagai tahap awal dapat digunakan untuk mengukur variabel-variabel penelitian. Meskipun Universitas Sumatera Utara angka reliabilitas dari setiap alat ukur dapat diperoleh, sebenarnya informasi tersebut tidak diperlukan dalam analisis dengan menggunakan SPSS seperti dalam penelitian ini. Hal ini disebabkan, dalam analisis dengan mengunakan SPSS, estimasi terhadap hubungan antar variabel telah dilakukan dengan memperhitungkan perbedaan tingkat reliabilitas dari data yang dianalisis. Dengan kata lain koreksi atenuasi Correction for attenuation telah dilakukan secara otomatis oleh SPSS. Selanjutnya, setelah penelitian selesai dilakukan, validitas konstruk dari setiap alat diuji dengan menggunakan analisis faktor yang bersifat konfimatorik. Pengujian dengan SPSS ini bertujuan untuk melihat apakah sebuah item benar-benar mengukur variabel yang akan diukur dan tidak mengukur variabel lain serta apakah model pengelompokan item berdasarkan teori sesuai dengan data. Dalam SPSS, konstruk yang hendak diukur disebut variabel laten faktor, sedangkan item-item yang digunakan disebut indikator. Pedoman yang digunakan untuk menilai apakah model pengukuran yang diteliti fit sesuai atau tidak dengan data adalah berdasarkan nilai Chi-Square X 2 dengan derajat kebebasan DF atau Degree of Freedom tertentu. Jika Chi-Square yang dihasilkan signifikan dengan nilai P0,05, berarti ada perbedaan signifikan antara data dengan model pengukuran yang sedang diuji validitasnya. Dengan kata lain, model tersebut tidak fit atau tidak didukung oleh data. Sebaliknya jika Chi-Square tidak signifikan P0.05 berarti yang diuji sesuai dengan data. Selain Chi-Square, kriteria lain yang dapat digunakan untuk menguji kesesuaian antara model dengan data adalah nilai GFI Goodness of Fit Index. Nilai yang dihasilkan adalah berkisar antara 0-1. Semakin besar nilainya, semakin sesuai atau fit model dengan data. Meskipun demikian GFI dan AGFI bukan merupakan tes untuk melihat signifikan atau tidaknya suatu hipotesis. Universitas Sumatera Utara Alternatif lainnya, untuk melihat kesesuaian antara model dengan data dalam analisis yang menggunakan SPSS adalah dengan melihat nilai RMSR Root Mean Square Residual. RMSR menggambarkan rata-rata perbedaan antara model dengan data. Secara umum jika anggota RMSR 0.05, maka dapat dianggap terdapat kesesuaian antara model dengan data. Seperti GFI dan AGFI, RMSR bukan merupakan tes signifikan. Meskipun ada beberapa alternatif yang dapat dijadikan pedoman untuk melihat fit atau tidaknya model dengan data, angka index yang dijadikan acuan utama adalah Chi-Square, karena angka index ini bersifat parametrik. Hanya jika Chi-Square gagal menghasilkan kesesuaian antara model dengan data, meskipun sifatnya nonparametrik, indeks-indeks lain dapat digunakan. Jika telah diperoleh model-model yang dianggap fit dengan menggunakan salah satu atau lebih kriteria diatas, maka pengujian hipotesis terhadap parameter dari model, baik yang menyangkut koefisien hubungan struktural antara variabel laten Beta dan Gamma , maupun koefisien yang menunjukkan kualitas pengukuran Lamda – dapat diuji dengan melihat nilai T T-Value dari masing-masing parameter yang bersangkutan. 3.6.2.Proses Validasi Alat Ukur Keseluruhan butir pernyataan dalam kuesioner- kuesioner yang digunakan sebagai alat ukur, khususnya bagi variabel-variabel utama model “tourism marketing” dan model “CSM” Customer Satisfaction Measurement, dikembangkan berdasarkan teori dan hasil pernyataan pendahuluan sekitar objek penelitian yang disebarkan pada sejumlah responden. 3.7. Metode Analisis Data Dalam analisis terhadap data penelitian digunakan metoda statistika yang dikenal dengan sebutan Analisis Deskriptif, Analisis Faktor, Analisis Korelasi Universitas Sumatera Utara Bivariat, Analisis Regresi Linier Berganda. Keseluruhan perhitungan statistik ini dilakukan dengan menggunakan bantuan program SPSS. SPSS adalah suatu paket program dalam deskripsi maupun infrensial statistik yang dapat memenuhi kebutuhan dalam estimasi, pengujian hipotesis dan deskripsi data pengamatan, sehingga program ini dapat digunakan antara lain : 1 untuk mengoreksi dengan benar kesalahan estimasi tentang hubungan antar variabel akibat adanya kesalahan pengukuran measurement error dapat dikoreksi dengan benar, dan 2 uji statistik tentang dapat diterima atau tidaknya suatu model teoritis yang menggambarkan struktur hubungan antar variabel dapat dilakukan. Adapun prinsip dasar analisis dengan program SPSS itu sendiri secara statistical adalah sebagai berikut : 1. Peneliti berdasarkan teori yang ada merumuskan suatu struktur hubungan antar variabel. Kemudian, berdasarkan hubungan yang ada, disusun rumusan matematis yang menggambarkan hubungan antar variabel tersebut. Dengan demikian dapat dibuat suatu matriks variance – covariance antar variabel yang disebut Sigma ; 2. Dari data yang terkumpul, diperoleh atau dapat dihitung matriks variance – covariance antar variabel tersebut di atas yang dalam hal ini disebut matriks S, dan pada program SPSS ini pula ; 3. Dilakukan pengujian statistik misalnya dengan menggunakan chisquare terhadap kesesuaian antara S dengan Sigma ∑ . Dengan kata lain yang dilihat atau dihitung adalah berapa peluang untuk memperoleh data seperti S, jika teori atau structure yang dihipotesiskan adalah ∑ . Universitas Sumatera Utara Mengingat kompleksitas perhitungan mtematis dalam analisis SPSS, maka rincian rumusan matematika yang digunakan dapat dilihat pula SPSS17 pada Joreskog dan Dag Sorbom 1996, 1989 . Dalam analisis SPSS ini pula, variabel-variabel yang akan diuji diklasifikasikan sebagai variabel endogenous dan variabel exogenous. Variabel endogenous adalah variabel yang dihipotesiskan sebagai akibat dari variabel lain sedangkan variabel exogenous adalah variabel yang semata – mata menjadi penyebab. Koefisien antara variabel exogenous dilambangkan sebagai Gamma , sedangkan Beta merupakan koefisien antarvariabel endogenous. Adapun selisih antara covariance yang diperoleh dari data S dengan covariance yang dihitung melalui rumusn teoritis ∑ disebut residu. Untuk mempermudah diperolehnya model hubungan yang sesuai dengan data dilakukan analisis awal berupa pengujian validitas konstruk terhadap masing – masing variabel yang ada dalam model hubungan yang akan diuji lihat bagian 3.6 tentang alat – alat ukur. Selanjutnya dilakukan pengujian terhadap kesesuaian antara model teoritis tentang kepuasan Wisatawan. Alur hubungan antar variabel. Di dalam menggunakan analisis dengan SPSS, dimungkinkan dilakukannya modifikasi terhadap model teoritis yang ada, sepanjng terdapat rasionalisasi atau teori yang mendukung. Hasil-hasil modifikasi yang memiliki penjelasan ini merupakan temuan-temuan yang dpat didiskusikan sebagai hasil penelitian. Selain itu, dalam penelitian ini, model-model alternatif sebagai hasil dari modifikasi tersebut pun diuji kembali keberlakuannya. Universitas Sumatera Utara 3.7.1. Analisis Deskriptif Analisis pertama dalam penelitian ini memakai metode analisis deskriptif, data akan disajikan berdasarkan analisis deskriptif yang disajikan dengan rinci dalam rangkuman statistic disertai komentar atau pendapat ilmiah expert’s judgment dari peneliti Agung, 1992, 1998 . Dalam rangkuman statistik ini akan terlihat perbedaan nilai statistik dari variabel tak bebas atau variabel respon terhadap varibel bebas. Nilai – nilai statistik yang diperhatikan meliputi : proporsi, rata – rata, median, variance, atau standar deviasi, nilai maksimum dan minimum, dan banyaknya kasus yang diobservasi. Sedangkan di dalam pendapat ilmiah expert’s judgment pada setiap rangkuman statistik yang disajikan, peneliti akan memberikan pendapat tentang nilai statistik yang bersangkutan yang dinyatakan sebagai pendapat ilmiah atau pendapat ilmuan. Kemudian daripada itu hasil penelitian akan diperbandingkan dengan hasil penelitian – penelitian lain. Dan jika terdapat perbedaan hasil dengan penelitian lain akan dicoba untuk menerangkan faktor – faktor apa yang mungkin mempengaruhinya. Dalam penyusunan rangkuman deskriptif akan ditempuh langkah – langkah sebagai berikut : 1 Menentukan variabel-variabel yang akan dianalisis dalam penelitian ini 2 Menentukan bentuk rangkuman statistik yang akan dianalisis dalam penelitian ini. Dalam penelitian ini akan digunakan bentuk penyajian statistik deskriptif yang terdiri dari tabel silang berdimensi dua dari banyaknya kasus yang diobservasi atau ukuran sample sebesar 300 orang. Penyajian statistik deskriptif tabel silang berdimensi dua tersebut adalah skor Tingkat Kepuasan TK untuk masing- masing komponen pariwisata dari objek wisata air panas alam Berastagi. Universitas Sumatera Utara 3 Mengemukakan pendapat ilmiah atau pendapat ilmuan expert ‘ s judgment . Meskipun sifatnya ada kemungkinan sangat subjektif, pendapat ilmiah ini dapat dinyatakan sebagai bagian terpenting dari suatu rangkuman deskriptif. Pendapat ilimiah ini bukan hanya didasarkan pada tabel dan grafik yang menyertai rangkuman deskriptif, tetapi juga didasarkan atas pengetahuan, pengalaman dan hasil pengamatan peneliti terhadap berbagai aspek dari permasalahan yang dibahas. Hasil pengamatan dapat merupakan hasil pengamatan langsung dari peneliti, atau berdasarkan hasil peneliti lain. 3.7.3. Analisis Korelasi Bivariat Setelah dilakukan analisis faktor dan analisis regresi yang menguji hipotesis 1 sampai dengan hipotesis 2, kemudian dilakukan pengujian terhadap masing – masing hipotesis 3 sampai dengan 5 dengan analisis korelasi bivariat a.1 :Moment Product Correlation, Spearman Rank Correlation, dan Kendall Tau. Siegel dan Castellan, 1988 . Analisis korelasi bivariat ini antara lain ingin menguji: 1. Apakah ada hubungan antara variabel observabel dengan pasangan variabel laten faktor. 2. Apakah ada hubungan antara pasangan variabel observabel dengan pasangan variabel observabel faktor. 3. Apakah loyalitas wisatawan menyeluruh berkorelasi positif dengan tanggapan wisatawan berkunjung kembali loyalty dan keinginan memberikan rekomendasi Willingness to Recommend . 4. Serta apakah kepuasan wisatawan menyeluruh berkorelasi negative dengan tanggapan wisatawan terhadap keluhan Negative Word of Mouth . 3.7.4. Analisis Regresi Berganda Sebelum dilakukan analisis korelasi bivariat maka dilakukan analisis regresi sebagai pengujian hipotesis 1 sampai dengan 5. Analisis regresi ini dilakukan untuk mempelajari pola bentuk hubungan variabel kepuasan menyeluruh dengan Universitas Sumatera Utara atribut – atributnya, dan variabel kepuasan meyeluruh tersebut di atas dengan variabel kepuasan wisatawan secara menyeluruh. Dengan demikian dapat diketahui seberapa besar pengaruh setiap atribut terhadap kepuasan menyeluruh dan seberapa besar pengaruh destinasi, objek wisata terhadap kepuasan wisatawan secara menyeluruh. 3.7.3. Analisis Korelasi Bivariat Setelah dilakukan analisis faktor dan analisis regresi yang menguji hipotesis 1 sampai dengan hipotesis 4, kemudian dilakukan pengujian terhadap masing – masing hipotesis 1 sampai dengan 4 dengan analisis korelasi bivariat a.1 :Moment Product Correlation, Spearman Rank Correlation, dan Kendall Tau. Siegel dan Castellan, 1988 . Analisis korelasi bivariat ini antara lain ingin menguji: 1. Apakah ada hubungan antara variabel observabel dengan pasangan variabel laten faktor. 2. Apakah ada hubungan antara pasangan variabel observabel dengan pasangan variabel observabel faktor. 3. Apakah kepuasan wisatawan menyeluruh berkorelasi positif dengan tanggapan wisatawan berkunjung kembali loyalty dan keinginan memberikan rekomendasi Willingness to Recommend . 4. Serta apakah kepuasan wisatawan menyeluruh berkorelasi negative dengan tanggapan wisatawan terhadap keluhan Negative Word of Mouth . Universitas Sumatera Utara

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN