BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah :
Industri pariwisata saat ini dianggap sebagai industri yang paling pesat perkembangannya. Hal ini dapat dilihat dari semakin meningkatnya jumlah wisatawan
yang datang ke daerah tujuan wisata DTW. Jika mempunyai penghasilan lebih dan waktu yang luang, orang akan cenderung melakukan perjalanan untuk berwisata
keluar daerah asal mereka. United Nation Environment Programme UNEP menyatakan bahwa terdapat 698 juta wisatawan yang melakukan perjalanan di tahun
2000, lebih besar 50 juta atau 7,3 dibandingkan jumlah pada tahun 1999 UNEP, 2002.
PBB, Bank Dunia dan World Tourism Organization WTO, telah mengakui bahwa pariwisata merupakan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan manusia
terutama menyangkut kegiatan sosial dan ekonomi. Diawali dari kegiatan yang semula hanya dinikmati oleh segelintir orang-orang yang relatif kaya pada abad ke -
20, kini telah menjadi bagian dari hak azasi manusia. Berbagai negara termasuk Indonesia turut menikmati dampak dari peningkatan pariwisata dunia, krisis ekonomi
yang melanda Indonesia sejak akhir tahun 1997 merupakan pengalaman sangat berharga bagi masyarakat pariwisata Indonesia, disamping itu berdasarkan undang-
undang No.25 Tahun 2000 tentang Program Perencanaan Nasional, pariwisata mendapatkan penugasan baru untuk turut mempercepat pemulihan ekonomi nasional
dan memulihkan citra Indonesia di dunia Internasional Santosa,2002. Jumlah wisman wisatawan mancanegara yang berkunjung ke Sumatera Utara
melalui tiga pintu masuk yakni Bandara Polonia, Belawan dan Pelabuhan Laut
1
Universitas Sumatera Utara
Tanjung Balai Asahan Desember 2009 mencapai 17.649 orang atau meningkat sebesar 31,64 persen dibanding yang datang pada bulan 2009 mencapai 13.407 orang.
Ini dikatakan kepala BPS Sumut Alimuddin Sidabalok Sib,21 Februari 2010. Indeks daya saing pariwisata Indonesia menurut survey World Economic Forum
WEF dari tahun ke tahun terus menurun dengan peringkat ke-60 pada 2007, peringkat ke-80 pada 2008, dan peringkat ke-81 pada tahun 2009. “Pada 2008 kita
diposisi 80 dari 131 negara yang disurvei, dan pada 2009 kita turun jadi peringkat 81 negara dari 133 negara yang disurvei WEF. Turunnya posisi Indonesia disebabkan
oleh naiknya peringkat Brunei Darussalam dalam kancah penilaian WEF SIB,11 April 2010.
Pariwisata di Sumatera Utara khususnya Tanah Karo mempunyai potensi pariwisata terutama wisata alam dan budaya. Wisata alam antara lain pemandian air
panas alam hot spring sangat diminati oleh wisatawan di Berastagi. Loyalitas pengunjung wisatawan tersebut sangat dipengaruhi oleh prasarana, sarana dan
pelayanan yang diberikan oleh pelaku bisnis. Potensi ini belum sepenuhnya di eksploitasi baik oleh pemerintah daerahnya maupun oleh masyarakat pariwisata
sendiri, tetapi dalam kenyataannya jumlah kunjungan wisatawan domestik dan wisatawan mancanegara terus mengalami kenaikan.
Pariwisata di Tanah Karo khususnya daerah tujuan wisata Berastagi, disamping potensi yang belum sepenuhnya dimanfaatkan juga sangat perlu diperhatikan, faktor-
faktor apa sebenarnya yang menyebabkan orang ingin berkunjung ke daerah tujuan wisata tersebut, juga faktor-faktor apa yang menyebabkan orang enggan datang
mengunjungi daerah wisata di Berastagi khususnya di objek wisata pemandian air panas alam hot spring. Dengan demikian peneliti ingin mengetahui faktor-faktor
Universitas Sumatera Utara
yang mempengaruhi loyalitas wisatawan di pemandian air panas alam hot spring Berastagi.
Pemandian air panas alam Berastagi adalah salah satu objek tujuan wisata di Kabupaten Karo. Objek tujuan wisata ini sangat mempengaruhi loyalitas wisatawan
yang berkunjung ke daerah wisata Berastagi. Berdasarkan uraian diatas, peneliti tertarik untuk meneliti permasalahan ini dengan judul ” Analisis Faktor-Faktor Yang
Mempengaruhi Loyalitas Wisatawan di Pemandian air panas alam Berastagi”.
1.2. Perumusan Masalah :