Deskripsi teknik pembesaran kekerangan 4

2 Dalam struktur kurikulum SMKMAK ada penambahan jam belajar per minggu sebesar 48 jam untuk kelas X, Kelas XI dan Kelas XII. Lama belajar untuk setiap jam belajar untuk kelompok mata pelajaran wajib Kelompok A dan B adalah 24 jam 45 menit sedangkan untuk mata pelajaran dasar Bidang Keahlian untuk kelas X dan Kelas XI terdiri dari 6 jamminggu dan untuk mata pelajaran Dasar Program Keahlian pada kelas X adalah 18 jamminggu. Adapun mata pelajaran Paket Keahlian terdiri dari 18 jamminggu. Buku Teks ini untuk Mata Pelajaran pembesaran kekerangan disusun untuk mempermudah dan memperjelas penggunaan buku bagi peserta didik yang diterbitkan oleh Pemerintah. Buku ini terdiri atas dua bagian. Bagian pertama berisi tentang Pendahuluan yang memuat tentang Deskripsi, Prasayarat, Petunjuk Penggunaan, Tujuan Akhir, Kompetensi Inti dan Kompetensi Dasar serta Cek Kemampuan Awal. Bagian kedua menguraikan setiap topik dalam mata pelajaran pembesaran kekerangan sesuai Kurikulum 2013. Uraian setiap topik disajikan untuk setiap rencana tatap muka. Pada setiap tatap muka berisi materi pengayaan untuk guru beserta persepsi pada peserta didik pada topik itu, pembelajarannya, serta alternatif penilaiannya. Dengan model pengorganisasian seperti ini, diharapkan peserta didik mendapatkan kemudahan dalam pemahaman lebih dalam terhadap materi ajar, cara pembelajarannya, serta cara penilaiannya. Juga, peserta didik mendapatkan gambaran terhadap rumusan indikator pencapaian kompetensi dasar terutama untuk KD pada KI III dan KI IV. Sebagai muaranya, panduan pembelajaran pembesaran kekerangan ini diharapkan dapat membantu dalam memberikan kesempatan peserta didik untuk belajar secara optimal, sehingga peserta didik mampu mencapai Standar Kompetensi Lulusan SKL pada satuan pendidikan tertentu. Materi pembesaran kekerangan sangat luas karena organisme Kerang Mollusca terdiri dari enam kelas, yakni Monoclaphopora, Amphineura, Scaphopoda, Gastropoda, Bivalvia dan Cephalopoda. Namun pada kesempatan materi ini banyak 3 membahas tentang kelas Bivalvia Pelecypoda dan Gastropoda karena spesies biota air yang banyak dibudidayakan terdomestikasi antara lain Mytilus viridis kerang hijau, Anadara granosa kerang darah, Asaphis derlorata remis , Meleagrina margaritivera dan Pinctada maxima kerang mutiara, dan Haliotis asinina kerang abalone.

B. Prasyarat

Untuk mempelajari buku teks ini siswa diharapkan menguasai materi : 1. Dasar-dasar budidaya perairan 2. Pengelolaan kualitas air 3. Kesehatan biota air

C. Petunjuk Penggunaan

1. Pendekatan dan Metode Pembelajaran Pembesaran Kekerangan

Dasar Dasar Budidaya Perairan pada hakikatnya meliputi empat unsur utama yaitu: a. Sikap: rasa ingin tahu tentang benda, fenomena alam, makhluk hidup, serta hubungansebab akibat yang menimbulkan masalah baru yang dapat dipecahkan. Buku Guru Kelas VII SMPMTsmelalui prosedur yang benar; Dasar Dasar Budidaya Perairan bersifat open ended; b. Proses: prosedur pemecahan masalah melalui metode ilmiah; metode ilmiah meliputipenyusunan hipotesis, perancangan eksperimen atau percobaan, evaluasi,pengukuran, dan penarikan kesimpulan; c. Produk: berupa fakta, prinsip, teori, dan hukum; d. Aplikasi: penerapan metode ilmiah dan konsep Dasar Dasar Budidaya Perairan dalam kehidupan sehari-hari. 4 Empat unsur utama Dasar Dasar Budidaya Perairan ini seharusnya muncul dalam pembelajaran pembesaran kekerangan. Pembelajaran pembesaran kekerangan sebaiknya menggunakan metode discovery, metode pembelajaran yang menekankan pola dasar : melakukan pengamatan, menginferensi, dan mengomunikasikanmenyajikan. Pola dasar ini dapat dirinci dengan melakukan pengamatan lanjutan mengumpulkan data, menganalisis data, dan menarik kesimpulan. Di dalam pembelajaran pembesaran kekerangan, peserta didik didorong untuk menemukan sendiri dan mentransformasikan informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-aturan lama di dalam pikirannya, dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai. Pandangan dasar tentang pembelajaran adalah bahwa pengetahuan tidak dapat dipindahkan begitu saja dari guru ke peserta didik. Peserta didik harus didorong untuk mengonstruksi pengetahuan di dalam pikirannya. Agar benar- benar memahami dan dapat menerapkan pengetahuan, peserta didik perlu didorong untuk bekerja memecahkan masalah, menemukan segala sesuatu untuk dirinya, dan bersusah payah dengan ide-idenya. Bagi peserta didik, pembelajaran harus bergeser dari diberi tahu menjadi aktif mencari tahu . Peserta didik harus didorong sebagai penemu dan pemilik ilmu, bukan sekedar pengguna atau penghafal pengetahuan. Di dalam pembelajaran pembesaran kekerangan, peserta didik membangun pengetahuan bagi dirinya. Bagi peserta didik, pengetahuan yang ada di benaknya bersifat dinamis, berkembang dari sederhana menuju kompleks, dari ruang lingkup dirinya dan di sekitarnya menuju ruang lingkup yang lebih luas, dan dari yang bersifat konkrit menuju abstrak. Sebagai manusia yang sedang berkembang, peserta didik telah, sedang, dan akan mengalami empat tahap perkembangan intelektual, yakni sensorik, motorik, pra-operasional, operasional konkrit, dan operasional formal. Untuk peserta didik SMK, umumnya berada pada fase peralihan dari operasional konkrit menuju operasional formal. Ini berarti, peserta didik telah dapat diajak berpikir secara abstrak, misalnya melakukan analisis, inferensi, menyimpulkan, menggunakan