PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Deteksi Keberadaan Penyebab Penyakit Citrus Vein Phloem Degeneration (CVPD) secara Molekuler pada Tanaman Jeruk Siam (Citrus nobilis Lour var. microcarpa Hassk) berdasarkan Variasi Gejala Klorosis.

1

I. PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang

Penyakit Citrus Vein Phloem Degeneration CVPD merupakan salah satu penyakit yang menyerang tanaman jeruk dan dapat menurunkan produksi tanaman jeruk. CVPD menyerang hampir semua kultivar jeruk, menyebabkan produksi berkurang atau gagal dan memperpendek masa hidup tanaman jeruk Hung et al., 2000; Su dan Hung, 2001, serta dapat mematikan tanaman jeruk dalam waktu 1 – 2 tahun da Graca, 1991. Wirawan, dkk 2000 melaporkan bahwa akibat CVPD, tanaman jeruk keprok yang dulu dapat mencapai umur puluhan tahun, sekarang hanya dapat memberi hasil panen 2 -3 kali panen. CVPD merupakan penyakit penting yang menyebabkan kehilangan hasil tanaman jeruk di hampir semua Negara terutama Asia dan Afrika Jagoeuix et al., 1997. Penyakit CVPD di Indonesia paling parah pernah terjadi di Kalimantan Barat Sambas dan Bali Tejakula pada tahun 1985, yang mengakibatkan terjadinya kematian ranting- ranting muda Nurhadi et al.,1989. Serangan penyakit CVPD di Bali, khususnya di Kabupaten Bangli, dari total 6.000 hektare luas tanaman jeruk milik petani, sekitar 5.270 hektare atau sebanyak 3.689.160 pohon jeruk terserang penyakit CVPD Bali Post, 2015 Penularan CVPD dapat dilakukan serangga vektor Diaporina citri Kuwayana Bove, 1995. Wijaya, dkk 2010 melaporkan bahwa pertambahan luas serangan CVPD berkisar antara 20 – 29 selama penelitian. Pada awal pengamatan di Desa Taro tanaman terserang CVPD sebanyak 51 meningkat menjadi 80 pada selama 6 bulan pengamatan, sedangkan di Desa Katung berawal dari 39 menjadi 59. Fenomena ini diperkuat dari hasil deteksi molekuler yang menunjukkan D. citri mengandung patogen CVPD, sehingga berpotensi sebagai vektor penyakit CVPD. Penularan juga dapat melalui penempelan mata tunas grafting Su, 2001. Wirawan, dkk 2000 melaporkan bahwa 83 penularan penyakit CVPD di Bali disebabkan oleh penyebaran bibit yang telah terinfeksi penyakit CVPD, yang dihasilkan melalui teknik penempelan mata tunas. Walau secara terbatas alat-alat pertanian seperti alat inokulasi dan pemangkas diduga dapat menularkan penyakit Semangun, 1994. Penyakit CVPD yang juga disebut citrus greening atau huanglongbin disebabkan oleh bakteri Liberobacter yang tergolong dalam subdivisi Protobacteria Sandrine et al.,1996. Bakteri Liberobacter hidup dalam floem tanaman jeruk dan menimbulkan gejala yang khas klorosis pada daun, bakteri tersebut belum bisa dibiakkan pada media buatan Wirawan, 2001. Dalam upaya pengendalian penyakit CVPD, pengembangan metode deteksi yang tepat merupakan tahap pertama yang penting karena dapat dijadikan sebagai dasar pengambilan tindakan pengendalian. Untuk mendeteksi patogen CVPD secara efektif dan tepat, telah dikembangkan suatu teknik yang lebih peka dan cepat yaitu teknik polymerase chain reaction PCR dengan menggunakan sepasang primer spesifik patogen penyebab CVPD Nakashima et al., 1996; Jagoueix et al., 1996; Hung et al., 1999. Wijaya 2003 melaporkan bahwa tanaman jeruk yang terserang CVPD memperlihatkan gejala daun menguning atau klorosis, warna tulang daun tetap hijau, ukuran daun menjadi kecil dan daun menjadi kaku. Sarwono 1995 menyatakan bahwa klorosis terjadi karena pembentukan klorofil pada daun berkurang. Putra, dkk 2013 melaporkan bahwa terdapat terdapat 3 tipe gejala klorosis, yaitu klorosis ringan, klorosis sedang dan klorosis berat. Daun yang menunjukkan gejala klorosis ringan memiliki warna tulang daun hijau dengan lamina daun yang masih tetap hijau, daun menjadi tebal dan kaku. Daun yang menunjukkan gejala klorosis sedang warna lamina menguning pada sebagian permukaan daun, tulang daun warnanya tetap hijau, daun menjadi lebih tebal dan kaku. Sedangkan daun yang memiliki gejala klorosis berat memiliki warna lamina yang menjadi kuning pada semua permukaan daun, dan warna tulang daun tetap hijau, serta daun menjadi kaku. Pengamatan di lapangan, tanaman jeruk yang diduga terserang penyakit CVPD memiliki gejala korosis yang bervariasi, dari gejala klorosis ringan hingga berat. Oleh karena itu perlu dilakukan deteksi keberadaan patogen penyebab penyakit CVPD bakteri Liberobacter asiaticum secara molekuler dengan teknik PCR, berdasarkan perbedaaan gejala klorosis dengan klorofil meter SPAD.

1.2 Rumusan Masalah

Masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah apakah bakteri L. asiaticum terdeteksi pada daun-daun dengan tingkatan gejala klorosis yang berbeda?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui keberadaan bakteri L. asiaticum pada daun-daun dengan tingkatan gejala klorosis yang berbeda.

1.4 Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian ini adalah mendeteksi keberadaan bakteri L. asiaticum pada daun tanaman jeruk yang menunjukkan perbedaan gejala klorosis sehingga dapat digunakan sebagai dasar untuk mendiagnosa penyakit CVPD.

1.5 Hipotesis

Hipotesis dari penelitian ini adalah bakteri L. asiaticum terdeteksi pada daun-daun dengan tingkatan gejala klorosis yang berbeda. 5

II. TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Tanaman Jeruk