Kingdom : Plantae
Divisi : Spermatophyta
Kelas : Dicotyledonae
Ordo : Rutales
Familia : Rutaceae
Genus : Citrus
Spesies : Citrus sinensis jeruk Manis, Citrus medica jeruk
Sukade, Citrus maxima jeruk Besar, Citrus aurantifolia jeruk Nipis, Citrus nobilis var. microcarpa jeruk Siam,
Citrus nobilis var. chrysocarpa jeruk Keprok, Citrus hystrix jeruk Purut, Citrus limon jeruk Lemon.
2.1.1 Jeruk Siam
Jeruk siam tumbuh berupa pohon berbatang rendah dengan tinggi 2-8 meter. Umumnya tanaman ini tidak berduri. Batangnya bulat atau setengah bulat dan
memiliki percabangan yang banyak dengan tajuk yang sangat rindang. Ciri khas lainnya tanaman ini adalah dahannya kecil dan letaknya berpencar tidak beraturan.
Daunnya berbentuk bulat telur memanjang, elips, atau lanset dengan pangkal tumpul dan ujung meruncing seperti tombak. Permukaan atas daun berwarna hijau
tua mengkilat sedangkan permukaan bawah hijau muda. Panjang daun 4-8 cm dan lebar 1.5-4 cm. Tangkai daunnya bersayap sangat sempit sehingga bisa dikatakan
tidak bersayap Sarwono, 1995
2.2 Klorofil Tanaman
Istilah klorofil berasal dari bahasa Yunani yaitu chloros artinya hijau dan phyllos artinya daun. Istilah ini diperkenalkan pada tahun 1818, dan pigmen
tersebut diekstrak dari tanaman dengan menggunakan pelarut organik. Klorofil adalah pigmen pemberi warna hijau pada tumbuhan, alga dan bakteri fotosintetik.
Pigmen ini berperan dalam proses fotosintesis tumbuhan dengan menyerap dan mengubah energi cahaya menjadi energi kimia. Klorofil mempunyai rantai fitil
C20H39O yang akan berubah menjadi fitol C20H39OH jika terkena air dengan katalisator klorofilase. Muthalib, 2009.
Klorofil atau yang biasa dikenal dengan zat hijau daun, sama seperti namanya merupakan kandungan yang menyebabkan warna hijau pada tanaman.
Klorofil ini akan menyerap energi dari matahari untuk memfasilitasi berlangsungnya proses fotosintesis pada tumbuhan. Klorofil ini dalam tanaman
sama seperti darah pada manusia. Zat ini sangat berperan dalam fungsi metabolisme seperti pertumbuhan dan respirasi pernapasan tumbuhan.
Pembentukan klorofil dipengaruhi oleh faktor-faktor berikut: 1. Faktor pembawaan: pembentukan klorofil sama hal-nya dengan
pembentukan pigmen lain pada hewan dan manusia. Dibawakan oleh gen tertentu di dalam kromosom. Jika gen ini tidak ada, maka tanaman akan
tampak putih albino. 2. Sinar matahari: pada beberapa tanaman Angiospermae, klorofil dapat
terbentuk tanpa adanya sinar matahari. Tanaman lain yang ditumbuhkan di tempat gelap tidak berhasil membentuk klorofil. Terjadi klorosis dan
berwarna kekuningan. 3. Oksigen: kecambah yang ditumbuhkan di dalam gelap, kemudian di
tempatkan di tempat bercahaya tidak akan mampu membentuk klorofil, jika tak diberikan oksigen kepadanya.
4. Karbohidrat: terutama dalam bentuk gula ternyata membantu dalam pembentukan klorofil dalam daun yang mengalami etiolasi tumbuh dalam
tempat gelap. 5. Nitrogen, Magnesium, Besi: kekurangan salah satu zat ini mengakibatkan
klorosis. Zat tersebut menjadi bahan pembentuk klorofil. 6. Mn, Cu, Zn: meskipun hanya dibutuhkan dalam jumlah sedikit namun
tanpa unsure tersebut juga dapat terjadi klorosis. 7. Air: kekurangan air menyebabkan desintegrasi dari klorofil seperti terjadi
pada pohon dan rumput dimusim kering. 8. Temperatur: antara 3
-48 C, merupakan kondisi yang baik untuk
pembentukan klorofil pada kebanyakan tanaman, akan tetapi yang paling baik ialah antara 26
-30 C. Dwidjoseputro, 1994
Untuk mengukur kadar klorofil daun suatu tanaman dapat menggunakan klorofil meter SPAD. Klorofil meter SPAD adalah alat untuk mengukur klorofil
daun secara relatif yang dinyatakan dalam satuan unit. Kandungan klorofil daun yang ditetapkan dengan SPAD berkorelasi positif dan sangat nyata dengan
kandungan klorofil yang ditetapkan secara destruktif.
2.3 Penyakit CVPD Citrus Vein Phloem Degeneration