PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN PENERAPAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 RAJABASA JAYA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2011-2012

(1)

ii ABSTRAK

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN PENERAPAN

METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2

RAJABASA JAYA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2011-2012

Oleh Nur Ainun

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui peningkatan prestasi belajar IPA dengan menggunakan metode diskusi pada kelas IV SD N 2 Rajabasa Jaya Bandar Lampung.

Penelitian ini mengunakan pendekatan penelitian tindakan kelas dengan 2 siklus. Pada setiap siklus mengunakan 4 tahapan tatap muka yaitu: 1. Perencanaan, 2. Pelaksanaan, 3. Observasi dan diskusi, serta 4. Refleksi.

Hasil penelitian menunjukkan prestasi belajar mengalami peningkatan pada setiap siklusnya. Siklus I tingkat ketuntasan mencapai 46,7% dan pada siklus II mengalami peningkatan ketuntasan belajar mencapai 96,7%


(2)

iii

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN PENERAPAN

METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2

RAJABASA JAYA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2011-2012

Oleh Nur Ainun

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(3)

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN PENERAPAN

METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2

RAJABASA JAYA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2011-2012

(Penelitian Tindakan Kelas)

Oleh Nur Ainun NPM 1013069056

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG


(4)

xv

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman


(5)

xiii DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR GAMBAR ... xv

DAFTAR TABEL ...xvi

DAFTAR LAMPIRAN ...xvii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 3

1.3 Perumusan Masalah ... 4

1.4 Tujuan Penelitian ... 4

1.5 Manfaat Penelitian ... 4

BAB II KAJIAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Belajar ... 6

2.2 Pengertian Prestasi Belajar... 7

2.3 Pengertian Hasil Belajar ... 10

2.4 Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar ... 11

2.5 Pengertian Metode Diskusi ... 14

2.6 Hipotesis Tindakan ... 17

BAB III METODE PENELITIAN 3.1 Tempat dan Waktu Penelitian ... 18

3.2 Objek dan Subjek Penelitian ... 18

3.3 Bentuk Penelitian ... 18

3.4 Tahapan Tindakan ... 20

3.5 Instrumen Penelitian ... 23

3.6 Teknik Pengumpulan Data ... 23


(6)

xiv

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4. 1 Hasil Penelitian ... 25 4.2 Pembahasan ... 41

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan ... 47 5.2 Saran ... 47

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN


(7)

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Izin Penelitian ... 1

2. Surat Izin Melaksakan Penelitian ... 2

3. Surat Keterangan Telah Melaksanakan penelitian Dari Sekolah ... 3

4. Rencana Pembelajaran Siklus I ... 4

5. Rencana Pembelajaran Siklus II ... 5

6. Kisi-kisi Siklus I ... 6

7. Kisi-kisi Siklus II ... 7

8. Soal Siklus I Pertemuan I ... 8

9. Soal Siklus I Pertemuan II ... 9

10. Soal Siklus II Pertemuan I ... 10

11. Soal Siklus II Pertemuan II ... 11

12. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan I... 12

13. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan II... 13

14. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan I ... 14

15. Hasil Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan II ... 15

16. Hasil Tes Siklus I ... 16


(8)

xvi

DAFTAR TABEL

Tabel. Halaman

Tabel 1 Data Hasil Belajar ... 23

Tabel 2 Data Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Pertemuan I ... 28

Tabel 3 Data Aktivitas Belajar Siswa Siklus I Pertemuan II ... 28

Tabel 4 Data persentase aktivitas belajar siswa siklus I Pertemuan I ... 29

Tabel 5 Data persentase aktivitas belajar siswa siklus I Pertemuan II ... 29

Tabel 6 Data Hasil Belajar Siklus I ... 30

Tabel 7 Kinerja Guru pada Siklus I ... 31

Tabel 8 Data Aktivitas Belajar Siswa Siklus II Pertemuan I ... 36

Tabel 9 Data Aktivitas Belajar Siswa Siklus II Pertemuan II ... 36

Tabel 10 Data Persentase Aktivitas Siswa siklus II Pertemuan I ... 37

Tabel 11 Data Persentase Aktivitas Siswa siklus II Pertemuan II ... 37

Tabel 12 Data Hasil Belajar Siklus II ... 38

Tabel 13 Kinerja Guru pada Siklus II ... 39

Tabel 14. Rekapitulasi Aktivitas Siswa Per – Siklus ... 43


(9)

ix MOTTO

”Kejarlah ilmu selagi ada kemauan”

“Jangan Menangis Karena Penyesalan, Tapi Menangislah Kenapa Kita Bisa Mencapai Keberhasilan”


(10)

vi

MENGESAHKAN

1. Tim Penguji

Penguji : Drs. Tambat Usman, M.H _____________

Penguji : Sugiman, M.Pd _____________

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. Bujang Rahman, M.Si NIP 196003151985031003


(11)

vii

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini : Nama Mahasiswa : Nur Ainun NPM : 1013069056

Program Studi : S-1 PGSD Dalam Jabatan

Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung Lokasi Penelitian : SD Negeri 2 Rajabasa Jaya Bandar Lampung

Dengan ini menyatakan dengan sesungguhnya bahwa Tugas Akhir yang berjudul PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN PENERAPAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 RAJA BASA JAYA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2011-2012" tersebut adalah asli hasil penelitian saya, kecuali bagian-bagian tertentu yang dirujuk dari sumbernya dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Demikian pernyataan ini saya buat untuk dapat digunakan seperlunya dan apabila di kemudian hari ternyata, pernyataan ini tidak benar maka saya sanggup dituntut berdasarkan Undang-Undang dan Peraturan yang berlaku.

Bandar Lampung, Juli 2012 Yang membuat pernyataan

Nur Ainun NPM 1013069056


(12)

viii

PERSEMBAHAN Kupersembahkan karya sederhanaku ini, kepada :

1. Kedua orang tuaku, yang selalu mendoakan dan memberi nasehat kepada penulis sehingga dapat menyelesaikan tugas akhir ini.

2. Suamiku yang tercinta yang selalu menyayangi dengan penuh cinta dan kasih sayang serta selalu berdoa demi keberhasilan penulis.

3. Anak-anaku tersayang yang selalu sabar dan penuh rasa cinta selalu mendo’akan serta menyemangati penulis dalam menyelesaikan Tugas akhir ini.

4. Kepala sekolah SDN 2 Rajabasa Bandar Lampung dan rekan-rekan guru yang telah berusaha membantu sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir ini, serta ;


(13)

iv

Judul : PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN

PENERAPAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 RAJA BASA JAYA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2011-2012

Nama Mahasiswa : NUR AINUN

NPM : 1013069056

Program Studi : S1 PGSD Dalam Jabatan

Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Bandar Lampung, Maret 2012 Peneliti,

Nur Ainun NPM. 1013069056 MENYETUJUI

Pembimbing, Pembahas,

Drs. Tambat Usman, M.H Drs. H. Sugiman, M.Pd


(14)

xii

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di Rajabasa Bandar Lampung pada tanggal 12 Juni 1960, terlahir dari pasangan Ayahnda bernama Abdul Hanan dan Hj. Saudah.

Lulus SD Negeri 1 Hajimena tahun 1974, melanjutkan di SMP Negeri 3 Kedaton lulus tahun 1977. Kemudian melanjutkan SPG Negeri 2 Tanjungkarang lulus tahun 1982. Tahun 1983 diterima sebagai CPNS dan mengajar di SDN 4 Mesuji sampai tahun 1989, kemudian tahun yang sama penulis pindah tugas mengajar SDN 2 Rajabasa Jaya Bandar Lampung sampai dengan sekarang.

Tahun 2010 penulis melanjutkan kuliah pada Program Studi S1 PGSD Dalam Jabatan FKIP Universitas Lampung.


(15)

x

KATA PENGANTAR

Puji syukur Penulis ucapkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa, karena atas rahmat dan hidayah-Nya tugas akhir ini dapat diselesaikan.

Tugas akhir dengan judul ” Peningkatan prestasi belajar IPA dengan penerapan metode pembelajaran diskusi pada siswa kelas IV SD Negeri 2 Rajabasa Jaya Bandar Lampung Tahun 2011-2012”, adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas lampung.

Dalam kesempatan ini Penulis mengucapkan terimakasih kepada:

1. Bapak Dr. Hi. Bujang Rahman, M.Si, selaku Dekan FKIP Universitas Lampung

2. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd. selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan

FKIP Universitas Lampung.

3. Bapak Dr. Darsono, M.Pd selaku Ketua Program Studi S1 PGSD FKIP

Universitas Lampung.

4. Bapak Drs. Tambat Usman, M.H. selaku dosen pembimbing yang dengan sabar

memberikan bimbingan dan telah bersedia meluangkan waktu serta mencurahkan pikirannya dalam membimbing penulis selama menyusun tugas akhir ini.


(16)

xi

5. Bapak Drs. H. Sugiman, M.Pd. selaku dosen pembahas yang dengan sabar

memberikan masukan, arahan dan bimbingan bagi penulis selama menyusun tugas akhir ini.

6. Kepala sekolah SD Negeri 2 Rajabasa Jaya Bandar Lampung, yang telah

bersedia memberikan waktu serta izin dalam penyelesaian tugas akhir ini.

7. Dewan Guru SD Negeri 2 Rajabasa Jaya Bandar Lampung

8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu-persatu, yang telah memberikan

motivasi dan dukungannya dalam menyelesaikan skripsi ini.

Akhir kata, Penulis menyadari bahwa tugas akhir ini masih jauh dari

kesempurnaan, akan tetapi sedikit harapan semoga skripsi yang sederhana ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua khususnya Pendidikan Guru Sekolah Dasar.

Bandar Lampung, Juli 2012

Penulis


(17)

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan hal yang diatur dan dirancang, dalam arti luas mengandung arti mendidik, mengajar dan berlatih. Pendidikan merupakan salah satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan satu dengan yang lainnya. Menurut Hartoto (2008 : 25), proses pendidikan melibatkan banyak hal yaitu subjek yang dibimbing (peserta didik), orang yang membimbing (pendidik), cara yang digunakan dalam bimbingan (alat dan metode) dan lingkungan pendidikan merupakan komponen yang saling berhubungan. Pendidikan juga memegang peranan yang sangat penting, karena pendidikan dan pengajaran di sekolah berkaitan dengan upaya sadar pembentukan pribadi yang diharapkan selaras dengan tuntunan budaya manusia yang semakin tinggi.

Proses belajar mengajar merupakan inti dari kegiatan pendidikan di sekolah. Tugas guru dalam proses belajar mengajar adalah membantu, membimbing, dan memimpin siswa. Dalam pengajaran, gurulah yang memimpin dan bertanggung jawab penuh atas kepemimpinan yang dilakukan itu. Bertanggung jawab dalam arti membimbing siswa dalam mencapai tujuan pembelajaran. Guru hendaknya mampu membangkitkan semangat belajar siswa dengan memilih metode yang tepat dalam proses belajar mengajar sehingga tujuan pendidikan akan tercapai.


(18)

2

Untuk menunjang tercapainya tujuan Pendidikan IPA khususnya di Sekolah Dasar tersebut, harus didukung oleh metode pembelajaran yang kondusif. Kualitas dan keberhasilan pembelajaran sangat dipengaruhi oleh kompetensi dan ketepatan guru memilih dan menggunakan metode pembelajaran.

Berdasarkan pengamatan dan hasil diskusi dengan guru kelas IV SD Negeri 2 Rajabasa Jaya, kondisi pembelajaran IPA saat ini lebih diwarnai oleh pendekatan yang menitikberatkan pada metode ceramah sehingga kurang mampu merangsang siswa untuk terlibat aktif dalam proses pembelajaran. Indikasi lain bahwa pola pembelajarannya bersifat guru-sentris (teacher

centered), siswa kurang berani bertanya dan mengemukakan pendapat.

Rendahnya aktivitas belajar berdampak pada hasil belajar siswa yang rendah. Hal ini nampak pada nilai rata-rata ulangan semester ganjil adalah 62,56, sedangkan KKM yang ditetapkan di SD Negeri 2 Rajabasa Jaya adalah 70,00.

Sehubungan dengan permasalahan di atas diperlukan metode pembelajaran yang mampu menempatkan siswa pada posisi yang lebih akif serta menemukan makna dari apa yang dipelajarinya. Salah satu metode yang sesuai dengan tuntutan tersebut adalah metode diskusi. Metode ini diharapkan dapat mendorong siswa aktif menyumbangkan buah pikirannya untuk memecahkan masalah bersama, mengambil satu alternatif jawaban atau beberapa alternatif jawaban untuk memecahkan masalah berdasarkan pertimbangan yang seksama.

Metode diskusi adalah suatu cara penyajian bahan pelajaran di mana guru memberi kesempatan kepada siswa (kelompok-kelompok siswa) untuk


(19)

3

mengadakan perbincangan ilmiah guna mengumpulkan pendapat, membuat kesimpulan, atau menyusun berbagai alternatif pemecahan atas suatu masalah. Dalam dunia pendidikan yang semakin demokratis seperti pada zaman sekarang ini, metode diskusi mendapat perhatian besar karena memiliki arti penting dalam merangsang para siswa untuk berfikir dan mengekspresikan pendapatnya secara bebas dan mandiri.

Dalam diskusi, setiap siswa turut berpartisiasi aktif dalam pemecahan masalah. Dengan melaksanakan metode diskusi diharapkan suasana kelas menjadi semakin hidup, setiap anak diharapkan ikut berpartisipasi aktif dalam pembelajaran.

1.2 Identifikasi Masalah

Dari uraian latar belakan di atas, dapat dirumuskan identifikasi masalah sebagai berikut:

1. Hasil belajar Pendidikan IPA siswa masih rendah, karena nilai rata-rata siswa masih kurang dari 65

2. Siswa kurang aktif karena setiap diberi pertanyaan siswa masih kurang percaya diri untuk menjawab atau mengeluarkan pendapatnya.

3. Setiap diberi kesempatan bertanya hanya beberapa siswa yang berani untuk bertanya.


(20)

4

1.3 Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka penulis merumuskan masalah penelitian ini sebagai berikut:

Apakah prestasi belajar IPA dapat ditingkatkan dengan menerapkan metode diskusi pada siswa kelas IV SD N Rajabas Jaya?

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka yang menjadi tujuan penelitian ini adalah:

Untuk mengetahui peningkatan prestasi pembelajaran IPA dengan metode diskusi siswa kelas IV SD Negeri 2 Rajabasa Jaya.

1.5 Manfaat Penelitian

Dengan dilaksanakan penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat bagi:

1. Siswa, yaitu dapat meningkatkan pemahaman konsep Pendidikan IPA khususnya di kelas IV semester 2 sehingga dapat meningkatkan prestasi belajar siswa

2. Guru, yaitu dapat memperluas wawasan dan pengetahuan dalam pembelajaran Pendidikan IPA di sekolah dasar mengenai metode-metode pembelajaran sehingga dapat digunakan untuk meningkatkan atau mengembangkan kemampuan professional guru dalam menyelenggarakan pembelajaran di kelas sesuai dengan KTSP.


(21)

5

3. Sekolah Dasar, yaitu dapat memberikan sumbangan yang berguna dalam upaya meningkatkan mutu pembelajaran di sekolah yang bersangkutan.


(22)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Belajar

Belajar tidak pernah lepas dari kehidupan sehari-hari dan kehidupan masyarakat, karena dengan belajar akan diperoleh pengetahuan dan pengalaman yang baru, walaupun dibutuhkan waktu yang cukup lama. Misalnya belajar berjalan, belajar membaca, belajar menulis dan sebagainya.

Menurut Hamalik (2001:27) bahwa “belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui pengalaman (learning is defined as the modification or strengthening of behavior through experiencing)”.Menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, suatu kegiatan, dan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami suatu perubahan melalui pengalaman yang didapatnya.

Menurut Nashar (2004:49) belajar merupakan perubahan tingkah laku yang lebih baik yang terjadi melalui latihan atau pengalaman. Belajar merupakan suatu hasil dari perubahan tingkah laku yang lebih baik melalui suatu pengalaman yang telah dialaminya.

Sedangkan menurut Hernawan (2007:2) belajar adalah proses perubahan tingkah laku, dimana perubahan perilaku tersebut dilakukan secara sadar dan


(23)

7

bersifat menetap, perubahan perilaku tersebut meliputi perubahan dalam hal kognitif, afektif, dan psikomotor.

Berdasarkan teori-teori di atas, maka yang dimaksud dengan belajar pada penelitian ini adalah suatu proses atau aktivitas dan bukan hanya sekedar mengingat melainkan mengalami dan membangun makna atau pemahaman dari berbagai informasi dan pengalaman.

2.2 Pengertian Prestasi Belajar

Dalam kegiatan belajar mengajar, guru dan anak didik terlibat dalam sebuah interaksi dengan bahan pelajaran sebagai mediumnya. Dalam interaksi itu hendaknya anak didik dan guru dapat berkomunikasi dengan maksimal sehingga pembelajaran tersebut dapat berjalan dengan baik. Sebab diharapkan dalam kegiatan belajar mengajar tersebut adanya pembelajaran aktif, kreatif, inovatif, dan menyenangkan.

Prestasi adalah istilah yang diambil dari bahasa Belanda yaitu prestaie yang berarti hasil dari usaha. Kata prestasi dalam berbagai penggunaan selalu dihubungkan dengan aktivitas tertentu. Gagne (1992:65) mengemukakan bahwa dalam setiap proses akan selalu mendapat hasil yang nyata yang dapat diukur sebagai hasil belajar (achiecvement) seseorang. Belajar adalah suatu aktivitas yang melibatkan bukan hanya penguasaan kemampuan akademik baru saja, melainkan juga perkembangan emosional, interaksi sosial dan perkembangan kepribadian. Menurut Surakhmad (1987:67) belajar berarti mengalami dan menghayati sesuatu yang akan menimbulkan respon-respon tertentu dari pihak siswa. Pengalaman berupa pelajaran akan menghasilkan perubahan (pematangan atau pendewasaan)


(24)

8

pola tingkah laku, perubahan sistem nilai dan dapat memperoleh perbendaraan konsep-konsep serta dalam kekayaan informasi.

Adapun jenis perubahan yang dimaksud dalam belajar ini meliputi perubahan tingkah laku setelah individu mendapatkan berbagai pengalaman dalam situasi belajar mengajar yang diberlakukan atasnya. Pengalaman-pengalaman akan meyebabkan proses perubahan pada diri seseorang. Dengan kata lain, bahwa Proses belajar senantiasa merupakan perubahan tingkah laku dan terjadi karena hasil pengalaman yang diperoleh.

Sadiman (1996:45) mengatakan bahwa belajar dapat diartikan suatu proses yang komplek yang terjadi pada semua orang dan berlangsung seumur hidup. Belajar adalah terminologi yang akan digunakan untuk menggambarkan proses meliputi perubahan melalui pengalaman. Proses perubahan tersebut secara relatif untuk memperoleh perubahan permanen dalam pemahaman, sikap, pengetahuan, informasi, kemampuan ketrampilan melalui pengalaman. Selanjutnya, Nasution, S (1982;45) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses. Melalui proses seseorang mengubah tingkah lakunya dengan cara latihan, baik latihan yang dipersiapkan secara khusus di laboratorium maupun latihan yang terjadi secara alamiah dimana individu berinteraksi dengan lingkunganya.

Dalyono (2005:49) menggemukakan beberapa prinsip yang berkaitan dengan belajar, yaitu :

1. Belajar pada hakekatnya potensi manusia dan perilakunya.

2. Belajar memerlukan proses dan penahapan serta kematangan diri para siswanya.

3. Belajar akan lebih mantap dan efektif apabila didorong dengan motivasi.

4. Perkembangan pengalaman siswa akan banyak mempengaruhi kemampuan belajarnya.


(25)

9

Prinsip-prinsip tersebut perlu dipahami untuk dapat memberikan penjelasan tentang usaha pencapaian tujuan belajar itu sendiri melalui kondisi belajar yang kondusif. Prinsip-prinsip tersebut menunjukan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku atau kecakapan manusia. Perubahan tingkah laku ini bukan disebabkan oleh proses pertumbuhan fisiologis dan perubahan kematangan. Perubahan yang terjadi karena belajar dapat berupa perubahan-perubahan pengetahuan (knowledge), kebiasaan (habit), kecakapan (skill) atau yang dikenal dengan istilah aspek kognitif, aspek afektif dan aspek psikomotorik.

Berdasarkan penjelasan diatas, yang dimaksud belajar dalam penelitian ini adalah proses perubahan tingkah laku individu yang berlangsung selama satu masa tertentu, meliputi pengetahuan, pemahaman, ketrampilan, nilai dan sikap melalui pengalaman yang didapatkannya di lingkungan situasi belajar itu berlangsung. Adapun prestasi belajar terdapat berbagai pendapat sesuai dengan sudut pandang masing-masing ahli.

Muhibin (1997:141) menyebutkan bahwa prestasi belajar merupakan taraf keberhasilan siswa dalam mempelajari materi pelajaran disekolah dinyatakan dalam bentuk skor yand diperoleh dari hasil tes mengenai sejumlah materi pelajaran tertentu. Depdikbud (1988:70) bahwa prestasi belajar mengandung

pengertian penguasaan pengetahuan yang dikembangkan oleh mata pelajaran,

lazimnya ditunjukan dengan nilai tes atau nilai angka yang diberikan oleh guru. Davis dalam Slameto, (1985:21) berpendapat bahwa “ prestasi belajar adalah pengetahuan yang diperoleh siswa sebagai hasil dari pembelajaran.”

Pendapat-pendapat di atas menunjukan bahwa prestasi belajar dipergunakan untuk menyebut berbagai macam hasil kegiatan atau usaha. Hal ini sesuai dengan


(26)

10

kenyataan yang sering ditemui dalam kehidupan sehari-hari. Istilah prestasi belajar sering digunakan untuk menyebut hasil yang dicapai dalam berbagai kegiatan misalnya prestasi olahraga, prestasi seni, prestasi kinerja, prestasi belajar, prestasi usaha dan sebagainya.

Pada proses pembelajaran, prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil dari pembelajaran yang meliputi penguasaan, perubahan emosional, dan perubahan tingkah laku yang dapat diukur dengan tes obyektif maupun tes uraian. Dengan demikian prestasi belajar adalah prestasi belajar siswa pada tes ujian akhir semester atau pada kompetensi dasar pelajaran.

2.3 Pengertian Hasil Belajar

Setelah belajar, tujuan utama yang ingin dicapai dalam kegiatan pembelajaran adalah hasil belajar. Hasil belajar merupakan prestasi untuk mengetahui sebatas mana mereka dapat memahami serta mengerti materi tersebut. Penilaian hasil belajar merupakan bagian dari proses belajar mengajar dimana siswa dapat mengetahui kemampuannya dan guru dapat mengevaluasi sejauh mana keberhasilan siswa.

Menurut Hamalik (2001:33-35) hasil belajar dalam kelas harus dapat dilaksanakan ke dalam situasi-situasi di luar sekolah. Dengan kata lain, anak didik dapat mentransferkan hasil belajar itu ke dalam situasi-situasi yang sesungguhnya di dalam masyarakat.

Menurut Nashar (2004:77) hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh siswa setelah melakukan kegiatan belajar. Keller (dalam Nashar 2004 :77) menambahkan hasil belajar sebagai keluaran dari berbagai masukan. Berbagai masukan tersebut dibedakan menjadi dua kelompok yaitu masukan pribadi dan


(27)

11

masukan dari lingkungan. Dalam hal ini penekanan hasil belajar adalah terjadinya perubahan dari hasil masukkan pribadi berupa motivasi dan harapan untuk berhasil dan masukan dari lingkungan berupa rancangan dan pengelolaan motivasional

Sedangkan menurut Syaodih (2007:102) hasil belajar atau achievement merupakan realisasi atau pemekaran dari kecakapan-kecakapan potensial atau kapasitas yang dimiliki seseorang. Penguasaan hasil belajar oleh seseorang dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berfikir maupun keterampilan motorik.

Berdasarkan pendapat di atas dapat disimpulkan bahwa hasil belajar adalah suatu hasil atau berupa prestasi siswa baik pengetahuan maupun perubahan dalam bentuk sikap atau aktivitas siswa setelah kegiatan belajar mengajar berlangsung.

2.4 Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

Pembelajaran IPA di SD akan berhasil dengan baik apabila guru memahami perkembangan intelektual anak usia SD. Usia anak SD berkisar antara 7 tahun sampai dengan 11 tahun. Menurut Piaget perkembangan anak usia SD tersebut termasuk dalam katagori operasional konkrit. Pada usia operasional konkret dicirikan dengan sistem pemikiran yang didasarkan pada aturan tertentu yang logis, hal tersebut dapat diterapkan dalam memecahkan persoalan-persoalan konkrit yang dihadapi. Anak operasional konkrit sangat membutuhkan benda-benda konkrit untuk menolong pengembangan intelektualnya. Anak SD sudah mampu memahami tertang


(28)

12

penggabungan (penambahan atau pengurangan), mampu mengurutkan, misalnya mengurutkan dari yang kecil sampai yang besar, yang pendek sampai yang panjang.

Anak SD juga sudah mampu menggolongkan atau mengklasifikasikan berdasarkan bentuk luarnya saja, misalkan menggolongkan berdasarkan warna, bentuk persegi atau bulat, dan sebagainya. Pada akhir operasional konkret mereka dapat meahami tentang pembagian, mampu menganalisis dan melakukan sintesis sederhana.

Menurut Salamah (2004:26) prinsip-prinsip pembelajaran yang dapat dikembangkan dalam pembelajaran IPA sebagai berikut.

2.4.1 Prinsip motivasi: motivasi adalah daya dorong seseorang untuk melakukan sesuatu kegiatan. Motivasi ada yang berasal dari dalam atau intrinsik dan ada yang timbul akibat rangsangan dari luar atau ekstrinsik. Motivasi intrinsik akan mendorong rasa ingin tahu, keinginan mencoba, mandiri dan ingin maju.

2.4.2 Prinsip latar: pada hakikatnya siswa telah memiliki pengetahuan awal. Oleh karena itu, dalam pembelajaran guru perlu mengetahui pengetahuan, keterampilan dan pengalaman apa yang telah dimiliki siswa sehingga kegiatan belajar mengajar tidak berawal dari suatu kekosongan.

2.4.3 Prinsip menemukan: pada dasarnya siswa memiliki rasa ingin tahu yang besar sehingga potensial untuk mencari guna menemukan sesuatu. Oleh karena itu bila diberi kesempatan untuk mengembangkan potensi tersebut siswa akan merasa senang atau tidak bosan.


(29)

13

2.4.4 Prinsip belajar ”sambil melakukan” (learning by doing) : Pengalaman yang diperoleh melalui bekerja merupakan hasil belajar yang tidak mudah terlupakan. Oleh karena itu, dalam pembelajaran sebaiknya siswa diarahkan untuk melakukan kegiatan atau "learning by doing". 2.4.5 Prinsip belajar ”sambil bermain” bermain merupakan kegiatan yang

dapat menimbulkan suasana gembira dan menyenangkan, sehingga akan dapat mendorong siswa untuk melibatkan diri dalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, dalam setiap pembelajaran perlu diciptakan suasana fang menyenangkan lewat kegiatan bermain yang kreatif.

2.4.6 Prinsip hubungan sosial: dalam beberapa hal kegiatan belajar akan lebih berhasil jika dikerjakan secara berkelompok. Dari kegiatan kelompok siswa tahu kekurangan dan kelebihannya sehingga tumbuh kesadaran perlunya interaksi dan kerja sama dengan orang lain.

Lebih lanjut, Salamah (2004:26)menyebutkan bahwa prinsip-prinsip tersebut di atas, semuanya dalam rangka menciptakan suasana pembelajaran yang membuat siswa senang sehingga mereka akan terlibat aktif dalam pembelajaran. Untuk menunjang penerapan prinsip-prinsip tersebut di atas guru dalam mengelola pembelajaran perlu:

1) Menyajikan kegiatan yang beragam sehingga tidak membuat siswa jenuh.

2) Menggunakan sumber belajar yang bervariasi, disamping buku acuan. 3) Sesekali dapat bekerjasama dengan masyarakat, kantor-kantor, bank, dan


(30)

14

lain-lain.

4) Sebagai sumber informasi yang terkait dengan praktek kehidupan sehari-hari.

5) Memanfaatkan lingkungan sekitar sebagai sumber belajar karena belajar akan bermakna apabila berhubungan langsung pada permasalahan lingkungan sekitar siswa.

6) Kreatif menghadirkan alat bantu pembelajaran. Proses ini dapat memudahkan siswa untuk memahami materi pembelajaran atau dapat menolong proses berpikir siswa dalam membangun pengetahuannya. 7) Menciptakan suasana kelas yang menarik, misalnya, pajangan hasil karya

siswa dan benda-benda lain, peraga yang mendukung proses pembelajaran.

2.5 Pengertian Metode Diskusi

Dalam dunia pendidikan yang semakin demokratis seperti pada zaman sekarang ini, metode diskusi mendapat perhatian besar karena memiliki arti penting dalam merangsang para siswa untuk berpikir dan mengekspresikan pendapatnya secara bebas dan mandiri.

Menurut Muhibbin (2007:205) bahwa metode diskusi adalah metode yang sangat erat hubungannya dengan belajar memecahkan masalah (problem solving). Metode ini lazim juga disebut sebagai diskusi kelompok (group discussion)dan resitasi bersama(socialized recitation).

Menurut Bahri dan Zain (2006:87) metode diskusi adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa-siswa dihadapkan kepada suatu masalah yang bisa


(31)

15

berupa pernyataan atau pertanyaan yang bersifat problematik untuk dibahas dan dipecahkan bersama.

Muhibbin (2007:205) Pada umumnya, metode diskusi diaplikasikan dalam proses belajar-mengajar untuk: (1) Mendorong siswa berpikir kritis; (2) Mendorong siswa mengekspresikan pendapatnya secara bebas; (3) Mendorong siswa menyumbangkan buah pikirannya untuk memecahkan masalah bersama; (4) Mengambil satu alternatif jawaban atau beberapa alternatif jawaban untuk memecahkan masalah berdasarkan pertimbangan yang seksama.

Dalam diskusi yang menganut pola pemusatan kegiatan pada siswa, keterlibatan guru tidak langsung tetapi peranannya tetap penting, karena ia harus menjalankan fungsinya sebagai: (1) Indikator (penunjuk); (2) Konsultan (penasihat); (3) encourager (pendorong semangat); (4) Observer dan evaluator (peninjau dan penilai aktivitas partisipan).

Adapun peran serta para siswa partisipan dalam diskusi berpola student centralitytersebut adalah sebagai berikut: (1) Sebagai moderator, yakni salah seorang partisipan yang dipandang layak memimpin diskusi; (2) Sebagai kontributor, yakni pemberi kontribusi berupa pertanyaan, sanggahan, saran dst; (3) Sebagai encourager, yakni pemberi dorongan dan kesempatan kepada sesama partisipan untuk turut aktif memberi kontribusi; (4) Sebagai evaluator, yakni penilai jalannya pembahasan dan keputusan atau kesimpulan atau jawaban yang berhubungan dengan pemecahan masalah yang disodorkan oleh guru sebagai moderator.


(32)

16

Menurut Aziz Wahab (2008: 101) kegunaan dari metode diskusi, diantaranya adalah: (a) Untuk memecahkan masalah maksudnya dengan berdiskusi masalah-masalah yang ada akan mudah dipecahkan secara bersama-sama; (b) Untuk mengembangkan dan mengubah sikap, dalam hal ini aktivitas yang dilakukan dalam diskusi secara tidak langsung telah mengubah sikap siswa dalam bertindak; (c) Untuk menyampaikan dan membantu siswa menyadari adanya pandangan yang berbeda maksudnya setiap anggota diskusi memiliki pendapat yang tidak sama sehingga siswa akan sadar bahwa tidak semua anggota berpandangan sama dalam memecahkan suatu masalah; (d) Untuk mengembangkan keterampilan berkomunikasi, diharapkan dalam diskusi tersebut siswa lebih aktif berkomunikasi sesama anggota kelompok diskusi.

Depdiknas (2007:25) dalam metode diskusi terdapat kebaikan dan kekurangan yang diantaranya yaitu;

a) Kebaikan metode diskusi

1. dapat memperluas wawasan siswa;

2. dapat merangsang kreativitas siswa dalam memunculkan ide dalam memecahkan suatu masalah;

3. dapat mengembangkan sikap menghargai pendapat orang lain; 4. dapat menumbuhkan partisipasi siswa menjadi lebih aktif. b) Kekurangan metode diskusi

1. kemungkinan besar diskusi akan dikuasai oleh siswa yang suka berbicara atau ingin menonjolkan diri;

2. tidak dapat dipakai pada kelompok yang besar; 3. peserta mendapat informasi yang terbatas;

Menurut Hasibuan dan Moedjiono (2004: 23) langkah-langkah penggunaan metode diskusi dapat ditempuh sebagai berikut:

(1) Guru mengemukakan masalah yang akan didiskusikan dan memberikan pengarahan seperlunya mengenai cara-cara pemecahannya. Dapat pula


(33)

17

pokok masalah yang akan didiskusikan itu ditentukan bersama-sama oleh guru dan siswa.

 Para siswa membentuk kelompok-kelompok diskusi.

 Para siswa berdiskusi dalam kelompoknya masing-masing, sedangkan guru berkeliling dari kelompok yang satu ke kelompok yang lain, menjaga ketertiban, serta memberikan dorongan dan bantuan agar setiap anggota kelompok berpartisipasi aktif, dan agar diskusi berjalan lancar.

 Tiap kelompok melaporkan hasil diskusinya. Hasil-hasil tersebut ditanggapi oleh semua siswa, terutama dari kelompok lain. Guru memberi ulasan atau penjelasan terhadap laporan tersebut;

 Akhirnya siswa mencatat hasil diskusi, dan guru mengumpulkan laporan hasil diskusi dari setiap kelompok.

Jadi yang dimaksud dengan metode diskusi adalah metode dimana siswa dihadapkan pada suatu masalah dan diharapkan siswa dapat memecahkan masalah tersebut secara bersama-sama berdasarkan kelompok diskusinya.

2.6 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian pustaka di atas dirumuskan hipotesis penelitian tindakan kelas sebagai berikut: Apabila dalam pembelajaran Pendidikan IPA menggunakan metode diskusi, akan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA di kelas IV SDN 2 Rajabasa Jaya Tahun Pelajaran 20011/2012.


(34)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SDN 2 Rajabasa Jaya. Secara khusus, penelitian ini dilakukan di kelas IV SDN 2 Rajabasa Jaya.

3.2 Objek dan Subjek Penelitian

Dalam penelitian ini adalah seluruh siswa yang ada di kelas IV SD Negeri 2 Rajabasa Jaya. Siswa kelas IV yang berjumlah 30 orang, terdiri dari 17 siswa laki-laki dan 13 orang siswa perempuan.

3.3 Bentuk Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan dalam 2 (dua) siklus, dalam setiap siklus terdiri dari satu pokok bahasan dalam 2 kali pertemuan dan setiap siklus diadakan tes formatif untuk mengetahui tingkat pemahaman siswa terhadap materi pembelajaran.

Penelitian ini menggunakan Penelitian Tindakan Kelas yang dimodifikasi oleh Kemmis dan Taggart, yaitu rencana penelitian dapat digambarkan sebagai berikut;


(35)

Gambar Diagram Penelitian (Arikunto, 2007:16)

Dan seterusnya..

Arikunto (2007:62) PTK memiliki ciri khusus yang membedakan dengan penelitian lain. Berkaitan dengan ciri khusus tersebut, ada beberapa karakteristik PTK, antara lain:

1. Adanya tindakan nyata yang dilakukan dalam situasi yang alami dan ditunjukkan untuk menyelesaikan masalah,

2. Menambah wawasan keilmiahan dan keilmuan,

3. Sumber permasalahan berasal dari masalah yang dialami guru dalam pembelajaran,

4. Permasalahan yang diangkat bersifat sederhana, nyata, jelas, dan penting, 5. Adanya kolaborasi antara praktikan dan peneliti,

6. Adanya tujuan penting dalam pelaksanaan PTK, yaitu meningkatkan profesionalisme guru, ada keputusan kelompok, bertujuan untuk meningkatkan dan menambah pengetahuan.

Perencanaan

SIKLUS I

Refleksi I Pelaksanaan Tindakan

Pembelajaran I Observasi

Perencanaan

Refleksi II

Observasi SIKLUS II

Pelaksanaan tindakan Pembelajaran II


(36)

✂ ✄

3.4 Tahapan Tindakan

3.4.1. Perencanaan

 Menyusun silabus, rencana pembelajaran, dan media untuk menunjang pembelajaran yang disesuaikan dengan materi pokok.

 Menentukan kelas penelitian dan menetapkan materi pembelajaran.

 Menyusun soal – soal untuk melakukan latihan. Menetapkan cara pengamatan pelaksanaan kegiatan pembelajaran menggunakan alat peraga.  Menyusun lembar observasi untuk melihat aktivitas, efektifitas dan

psikomotor siswa selama pembelajaran berlangsung.  Merefleksikan setiap akhir tindakan pada setiap siklus. 3.4.2 Pelaksanaan Tindakan

Berdasarkan skenario pembelajaran yang telah ditetapkan, pelaksanaan tindakan dilakukan untuk setiap tatap muka sesuai dengan rencana pembelajaran, yaitu sebagai berikut.

Siklus Pertama Pertemuan Pertama :

Materi pelajaran IPA kelas IV siklus I adalah “ Pengaruh Gaya terhadap Gerak Benda”.

Langkah- langkah skenario pembelajaran sebagai berikut:

 Mengadakan apersepsi untuk membuka pelajaran, dilanjutkan dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang dikaitkan dengan pokok materi.  Langkah–langkah kegiatan pembelajaran:


(37)

☎ ✆

 Guru menyajikan pengantar materi pelajaran tentang gaya.

 Membentuk kelompok diskusi siswa, untuk melaksanakan kerja kelompok sesuai perintah guru,

 Siswa mengambil alat percobaan benda dapat bergerak disebabkan karena gaya,

 Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan dan mendemonstrasikan didepan kelas,

 Memberikan tes pada akhir pelajaran.

Pada akhir siklus, dilakukan refleksi sebagai acuan untuk merenungkan kelebihan dan kekurangan untuk membuat rencana tindakan pada pertemuan berikutnya.

Siklus Pertama Pertemuan Kedua :

Pelaksanaan tindakan pertemuan kedua sama seperti pada pertemuan pertama. Pada pertemuan kedua, guru hanya memberikan arahan dan berperan sebagai fasilitator yang memfasilitasi kegiatan pembelajaran, siswa menemukan penyelesaian sendiri dalam memecahkan masalah. Pada akhir siklus diadakan refleksi, mengkaji hasil belajar yang diperoleh siswa selama pembelajaran. Diharapkan pada siklus ke dua ini ada peningkatan pencapaian prestasi belajar siswa secara optimal.

Siklus Kedua :

Materi pelajaran IPA kelas IV siklus II adalah “Energi Panas dan Energi Bunyi”. Langkah- langkah skenario pembelajaran sebagai berikut:

1. Mengadakan apersepsi untuk membuka pelajaran, dilanjutkan dengan mengajukan beberapa pertanyaan yang dikaitkan dengan pokok materi.


(38)

✝✝

2. Langkah–langkah kegiatan pembelajaran:

a) Guru menyajikan pengantar materi pelajaran tentang energi.

b) Membentuk kelompok diskusi siswa, untuk melaksanakan kerja kelompok sesuai perintah guru,

c) Siswa mengambil alat percobaan untuk membuktikan adanya energi panas dan energi bunyi

d) Guru membimbing siswa untuk membuat kesimpulan dan mendemonstrasikan didepan kelas,

e) Memberikan tes pada akhir pelajaran.

Pada akhir siklus, dilakukan refleksi sebagai acuan untuk merenungkan kelebihan dan kekurangan untuk membuat rencana tindakan pada pertemuan berikutnya.

3. Observasi

Pelaksanaan observasi dilakukan bersamaan dengan pelaksanaan tindakan dengan menggunakan lembar observasi untuk aktivitas siswa, afektif dan psikomotor.

4. Refleksi

Berdasarkan data hasil observasi dan evaluasi kemudian diadakan analisis data sebagai bahan kajian pada kegiatan refleksi. Analisis dilakukan dengan cara membandingkan hasil yang telah dicapai dengan kriteria indikator keberhasilan aktivitas yang telah ditetapkan sebelumnya yaitu 60. Dan kriteria indikator keberhasilan hasil belajar siswa adalah 80.


(39)

✞ ✟

3.5 Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan skala sikap. Untuk mengukur afektif dan psikomotor siswa pada pembelajaran IPA menggunakan lembar observasi dilakukan pada setiap siklus. Untuk mengukur kognitif sisiwa menggunakan tes objektif.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara:

1. Observasi untuk mencatat aspek afektif dan psikomotor siswa selama proses pembelajaran.

2. Pemberian tes untuk melihat pencapaian tujuan pembelajaran. 3. Catatan guru

3.7 Teknik Analisis Data

1. Data Kualitatif merupakan data hasil pengamatan yang terdiri dari data aktivitas siswa, diambil pada setiap pertemuan menggunakan lembar pengamatan terhadap aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung.

2. Data Kuantitatif

Tabel 1 Data hasil belajar

No. Nama Nilai Peningkatan

Tes Awal Tes Akhir 1

2 3


(40)

✠ ✡

Keterangan :

Nilai = Jawaban benar

Peningkatan = Nilai tes akhir˃ Nilai tesawal

3.8 Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan pada penelitian ini adalah:

Adanya hasil peningkatan prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Rajabasa Jaya pada setiap siklusnya. Adapun standar ketercapaian siswa pada akhir pembelajaran mencapai 70 berdasarkan KKM, dan kriteria indikator keberhasilan prestasi belajar adalah 85%.


(41)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan :

Perstasi belajar IPA dapat di tingkatkan dengan menggunakan metode diskusi pada siswa kelas IV SD N Rajabasa Jaya. Pada Siklus I yang mencapai ketuntasan belajar 46,7% dengan rata-rata belajar 64,7. Pada Siklus II yang mencapai ketuntasan belajar 96,7% dengan prestasi belajar rata-rata 76,7

5.2 Saran

1. Bagi siswa, untuk lebih aktif dalam bekerja sama memecahkan masalah berdasarkan kelompok diskusi dalam proses pembelajaran guna meningkatkan aktivitas dan hasil belajar.

2. Bagi guru, untuk dapat membuat kerangka pembelajaran berdasarkan langkah-langkah dalam metode diskusi sehingga dapat melaksanakan pembelajaran dengan baik.

3. Bagi sekolah, agar dapat melengkapi sarana dan prasarana yang masih belum ada agar proses pembelajaran dapat berlangsung lebih baik sehingga prestasi belajar dapat meningkat dan memberikan pelatihan-pelatihan kepada guru guna meningkatkan kinerja guru dalam proses pembelajaran


(42)

☛8

4. Peneliti, penelitian ini membahas tentang metode diskusi pada materi gaya dan energi, maka peneliti berikutnya dapat menerapkan pada materi tersebut dan mata pelajaran lainnya yang relevan.


(43)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsini. dkk. 2006.Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara. Jakarta .

Bahri Djamarah, Syaiful. Zain, Aswan. (2006).Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta.

Baharuddin. Nur Wahyuni, Esa. (2008).Teori Belajar dan Pembelajaran.Ar-ruzz Media. Jogjakarta.

Dalyono. 1997.Prestasi Belajar. Rineke Cipta. Jakarta Depdiknas. 2007.Naskah Akademik Kajian Krikulum. Jakarta Depdikbud. 1988.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta

Gagne, M. Robert. 1992. Principle of Intructional Design. Fount Edition. New York

Hamalik, Oemar. (2001).Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta.

Hartoto. (2008). http://fatamorghana Wordpress.com/2008/07/11/babii Pengertian dan unsur-unsur pendidikan.

Hasibuan. & Moedjiono. (2004). Proses Belajar Mengajar. Remaja Rosakarya. Bandung.

Hernawan, Asep. (2007). Belajar & Pembelajaran Sekolah Dasar. UPI PRESS. Bandung.

Nashar. (2004).Peranan Motivasi & Kemampuan Awal. Delia Press. Jakarta. Nasution, S. 1982.Asas-asas Mengajar. Bandung. Cv. Jemmars

Muhibbin. (2007).Psikologi Pendidikan.Remaja Rosdakarya. Bandung.

Sadiman, Arif. dkk. 2005. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta. Rajawali Grasindo


(44)

Slameto. 1985. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta. Reneka Cipta.

Surakhmad, Winarno. 1987. Dasar dan Teknik Penelitian. Usaha Nasional. jakarta

Syaodih Sukmadinata, Nana. (2007) Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Salamah. 2004.Ansalisis dan Menejemen. Gramedia. Jakarta

Wahab Aziz, Abdul. (2008). Metode dan Model-Model Mengajar. Alfabeta . Bandung


(1)

✞ ✟

3.5 Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan skala sikap. Untuk mengukur afektif dan psikomotor siswa pada pembelajaran IPA menggunakan lembar observasi dilakukan pada setiap siklus. Untuk mengukur kognitif sisiwa menggunakan tes objektif.

3.6 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan dengan cara:

1. Observasi untuk mencatat aspek afektif dan psikomotor siswa selama proses pembelajaran.

2. Pemberian tes untuk melihat pencapaian tujuan pembelajaran. 3. Catatan guru

3.7 Teknik Analisis Data

1. Data Kualitatif merupakan data hasil pengamatan yang terdiri dari data aktivitas siswa, diambil pada setiap pertemuan menggunakan lembar pengamatan terhadap aktivitas siswa selama pembelajaran berlangsung.

2. Data Kuantitatif

Tabel 1 Data hasil belajar

No. Nama Nilai Peningkatan

Tes Awal Tes Akhir 1

2 3


(2)

✠ ✡

Keterangan :

Nilai = Jawaban benar

Peningkatan = Nilai tes akhir˃ Nilai tesawal

3.8 Indikator Keberhasilan

Indikator keberhasilan pada penelitian ini adalah:

Adanya hasil peningkatan prestasi belajar siswa kelas IV SD Negeri Rajabasa Jaya pada setiap siklusnya. Adapun standar ketercapaian siswa pada akhir pembelajaran mencapai 70 berdasarkan KKM, dan kriteria indikator keberhasilan prestasi belajar adalah 85%.


(3)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Dari hasil penelitian dapat disimpulkan :

Perstasi belajar IPA dapat di tingkatkan dengan menggunakan metode diskusi pada siswa kelas IV SD N Rajabasa Jaya. Pada Siklus I yang mencapai ketuntasan belajar 46,7% dengan rata-rata belajar 64,7. Pada Siklus II yang mencapai ketuntasan belajar 96,7% dengan prestasi belajar rata-rata 76,7

5.2 Saran

1. Bagi siswa, untuk lebih aktif dalam bekerja sama memecahkan masalah berdasarkan kelompok diskusi dalam proses pembelajaran guna meningkatkan aktivitas dan hasil belajar.

2. Bagi guru, untuk dapat membuat kerangka pembelajaran berdasarkan langkah-langkah dalam metode diskusi sehingga dapat melaksanakan pembelajaran dengan baik.

3. Bagi sekolah, agar dapat melengkapi sarana dan prasarana yang masih belum ada agar proses pembelajaran dapat berlangsung lebih baik sehingga prestasi belajar dapat meningkat dan memberikan pelatihan-pelatihan kepada guru guna meningkatkan kinerja guru dalam proses pembelajaran


(4)

☛8

4. Peneliti, penelitian ini membahas tentang metode diskusi pada materi gaya dan energi, maka peneliti berikutnya dapat menerapkan pada materi tersebut dan mata pelajaran lainnya yang relevan.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsini. dkk. 2006.Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara. Jakarta .

Bahri Djamarah, Syaiful. Zain, Aswan. (2006).Strategi Belajar Mengajar. Rineka Cipta. Jakarta.

Baharuddin. Nur Wahyuni, Esa. (2008).Teori Belajar dan Pembelajaran.Ar-ruzz Media. Jogjakarta.

Dalyono. 1997.Prestasi Belajar. Rineke Cipta. Jakarta Depdiknas. 2007.Naskah Akademik Kajian Krikulum. Jakarta Depdikbud. 1988.Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta

Gagne, M. Robert. 1992. Principle of Intructional Design. Fount Edition. New York

Hamalik, Oemar. (2001).Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta.

Hartoto. (2008). http://fatamorghana Wordpress.com/2008/07/11/babii Pengertian dan unsur-unsur pendidikan.

Hasibuan. & Moedjiono. (2004). Proses Belajar Mengajar. Remaja Rosakarya. Bandung.

Hernawan, Asep. (2007). Belajar & Pembelajaran Sekolah Dasar. UPI PRESS. Bandung.

Nashar. (2004).Peranan Motivasi & Kemampuan Awal. Delia Press. Jakarta. Nasution, S. 1982.Asas-asas Mengajar. Bandung. Cv. Jemmars

Muhibbin. (2007).Psikologi Pendidikan.Remaja Rosdakarya. Bandung.

Sadiman, Arif. dkk. 2005. Media Pendidikan: Pengertian, Pengembangan, dan Pemanfaatannya. Jakarta. Rajawali Grasindo


(6)

Slameto. 1985. Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta. Reneka Cipta.

Surakhmad, Winarno. 1987. Dasar dan Teknik Penelitian. Usaha Nasional. jakarta

Syaodih Sukmadinata, Nana. (2007) Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Remaja Rosdakarya. Bandung.

Salamah. 2004.Ansalisis dan Menejemen. Gramedia. Jakarta

Wahab Aziz, Abdul. (2008). Metode dan Model-Model Mengajar. Alfabeta . Bandung


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN HASIL BELAJAR PADA PEMBELAJARAN IPA MENGGUNAKAN METODE INKUIRI SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SUKARAME II TELUKBETUNG BARAT BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2011-2012

0 6 54

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN PENERAPAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 RAJABASA JAYA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2011-2012

0 15 47

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK DI KELAS IV SD NEGERI 2 PELITA BANDAR LAMPUNG

0 8 114

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR MATEMATIKA MELALUI METODE DISKUSI KELOMPOK DI KELAS IV SD NEGERI 2 PELITA BANDAR LAMPUNG

0 7 30

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN METODE PENEMUAN SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 PINANG JAYA BANDAR LAMPUNG

0 14 55

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA DENGAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE STUDENT TEAMS ACHIVEMENT DIVISION (STAD) PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 SUKABUMI BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2011-2012

0 9 45

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN ALAT PERAGA KIT IPA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 WAY MULI KECAMATAN RAJABASA LAMPUNG SELATAN SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2011/2012

32 276 58

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA MENGGUNAKAN METODE INKUIRI SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 SUKAMENANTI KEDATON BANDAR LAMPUNG

0 7 27

PENINGKATAN MOTIVASI BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SD N LANGGENHARJO 02 Peningkatan Motivasi Belajar Ipa Melalui Penerapan Metode Diskusi Pada Siswa Kelas IV SD N Langgenharjo 02 Tahun Pelajaran 2013/2014.

0 0 15

PENINGKATAN HASIL BELAJAR IPA MELALUI PENERAPAN METODE EKSPERIMEN PADA SISWA KELAS IV SD N III Peningkatan Hasil Belajar IPA Melalui Penerapan Metode Eksperimen Pada Siswa Kelas IV SD N III Tawangrejo, Jatipurno, Wonogiri Tahun Ajaran 2011/2012.

0 0 16