MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN ALAT PERAGA KIT IPA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 WAY MULI KECAMATAN RAJABASA LAMPUNG SELATAN SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2011/2012

(1)

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Zaman yang serba modern ini perkembangan di segala bidang berkembang dengan pesatnya, termasuk didalam dunia pendidikan, baik metode dan materinya pun berkembang dengan pesat mengikuti perkembangan zaman. Hal ini bertujuan untuk meningkatkan kualitas SDM (Sumber Daya Manusia) agar dapat melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi lagi, minimalnya dapat bertahan hidup dan dapat membuka peluang usahanya sendiri. Jika hal tersebut dikaitkan dengan tugas guru SD yang sangat komplek, tugas tersebut diantaranya mengajar semua mata pelajaran, salah satunya mata pelajaran IPA. Masalah yang sekarang terjadi dalam pembelajaran mata pelajaran IPA ini berkaitan dengan metode yang dilakukan oleh sebagian besar guru di lapangan masih didominasi oleh pembelajaran yang masih terpusat pada guru, metode yang sering digunakan guru adalah metode ceramah. Sehingga masih kurangnya partisipasi siswa dalam pembelajaran. Semua potensi yang terdapat pada diri siswa seakan-akan terpendam dalam diri siswa. Sumber daya manusia yang berpendidikan akan mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek).


(2)

2

Syaifuddin (2007) dalam kajiannya mengemukakan bahwa salah satu kelemahan sistem pendidikan di Indonesia selalu berorientasi pada input dan output, kurang memperhatikan aspek proses. Padahal, proses pembelajaran merupakan salah satu aspek penting yang akan menentukan hasil pendidikan. Mulyasa (2006), standar proses adalah standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan pelaksanaan pembelajaran pada satu satuan pendidikan untuk mencapai standar kompetensi lulusan.

Pembelajaran mata pelajaran IPA diharapkan adanya partisipasi aktif siswanya, sehingga potensi yang terdapat pada siswa dapat muncul dan berkembang. Keaktifan siswa dituntut agar dapat berkembang sesuai dengan perkembangan usia siswa SD. Guru disini berperan sebagai pembimbing siswanya bukan sebagai sumber informasi. Hal ini dilakukan agar pembelajaran yang dilakukan lebih bermakna dan sesuai dengan kehidupan sehari-hari. Untuk mewujudkan pembelajaran yang bermakna tersebut guru harus menguasai berbagai metode pembelajaran yang bersifat terpusat pada peserta didik atau pada siswanya.

Salah satu metode yang bisa mengaktifkan siswanya adalah dengan menggunakan alat peraga agar dalam pembelajaran yang dilakukan siswa lebih memahami dan dapat menemukan sendiri konsep ilmu yang dipelajari. Menurut Carin dan Sunel (dalam Renny Sofiraeni dkk, 2004) mengatakan, bahwa pembelajaran IPA adalah suatu sistem untuk mengetahui fenomena alam melalui kumpulan data yang diperoleh dari observasi dan percobaan. Dengan ini dapat ditarik kesimpulan bahwa pembelajaran IPA bukan hanya


(3)

3

kumpulan pengetahuan dan konsep ilmu saja. Dengan kata lain, pembelajaran IPA dapat dilihat sebagai suatu proses, produk dan sikap. Proses pembelajaran pada satuan pendidikan diselenggarakan secara interaktif, inspiratif, menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif, serta memberikan ruang yang cukup bagi prakarsa, kreatifitas, dan kemandirian sesuai dengan bakat, minat, dan perkembangan fisik serta psikologis peserta didik.

Keberhasilan pembelajaran IPA ditentukan oleh berbagai hal antara lain, tujuan yang ingin dicapai, bahan pengajaran, metode yang digunakan, kemampuan siswa dan kemampuan guru itu sendiri di dalam melaksanakan proses belajar mengajar yang bermakna sesuai dengan tujuan pembelajaran IPA yang terdapat dalam kurikulum (Departemen Pendidikan Nasional, 2001).

Tujuan mata pelajaran IPA SD menurut Badan Standar Nasional Pendidikan (2006) adalah: 1) mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep- konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari; 2) mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi, dan masyarakat; 3) mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar dan memecahkan masalah dan membuat keputusan; 4) meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam; 5) meningkatkan kesadaran untuk menghargai alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan; 6) memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP/ MTs.

Pembelajaran IPA tidak hanya bersifat hafalan dan pemahaman konsep saja, tetapi bagaimana proses dalam pembelajaran itu menjadi lebih bermakna, membuat siswa lebih aktif, mengembangkan rasa ingin tahu, berpikir ilmiah/


(4)

4

rasional dalam pemecahan masalah untuk menyelidiki alam sekitar, dan mengembangkan kemampuan siswa dalam ranah kognitif, afektif, dan psikomotor. Proses pembelajaran tidak terlepas dari ketiga ranah tersebut, ketiganya saling terkait satu sama lain, pengetahuan yang membentuk suatu keterampilan dan pengetahuan yang membentuk sikap logis, kritis, cermat, kreatif dan disiplin.

Berdasarkan prasurvey yang dilakukan peneliti di SD Negeri 1 Way Muli tentang pembelajaran IPA diperoleh gambaran bahwa pembelajaran yang dilaksanakan selama ini guru mengawali pembelajaran dengan langsung mengajak siswa mempelajari materi yang akan dilaksanakan “anak-anak kita hari ini akan mempelajari gaya”. Pada kegiatan inti guru menyampaikan materi dengan ceramah (konvensional) dan siswa hanya sebagai penerima, setelah penjelasan dirasa cukup, guru menugasi siswa mengerjakan latihan. Dilihat dari kecenderungan tersebut, guru mengawali pembelajaran tanpa menggunakan apersepsi, tidak ada pengantar sebelum menyampaikan materi, sehingga siswa kurang tertarik dan kurang perhatian terhadap pembelajaran. Dari data prasurvey tersebut bahwa guru masih mendominasi pembelajaran atau pembelajaran masih berpusat pada guru (teacher centered).

Berdasarkan penelusuran, data ulangan harian semester ganjil tahun ajaran 2009/2010 ketuntasan hasil belajar siswa rendah. Data lengkapnya sebagai berikut.


(5)

5

Tabel 1: Distribusi Frekuensi Nilai Ulangan pelajaran IPA siswa kelas IV. No Interval Nilai Frekuensi Persentase (%) Keterangan

1 2 3 4 5 6 7 8 9 10

90,0 - 100,0 80,0 - 89,0 70,0 - 79,0 60,0 - 69,0 50,0 - 59,0 40,0 - 49,0 30,0 - 39,0 20,0 - 29,0 10,0 - 19,0 s/d 9,0

- 1 3 6 4 8 3 4 1 - 0 3,33 10,00 20,00 13,33 26,67 10,00 13,33 3,33 0 Tuntas Tuntas Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas Tidak Tuntas

Dari data di atas, diketahui bahwa dengan Kriteria Ketuntasan Minimum yang telah ditentukan oleh guru SD Negeri 1 Way Muli yaitu ≥ 60. Sebanyak 10 orang siswa (33,33%) telah tuntas, sedangkan 20 orang siswa (66,67%) belum tuntas belajar.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, dapat diidentidikasi beberapa masalah sebagai berikut :

1. Masih cukup banyak siswa yang memperoleh nilai IPA dibawah KKM yang ditetapkan (66,67 %).

2. Pembelajaran masih terpusat pada guru (guru sentris)

3. Pembelajaran masih menggunakan metode ceramah (konvensional).

C. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah tersebut di atas, maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:


(6)

6

“Bagaimanakah penggunaan alat peraga KIT IPA dalam meningkatkan aktivitas belajar dan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA?”

D. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk meningkatkan prestasi belajar IPA siswa pada kelas IV SD Negeri 1 Way Muli Kecamatan Rajabasa Lampung Selatan melalui penggunaan alat peraga KIT IPA.

E. Manfaat Penelitian

Manfaat penelitian tentang peningkatan prestasi belajar siswa pada mata pelajaran IPA melalui metode pembelajaran menggunakan alat peragasiswa kelas IV SD Negeri 1 Way Muli Kecamatan Rajabasa Lampung Selatan semester ganjil tahun pelajaran 2012-2013 adalah sebagai berikut:

1. Manfaat secara Teoritis

Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai sumbangan bagi khasanah Program Studi S1 PGSD dalam jabatan Jurusan Ilmu Pendidikan dalam pembelajaran IPA di jenjang Sekolah Dasar.

2. Manfaat secara Praktis

Secara praktis penelitian ini diharapkan memberi manfaat bagi siswa, guru, sekolah yaitu:

a. Bagi siswa, diharapkan siswa dapat memperoleh kemudahan dalam mempelajari mata pelajaran IPA, khususnya materi gaya,


(7)

7

b. Bagi guru dalam meningkatkan profrsionalisme, diharapkan guru memperoleh tindakan alternatif dalam pendekatan pembelajaran IPA, c. Bagi sekolah dalam meningkatkan mutu, akan terbantu terciptanya

sekolah yang melaksanakan pembelajaran IPA yang bermakna dan efisien.


(8)

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

A. Pembelajaran IPA

1. Pembelajaran IPA di SD

Belajar berarti mengubah tingkah laku. Hal ini sejalan dengan yang dikemukakan oleh Suhardiman (1988) bahwa belajar adalah mengubah tingkah laku. Belajar akan membantu terjadinya suatu perubahan dari diri individu yang belajar. Perubahan itu tidak hanya dikaitkan dengan perubaha ilmu pengetahuan, melainkan juga berbentuk percakapan, keterampilan, sikap, pengertian, harga diri, minat, watak dan penyesuaian diri. Belajar menyangkut segala aspek organisme dan tingkah laku pribadi seseorang. Prestasi belajar pada hakekatnya merupakan hasil belajar sebagai rangkaian jiwa raga psikofisik untuk menuju perkembangan pribadi manusia seutuhnya, yang berarti menyangkut unsur cipta, rasa, dan karsa, ranah kognitif, afektif, dan prestasi motorik.

Dalam kurikulum KTSP selain dirumuskan tentang tujuan pembelajaran IPA juga dirumuskan tentang ruang lingkup pembelajaran IPA, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan arah pengembangan pembelajaran IPA untuk mengembangkan materi pokok, kegiatan pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Sehingga setiap kegiatan


(9)

9

pendidikan formal di SD harus mengacu pada kurikulum tersebut. Dalam keseluruhan proses pendidikan di sekolah, kegiatan belajar merupakan kegiatan yang paling pokok. Ini berarti bahwa berhasil tidaknya pencapaian tujuan pendidikan banyak bergantung pada bagaimana proses pembelajaran yang dialami oleh peserta didik. Ada beberapa ahli yang berpendapat tentang pengertian belajar.

Prinsip-prinsip tersebut di atas menunjukkan bahwa belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku atau kecakapan manusia. Perubahan tingkah laku ini bukan disebabkan oleh proses pertumbuhan fisiologis atau perubahan-perubahan pengetahuan (knowledge), kebiasaan (habit), kecakapan (skill) atau yang dikenal dengan istilah kognitif, aspek afektif, dan aspek psikomotorik.

Jenis perubahan yang dimaksud dalam belajar ini meliputi perubahan tingkah laku setelah individu mendapatkan berbagai pengalaman dalam situasi belajar mengajar yang diberlakukan atasnya. Pengalaman-pengalaman tersebut akan menyebabkan proses perubahan pada diri seseorang. Dengan kata lain, bahwa proses belajar senantiasa merupakan perubahan tingkah laku dan terjadi karena hasil pengalaman yang diperoleh.

Tujuan pembelajara IPA di SD menurut Kurikulum KTSP (Depdiknas, 2006) secara terperinci adalah: (1) memperoleh keyakinan terhadap kebesaran Tuhan Yang Maha Esa berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan alam ciptaan-Nya, (2) mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan


(10)

10

dalam kehidupan sehari-hari, (3) mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif dan kesadaran tentang adanya hubungan yang saling mempengaruhi antara IPA, lingkungan, teknologi dan masyarakat, (4) mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam sekitar, memecahkan masalah dan membuat keputusan, (5) meningkatkan kesadaran untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga dan melestarikan lingkungan alam dan segala keteraturannya sebagai salah satu ciptaan Tuhan, dan (7) memperoleh bekal pengetahuan, konsep dan keterampilan IPA sebagai dasar untuk melanjutkan pendidikan ke SMP atau MTs.

Holt (1991) menyebutkan cirri-ciri siswa SD, antara lain rasa ingin tahu yang berlebih, mengeksplorasi, menemukan, mempelajari sesuatu yang baru, dan berkreasi. Untuk mendorong munculnya rasa ingin tahu siswa SD tersebut, terlebih dahulu perlu dilakukan eksplorasi terhadap apa yang akan dipelajari, sehingga pertanyaan-pertanyaan yang muncul dari kegiatan eksplorasi tersebut dapat dijawab dengan percobaan yang dilakukan oleh siswa sendiri untuk menemukan konsep-konsep baru. Hal ini juga sesuai dengan pendapat yang dikemukakan oleh Blosser (1990), bahwa siswa SD lebih mudah memahami IPA jika melakukan kegiatan percobaan sendiri.

Hasil belajar yang dicapai siswa berkaitan erat dengan kesulitan belajar dan keberhasilan belajar. Kesulitan belajar siswa dalam mata pelajaran IPA dapat diketahui dari cirri-cirinya. Menurut Abdurrahman (1996:6) bahwa kesulitan belajar adalah terjemahan dari learning disability Terjemahan tersebut diartikan sebagai ketidakmampuan belajar. Dikutip oleh


(11)

11

Abdurrahman (1996:6) bahwa kesulitan belajar adalah gangguan dalam satu atau lebih dari proses psikologis dasar yang mencakup pemahaman dan penggunaan bahasa ujaran atau tulisan. Gangguan tersebut memungkinkan menampakkan diri dalam bentuk kesulitan mendengarkan, berpikir, berbicara, membaca, menulis, mengeja atau berhitung.

Gejala adanya kesulitan belajar meliputi :

a. Hasil yang rendah di bawah rata-rata kelompok kelas. b. Hasil yang dicapai dengan usaha tidak seimbang. c. Lambat dalam melakukan tugas belajar.

d. Menunjukkan sikap kurang wajar seperti acuh tak acuh, berpura-pura dusta dan lain-lain.

e. Menunjukkan tingkah laku yang berlainan (Supriyono, 1991:89).

Jenis kesulitan belajar menurut Amti, (1992:67) masalah belajar pada dasarnya digolongkan atas: (a) sangat cepat dalam belajar, b) keterlambatan akademik, (c) lambat belajar, (d) penempatan kelas, (e) kurang motivasi dalam belajar, (f) sikap dan kebiasaan yang buruk dalam belajar dan kehadiran di sekolah sering tidak masuk.

Dengan demikian bahwa anak yang perlu mendapat bantuan dari guru dalam hal ini adalah layanan bimbingan belajar, agar peserta didik dapat melaksanakan kegiatan belajar secara baik dan terarah.Implementasinya terdiri dari kegiatan menyebutkan, mengidentifikasi, mengkategorikan, dan membuktikan. Pada umumnya kita juga sudah menerapkan filosofi ini dalam pembelajaran sehari-hari, yaitu ketika kita merancang pembelajaran dalam bentuk siswa bekerja, praktek mengerjakan sesuatu, beraktivitas di dalam laboratorium, membuat laporan ilmiah, mendemonstrasikan hasil


(12)

12

kerja baik berupa laporan maupun hasil eksperimen di laboratorium, menciptakan ide, dan sebagainya.

2. Pentingnya Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) didefinisikan sebagai kumpulan pengetahuan yang tersusun secara terbimbing. Hal ini sejalan dengan kurikulum KTSP (Depdiknas, 2006) bahwa “IPA berhubungan dengan cara mencari tahu tentang alam secara sistematis, sehingga bukan hanya penguasaan kumpulan pengetahuan yang berupa fakta, konsep, atau prinsip saja tetapi juga merupakan suatu proses penemuan”. Selain itu IPA juga merupakan ilmu yang bersifat empirik dan membahas tentang fakta serta gejala alam. Fakta dan gejala alam tersebut menjadikan pembelajaran IPA tidak hanya verbal tetapi juga faktual. Hal ini menunjukkan bahwa, hakikat IPA sebagai proses diperlukan untuk menciptakan pembelajaran IPA yang empirik dan faktual. Hakikat IPA sebagai proses diwujudkan dengan melaksanakan pembelajaran yang melatih ketrampilan proses bagaimana cara produk sains ditemukan.

Muslichah (2006:22) menyatakan bahwa keterampilan proses yang perlu dilatih dalam pembelajaran IPA meliputi ketrampilan proses dasar misalnya mengamati, mengukur, mengklasifikasikan, mengkomunikasikan, mengenal hubungan ruang dan waktu, serta ketrampilan proses terintegrasi misalnya merancang dan melakukan eksperimen yang meliputi menyusun hipotesis, menentukan variabel, menyusun definisi operasional, menafsirkan data, menganalisis dan mensintesis data. Poedjiati (2005:78) menyebutkan


(13)

13

bahwa ketrampilan dasar dalam pendekatan proses adalah observasi, menghitung, mengukur, mengklasifikasi, dan membuat hipotesis. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa ketrampilan proses dalam pembelajaran IPA di SD meliputi ketrampilan dasar dan ketrampilan terintegrasi. Kedua ketrampilan ini dapat melatih siswa untuk menemukan dan menyelesaikan masalah secara ilmiah untuk menghasilkan produk-produk IPA yaitu fakta, konsep, generalisasi, hukum dan teori-teori baru.

Sehingga perlu diciptakan kondisi pembelajaran IPA di SD yang dapat mendorong siswa untuk aktif dan ingin tahu. Dengan demikian, pembelajaran merupakan kegiatan investigasi terhadap permasalahan alam di sekitarnya. Setelah melakukan investigasi akan terungkap fakta atau diperoleh data. Data yang diperoleh dari kegiatan investigasi tersebut perlu digeneralisir agar siswa memiliki pemahaman konsep yang baik. Untuk itu siswa perlu di bimbing berpikir secara induktif. Selain itu, pada beberapa konsep IPA yang dilakukan, siswa perlu memverifikasi dan menerapkan suatu hukum atau prinsip. Sehingga siswa juga perlu dibimbing berpikir secara deduktif. Kegiatan belajar IPA seperti ini, dapat menumbuhkan sikap ilmiah dalam diri siswa. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa hakikat IPA meliputi beberapa aspek yaitu faktual, keseimbangan antara proses dan produk, keaktifan dalam proses penemuan, berfikir induktif dan deduktif, serta pengembangan sikap ilmiah.

Pelaksanaan pembelajaran IPA seperti di atas dipengaruhi oleh tujuan apa yang ingin dicapai melalui pembelajaran tersebut. Tujuan pembelajaran IPA di SD telah dirumuskan dalam kurikulum yang sekarang ini berlaku di


(14)

14

Indonesia. Kurikulum yang sekarang berlaku di Indonesia adalah Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP). Dalam KTSP selain dirumuskan tentang tujuan pembelajaran IPA juga dirumuskan tentang ruang lingkup pembelajaran IPA, standar kompetensi, kompetensi dasar, dan arah pengembangan pembelajaran IPA untuk pengembangan materi pokok, kegiatan pembelajaran dan indikator pencapaian kompetensi untuk penilaian. Sehingga setiap kegiatan pendidikan formal di SD harus mengacu pada kurikulum tersebut.

Ruang lingkup bahan kajian IPA di SD secara umum meliputi dua aspek yaitu kerja ilmiah dan pemahaman konsep. Lingkup kerja ilmiah meliputi kegiatan penyelidikan, berkomunikasi ilmiah, pengembangan kreativitas, pemecahan masalah, sikap, dan nilai ilmiah. Lingkup pemahaman konsep dalam KTSP relatif sama jika dibandingkan dengan Kurikulum Berbasis Kompetensi (KBK) yang sebelumnya digunakan. Secara terperinci lingkup materi yang terdapat dalam KTSP adalah: (1) makhluk hidup dan proses kehidupannya, yaitu manusia, hewan, tumbuhan dan interaksinya dengan lingkungan, serta kesehatan. (2) benda atau materi, sifat-sifat dan kegunaannya meliputi: cair, padat dan gas. (3) energi dan perubahaannya meliputi: gaya, bunyi, panas, magnet, listrik, cahaya, dan pesawat sederhana. (4) bumi dan alam semesta meliputi: tanah, bumi, tata surya, dan benda-benda langit lainnya. Dengan demikian, dalam pelaksanaan pembelajaran IPA kedua aspek tersebut saling berhubungan. Aspek kerja ilmiah diperlukan untuk memperoleh pemahaman atau penemuan konsep IPA.


(15)

15

3. Optimalisasi Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

Bagaimana seharusnya IPA diajarkan pada pendidikan dasar. Salah satu diantaranya adalah menanamkan ke dalam diri siswa keingintahuan akan alam sekitar, serta dapat memahami pejelasan-penjelasan ilmiah tentang fenomena alam. Hal ini sesuai dengan salah satu tujuan pendidikan IPA yaitu bahwa IPA harus mampu memberikan pengetahuan kepada siswa tentang dunia dimana kita hidup, dan bagaimana kita sebagai makhluk hidup harus bersikap terhadap alam.

Secara singkat, Connor (1990) mengemukakan, pendidikan IPA di SD harus secara konsisten berorientasi pada (a) pengembangan keterampilan proses, (b) pengembangan konsep, (c) aplikasi, dan (d) isu sosial yang berdasar pada IPA.

Keterampilan berpikir ini dapat berkembang pada anak selama anak diberi kesempatan untuk berlatih menggunakan keterampilan-keterampilan tersebut. Dengan keterampilan-keterampilan proses IPA, yang salah satu diantaranya adalah keterampilan mengajukan pertanyaan, maka siswa sekolah dasar dapat mempelajari IPA sebanyak-banyaknya, sesuai dengan keinginan mereka untuk mengetahui dan mempelajari IPA tersebut selama hidupnya.

Berdasarkan pada beberapa pendapat yang dikemukakan di atas, maka sebaiknya pembelajaran IPA di SD menggunakan perasaan keingintahuan siswa sebagai titik awal dalam melaksanakan kegiatan-kegiatan


(16)

16

penyelidikan atau percobaan. Kegiatan-kegiatan ini dilakukan untuk menemukan dan menanamkan pemahaman konsep-konsep baru dan mengaplikasikannya untuk memecahkan masalah-masalah yang ditemui oleh siswa SD dalam kehidupan sehari-hari. Hal ini penting untk dilaksanakan karena langkah awal untuk menghasilkan orang dewasa yang melek IPA adalah dengan melibatkan anak, dalam hal ini adalah anak-anak SD secara aktif sejak dini ke dalam kegiatan IPA seperti disebutkan di atas.Banyak macam kegiatan yang dapat dilakukan oleh anak-anak di sekolah, tidak hanya mendengar dan mencatat seperti yang lazim terdapat di sekolah-sekolah traditional. Pentinganya peningkatan pengajaran IPA di amanatkan dalam TAP MPR No.II/MPR/1998 tentang GBHN yang menyatakan antara lain bahwa dalam rangka meningkatkan mutu pendidikan khususnya untuk memacu penguasaan ilmu pengetahuan dan teknologi perlu lebih disempurnakan dan ditingkatkan pengajaran IPA.

Dengan hal tersebut di atas jelas bahwa pengajaran IPA mendapat perhatian besar untuk semua jenjang pendidikan, khususnya pada tingkat Sekolah Dasar yang menjadi landasan begi pendidikan selanjutnya.

Keberhasilan pengajaran IPA ditentukan oleh beberapa hal antara lain, kemampuan siswa dan kemampuan guru itu sendiri di dalam melaksanakan proses belajar mengajar yang bermakna sesuai dengan tujuan pengajaran IPA yang terdapat dalam kurikulum.


(17)

17

4. Prestasi Belajar IPA

Kata prestasi belajar memuat unsur dua kata yaitu prestasi/hasil dan belajar. Kata “prestasi” merupakan bentuk terjemahan dari bahasa Inggris “achievment” yang artinya tingkat kesuksesan individu dalam menyelesaikan tugasnya. Prestasi adalah istilah yang diambil daribahasa Belanda Prestatie yang berarti hasil usaha. Kata prestasi dalam berbagai penggunaan selalu dihubungkan dengan aktivitas tertentu. Prestasi belajar dapat diartikan sebagai hasil maksimum yang telah dicapai oleh siswa setelah mengalami proses belajar mengajar dalam mempelajari materi pelajaran tertentu.

Hasil belajar tidak mutlak berupa nilai saja, akan tetap dapat berupa perubahan atau peningkatan sikap, kebiasaan, pengetahuan, keuletan, ketabahan penalaran, kedisiplinan, keterampilan dan sebagainya yang menuju pada perubahan positif. Perstasi belajar menunjukkan kemampuan siswa yang sebenarnya yang telah mengalami proses pengalihan ilmu pengetahuan dari seseorang yang dapat dikatakan dewasa atau memiliki pengetahuan lebih. Walaupun sebenarnya prestasi ini bersifat sesaat saja, tetapi sudah dapat dikatakan bahwa siswa tersebut benar-benar memiliki ilmu pada materi atau bahasan tertentu. Jadi dengan adanya prestasi belajar, orang dapat mengetahui seberapa jauh siswa dapat menangkap, memahami, memiliki materi pelajaran tertentu. Atas dasar itu pendidik dapat menentukan strategi belajar mengajar yang lebih baik.


(18)

18

Prestasi belajar memiliki beberapa kategori yakni: (1) intellectual skill, (2) Cognitif strategies, (3) Verbal Information, (4) Motor skill, dan (5) Attitudes.

1) Keterampilan Intelektual

Kemampuan ini merupakan keterampilan yang membuat seseorang secara cakap berinteraksi dengan lingkungan melalui penggunaan lambang-lambang.

2) Siasat Kognitif.

Kemampuan yang mengatur cara bagaimana si pelajar mengelola belajarnya.

3) Informasi Verbal

Kemampuan ini berupa perolehan label atau nama, fakta dan pengetahuan yang tersusun rapi.

4) Keterampilan Motorik

Kemampuan yang mendasari pelaksanaan perbuatan jasmaniah secara mulus.

5) Sikap.

Muhibin (1997:141) menyebutkan bahwa prestasi dalam pembelajaran merupakan taraf keberprestasian siswa dalam mempelajari materi pelajaran di sekolah dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh melalui tes terhadap siswa mengenai sejumlah pelajaran tertentu.


(19)

19

Menurut Arikunto yang dimaksud dengan hasil belajar adalah suatu hasil yang diperoleh siswa setelah mengikuti proses pengajaran yang dilakukan oleh guru. Hasil belajar ini biasanya dinyatakan dalam bentuk angka, huruf, atau kata-kata baik, sedang, kurang dan sebagainya.

Pada proses pembelajaran, prestasi pembelajaran dapat diartikan sebagai prestasi dari pembelajaran yang meliputi penguasaan, perubahan emosional, dan perubahan tingkah laku yang dapat diukur dangan tes objektif maupun tes uraian. Dengan demikian, prestasi belajar IPA adalah prestasi belajar siswa pada test ulangan mata pelajaran IPA.

Berdasarkan uraian-uraian diatas dapat disimpulkan prestasi adalah perubahan prilaku yang relatif permanen yang diperoleh melalui pembelajaran yang dilakukan oleh siswa. Dengan kata lain, prestasi pembelajaran IPA merupakan tingkat keberprestasian yang dicapai oleh siswa dalam pembelajaran IPA di sekolah yang dinyatakan dalam bentuk skor yang diperoleh dari prestasi tes mengenai sejumlah materi tertentu yang telah diajarkan oleh guru. Prestasi pembelajaran adalah kemampuan aktual yang diperoleh seseorang setelah mempelajari sejumlah mata pelajaran pada satu jenjang program pendidikan dalam kurun waktu tertentu, yang diukur dengan suatu alat ukur tertentu, yaitu tes hasil belajar baik aspek kognitif maupun psikomotorik (Sadiman, 1996:56).


(20)

20

B. Alat Peraga

1. Pengertian Alat Peraga

Alat peraga disebut juga alat bantu pelajaran. Alat peraga yang digunakan sebagai alat bantu dalam pembelajaran, maka pembelajaran menjadi lebih berkualitas. Menurut Heinich (1996) menyatakan bahwa keseluruhan sejarah, media dan teknologi telah mempengaruhi pendidikan. Media merupakan jamak dari kata medium adalah suatu saluruh untuk komunikasi. Diturunkan dari bahasa Latin yang berarti “antara”. Istilah ini kepada sesuatu yang membawa informasi ke penerima tercetak, komputer dan instruktur. Yang demikian ini dipandang sebagai media ketika mereka membawa pesan dengan suatu maksud pembelajaran.

Alat peraga sebagai media pembelajaran dapat menjadikan materi pelajaran yang disampaikan lebih konkret sehingga mudah dicerna siswa. Alat peraga menambah konkretnya materi pelajaran yang disampaikan guru sehingga pembelajaran yang dilaksanakan akan lebih bermakna bagi kehidupan siswa. Karena itulah guru matematika yang dalam pembelajaran menggunakan alat peraga akan memperoleh keuntungan sebagai berikut:

1. Siswa dan guru dalam kegiatan proses belajar mengajar lebih termotivasi. Baik siswa maupun guru, terutama siswa menjadi tumbuh minatnya terhadap pelajaran yang sedang diajarkan.

2. Konsep abstrak matematika tersajikan dalam bentuk konkret dan karena itu lebih dipahami dan dimengerti, dan dapat ditanamkan pada tingkat-tingkat yang lebih rendah.


(21)

21

3. Hubungan antara konsep abstrak matematika dengan benda-benda di alam sekitar akan lebih dapat dipahami.

Ada empat pola guru dalam pembelajaran yaitu: 1. guru sebagai pengendali siswa;

2. guru mengggunakan alat peraga dalam pembelajaran;

3. guru sebagai sumber bersama dengan sumber lainnya dalam pembelajaran;

4. guru melakukan pembelajaran dari sumber bukan manusia atau guru bermedia

( UPI, 2001:200).

Media dan alat peraga memiliki perbedaan yaitu sebagaimana digambarkan dalam diagram berikut :

Gambar 1: Model Pembelajaran yang dilakukan oleh guru (Nana Sujana,1991:13)

Model pembelajaran yang tampak pada skema di atas menunjukkan keragaman bahwa ada guru yang menggunakan media dan ada guru yang menggunakan alat peraga dalam kegiatan pembelajaran.

Guru Ber- Media Media Alat Peraga Guru Kelas SISWA Guru Kelas


(22)

22

Ada empat pola guru dalam pembelajaran yaitu sebagai berikut.

a. Guru sebagai pengendali siswa, disini tugas guru adalah melakukan manajemen kelas dan mengukur kemajuan balajar siswa secara bertahap dan berkelanjutan.

b. Guru menggunakan alat peraga dalam pembelajaran. Pembelajaran yang dilakukan guru sedapat mungkin diupayakan menggunakan alat peraga, hal ini dimaksudkan agar materi pelajaran yang disampaikan dapat dimengerti dan mudah dicerna oleh siswa sehingga tujuan pembelajaran yang ditetapkan dapat dicapai secara optimal.

c. Guru sebagai sumber bersama dengan sumber lainnya dalam pembelajaran artinya baik guru maupun media pembelajaran yang lain dijadikan sumber belajar.

d. Guru melakukan pembelajaran dari sumber bukan manusia.

Alat peraga merupakan bagian dari media, oleh karena itu istilah media perlu dipahami lebih dahulu sebelum dibahas mengenai pengertian alat peraga lebih lanjut. Media pengajaran diartikan sebagai semua benda yang menjadi perantara terjadinya proses belajar, dapat berwujud sebagai perangkat lunak, maupun perangkat keras (Pujiati, 2004: 3).

Menurut Elly Estiningsih, dalam Pujiati, (2004: 3). Alat peraga merupakan media pembelajaran yang mengandung atau membawakan ciri-ciri dari konsep yang dipelajari. Alat peraga IPA adalah seperangkat benda konkret yang dirancang, dibuat, dihimpun atau disusun secara sengaja yang digunakan untuk membantu menanamkan atau mengembangkan


(23)

konsep-23

konsep atau prinsip-prinsip dalam IPA Iswadji, dalam Pujiati, ( 2004: 3). Dengan alat peraga, hal-hal yang abstrak dapat disajikan dalam bentuk model-model yang berupa benda konkret yang dapat dilihat, dipegang, diputarbalikkan sehingga dapat lebih mudah dipahami. Fungsi utamanya adalah untuk menurunkan keabstrakan konsep agar siswa mampu menangkap arti konsep tersebut.

2. Macam-macam Alat Peraga

Menurut Pujiati (2004: 4) alat peraga dapat dikelompokkan sebagai alat peraga sederhana dan alat peraga bantuan pabrik. Pembuatan alat peraga sederhana biasanya memanfaatkan lingkungan sekitar dan dapat dibuat sendiri. Sedangkan alat peraga buatan pabrik pada umumnya berupa perangkat keras dan lunak yang pembuatannya memiliki ketelitian ukuran serta memerlukan biaya yang tinggi.

Beberapa media yang dikenal dalam pembelajaran antara lain; (1) media non projektif antara lain fotografi, diagram, sajian dan model-model, (2) media projektif antara lain slide, filmstrif, transparansi, dan computer/ proyektor, (3) media dengar seperti radio kaset, (4) media gerak seperti vidio dan film, (5) komputer, multimedia, (6) serta media yang digunakan untuk belajar jarak jauh ( UPI, 2001:200).

Soelarko (1995: 6) dalam buku Audio Visual media komunikasi ilmiah pendidikan penerangan menggolongkan macam-macam alat peraga berdasarkan pada bahan yang dipakai:


(24)

24

a. Gambar-gambar (lukisan), dalam IPA misalnya Zoologie (gambar-gambar binatang), Botanie ((gambar-gambar pohon, bunga, daun, dan buah), dan gambar tentang ilmu bumi (gambar gunung, laut, danau, hutan)

b. Benda-benda alam yang diawetkan, misalnya daun kering yang dipres, bunga, serangga misalnya kupu-kupu, jangkrik, belalang.

c. Model, Fantom, dan Manikkin. Yang disebut model adalah bentuk tiruan dalam skala kecil. Fantom atau Manikkin adalah model anatomi dari bagian-bagian tubuh manusia itu sendiri misal rangka manusia

3. Fungsi Alat Peraga

Alat Bantu pengajaran (alat pelajaran, media, alat peraga). Fungsi dari alat peraga ialah memvisualisasikan sesuatu yang tidak dapat dilihat atau sukar dilihat, hingga nampak jelas dan dapat menimbulkan pengertian atau meningkatkan persepsi seseorang (Soelarko, 1995: 6).

Menurut Pujiati, (2004: 4), secara umum fungsi alat peraga adalah : 1. Sebagai media dalam menanamkan konsep-konsep IPA

2. Sebagai media dalam memantapkan pemahaman konsep

3. Sebagai media untuk menunjukkan hubungan antara konsep IPA dengan dunia di sekitar kita, aplikasi konsep dalam kehidupan nyata.

Menurut Sriyono dalam Suprihatiningsih (1998:13) dalam proses belajar mengajar penggunaan alat peraga yang bervariasi akan memberikan kebermaknaan bagi siswa yang belajar. Karena siswa dapat langsung melihat benda aslinya. Alat peraga dapat menumbuhkan dan membangkitkan rasa senang pada diri siswa sehingga siswa terdorong untuk mengikuti pelajaran. Ada 2 jenis peragaan yang dilakukan oleh guru, yaitu : peragaan langsung dan peragaan tidak langsung. Peragaan langsung, guru memperlihatkan benda aslinya dan peragaan tidak langsung, guru hanya


(25)

25

memperlihatkan benda-benda tiruan seperti gambar, foto, film, patung dan sebagainya.

Kegunaan alat bantu mengajar menurut Sriyono, dalam Suprihatiningsih, (1998: 8) :

1. Menjadikan pelajaran lebih baik 2. Menghemat waktu belajar 3. Memantapkan hasil belajar

4. Membantu siswa-siswa yang ketinggalan 5. Membangkitkan minat dan perhatian anak

6. Membantu mengatasi kesulitan dan menjelaskan hal-hal yang sulit dalam pembelajaran

7. Menjadikan pelajaran lebih konkrit

8. Menjadikan siswa pengajaran hidup, baik, menarik, dan menyenangkan

9. Mendorong anak gemar membaca, menelaah, dan berkarya

10. Bila guru tepat menggunakan alat peraga, maka akan terbentuklah kebiasaan berfikir dan menganalisa secara teliti atau tepat pada anak. 11. Melatih dan mendidik anak cermat mengamati dan meneliti sesuatu

Ada enam fungsi pokok dari alat peraga dalam proses belajar mengajar yang dikemukakan oleh Nana Sudjana dalam bukunya Dasar-dasar Proses belajar mengajar (2002: 99-100) :

a. Penggunaan alat peraga dalam proses belajar mengajar bukan merupakan fungsi tambahan tetapi mempunyai fungsi tersendiri sebagai alat bantuuntuk mewujudkan situasi belajar mengajar yang efektif b. Penggunaan alat peraga merupakan bagian yang integral dari

keseluruhan situasi mengajar

c. Alat peraga dalam pengajaran penggunaannya integral dengan tujuan dan isi pelajaran

d. Alat peraga dalam pengajaran bukan semata-mata alat hiburan atau bukan sekedar pelengkap


(26)

26

e. Alat peraga dalam pengajaran lebih diutamakan untuk mempercepat proses belajar mengajar dan membantu siswa dalam menangkap pengertian yang diberikan guru

f. Penggunaan alat peraga dalam pengajaran diutamakan untuk mempertinggi mutu belajar mengajar

Di samping enam fungsi di atas, penggunaan alat peraga mempunyai nilai-nilai : Dengan peragaan dapat meletakkan dasar-dasar yang nyata untuk berfikir, oleh karena itu dapat mengurangi terjadinya verbalisme.

Dengan demikian alat bantu alat peraga yang akan digunakan peneliti dapat menjadikan pelajaran yang lebih baik, dapat menghemat waktu belajar, dapat memantapkan hasil belajar, dapat membantu siswa-siswa yang ketinggalan pelajaran, dapat membangkitkan minat dan perhatian anak, dapat membantu mengatasi kesulitan dan dapat menjelaskan hal-hal yang sulit dalam pembelajaran, dapat menjadikan pelajaran lebih konkrit, dapat menjadikan pembelajaran lebih hidup, baik, menarik, dan menyenangkan, dapat mendorong anak agar menjadi gemar membaca, menelaah, dan berkarya, dan dapat melatih dan mendidik anak cermat mengamati dan meneliti sesuatu.

4. KIT IPA

a. Pengertian dan Jenis KIT IPA

Shadely (1994:124) berpendapat alat peraga KIT Ilmu Pengetahuan Alam adalah kotak yang berisi alat-alat Ilmu Pengetahuan Alam. Seperangkat peralatan Ilmu Pengetahuan Alam tersebut mengarah pada kegiatan yang


(27)

27

berkesinambungan atau berkelanjutan. Peralatan Ilmu Pengetahuan Alam yang dirancang dan dibuat ini menyerupai rangkaian peralatan uji coba ketrampilan proses pada bidang studi Ilmu Pengetahuan Alam. Sebagai alat yang dirancang dan dibuat secara khusus ini maka dapat diartikan bahwa ”alat peraga Kit Ilmu Pengetahuan Alam merupakan suatu sistem yang didesain atau dirancang secara khusus untuk suatu tujuan tertentu” (Berta, 1996: 40).

”Media/alat peraga KIT Ilmu Pengetahuan Alam atau loan boxes merupakan salah satu dari media tiga dimensi”. Media tiga dimensi dapat memberi pengalaman yang mendalam dan pemahaman yang lengkap akan benda-benda nyata. ”Loan boxes adalah kotak yang mempunyai bentuk dan besarnya sesuai dengan keperluan”. ”Kotak ini diisi dengan item-item yang berhubungan dengan unit pelajaran” (Hamalik, 1982: 157).

Dari uraian di atas dapat disimpulkan bahwa alat peraga KIT Ilmu Pengetahuan Alam adalah kotak yang berisi seperangkat peralatan yang digunakan sebagai alat peraga dalam pembelajaran Ilmu Pengetahuan Alam yang mempunyai bentuk dan besaran sesuai dengan keperluan.

Jenis KIT IPA, antara lain :

1) KIT IPA untuk siswa yang dibutuhkan oleh kelompok-kelompok siswa untuk percobaan.

2) KIT IPA untuk guru yang dibutuhkan oleh guru untuk peragaan.

3) KIT IPA, daftar nama benda-benda dan bahan-bahan dari lingkungan yang diperlukan untuk percobaan tertentu.


(28)

28

b. Kegunaan KIT IPA

1) Untuk meningkatkan mutu pengajaran dan pembelajaran IPA di Sekolah Dasar

2) Untuk penekanan pada metode-metode pembelajaran interaktif.

3) Untuk mengembangkan program pengembangan sumber daya manusia.

4) Untuk menciptakan tenaga kerja yang lebih bermutu

5) Untuk memenuhi tujuan pembangunan masyarakat, ekonomi, dan teknik di Indonesia.

6) Untuk membantu guru IPA, mempermudah persiapan pengajaran dan memperbaiki mutu proses belajar mengajar di kelas didasarkan pada kurikulum 1994 yang telah disempurnakan tahun 1999.

C. Hipotesis Tindakan

Berdasarkan uraian di atas dapat ditarik hipotesis PTK sebagai berikut ; Apabila dalam pembelajaran IPA kelas IV SD Negeri 1 Way Muli Kecamatan Rajabasa Kabupaten Lampung Selatan menggunakan Alat Peraga KIT IPA dengan memperhatikan prosedur secara tepat, maka akan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.


(29)

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat/lokasi penelitian : Penelitian dilaksanakan di SD Negeri 1 Way Muli Kecamatan Rajabasa Kabupaten Lampung Selatan

2. Lama penelitian : 3 bulan (Maret 2012 s/d Mei 2012)

3. Waktu penelitian : Semester Genap tahun pelajaran 2011/2012 4. Subjek penelitian : Siswa kelas IV SD Negeri 1 Way Muli

Kecamatan Rajabasa Lampung Selatan (30 orang siswa).

B. Faktor Yang Diteliti

1. Peningkatan prestasi belajar IPA siswa, yang diukur melalui tes dan di laksanakan diakhir siklus.


(30)

30

C. Data Penelitian

Data dalam penelitian ini adalah :

1. Data kualitatif, yaitu data yang diperoleh dari hasil obervasi terhadap aktivitas siswa selama proses pembelajaran berlangsung.

2. Data kuantitatif, yaitu data yang diperoleh melalui tes dalam bentuk nilai ( angka ) pretasi hasil belajar.

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dalam penelitian ini dilakukan melalui observasi, dan tes pada setiap akhir siklus.

1. Observasi

Obsevasi dilakukan oleh sorang guru mitra. Observasi digunakan untuk mengamati aktivitas siswa dalam kegiatan pembelajaran sebagai upaya untuk mengetahui kesesuaian antara perencanaan dan pelaksanaan tindakan. Pengamatan dilakukan dengan penyapuan setiap 10 menit selama proses pembelajaran. Data aktivitas di peroleh dengan menggunakan lembar observasi aktivitas siswa menggunakan “√”, Indikator yang diobservasi mencakup sebagai berikut:

a. Memperhatikan penjelasan guru b. Bertanya /menjawab pertanyaan c. Menggunakan alat peraga d. Mengerjakan LKS


(31)

31

2. Tes

Tes dilakukan dengan tujuan untuk mengetahui hasil belajar/prestasi belajar siswa setelah diberikan pembelajaran dengan menggunakan alat peraga. Tes diberikan setiap akhir siklus pembelajaran.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan adalah a. Lembar Observasi

b. Lembar Tes.

F. Teknik Analisis Data

Data hasil belajar siswa diperoleh dengan memberikan tes pada setiap akhir siklus pembelajaran. Adapun langkah-langkah yang dilakukan untuk mengganalisis data hasil belajar siswa adalah sebagai berikut;

Data Kualitatif

a. Menghitung jumlah check list (√) pada lembar observasi berdasarkan indikator aktivitas yang telah ditentukan.

b. Menghitung jumlah check list (√) untuk semua indikator aktivitas yang dilakukan oleh siswa.

c. Menghitung persentase semua indikator aktivitas yang dilakukan oleh siswa. Jika siswa melakukan lebih atau sama dengan 75% dan semua indikator aktivitas yang ditentukan dilakukan siswa secara aktif maka siswa dikategorikan aktif.


(32)

32

Indikator aktivitas siswa dinyatakan sebagai berikut :

No INDIKATOR KATEGORI

1 5 aktivitas Sangat Aktif

2 4 Aktivitas Aktif

3 3 Aktivitas Cukup Aktif

4 2 Aktivtas Kurang Aktif

5 1 Aktivitas Tidak Aktif

Data Kuantitatif

a. Penilaian hasil belajar

Nilai siswa diperoleh dengan persamaan

Keterangan :

NS = Nilai skor yang dicari atau diharapkan SP = Skor mentah yang diperloleh siswa

SM = Skor maksimum ideal dari tes yang bersangkutan 100 = Bilangan tetap

Kriteria Keberhasilan Aktivitas Belajar Siswa dan kinerja Guru dalam (%)

90% – 100% = Baik sekali 75% – 89% = Baik 60% – 74% = Cukup 40% – 59% = Kurang 0% – 39% = Kurang sekali

( Arifin, 2010)

Skor Perolehan (SP) NS = X 100 Skor Maksimal (SM)


(33)

33

b. Penilaian ketuntasan belajar

Dalam penelitian ini terdapat dua kategori ketuntasan belajar yaitu secara individu dan klasikal. Ketuntasan belajar individual didapat dari KKM mata pelajaran yang telah ditetapkan oleh sekolah yaitu siswa dinyatakan tuntas dalam belajarnya jika telah mendapatkan nilai 60, sedangkan di bawah 60 dinyatakan belum tuntas. Ketuntasan belajar secara klasikal yaitu mengukur tingkat keberhasilan ketuntasan belajar menyeluruh. Untuk menghitung persentase ketuntasan belajar klasikal menggunakan persamaan:

Keterangan :

NP = Nilai persentase yang dicari atau diharapkan ST = Jumlah Siswa yang Tuntas Belajar

SS = Jumlah seluruh siswa dalam satu kelas 100% = Bilangan pengali tetap

G. Pelaksanaan Tindakan

Penelitian tindakan kelas dilakukan dalam siklus, yakni dilaksanakan dalam dua siklus, dan masing-masing siklus terdiri dari empat tahap kegiatan, yaitu tahap perencanaan (planning), tahap pelaksanaan tindakan (acting), tahap pengamatan (observasing), dan tahap refleksi berdasarkan hasil pengamatan (reflecting), Keempat tahap dalam penelitian tersebut adalah unsur yang

∑ Siswa Tuntas (ST)

NP = X 100% ∑ Seluruh Siswa (SS)


(34)

34

membentuk sebuah siklus, yaitu satu putaran kegiatan beruntun yang kembali ke langkah semula (dalam Arikunto, 2008: 16).

Gambar 2. Alur PTK Model Lewin menurut Elliot (Wiraatmadja, 2007: 67)

Dalam pembelajaran siswa menggunakan alat peraga sebagai media pembantu untuk menjawab LKS.

1. Siklus I

Materi siklus I adalah “macam-macam gaya” dan “besar kecilnya gaya”. Materi ini diberikan dalam dua pertemuan, tahap-tahap yang dilakukan adalah :

a. Perencanaan

1) Mendiskusikan rencana pelaksanaan pembelajaran dengan teman sejawat atau guru mitra.

2) Membuat perangkat pembelajaran.

Dst

Melakukan Tindakan

Observasi

Refleksi

Merencanakan selanjutnya

Melakukan Tindakan

Observasi

Refleksi Merencanakan


(35)

35

3) Menyiapkan lembar catatan lapangan serta menyiapkan alat peraga yang akan digunakan dalam pembelajaran sebagai penunjang aktivitas dan hasil belajar sesuai dengan materi yang diberikan 4) Menyiapkan perangkat tes

b. Pelaksanaan

1) Pertemuan pertama (2x35 menit)

Kompetensi dasar : Menjelaskan bahwa gaya dapat mengubah arah dan bentuk benda.

Indikator : Menjelaskan macam-macam gaya.

a) Kegiatan awal

1) Apersepsi dan aktivitas

2) Menyampaikan tujuan pembelajaran

b) Kegiatan inti

1) Menjelaskan materi yang akan disampaikan secara garis besar tentang gaya.

2) Menjelaskan macam-macam gaya.

3) Siswa mengerjakan Lembar Kerja yang diberikan oleh guru. 4) Siswa mengumpulkan hasil kerjanya.

5) Guru menyempurnakan dan menyimpulkan hasil kerja siswa.


(36)

36

c) Kegiatan akhir

1) Guru memberikan kata-kata pujian kepada siswa atas keaktifan dan kesungguhannya dalam mengikuti proses pembelajaran.

2) Bersama siswa membuat kesimpulan dari materi yang diberikan.

3) Evaluasi untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi.

4) Guru mengingatkan siswa agar siswa mengulang kembali materi pelajaran yang diterimanya di rumah.

2) Pertemuan kedua (2x35 menit)

Kompetensi dasar : Menjelaskan bahwa gaya dapat mengubah arah dan bentuk benda

Indikator : Menentukan besar kecilnya gaya a) Kegiatan awal

1) Apersepsi dan aktivitas

2) Menyampaikan tujuan pembelajaran b) Kegiatan inti

1) Menjelaskan Sifat gaya dengan alat peraga mendorong meja atau pintu.

2) Guru membagikan lembar kerja kepada siswa dan guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang kurang jelas.


(37)

37

4) Guru menyempurnakan hasil kerja siswa. c) Kegiatan akhir

1) Guru memberikan kata-kata pujian kepada siswa atas keaktifan dan kesungguhannya dalam mengikuti proses pembelajaran.

2) Bersama siswa membuat kesimpulan dari materi yang diberikan.

3) Evaluasi untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi.

4) Guru mengingatkan siswa agar siswa mengulang kembali materi pelajaran yang diterimanya dirumah.

c. Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan menganalisis, memahami, dan membuat kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan refleksi berguna untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan kelemahannya. Kecenderungan yang terjadi di analisis sebagai bahan untuk perbaikan pada siklus berikutnya. Keberhasilan yang diperoleh lebih ditingkatkan dan kelemahan yang diperbaiki.

2. Siklus II

Pelaksanaan siklus II dilakukan berdasarkan refleksi siklus I. Materi siklus II adalah sifat-sifat gaya dan gaya di dalam air. Materi ini ditentukan dalam dua pertemuan. Tahap yang dilakukan pada siklus ini adalah:


(38)

38

a. Perencanaan

1) Mendiskusikan rencana pelaksanaan pembelajaran dengan teman sejawat atau guru mitra.

2) Membuat perangkat pembelajaran.

3) Menyiapkan lembar catatan lapangan serta menyiapkan alat peraga yang akan digunakan dalam pembelajaran sebagai penunjang aktivitas dan hasil belajar sesuai dengan materi yang diberikan. b. Pelaksanaan

1) Pertemuan pertama (2x35 menit)

Kompetensi dasar : Menjelaskan bahwa gaya dapat mengubah arah dan bentuk benda

Indikator : Menentukan sifat-sifat gaya.

a) Kegiatan awal

1) Apersepsi dan aktivitas

2) Menyampaikan tujuan pembelajaran b) Kegiatan inti

1) Menjelaskan materi yang akan disampaikan secara garis besar tentang sifat gaya.

2) Siswa mengerjakan Lembar Kerja yang diberikan oleh guru. 3) Siswa mengumpulkan hasil kerjanya.

4) Guru menyempurnakan dan menyimpulkan hasil kerja siswa.


(39)

39

c) Kegiatan akhir

1) Guru memberikan kata-kata pujian kepada siswa atas keaktifan dan kesungguhannya dalam mengikuti proses pembelajaran.

2) Bersama siswa membuat kesimpulan dari materi yang diberikan.

3) Evaluasi untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi.

4) Guru mengingatkan siswa agar siswa mengulang kembali materi pelajaran yang diterimanya dirumah.

2) Pertemuan kedua (2x35 menit)

Kompetensi dasar : Menjelaskan bahwa gaya dapat mengubah arah dan bentuk benda

Indikator : Menjelaskan gaya di dalam air. a) Kegiatan awal

1) Apersepsi dan aktivitas

2) Menyampaikan tujuan pembelajaran

b) Kegiatan inti

1) Mengingatkan kembali tentang sifat-sifat gaya.

2) Guru memberikan lembar kerja siswa yang diberikan siswa dan guru memberikan kesempatan kepada siswa untuk menanyakan hal-hal yang kurang jelas.

3) Setiap siswa menyampaikan hasil kerjanya. 4) Guru menyempurnakan hasil kerja siswa.


(40)

40

c) Kegiatan akhir

1) Guru memberikan kata-kata pujian kepada siswa atas keaktifan dan kesungguhannya dalam mengikuti proses pembelajaran.

2) Bersama siswa membuat kesimpulan dari materi yang diberikan.

3) Evaluasi untuk mengukur tingkat pemahaman siswa terhadap materi.

4) Guru mengingatkan siswa agar siswa mengulang kembali materi pelajaran yang diterimanya dirumah.

c. Refleksi

Refleksi merupakan kegiatan menganalisis, memahami, dan membuat kesimpulan berdasarkan hasil pengamatan refleksi berguna untuk mengetahui tingkat keberhasilan dan kelemahannya. Kecenderungan yang terjadi di analisis sebagai bahan untuk perbaikan pada siklus berikutnya. Keberhasilan yang diperoleh lebih ditingkatkan dan kelemahan yang diperbaiki.

H. Indikator Keberhasilan

Sebagai indikator keberhasilan pelaksanaan penelitian tindakan kelas ini dapat dilihat dari adanya peningkatan ketuntasan nilai siswa setiap siklusnya dengan Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) untuk mata pelajaran IPA kelas IV di SD Negeri 1 Way Muli adalah 60. Seorang siswa dianggap tuntas belajar jika siswa tersebut telah mendapatkan nilai sekurang-kurangnya 60,


(41)

41

suatu kelas dianggap tuntas belajar jika minimal 75% dari jumlah siswa telah tuntas belajar dengan KKM 60.


(42)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil pembahasan penelitian ini maka simpulannya adalah : Pembelajaran IPA kelas IV SD Negeri 1 Way Muli Kecamatan Rajabasa Kabupaten Lampung Selatan menggunakan Alat Peraga KIT IPA dengan memperhatikan prosedur secara tepat, ternyata dapat meningkatkan prestasi belajar siswa.

B. Saran

Saran yang perlu disampaikan berkaitan dengan hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:

1. Guru kelas IV agar sedapat mungkin menggunakan alat peraga KIT IPA dalam mengajarkan materi gaya, karena dapat meningkatkan aktivitas dan prestasi belajar siswa.

2. Guru kelas IV di SD, dapat menggunakan alat peraga KIT IPA sebagai alat peraga dalam pembelajaran pada pokok bahasan gaya dapat mengubah gerak dan bentuk benda.

3. Siswa kelas IV diharapkan berlatih dengan menggunakan alat peraga KIT IPA untuk mengerjakan soal-soal latihan menentukan sehingga memudahkan dalam menyelesaikan soal gaya dapat mengubah gerak dan bentuk benda tersebut.


(43)

DAFTAR PUSTAKA

Ahmad (1997), Pedoman Penggunaan Kit IPA di Sekolah Dasar, Jakarta : Depdikbud

Arikunto, Suharsimi12,dkk.(2006). Penelitian Tindakan Kelas. Jakarta:Bumi Aksara. Bolgger, Anwar (2008), Keefektifan Penggunaan Kit IPA . [Google], tersedia :

http://www.anwarpgml.blogspot.com/2008/07/kampulatens.html diunduh tanggal 6 Januari 2010

Departemen Pendidikan Nasional. 2003. Penyusunan Butir Soal dan Instrumen Penilaian. Jakarta: Depdiknas.

Depdiknas. 2004. Sains. Depdiknas. Jakarta.

Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, 2004. Kurikulum Sekolah Dasar 2004, Jakarta.

Hamalik, Oemar. 2005. Proses Belajar Mengajar. Bumi Aksara. Jakarta.

Nasution, S. 2005. Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar.

Jakarta : Bumi Aksara.

Sudjana, Nana, 2004.Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar, Bandung: Sinar Baru Algesindo.

Trisnoherawati, Nanik, (2004). Pengaruh Kit IPA Terhadap Prestasi Belajar Siswa.[Google] tersedia: http://www.damandiri.or.id/file/naniktunpabs bab II Pdf (10 Januari 2010)


(44)

ABSTRAK

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN ALAT PERAGA KIT IPA PADA SISWA KELAS IV SD

NEGERI 1 WAY MULI KECAMATAN RAJABASA LAMPUNG SELATAN SEMESTER GENAP

TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Oleh

Iriyanti

Masalah dalam penelitian ini adalah rendahnya kemampuan siswa kelas IV SD Negeri 1 Way Muli Kecamatan Rajabasa Lampung Selatan tahun pelajaran 2011/2012 dalam memahami konsep pembelajaran IPA. Tujuan penelitian ini adalah untuk meningkatkan prestasi belajar IPA siswa kelas IV SD Negeri 1 Way Muli Kecamatan Rajabasa Lampung Selatan tahun pelajaran 2011/2012 melalui penerapan alat peraga KIT IPA.

Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian tindakan kelas (classroom action research). Prosedur penelitian dilaksanakan melalui proses pengkajian berdaur, yang terdiri dari 4 tahap, yaitu (1) merencanakan, (2) pelaksanaan tindakan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Pengumpulan data dalam penelitian ini menggunakan instrumen berupa lembar pengamatan aktivitas siswa dalam proses pembelajaran untuk mengetahui kinerja guru dan aktivitas belajar siswa, lembar tes untuk mengukur prestasi belajar siswa. Teknik analisis data yang digunakan adalah analisis kualitatif untuk data aktivitas siswa dan kinerja guru menggunakan lembar pengamatan, dan analisis kuantitatif untuk data prestasi belajar dari hasil tes.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa penggunaan Alat Peraga KIT IPA dapat meningkatkan aktivitas belajar yang berdampak pada peningkatan prestasi belajar siswa. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata persentase aktivitas siswa pada siklus I 66,00 % (kategori cukup), siklus II 85,00 % (kategori baik). Rata-rata persentase tuntas belajar siswa 60,0% pada siklus I (kategori cukup), dan tuntas belajar siswa 91,50% pada siklus II (kategori baik sekali).


(45)

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN ALAT PERAGA KIT IPA PADA SISWA KELAS IV SD

NEGERI 1 WAY MULI KECAMATAN RAJABASA LAMPUNG SELATAN SEMESTER GENAP

TAHUN PELAJARAN 2011/2012 Oleh

IRIYANTI

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Jurusan Ilmu Pendidikan

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(46)

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN ALAT PERAGA KIT IPA PADA SISWA KELAS IV SD

NEGERI 1 WAY MULI KECAMATAN RAJABASA LAMPUNG SELATAN SEMESTER GENAP

TAHUN PELAJARAN 2011/2012

(Skripsi)

Oleh IRIYANTI

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(47)

RIWAYAT HIDUP

Penulis lahir di desa Kliwonan Kecamatan Kali Bawang Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta pada tanggal 14 Mei 1962, anak ke-3 dari tiga bersaudara dari pasangan Bapak Mulyo Utomo dan Ibu Irul.

Penulis menyelesaikan pendidikan dasar di SD Negeri Banjar Harjo Kecamatan Kali Bawang Tahun 1975. Sekolah Menengah Pertama pada SMP Promasan Kali Bawang pada tahun 1979. Sekolah Menengah Atas di Sekolah Pendidikan Guru SPG Muhammadiyah Gendol Kecamatan Banjar Arum Kabupaten Kulon Progo Daerah Istimewa Yogyakarta tahun 1982.

Diploma 2 Universitas Terbuka di UPPJJ Lampung Pokja Kalianda Lampung Selatan dari tahun 2003 sampai 2005.

Pada tahun 2010 penulis tercatat sebagai mahasiswa Universitas Lampung pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Program Studi S-1 PGSD SKGJ (Sarjana Kependidikan Guru dalam Jabatan).

Selama menjadi mahasiswa S-1 PGSD SKGJ penulis masih aktif sebagai guru pada SD Negeri 1 Way Muli Kecamatan Rajabasa Kabupaten Lampung Selatan sebagai guru kelas sejak tahun 1983 hingga sekarang.


(48)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Model Pembelajaran yang dilakukan oleh guru ... 21 2. Alur PTK Model Lewin menurut Elliot ... 34


(49)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL ... v

DAFTAR GAMBAR ... vi

DAFTAR LAMPIRAN ... vii

BAB I PENDAHULUAN ……….. ………. 1

A. Latar Belakang Masalah ..………... 1

B. Identifikasi Masalah ...……….. 5

C. Perumusan Masalah ... 5

D. Tujuan Penelitian ………. 6

E. Manfaat Penelitian ...………... 6

BAB II KAJIAN PUSTAKA ……….…………... 8

A. Pembelajaran IPA …...…..………..………..……….….... 8

1. Pembelajaran IPA di SD ………... 8

2. Pentingnya Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar ..………... 12

3. Optimalisasi Pembelajaran IPA Sekolah Dasar ……..…... 15

4 Prestasi Belajar IPA ………... 17

B. Alat Peraga ……… ………… 20

1. Pengertian Alat Peraga . …....……...………….……….……. 20

2. Macam-macam Alat Peraga …...………. . 23

3. Fungsi Alat Peraga …...……… 24

4. KIT IPA ... 26

C. Hipotesis Tindakan ……….………. 28

BAB III METODE PENELITIAN …...……….. 29


(50)

B. Faktor Yang Diteliti ... 29

C. Data Penelitian ……....……….…... 30

D. Teknik Pengumpulan Data …...………..…. 30

E. Instrumen Penelitian … …..……….... 31

F. Teknik Analisis Data ... 31 G. Pelaksanaan Tindakan ……….... 33

H. Indikator Keberhasilan ………... 40

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ... 42

A. Hasil Penelitian ... 42

1. Siklus I ... 42

2. Siklus II ... 46

B. Pembahasan ... 52

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN …... 56

A. Kesimpulan ... 56

B. Saran ... 56

DAFTAR PUSTAKA ………. 57

LAMPIRAN-LAMPIRAN ... 64 iii


(51)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran Halaman

1. Izin Penelitian ... 59

2. Surat Keterangan Penelitian ... 60

3. Surat Pernyataan Teman Sejawat ... 61

4. Latihan Soal IPA Siklus I ... 62

5. Kunci Jawaban dan Penskoran Soal IPA Siklus I ... 63

6. Latihan Soal IPA Siklus II ... 64

7. Kunci Jawaban dan Penskoran Soal IPA Siklus II ... 65

8. Instrumen Pengamatan Guru Mengajar ... 66

9. Instrumen Pengamatan Guru Mengajar ... 68

10. Instrumen Pengamatan Guru Mengajar ... 70

11. Lembar Cacatan Lapangan Siklus I ... 72

12. Lembar Cacatan Lapangan Siklus II ... 74

13. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 1 ... 76

14. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus I Pertemuan 2 ... 78

15. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 1 ... 80

16. Lembar Observasi Aktivitas Siswa Siklus II Pertemuan 2 ... 82

17. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran ... 84


(52)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Distribusi Frekuensi Nilai Ulangan Pelajaran IPA siswa kelas IV ... 5

2. Aktivitas siswa selama KBM pada Siklus I ... 44

3. Data hasil belajar Siswa Siklus I ... 45

4. Aktivitas siswa selama KBM pada Siklus II ... 50

5. Data hasil belajar Siswa Siklus I ... 51

6. Hasil Analisis Penilaian Aktivitas Belajar Siswa ….…... 53

7. Data Persentase Hasil Belajar Menggunakan Alat Peraga KIT IPA ... 54


(53)

MOTTO

1.

Yang biasa itu belum tentu benar, tetapi yang benar harus selalu

dibiasakan.

2.

Sabar dalam mengatasi kesulitan dan bertindak bijaksana dalam


(54)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, kerena limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan baik tanpa ada kendala dan hambatan yang berarti.

Penelitian tindakan kelas (PTK) dengan judul " Meningkatkan Prestasi Belajar IPA dengan Alat Peraga KIT IPA pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Way Muli Kecamatan Rajabasa Lampung Selatan Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012 " adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Universitas Lampung.

Dalam penyelesaian penelitian tindakan kelas (PTK) ini, penulis banyak dibimbing dan diarahkan oleh berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Sugeng P. Harianto, M.s., sebagai Rektor Universitas Lampung. 2. Bapak. Dr. H. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas lampung.

3. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd., sebagai Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4. Bapak Dr. H. Darsono, M.Pd., sebagai Ketua Program Studi PGSD S-1 Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

5. Bapak Drs. Yusmansyah, M.Si., sebagai dosen pembimbing, yang selalu sabar membimbing penulis selama menyelesaikan penelitian.

6. Bapak Drs. Supriyadi, M.Pd., sebagai dosen pembahas yang membimbing penulis selama menyelesaikan penelitian.


(55)

7. Bapak dan Ibu Dosen Pengampu Program S-1 PGSD Dalam Jabatan yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama penulis menuntut ilmu pada. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

8. Bapak Surono, S.Pd. Kepala SD Negeri 1 Way Muli, guru-guru dan staf yang telah memberikan kesempatan, kemudahan dan fasilitas pendukung demi terlaksananya penelitian ini.

9. Rekan-rekan mahasiswa PGSD SKGJ angkatan 2010

10.Dan semua pihak yang telah membantu dalam penelitian ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga penelitian tindakan kelas (PTK) ini dapat memberikan manfaat dan berguna bagi kita semua, khususnya bagi penulis pribadi. Amin Ya Robbal Alamin.

Kalianda, 23 Juli 2012 Penulis

Iriyanti


(56)

MENGESAHKAN

1. Tim penguji:

Penguji : Drs. Yusmansyah, M.Si. ____________________

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Supriyadi, M. Pd. ____________________

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan:

Dr. H. Bujang Rahman, M. Si NIP. 196003151985031003


(57)

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Iriyanti

Nomor Pokok Mahasiswa : 1013079220

Program Studi : SI PGSD SKGJ

Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

JUDUL : Meningkatkan Prestasi Belajar IPA dengan Alat Peraga KIT IPA pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Way Muli Kecamatan Rajabasa Lampung Selatan Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012.

Menyatakan bahwa penelitian ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri, dan sepanjang pengetahuan saya tidak berisi materi yang telah dipublikasikan dan diterima sebagai persyaratan penyelesaian studi pada Universitas atau Institut lain.

Penulis, 24 Juli 2012

Iriyanti


(58)

Judul Skripsi : MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN ALAT PERAGA KIT IPA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 WAY MULI KECAMATAN RAJABASA LAMPUNG SELATAN SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Nama Mahasiswa : Iriyanti Nomor Pokok Mahasiswa : 1013079220 Program Studi : S1 PGSD SKGJ

Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Dosen Pembimbing

Drs. Baharudin Risyak, M.Pd Drs. Yusmansyah, M.Si NIP. 19510507 198103 1 002 NIP. 19600112 198503 1 004


(1)

MOTTO

1.

Yang biasa itu belum tentu benar, tetapi yang benar harus selalu

dibiasakan.

2.

Sabar dalam mengatasi kesulitan dan bertindak bijaksana dalam

mengatasinya adalah sesuatu yang utama.


(2)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT, kerena limpahan rahmat dan hidayah-Nya penulis dapat menyelesaikan penelitian tindakan kelas (PTK) dengan baik tanpa ada kendala dan hambatan yang berarti.

Penelitian tindakan kelas (PTK) dengan judul " Meningkatkan Prestasi Belajar IPA dengan Alat Peraga KIT IPA pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Way Muli Kecamatan Rajabasa Lampung Selatan Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012 " adalah salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana di Universitas Lampung.

Dalam penyelesaian penelitian tindakan kelas (PTK) ini, penulis banyak dibimbing dan diarahkan oleh berbagai pihak. Oleh karena itu penulis mengucapkan terima kasih kepada: 1. Bapak Prof. Dr. Ir. H. Sugeng P. Harianto, M.s., sebagai Rektor Universitas Lampung. 2. Bapak. Dr. H. Bujang Rahman, M.Si., selaku Dekan FKIP Universitas lampung.

3. Bapak Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd., sebagai Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

4. Bapak Dr. H. Darsono, M.Pd., sebagai Ketua Program Studi PGSD S-1 Dalam Jabatan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

5. Bapak Drs. Yusmansyah, M.Si., sebagai dosen pembimbing, yang selalu sabar membimbing penulis selama menyelesaikan penelitian.

6. Bapak Drs. Supriyadi, M.Pd., sebagai dosen pembahas yang membimbing penulis selama menyelesaikan penelitian.


(3)

7. Bapak dan Ibu Dosen Pengampu Program S-1 PGSD Dalam Jabatan yang telah memberikan ilmu pengetahuan selama penulis menuntut ilmu pada. Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

8. Bapak Surono, S.Pd. Kepala SD Negeri 1 Way Muli, guru-guru dan staf yang telah memberikan kesempatan, kemudahan dan fasilitas pendukung demi terlaksananya penelitian ini.

9. Rekan-rekan mahasiswa PGSD SKGJ angkatan 2010

10.Dan semua pihak yang telah membantu dalam penelitian ini.

Akhir kata, penulis berharap semoga penelitian tindakan kelas (PTK) ini dapat memberikan manfaat dan berguna bagi kita semua, khususnya bagi penulis pribadi. Amin Ya Robbal Alamin.

Kalianda, 23 Juli 2012 Penulis

Iriyanti


(4)

MENGESAHKAN

1. Tim penguji:

Penguji : Drs. Yusmansyah, M.Si. ____________________

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Supriyadi, M. Pd. ____________________

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan:

Dr. H. Bujang Rahman, M. Si NIP. 196003151985031003


(5)

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Iriyanti Nomor Pokok Mahasiswa : 1013079220

Program Studi : SI PGSD SKGJ

Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

JUDUL : Meningkatkan Prestasi Belajar IPA dengan Alat Peraga KIT IPA pada Siswa Kelas IV SD Negeri 1 Way Muli Kecamatan Rajabasa Lampung Selatan Semester Genap Tahun Pelajaran 2011/2012.

Menyatakan bahwa penelitian ini adalah hasil pekerjaan saya sendiri, dan sepanjang pengetahuan saya tidak berisi materi yang telah dipublikasikan dan diterima sebagai persyaratan penyelesaian studi pada Universitas atau Institut lain.

Penulis, 24 Juli 2012

Iriyanti


(6)

Judul Skripsi : MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN ALAT PERAGA KIT IPA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 WAY MULI KECAMATAN RAJABASA LAMPUNG SELATAN SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2011/2012

Nama Mahasiswa : Iriyanti Nomor Pokok Mahasiswa : 1013079220 Program Studi : S1 PGSD SKGJ Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Dosen Pembimbing

Drs. Baharudin Risyak, M.Pd Drs. Yusmansyah, M.Si


Dokumen yang terkait

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN PENERAPAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 RAJABASA JAYA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2011-2012

0 15 47

PENINGKATAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN PENERAPAN METODE DISKUSI PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 RAJABASA JAYA BANDAR LAMPUNG TAHUN AJARAN 2011-2012

0 8 44

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR SISWA MELALUI MODEL PEMBELAJARAN NHT PADA MATA PELAJARAN IPS KELAS VII 1 SEMESTER GENAP SMP NEGERI 1 RAJABASA TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 7 70

MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR SISWA DALAM PEMBELAJARAN IPA KELAS IV MELALUI PENGGUNAAN ALAT PERAGA SEQIP DI SD NEGERI 2 TARAHAN KECAMATAN KATIBUNG TAHUN 2011/2012

0 19 32

MENINGKATKAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN ALAT PERAGA KIT IPA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 WAY MULI KECAMATAN RAJABASA LAMPUNG SELATAN SEMESTER GENAP TAHUN PELAJARAN 2011/2012

32 276 58

UPAYA MENINGKATKAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR MATEMATIKA DENGAN TEKNIK LATIHAN SISWA KELAS 1 SEMESTER GENAP SD NEGERI 1 WAYHALOM TAHUN PELAJARAN 2011/2012

0 5 40

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA PADA SISWA KELAS IV (EMPAT) SD NEGERI 3 PAKUAN RATU TAHUN 2012

0 10 50

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN HASIL BELAJAR DENGAN MENGGUNAKAN KIT IPA PADA MATA PELAJARAN IPA SISWA KELAS IV SD NEGERI 2 METRO SELATAN

0 9 9

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN PRESTASI BELAJAR IPA DENGAN MENGGUNAKAN ALAT PERAGA PADA SISWA KELAS IV SDN I PANJANG SELATAN BANDAR LAMPUNG

0 10 18

PENGARUH METODE EKSPERIMEN TERHADAP PRESTASI BELAJAR IPA PADA SISWA KELAS IV SD NEGERI 1 PERUMNAS WAY HALIM BANDARLAMPUNG TAHUN PELAJARAN 2014/2015

0 18 106