PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KEMAMPUAN MENULIS TEGAK BERSAMBUNG MELALUI PENERPAAN METODE DRILL PADA PEMBELAJARAN TEMATIK SISWA KELAS II SDN 1 KARYA TUNGGAL

(1)

ABSTRAK

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KEMAMPUAN MENULIS TEGAK BERSAMBUNG MELALUI PENERPAAN METODE DRILL PADA

PEMBELAJARAN TEMATIK SISWA KELAS II SDN 1 KARYA TUNGGAL

Oleh NURMAIDAH

Penelitian ini dilatar belakangi oleh rendahnya aktivitas dan kemampuan menulis tegak bersambung siswa kelas II SD Negeri 1 Karya Tunggal dengan rata-rata nilai 60. Tujuan penelitian ini untuk meningkatkan aktivitas siswa dan kemampuan menulis tegak bersambung siswa kelas II SD Negeri 1 karya tunggal melalui penerapan metode drill.

Penelitian ini menggunakan Metode Penelitian Tindakan Kelas yang bersifat reflektif dan kolaboratif. Prosedur pelaksanaan penelitian tindakan berupa suatu siklus atau daur ulang berbentuk spiral yang setiap langkahnya terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi. Data penelitian diperoleh melalui tes dan non tes kemampuan menulis tegak bersambung siswa dan observasi aktivitas belajar siswa serta kinerja guru.

Hasil penelitian terbukti bahwa melalui penerapan metode drill dapat meningkatkan aktivitas dan kemampuan menulis tegak bersambung siswa. Aktivitas siswa selama proses pembelajaran pada akhir siklus terlihat mengalami peningkatan yang cukup baik. Pada siklus I sebesar 73,08%, siklus II sebesar 89,23% dan siklus III sebesar 96,92% dengan peningkatan siklus I ke siklus II sebesar 16,15% dan dari siklus II ke siklus III sebesar 7,70%. Begitu pula dengan kemampuan menulis tegak bersambung yang mengalami peningkatan pada tiap siklusnya. Pada siklus I nilai rata-rata kelas sebesar 71 dengan persentase ketuntasan (42,31%), siklus II sebesar 79 dengan persentase ketuntasan (88,5%) dan siklus III sebesar 87 dengan persentase ketuntasan (100%).


(2)

BAB 1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan upaya penting untuk perkembangan jasmani dan rohani peserta didik dalam pembangunan, dan bertujuan untuk menciptakan sumber daya manusia yang berkualitas. Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya. Peserta didik memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan Negara (UU Sisdiknas No.20 Th.2003 pasal 1.1).

Seperti telah dijelaskan dalam undang-undang No. 20 Th. 2003 pasal 3 Sistem Pendidikan Nasional (Sisdiknas) bahwa pendidikan nasional berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa. Selain itu bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang


(3)

demokratis serta bertanggung jawab. Pemerintah telah mengupayakan semaksimal mungkin untuk peningkatan kualitas pendidikan, seperti halnya dengan diadakannya pelatihan dan peningkatan kualifikasi guru, penyempurnaan kurikulum, pengadaan buku dan alat pengajaran, serta perbaikan sarana dan prasarana pendidikan lainnya.

Dalam UUD 1945 kedudukan bahasa Indonesia sebagai bahasa resmi Republik Indonesia dan meruapakan bahasa persatuan bangsa Indonesia. Menurut Widagdho (1997: 5), bahasa Indonesia ialah bahasa yang demokratis tidak mengenal tingkatan dalam pemakaian. Juga tidak mengenal perubahan bentuk kata kerja sehubungan dengan perubahan orang atau subjek yang melakukan pekerjaan tersebut. Sedangkan menurut Kushartanti, dkk. (2007: 3), bahasa ialah sistem tanda bunyi yang disepakati untuk dipergunakan oleh para anggota kelompok masyarakat tertentu dalam bekerja sama, berkomunikasi, dan mengidentifikasi diri.

Dalam kegiatan berbahasa dikenal empat aspek keterampilan berbahasa, yaitu menyimak, berbicara, membaca, dan menulis. Menurut Hartati, dkk. (2006:137) untuk anak kelas rendah Sekolah Dasar sajian pembelajaran yang utama adalah membaca dan menulis. Kedua jenis keterampilan ini disajikan dalam satu kemasan yang disebut MMP, yakni membaca dan menulis permulaan. Melalui kegiatan ini, pertama kalinya peserta didik diperkenalkan dengan lambang-lambang tulis yang biasa digunakan untuk berkomunikasi.

Metode pembelajaran menulis di Sekolah Dasar hendaknya memperlihatkan bahwa bahasa itu merupakan satu keutuhan sesuai dengan fungsinya. Oleh karena


(4)

itu, pembelajaran menulis dapat dilakukan secara terpadu dengan kegiatan membaca, mendengarkan, dan berbicara (Srihendrawati, 2010).

Pembelajaran menulis di Sekolah Dasar dilaksanakan dengan berlandas tumpu pada kurikulum mata pelajaran bahasa dan Sastra Indonesia. Artinya, pembelajaran tersebut harus sejalan dengan tujuan yang dirumuskan dalam kurikulum mata pelajaran bahasa dan Sastra Indonesia.

Trihartanto (2010) mengemukakan bahwa keberhasilan pembelajaran bergantung pada keyakinan tentang faktor-faktor pendukung terjadinya pembelajaran yang efektif dan efisien. Beberapa faktor mengajar yang perlu diperhatikan supaya proses belajar berlangsung baik antara lain:

(1) kesempatan untuk belajar, siswa diberikan kesempatan untuk menuangkan keterampilannnya dalam pembelajaran, (2) pengetahuan awal siswa, yaitu guru harus mengetahui tingkat kemampuan dasar siswa pada penulisan tegak bersambung, (3) refleksi, yaitu guru harus mengacu pada pengalaman belajar siswa yang dapat mendorong tindakan siswa pada keterampilannnya, (4) motivasi, yaitu dengan memberikan kejelasan tujuan menulis menggunakan buku khusus tulisan tegak bersambung, (5) keragaman individu, guru harus dapat memahami karakteristik anak sehingga mempermudah dalam proses pembelajaran, (6) kemandirian, siswa dituntut untuk melakukan suasana yang mendukung, yaitu suasana kelas yang tertata rapih dan bersih sehingga dapat memberikan kenyamanan bagi siswa dalam pembelajaran, (8) belajar untuk bersama, hal ini diterapkan agar siswa dapat berbagi rasa toleransi dan saling menghormati antar teman, rangsangan kepada siswa untuk memancing rasa ingin tahu siswa sehingga mereka dapat menuangkan kreativitasnya, (10) menyenangkan, ialah proses pembelajaran harus menciptakan suasana yang menyenangkan agar tidak membuat siswa menjadi jenuh, (11) interaksi dan komunikasi, yaitu komunikasi antara siswa dan guru harus tetap terjaga dengan baik dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk terlibat secara aktif, dan (12) belajar dan cara belajar, kegiatan mengajar perlu menyediakan pengalaman belajar yang memuat keterampilan belajar sehingga siswa terampil belajar.


(5)

Kesulitan yang dialami oleh guru kelas ialah guru kurang memberikan perhatian kepada siswa, guru kurang bervariasi menerapkan metode pembelajaran, guru memberikan latihan baik lisan maupun tulisan. Melihat kondisi maupun fenomena seperti itu, perlu diterapkannya metode drill.

Berdasarkan hasil observasi dan wawancara dengan guru kelas II SD Negeri 1 Karya Tunggal, bahwa sebagian kemampuan menulis dari peserta didik khususnya tulisan tegak bersambung masih rendah, kemampuan siswa dalam menulis tegak bersambung dengan nilai rata-rata kelas yaitu 60, sedangkan harapan yang ingin dicapai yaitu minimal (80%) mencapai ketuntasan. Namun fakta yang penulis catat dari hasil observasi terdapat 21 orang dari 26 orang belum mencapai nilai KKM yang ditentukan oleh sekolah (70). Kelemahan lain siswa belum dapat menulis dengan benar berdasarkan ucapan saat guru mendiktekan, siswa hanya dapat menulis baik ketika guru memberikan contoh tulisan di papan tulis. Banyak metode yang dapat diterapkan untuk meningkatkan kemampuan ini, salah satu metode sebagai alternatif adalah metode drill. Namun pada kenyataannya metode ini kurang diperhatikan oleh guru dalam menerapkan pembelajaran menulis tegak bersambung. Padahal banyak sekali keunggulan metode drill apabila guru mau menerapkannya dalam pembelajaran keunggulannya yaitu meningkatkan keterampilan siswa. Dalam kegiatan menulis tegak bersambung, latihan berulang-ulang perlu dilakukan. Hal ini dimaksudkan agar siswa terbiasa menggerakkan pensil di atas kertas sehingga dapat menghasilkan tulisan sesuai dengan tujuan dalam kegiatan menulis tegak bersambung. Latihan-latihan yang sering dilakukan oleh siswa ini dapat menjadi


(6)

kebiasaan yang positif dalam meningkatkan kualitas tulisan tegak bersambung. Media pembelajaran pun sangat berperan penting dalam usaha meningkatkan hasil belajar. Tampaknya masih sedikit guru yang mempergunakan media dalam membelajarkan menulis. Sebaiknya guru mempersiapkan berbagai macam media yang dapat dipergunakan untuk menggairahkan pembelajaran menulis (Srihendrawati, 2010).

Kelebihan dari metode drill adalah (1) pengertian siswa lebih luas melalui latihan yang dilakukan secara berulang-ulang, dan (2) siswa siap menggunakan keterampilannya karena sudah dibiasakan. Dari kelebihan metode drill, dapat dijadikan salah satu solusi untuk meningkatkan aktivitas dan keterampilan menulis tegak bersambung.

Berdasarkan beberapa permasalahan di atas, dalam penelitian ini peneliti mengangkat judul “Peningkatan Aktivitas dan Kemampuan Menulis Tegak Bersambung Melalui Penerapan Metode Drill pada Pembelajaran Tematik Siswa Kelas II SD Negeri 1 Karya Tunggal”.

1.2 Identifikasi Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas perlu diidentifikasi permasalahan yang ada, yaitu sebagai berikut :

1. Rendahnya kemampuan siswa dalam menulis huruf tegak bersambung, berdasarkan perolehan nilai Kriteria Ketuntasan Minimum (KKM ) yang telah ditentukan oleh guru sekolah yaitu 70,0 tercatat 21 orang belum mencapai nilai ketuntasan pada tulisan tegak bersambung sedangkan 5 orang lainnya


(7)

telah tuntas belajar, dengan kata lain bahwa jumlah siswa yang telah tuntas belajar belum mencapai 80% dari jumlah seluruhnya.

2. Guru kelas II SD Negeri 1 Karya Tunggal belum menerapkan metode drill yang didukung dengan media-media dalam pembelajaran menulis tegak bersambung.

1.3 Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang masalah di atas, dirumuskan permasalahan sebagai berikut:

“Bagaimanakah peningkatkan aktivitas dan kemampuan menulis tegak bersambung melalui penerapan metode drill pada pembelajaran tematik kelas II SD Negeri 1 Karya Tunggal?”

1.4 Tujuan Penelitian

Berdasarkan latar belakang dan rumusan masalah di atas, penelitian ini bertujuan untuk :

1. Meningkatkan aktivitas siswa dalam menulis tegak bersambung siswa kelas II SD Negeri 1 Karya Tunggal melalui penerapan metode drill.

2. Meningkatkan kemampuan menulis tegak bersambung siswa kelas II SD Negeri 1 Karya Tunggal melalui penerapan metode drill.


(8)

1.5 Manfaat Penelitian

Adapun harapan dari penelitian ini agar dapat bermanfaat bagi :

1. Siswa, yaitu dapat menulis tegak bersambung pada pembelajaran bahasa Indonesia serta meningkatnya kualitas tulisan tegak bersambung siswa dalam pembelajaran bahasa indonesia setelah diterapkan metode drill sudah dicapai. 2. Guru, yaitu dapat menerapkan metode drill pada pembelajaran menulis tegak

bersambung sehingga dapat meningkatkan keterampilan dan kemampuan profesional guru dalam proses pembelajaran bahasa Indonesia.

3. Sekolah, yaitu sebagai acuan untuk mengoptimalkan pembelajaran agar tujuan-tujuan pembelajaran dapat tercapai. Meningkatkan kualitas pembelajaran di SD Negeri 1 Karya Tunggal.

4. Peneliti, yaitu dapat menambah wawasan dan pengetahuan tentang tata cara penulisan karya tulis penelitian tindakan kelas agar kelak dapat menjadi guru profesional.


(9)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 Pengertian Belajar

Menurut T. Raka Joni (Sanjaya. 2012) belajar adalah perubahan tingkah laku yang disebabkan oleh matangnya seseorang atau perubahan yang bersifat temporer.

Belajar adalah semua aktivitas mental atau psikis yang berlangsung dalam interaksi aktif dalam lingkungan yang menghasilkan perubahan-perubahan dalam pengelolaan pemahaman (Winkel).

Surya (2012) mengemukakan bahwa belajar adalah suatu proses usaha yang dilakukan individu untuk memperoleh sutau perubahan tingkah laku yang baru keseluruhan, sebagai hasil pengalaman individu itu sendiri dalam interaksinya dengan lingkungan.

Dari beberapa pendapat para ahli di atas mengenai pengertian belajar, maka penulis menyimpulkan bahwa belajar adalah perubahan dari diri seseorang bertujuan agar jauh lebih baik dari sebelumnya.


(10)

2.2. Pengertian Aktivitas Belajar

Menurut Poerwadarminta (2003:23), aktivitas adalah kegiatan. Dalam hal kegiatan belajar, Rousseuau (dalam Sardiman 2004: 96), memberikan penjelasan bahwa segala pengetahuan itu harus diperoleh dengan pengamatan sendiri, penyelidikan sendiri, dengan bekerja sendiri baik secara rohani maupun teknis. Sriyono (2009) mengemukakan bahwa aktivitas adalah segala kegiatan yang dilaksanakan baik secara jasmani maupun rohani. Aktivitas siswa selama proses belajar mengajar merupakan salah satu indikator adanya keinginan siswa untuk belajar.

Mulyono (2009), mengemukakan aktivitas adalah kegiatan atau keaktifan. Jadi segala sesuatu yang dilakukan atau kegiatan-kegiatan yang terjadi baik fisik maupun non-fisik, merupakan suatu aktivitas.

Dari beberapa pendapat para pakar diatas, penulis menyimpulkan bahwa aktivitas belajar adalah kegiatan yang dilakukan oleh setiap invidu dengan kesadarannya untuk melakukan sesuatu hal baik jasmani maupun rohani dengan tujuan agar terjadi perubahan dari diri individu tersebut.

2.3 Pengertian Kemampuan Menulis

Menurut KBBI (2007:707), kemampuan adalah kesanggupan; kecakapan; kekuatan. Keith Davis dalam Mangkunegara (2008) secara psikologis, kemampuan (ability) terdiri dari kemampuan potensi (IQ) dan kemampuan reality (knowledge + skill), artinya seseorang yang memilik IQ diatas rata-rata dengan


(11)

pendidikan yang memadai untuk jabatannya dan terampil dalam mengerjakan pekerjaan sehari-hari, maka akan lebih mudah mencapai kinerja maksimal.

Hasani (2009), menulis merupakan keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung.

Penulis menyimpulkan bahwa kemampuan menulis adalah suatu usaha yang timbul dari diri sendiri, yang diyakini mampu melaksanakan kegiatan atau aktivitas keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak langsung.

2.4 Bahasa Indonesia

Piaget dan Vygotsky dalam Hartati, dkk. (2006: 55-64) mengemukakan tahap-tahap perkembangan bahasa anak terkait dengan penggunaan bahasa dalam pembelajaran di sekolah adalah sebagai berikut:

a. Tahap Linguistik Pengembangaan Tata Bahasa

Pada tahap ini usia anak sekitar 2,6 tahun namun ada juga yang memasuki usia 2,0 tahun bahkan ada juga anak yang lambat yaitu ketika anak berusia 3.0 tahun. pada umumnya pengembangan tata bahasa ini anak mulai menggunakan elemen-elemen tata bahasa yang lebih rumit, seperti: pola-pola kalimat sederhana, kata-kata tugas (di, ke, dari, ini, itu), penjamakan, pengimbuhan dan terutama awalan kata serta akhiran.

b. Tahap Linguistik Tata Bahasa Menjelang Dewasa/Pradewasa

Perkembangan ini di alami oleh anak berusia 4-5 tahun, pada tahap ini anak sudah mulai menerapkan struktur tata bahasa dan kalimat-kalimat yang sedikit rumit. misalnya kalimat majemuk sederhana seperti di bawah ini:


(12)

1. Mau nonton sambil makan keripik. 2. Aku di sini, kakak di sana.

3. Mama beli sayur dan kerupuk. 4. Ani lihat kakek dan nenek di jalan. 5. Ayo, menyanyi dan menari! 6. Kakak, adik dari mana?

Menurut Tarigan dalam Hartati (2006: 63), walaupun anak-anak sudah dianggap mampu menyusun kalimat kompleks, tetapi anak masih membuat kesalahan-kesalahan. Kesalahan tersebut dalam hal menyusun kalimat, memilih kata dan imbuhan serta tanda baca. Akan tetapi pada tahap ini anak sudah tidak mengalami kesulitan dalam mengucapkan bunyi-bunyi suara.

c. Tahap Linguistik Kopetensi Penuh

Anak usia sekitar 5-7 tahun mulai memasuki tahap yang disebut sebagai kopetensi penuh. sejak anak usia 5 tahun pada umumnya anak-anak yang perkembangannya normal telah menguasai elemen-elemen sintaksis bahasa ibunya dan memiliki kopetensi (pemahaman dan produktivitas bahasa) secara memadai. berikutnya anak memasuki usia sekolah dasar, perkembangan bahasa anak pada periode ini meningkat dari bahasa lisan ke bahasa tulis. jadi anak mulai mengenal media lain pemrolehan bahasa yaiutu tulisan, selain pemerolehan bahasa lisan pada masa awal kehidupannya. tarigan dalam hartati (2006: 64) mengemukakan bahwa salah satu perluasan bahasa sebagai alat komunikasi yang harus mendapat perhatian khusus di sekolahan dasar adalah pengembangan baca tulis (melek huruf).


(13)

Perkembangan baca tulis anak akan menunjang serta memperluas pengungkapan maksud-maksud pribadi anak, misalnya melalui penulisan catatan harian, menulis surat, jadwal harian dan sebagainya. dengan demikian perkembangan baca tulis di Sekolah Dasar memberikan cara-cara yang mantap menggunakan bahasa dalam komunikasi dengan orang lain dan juga dirinya sendiri khususnya dalam komunikasi tulis.

2.5 Pendekatan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD

Untuk mendukung perkembangan bahasa anak diatas dalam pembelajaran di sekolah, diterapkan melalui beberapa pendekatan yang relevan dengan materi pembelajaran. Pendekatan tersebut diuraikan sebagai berikut:

1. Pendekatan Komunikatif

Pendekatan komunikatif didasarkan pada pandangan bahwa bahasa adalah sarana komunikasi, tujuan utama pembelajaran bahasa adalah meningkatkan keterampilan berbahasa siswa, bukan kepada pengetahuan tentang bahasa melainkan pengetahuan bahasa diajarkan untuk menunjang pencapaian keterampilan bahasa.

2. Pendekatan Pragmatik

Pada pendekatan ini lebih mengutamakan keterampilan berbahasa dengan memperhatikan faktor-faktor penentu berbahasa, seperti: pameran serta tujuan, situasi, konteks, juga aspek pengembangan (emosi, moral, sosial dan intelektual).


(14)

Pendekatan yang dilakukan untuk mengembangkan pembelajaran bahasa yang dilaksanakan secara menyeluruh, meliputi : mendengar, berbicara, membaca dan menulis. Keterampilan tersebut memiliki hubungan yang interaktif yang tidak terpisah-pisah dengan aspek kebahasaan seperti: kata, ejaan, kalimat, wacana dan sastra. Selain itu pendekatan ini juga mementingkan multimedia, lingkungan, dan pengalaman belajar anak.

4. Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and Learning atau CTL ) Pendekatan ini merupakan konsep belajar yang membantu guru mengaitkan anatar yang diajarkan dengan situasi dunia nyata siswa dan mendorong siswa mebuat hubungan anatara pengetahuan yang di milikinya dengan penerapannya dalam kehidupan sehari-hari. Di dalam konteks ini siswa perlu mengert apa makna belajar, apa manfaatnya, dalam status apa mereka, dan bagaimana mencapainya.

5. Pendekatan Terpadu

Pendekatan terpadu dalam bidang bahasa hampir sama dengan pendekatan “Whole Language” yang pada dasarnya pembelajaran bahasa harus terpadu dan tidak dipisahkan antara keterampilan berbahasa (menyimak, berbicara, membaca dan menulis) dengan komponen kebahasaan (tata bunyi, tata makna, tata kalimat) juga aspek satra.Selain untuk pendekatan lintas mata pelajaran terpadu ini menggunakan jenis pendekatan lintas mata pelajaran yang artinya pembelajaran bahasa Indonesia dapat disatukan dengan mata pelajaran lain seperti: Pendidikan Agama, Matematika, Sains, Pengetahuan Sosial, Kesenian dan Pendidikan Jasmani.


(15)

6. Pendekatan Cara Belajar Siswa Aktif (CBSA)

Pendekatan CBSA merupakan suatu sistem pembelajaran yang menekankan kadar keterlibatan siswa secara fisik, mental, intelektual dan emusional untuk mencapai tujuan pembelajaran. Hal ini dapat dilihatdari aktivitas belajar siswa tinggi, aktivitas guru sebagai fasilitator, desain pembelajaran berfokus pada ketertiban siswa dan suasana belajar kondusif.

7. Pendekatan Keterampilan Proses

Keterampilan proses adalah kemampuan yang di bangun oleh sejumlah keterampilan dalam proses pembelajaran yang meliputi: (a) keterampilan intelektual, (b) keterampilan sosial, dan (c) keterampilan fisik.

Keterampilan proses berfungsi sebagai alat menemukan dan mengembangkan konsep dan konsep itu akan menunjang keterampilan proses. Keterampilan proses dalam pelajaran bahasa Indonesia meliputi kegiatan: mangamati, menggolongkan, menafsirkan, menerapkan, dan mengomunikasikan.

Dari beberapa pendekatan di atas, pendekatan yang tepat digunakan dalam peningkatan menulis tegak bersambung melalui metode drill adalah whole language, Pendekatan Kontekstual, Pendekatan Terpadu dan Pendekatan Keterampilan proses.

2.6 Konsep, Tujuan dan Jenis-jenis Menulis. 2.6.1 Konsep Menulis

Menurut KBBI (2007), menulis adalah membuat huruf (angka dsb.) dengan pena (pensil,kapur,dsb.). Lebih lanjut Hasani (2009), menulis merupakan keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi secara tidak


(16)

langsung. Menulis merupakan kegiatan yang produktif dan ekspresif, sehingga penulis harus mampu memanfaatkan kemampuan dalam menggunakan tata tulis, struktur bahasa, dan kosakata.

Resmini, dkk. (2006), mengemukakan bahwa dilihat dari prosesnya menulis dapat dimulai dari gerakan pensil di kertas sampai terwujud karangan. Keterampilan menulis dibangun melalui banyaknya latihan dengan menggunakan teknik atau strategi pembelajaran sesuai dengan karakteristik siswa.

Siswa Sekolah Dasar yang normal dapat, mengikuti proses menulis dengan kecepatan relatif sama, dan bahwa setiap siswa yang normal dapat pula menyelesaikan masalah menulis dalam waktu yang berbeda-beda meskipun perbedaannya tidak terlalu banyak (Samadhy, 2010).

Penulis menarik kesimpulan dari dari pendapat para ahli di atas, bahwa menulis merupakan sebuah proses kreatif untuk menuangkan gagasan dalam bentuk bahasa tulisan guna mencapai tujuan yang diinginkan, contohnya menyampaikan informasi.

2.6.2 Tujuan Menulis

Hartig dalam Rosmana (2006: 98), mengkalisifikasikan mengenai tujuan menulis sebagai berikut: (1) tujuan penugasan, (2) tujuan altruistik, (3) tujuan persuasif, (4) tujuan penerangan, (5) tujuan pernyataan diri, (6) tujuan kreatif, dan (7) tujuan pemecahan masalah. Dari beberapa tujuan menulis tersebut, tujuan yang akan dicapai dalam penelitian tindakan kelas untuk peningkatan kemampuan menulis tegak bersambung siswa Sekolah Dasar adalah tujuan kreativitas, dalam penulisannya.


(17)

Pada dasarnya keterampilan menulis dapat diperoleh dan dikuasai dengan jalan banyak berlatih karena keterampilan menulis mencakup penggunaan sejumlah unsur yang kompleks secara serempak. Untuk mengetahui sampai dimana hasil menulis yang dicapai, perlu dilakukan tes menulis kepada siswa. Menulis merupakan salah satu keterampilan berbahasa yang digunakan untuk berkomunikasi tidak langsung, tidak secara tatap muka dengan orang lain, dan merupakan suatu kegiatan yang produktif dan ekspresif. Keterampilan menulis dapat dilasifikasikan berdasarkan dua sudut pandang yang berbeda. Sudut pandang tersebut adalah kegiatan atau aktivitas dalam melaksanakan keterampilan menulis dan hasil produk menulis itu.

Suparno dan Yunus (2008:1.30) mengemukakan bahwa, menulis melibatkan serangkaian kegiatan yang terbagi atas tahap prapenulisan, penulisan, dan pascapenulisan. Fase prapenulisan merupakan tahap persiapan yang mencakup kegiatan pemilihan topik, penentuan tujuan, penentuan pembaca dan corak karangan, pengumpulan informasi atau bahan tulisan, serta penyusunan kerangka karangan. Menurut Santosa, dkk (2008), kegiatan pembelajaran menulis didalam kelas sebaiknya dilaksanakan sesuai dengan waktu yang ditetapkan dalam jadwal pelajaran dengan menggunakan teknik atau strategi pembelajaran menulis yang sesuai dengan situasi dan kondisi kelas. Adapun beberapa contoh teknik yang dapat digunakan sebagai berikut: (1) bermain dengan bahasa tulisan, (2) kuis, (3) mengganti akhir cerita, dan (4) menulis meniru model (copy the master). Dilihat dari segi prosesnya menulis dapat dimulai dari menggerakkan pensil di atas kertas sampai terwujudnya tujuan yang akan dicapai. Keterampilan menulis dapat di


(18)

bangun dari banyaknya latihan dengan menggunakan teknik atau stategi pembelajaran yang sesuai dengan karakteristik siswa.

Menurut Supriyadi (Srihendrawati, 2010), kategori keterampilan berbahasa

dikemas dalam satu paket pembelajaran yang dikenel dengan paket MMP (Membaca Menulis Permulaan). Oleh karena itu, di Sekolah Dasar pembelajaran

menulis dibagi atas dua tahap yaitu menulis permulaan dan menulis lanjut. Menulis permulaan ditujukan kepada siswa kelas rendah yakni kelas satu hingga kelas tiga, sedangkan kelas empat hingga kelas enam diberi pembelajaran menulis lanjutan. Dalam pembelajaran menulis permulaan tentu harus dimulai pada hal yang sangat sederhana. Menulis tentu hanya dengan beberapa kalimat sederhana bukan suatu karangan yang utuh.

Depdiknas (2000:4) menawarkan berbagai metode yang diperuntukkan bagi siswa permulaan, antara lain: metode eja/bunyi, metode kata lembaga, metode global, dan metode SAS. Metode eja adalah belajar membaca yang dimulai dari mengeja huruf demi huruf. Pendekatan yang di pakai dalam metode eja adalah pendekatan harfiah, siswa mulai diperkenalkan dengan lambing-lambang huruf. Pembelajaran Eja terdiri dari pengenalan huruf atau abjad a sampai dengan z dan pengenalan bunyi huruf atau fone. Metode kata lembaga didasarkan atas pendekatan kata, yaitu cara memulai mengajarkan membaca dan menulis permulaan dengan menampilkan kata-kata. Metode global adalah belajar membaca kalimat secara utuh. Adapun pendekatan yang dipakai dalam metode global ini adalah pendekatan kalimat. Selanjutnya, metode SAS didasarkan atas pendekatan cerita.


(19)

Kemampuan menulis permulaan tidak jauh berbeda dengan kemampuan membaca permulaan. Pada tingkat permulaan, pembelajaran menulis lebih dioreintasikan pada kemampuan yang bersifat mekanik. Siswa dilatih untuk dapat menuliskan (mirip dengan kemampuan melukis atau menggambar) lambang-lambang tulis itu menjadi bermakna. Secara perlahan-lahan siswa digiring pada kemampuan menuangkan gagasan, pikiran, perasaan, kedalam bentuk bahasa tulis melalui lambang-lambang tulis yang sudah dikuasainya. Dengan cara berulang-ulang ini maka pemahaman dan kemahiran siswa dalam menulis akan jauh lebih baik hasilnya.

2.6.3 Pembelajaran Menulis di Sekolah Dasar

Dalam pembelajaran menulis permulaan tentu harus dimulai dari hal yang sangat sederhana. Menulis hanya dengan beberapa kalimat sederhana bukan suatu karangan yang utuh. Membelajarkan menulis permulaan tentu saja selalu dilakukan dengan pembelajaran terpimpin. Beberapa contoh pembelajaran menulis permulaan seperti berikut: (a) mengarang mengikuti pola dengan cara siswa hanya diminta membuat karangan seperti contoh (pola) yang diberikan yang tentunya idenya harus lebih dekat dengan siswa. Hal ini dimaksudkan agar siswa dapat menuangkan ide/pikiran secara runtut dan logis, (b) mengarang dengan melengkapi kalimat, yakni siswa diminta untuk melengkapi kalimat dalam karangan dengan kata yang telah tersedia, (c) bimbingan dengan memasang kelompok kata, yakni siswa diminta untuk memasangkan kelompok kata dengan kalimat yang terpenggal atau kurang lengkap. Hal ini bertujuan agar siswa dapat


(20)

membuat kalimat luas, (d) bimbingan dengan mengurutkan kalimat, yaitu siswa

dibimbing untuk mengurutkan kalimat sesuai dengan gambar seri, dan (e) bimbingan dengan pertanyaan, hal ini diharapkan agar siswa dapat membuat

karangan setelah dimulai dengan pertanyaan-pertanyaan dalam pikirannya. Demikian beberapa contoh mengarang atau menulis permulaan, yang pada dasarnya merupakan upaya membentuk kebiasaan siswa mengarang secara sederhana sesuai dengan tingkat perkembangan kemampuannya.

Sedangkan syarat untuk dapat menulis lanjutan adalah siswa harus terampil dan menguasai menulis permulaan. Oleh karena itu, pada prinsipnya menulis lanjutan adalah pengembangan menulis permulaan. Adapun tujuannya adalah agar siswa dapat membuat karangan secara ajeg dan lengkap. Beberapa metode dalam menulis lanjutan antara lain: (a) membuat paragraf dengan gambar, yakni siswa diminta untuk membuat paragraf, yakni berdasarkan gambar yang telah disediakan, (b) mengembangkan menjadi sebuah paragraf, (c) menyusun paragraf dari kalimat yang tersedia, (d) menghubungkan paragraf dengan paragraf lainnya, (e) membuat karangan dengan gambar seri, dan (f) mengarang berdasarkan kerangka, dan mengarang secara bebas.

Seperti yang dikemukakan oleh Srihendrawati (2010) bahwa ruang lingkup pembelajaran menulis/mengarang di Sekolah Dasar antara lain adalah: mengarang prosa narasi, menulis prosa deskripsi, menulis surat izin, menulis surat undangan, mengisi formulir, menyusun paragraf, mengembangkan judul dan topik, menulis nonfiksi, menyingkat cerita, menyusun naskah pengumuman, menyusun iklan dan poster, menulis laporan kegiatan, menyusun naskah pidato, dan lain-lain.


(21)

2.7 Menulis Tegak Bersambung

Menulis tegak bersambung adalah kegiatan menghasilkan huruf yang saling bersambung dilakukan tanpa mengangkat alat tulis Muba (2010). Dalam perkembangannya huruf tegak bersambung mengalami beberapa kali perubahan bentuk. Namun perubahan tersebut dari waktu ke waktu menjadikan huruf tersebut semakin sederhana. Tulisan tegak bersambung ternyata mempunyai manfaat yang bagus, terutama untuk anak-anak karena otak anak-anak sedang mengalami perkembangan. Motorik halus merupakan salah satu bagian penting otak yang akan berkembang dengan baik ketika anak dilatih untuk mengerjakan sesuatu yang membutuhkan kesabaran dan ketelitian.

Selain manfaat di atas ternya menulis dengan huruf sambung atau yang biasa disebut dengan halus ini mempunyai banyak manfaat. Menurut Muba (2010) beberapa manfaat yang didapat dari menulis dengan huruf bersambung adalah: 1) merangsang kerja otak lebih kreatif;

2) menulis lebih tepat;

3) tulisan yang dihasilkan lebih indah dan rapi; dan 4) mengasah daya seni.

Menulis tegak bersambung merupakan salah satu keterampilan yang terdapat pada empat aspek pembelajaran bahasa Indonesia dengan cara menggabungkan huruf demi huruf, sehingga membentuk suatu kata dan kalimat. Menulis tegak bersambung membutuhkan sebuah kesabaran dan ketekunan pada saat melakukannya. Pengondisian klasik adalah salah satu teori Pavlov yang dapat diterapkan untuk melatih keterampilan motorik siswa yang akan digunakan pada


(22)

saat ingin melakukan kegiatan menulis. Teori pengondisian klasik menurut Pavlov (2010) ini yang di dalamnya mengupayakan latihan-latihan intensif melalui motivasi dan dorongan. Bentuk latihan intensif melalui motivasi dan dorongan yang di maksud adalah senam jari, senam jari dengan plastisin, melukis dengan jari, dan mewarnai kata.

Keputusan Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan No. 094/C/Kep/I.83 tanggal 7 Juni 1983, tanggal 7 juni 1983 dan penegasan ukuran tulisan tangan No. 0521/C2/U.88, 27 Juni 1988.

2.8 Menulis Kelas II SD

Menurut Resmini, dkk. (2006: 309-310), ada dua pembelajaran dalam pembelajaran bahasa Indonesia di sekolah dasar kelas rendah yaitu pembelajaran membaca dan menulis pemulaan, serta pembelajaran membaca dan menulis permulaan diberikan di kelas I dan kelas II Sekolah Dasar disesuaikan dengan kemampuan dan perkembangan kejiwaan siswa. pembelaran membaca dan menulis permulaan di kelas I Sekolah Dasar bertujuan agar siswa terampil membaca dan menulis sedangkan di kelas II di samping agar siswa terampil membaca dan menulis, juga mengembangkan pengetahuan bahas dan keterampilan berbahasa yang diperlukan untuk menghadapi pelajaran bahasa Indonesia di kelas selanjutnya. ruang lingkup pembelajaran di kelas I, membaca dan menulis kata atau kalimat dengan menggunakan huruf-huruf kecil. Sedangkan lingkup pembelajaran di kelas II


(23)

sekolah dasar, membaca dan menulis kata atau kalimat dengan menggunakan huruf-huruf besar pada huruf pertama kata awal kalimat penggunaan tanda baca.

2.9 Metode Drill

2.9.1 Konsep Metode Drill

Menurut KBBI (2007: 740), metode adalah cara teratur yang digunakan untuk melaksanakan suatu pekerjaan agar tercapai sesuai dengan yang dikehendaki, merupakan cara kerja yang bersistem untuk memudahkan pelaksanaan suatu kegiatan guna mencapai tujuan yang ditentukan. Sedangkan Daryanto (2009: 389), mengemukakan bahwa metode adalah sejumlah pengetahuan dan keterampilan yang memungkinkan terselenggaranya kegiatan belajar mengajar secara efektif dan efisien.

Metode drill merupakan suatu cara mengajar dengan memberikan latihan-latihan terhadap apa yang telah dipelajari oleh siswa sehingga memperoleh suatu keterampilan tertentu. kata latihan mengandung arti bahwa sesuatu itu selau diulang-ulang, akan tetapi bagaimanapun juga antara situasi belajar yang pertama dengan situasi belajar yang relistis, akan berusaha melatih keterampilannya. bila situasi belajar itu diubah-ubah kondisinya sehingga menuntut renpons yang berubah, maka keterampilan akan lebih disempurnakan.

Roestiyah (2008: 125), mengemukakan bahwa metode drill adalah suatu teknik yang dapat diartikan sebagai suatu cara mengajar di mana siswa melaksanakan kegiatan latihan, agar siswa memiliki ketangkasan atau


(24)

keterampilan yang lebih tinggi dari apa yang telah dipelajari. Latihan yang praktis, mudah dilakukan serta teratur melaksanakannya membina anak dalam meningkatkan penguasaan keterampilan itu, bahkan memungkinkan siswa dapat memiliki ketangkasan itu dengan sempurna.

Dari beberapa pendapat para pakar di atas, penulis dapat menyimpulkan bahwa metode drill merupakan salah satu teknik latihan berulang-ulang yang diterapkan dalam pembelajaran untuk mencapai kesempurnaan. Metode drill bertujuan untuk melatih keluwesan siswa dalam keterampilan tertentu yang akan dicapai sehingga mendapatkan hasil yang maksimal.

Penggunaan metode drill biasanya bertujuan agar siswa memiliki keterampilan motorik/gerak, seperti menghafalkan kata-kata, menulis, mempergunakan alat/membuat suatu benda juga dapat melaksanakan gerak dalam olahraga (Roestiyah, 2008: 125).

2.9.2 Penerapan metode drill

Pujiono (2010), hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menerapkan metode drill sebagai berikut:

a. Tujuan harus dijelaskan kepada siswa sehingga selesai latihan siswa diharapkan dapat mengerjakan dengan tepat sesuai tujuan yang akan dicapai.

b. Tentukan dengan kelas kebiasaan yang dilatihkan sehingga siswa mengetahui apa yang harus dikerjakan.

c. Lama latihan harus disesuaikan dengan kemampuan siswa. d. Memberikan selingan pada saat latihan agar tidak membosankan.

e. Perhatikan kesalahan-kesalahan umum yang dilakukan siswa untuk perbaikan secara kiasikal sedangkan kesalahan perorangan dibetulkan secara perorangan pula.


(25)

2.9.3 Kelebihan dan Kelemahan Metode Drill 2.9.3.1 Kelebihan Metode Drill

Kelebihan di dalam metode drill adalah sebagai berikut: 1. Pengertian siswa lebih luas melalui latihan berulang-ulang.

2. Siswa siap menggunakan keterampilannya karena sudah dibiasakan.

2.9.3.2 Kelemahan Metode Drill

Kelemahan yang terdapat di dalam metode drill adalah sebagai berikut: 1. Siswa cenderung belajar secara mekanis.

2. Dapat menyebabkan kebosanan.

3. Mematikan kreasi siswa dalam berlatih.

4. Menimbulkan verbalisme (tahu kata-kata tetapi tidak tahu arti).

Untuk meminimalisir adanya kelemahan metode drill di atas, dalam pembelajaran menulis tegak bersambung diupayakan dengan menggunakan media yang dapat dan menarik di setiap pertemuan untuk setiap siklusnya.

2.9.3 Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Drill

Roestiyah (2008: 127-128), mengemukakan bahwa untuk kesuksesan dalam pelaksanaan metode drill, guru harus memperhatikan langkah-langkah di bawah ini:

a. Latihan hanya digunakan untuk pelajaran atau tindakan yang dilakukan secara otomatis, ialah digunakan oleh siswa tanpa dapat dilakukan dengan cepat seperti gerak reflek saja, seperti contohnya: menulis, menghafal dan menghitung.


(26)

b. Guru harus memilih latihan yang mempunyai arti luas ialah yang dapat menanamkan pengertian pemahaman akan makna dan tujuan latihan sebelum mereka melakukannya.

c. Guru memberikan instruktur yang lebih menekankan diagnosa, karena pada latihan permulaan guru belum dapat mengharapkan siswa untuk menghasilkan keterampilannya yang sempurna.

d. Ketetapan merupakan hal yang utama, agar siswa melakukan latihan secara tepat, kemudian memperhatikan kecepatan.

e. Guru memperhitungkan waktu latihan yang singkat agar tidak meletihkan dan membosankan,tetapi sering dilakukan pada kesempatan lain.

f. Guru dan siswa perlu memikirkan dan mengutamakan proses-proses yang sesuai dengan pokok/inti dari tujuan yang akan dicapai.

g. Guru perlu memperhatikan perbedaan individual siswa, sehingga kemampuan dan kebutuhan siswa masing-masing dikembangkan.

2.10 Hipotesis Tindakan

Berdasarkan kajian pustaka di atas dapat dirumuskan hipotesis penelitian tindakan kelas sebagai berikut: “Apabila dalam pembelajaran bahasa Indonesia di kelas II SD Negeri 1 Karya Tunggal guru menggunakan metode drill dengan langkah-langkah secara tepat, maka dapat meningkatkan aktivitas dan kemampuan menulis tegak bersambung”


(27)

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Metode Penelitian

Penelitian tindakan (action research) merupakan penelitian pada upaya pemecahan masalah atau perbaikan yang dirancang menggunakan metode penelitian tindakan (classroom action research) yang bersifat reflektif dan kolaboratif. Produser pelaksaan penelitian tindakan berupa suatu siklus atau daur ulang berbentuk spiral (a spiral of steps) yang setiap langkahnya terdiri dari empat tahap, yaitu perencanaan, tindakan, observasi, dan refleksi (Kemmis dan Tagart dalam Wiraatmadja, 2006: 66).

Arikunto (2009: 2-3) mengemukakan bahwa, penelitian tindakan kelas atau yang dalam bahasa Inggrisnya disebut classroom action research (CAR) yaitu, sebuah kegiatan penelitian yang dilakukan di kelas, dengan menggabungkan batasan pengertian tiga kata inti, yaitu (1) penelitian, (2) tindakan, dan (3) kelas, sehingga dapat disimpulkan bahwa penelitian tindakan kelas merupakan suatu pencermatan terhadap kegiatan belajar berupa suatu tindakan, yang sengaja dimunculkan dan terjadi dalam sebuah kelas secara bersama. Prosedur ini merupakan pedoman wajib dalam melakukan penelitian tindakan kelas untuk mengetahui hasil yang ingin dicapai peneliti


(28)

guna evaluasi pembelajaran sehingga lebih optimal. Secara garis besar di dalam penelitian tidakan kelas terdapat empat tahapan yang lazim dilalui yaitu,(1) perencanaan, (2) pelaksanaan, (3) pengamatan, dan (4) refleksi. Siklus tindakan dalam penelitian ini diadaptasi dari rancangan penelitian tindakan kelas Arikunto, dkk. (2009: 16), sbb:

Gambar: Alur Penelitian Tindak Kelas (Arikunto,dkk.2009:16) Refleksi I

Perencanaan Pelaksanaan

SIKLUS I

Pengamatan

Perencanaan

Siklus II

Pelaksanaan

Pengamatan

Perencanaan Pelaksanaan

Siklus III

Pengamatan Refleksi II


(29)

3.1.1 Setting Penelitian a. Subjek Penelitian

Subjek dalam penelitian tindakan kelas ini adalah siswa kelas II Sekolah Dasar Negeri 1 Karya Tunggal dengan jumlah siswa 26 siswa yang terdiri dari 16 siswa laki-laki dan 10 siswa perempuan.

b. Lokasi Penelitian

Penelitian dilaksanakan di Sekolah Dasar Negeri 1 Karya Tunggal, yang berlokasi di Desa Karya Tunggal Kecamatan Katibung Kabupaten Lampung Selatan.

c. Waktu Penelitian

Waktu pelaksanaan penelitian di semester genap selama 3 bulan, yaitu terhitung dari bulan April, sampai bulan Juni.

3.1.2 Sumber Data

Data penelitian diperoleh melalui tes dan nontes yaitu dokumen dari kemampuan menulis tegak bersambung siswa dan observasi aktivitas belajar siswa serta kinerja guru. Aktivitas belajar siswa dan kinerja guru merupakan data kualitatif, sedangkan tes kemampuan menulis tegak bersambung merupakan data kuantitatif.


(30)

3.1.3 Alat Pengumpulan Data

Alat yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah lembar observasi dan tes.

1. Lembar observasi yang digunakan oleh observer untuk mengamati aktivitas siswa maupun kinerja guru saat pembelajaran berlangsung.

2. Tes yang digunakan adalah tes subjektif tertulis untuk mengetahui kemampuan siswa dalam menulis tegak bersambung pada pembelajaran bahasa Indonesia.

3. Dokumentasi menggunakan kamera digital untuk mendokumentasikan aktivitas siswa dan kinerja guru dalam kegiatan pembelajaran.

3.1.4 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan selama kegiatan pelaksanaan tindakan kelas, yaitu dengan menggunakan teknik tes dan nontes.

1. Teknik Nontes

Teknik nontes dilakukan melalui observasi baik secara langsung maupun tidak langsung. Kerlinger dalam Aunurrahman, dkk. (2009:8-9) mengemukakan bahwa, secara sederhana observasi dapat diartikan sebagai prosedur sistematis dan baku untuk memperoleh data. Observasi digunakan untuk mengetahui apakah dengan penerapan metode driil di kelas II akan lebih efektif, apa pengaruhnya untuk siswa serta bagaimana pembelajaran yang dilakukan. Observasi dilakukan oleh observer terhadap aktivitas siswa maupun guru selama proses pembelajaran berlangsung.


(31)

2. Teknik Tes

Teknik tes adalah seperangkat tugas yang harus dikerjakan oleh orang yang dites, dan berdasarkan hasil pelaksanaan tugas-tugas yang diberikan, maka dapat ditarik kesimpulan tentang aspek tertentu pada orang tersebut (Poerwanti, dkk., 2008: 2.26). Dalam penelitian ini, teknik tes digunakan untuk mengumpulkan data nilai-nilai siswa, guna mengetahui hasil belajar siswa pada mata pelajaran bahasa Indonesia melalui penerapan metode drill pada kelas II B SD Negeri 01 karya tunggal khususnya tes kemampuan menulis tegak bersambung. Data yang diperbolehkan melalui teknik tes berupa data kuantitatif. Adapun aspek yang dinilai dalam tes menulis tegak bersambung dengan menggunakan metode drill adalah sebagai berikut :

1. Kebakuan tulisan. 2. Kelengkapan tulisan. 3. Kejelasan tulisan. 4. Kerapian tulisan. 3.1.5 Teknik Analisis Data

Aunurrahman, dkk. ( 2009:9-10) mengemukakan bahwa, analisis data adalah suatu kegiatan untuk mencermati setiap langkah yang dibuat, mulai dari tahapan persiapan, proses sampai hasil pekerjaan atau pembelajaran, dalam arti apakah kegiatan dan langkah-langkahnya sudah sesuai dengan tujuan yang ingin dicapai atau belum. Demikian juga dengan analisis PTK terhadap kegiatan pembelajaran, analisis dilakukan untuk memperkirakan apakah semua aspek pembelajaran yang terlibat di dalamnya sudah sesuai dengan kapasitasnya.


(32)

Teknik analisis data yang dilakukan adalah, sebagai berikut:

a. Mengumpulkan semua data dari hasil pengamatan selama siklus I,II,atau III, baik data kuantitatif maupun kualitatif.

1. Data Kuantitatif

Tabel 1.Teknik penilaian kualitas tulisan tegak bersambung

NO Aspek yang dinilai Tingkat pencapain kemampuan

5 6 7 8 9

1 Kebakuan tulisan 2 Kelengkapan tulisan 3 Kejelasan tulisan 4 Kerapian tulisan

Catatan:

1. Nilai Minimal 5 dan nilai Maksimal 9

2. Skor minimum yang diperoleh siswa yaitu 20 dan skor maksimum 36. 3. Jumlah nilai merupakan skor mentah dari tiap siswa.

Keterangan :

N = Nilai yang di cari atau diharapkan . R = Skor mentah yang diperoleh siswa. SM = Skor Maksimum.

100 = Bilangan Genap R

N = X 100 SM


(33)

2. Data Kualitatif

Tabel 2. Lembar Observasi Kinerja Guru

Nama Guru :……….

MataPelajaran : ……….

Kelas / semesteran : ……….

Waktu : ……….

Siklus Ke : ……….

No. Aspek yang Diamati Skor

I.

II

III

Pra Pembelajaran

a. Kesiapan ruang, alat, dan media pembelaran . b. Memeriksa kesiapan siswa .

Kemampuan Membuka Pelajaran a. Melakukan kegiatan apersepsi.

b. Menyampaikan tujuan pembelajaran yang akan di berikan.

Kegiatan Inti Pembelajaran A. Penguasaan materi pelajaran a. Menunjukkan materi pembelajaran. b. Mengaitkan penguasaan materi dengan pengetahuan lain yang relevan.

c. Menyampaikan materi sesuai dengan hierarki belajar.

d. Mengaitkan materi dengan realitas kehidupan B. Pendekatan / strategi pembelajaran

a. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan kompetensi ( tujuan ) yang hendak dicapai. b. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan tingkat perkembangan dan kebutuhan siswa. c. Melaksanakan pembelajaran secara runtut. d. Mengusai kelas

e. Melaksanakan pembelajan ran yang

memungkinkan tumbuhnya kebiasaan positif. f. Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan waktu yang telah dialokasikan.

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5


(34)

IV

g. Pemanfaatan media pembelajaran/sumber belajar.

C. Kemampuan menggunakan media pembelajaran a. Menghasilkan pesan yang menarik .

b. Menggunakan media secara efektif dan efesien. c. Melibatkan siswa dalam pemanfaatan media. d. Pembelajaran yang memicu dan memelihara keterlibatan siswa.

D. Menumbuhkan partisipasi aktif siswa dalam Pembelajaran

a. Merespons positif partisipasi siswa.

b. Memfasilitasi terjadinya interaksi guru, siswa, dan sumber belajar.

c. Menunjukkan hubungan antar pribadi yang kondusif.

d. Menumbuhkan kecerian dan antusiasme siswa dalam belajar.

Penutup

a. Melakukan refleksi pembelajaran dengan melibatkan siswa.

b. Menyusun tindak lanjut . c. Melaksanakan tindak lanjut

1 2 3 4 5

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5

1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 1 2 3 4 5 SKOR

Jumlah skor yang didapat

Skor akhir = x 100%

Jumlah skor maksimal Keterangan :

85-100% = Baik sekali 71-85% = Baik 56-70% = Cukup 41-70% = Kurang 40 ke bawah = Sangat kurang


(35)

Adaptasi dari Departemen Pendidikan Nasional

Tabel 3. Lembar Observasi Aktivitas Belajar Siswa (on Task) pada pembelajaran.

No Aspek Yang Diamati Siswa Target (%)

Jumlah %

1 Siswa membawa buku catatan 85

2 Siswa membawa alat tulis 85

3 Siswa memperhatikan penjelasan guru 85

4 Sikap tubuh yang benar saat menulis 85

5 Siswa menyelesaikan tugas yang di

berikan oleh guru 85

Rata –rata

Target 85 % dikutip dari Arifin (2010)

Keterangan :

N = Nilai yang diharapkan

R = Skor mentah yang diperoleh siswa SM = Jumlah siswa

100% = Bilangan tetap Catatan:

85-100% = Baik sekali 71-85% = Baik 56-70% = Cukup 41-55% = Kurang 40 ke bawah = Sangat kurang

R

N = X 100 SM


(36)

b. Menganalisis data dengan membuat tabulasi dan persentase, serta disajikan dalam bentuk tabel dan grafik.

c. Menguji keberhasilan penelitian dengan cara membandingkan hasil pengolahan data dengan indikator keberhasilan antra hasil tes siklus I, hasil tes siklus II dan hasil tes siklus III.

3.1.6 Teknik Menulis Tegak Bersambung

Pada tahap penilaian tulisan tegak bersambung digunakan teknik penilaian yang meliputi empat aspek yaitu: (1) aspek kebakuan tulisan, (2) aspek kelengkapan tulisan, (3) aspek kejelasan tulisan dan (4) aspek kerapian tulisan, yang akan di amati dari hasil tulisan siswa menulis tegak bersambung.

3.1.7 Urutan Penelitian Tindakan Kelas

Penelitian ini dilakukan dalam tiga siklus, dengan berbagai kemungkinan perubahan yang dianggap perlu. Setiap siklus yang dilaksanakan terdiri dari perencanaan, tindakan, obsevasi, dan refleksi

1. Siklus I

a. Perencanaan

Pada siklus pertama tema pembelajarannya adalah “kesehatan”. Pada perencanaan akan ditetapkan hal-hal sebagai berikut:

a. Menyiapkan silabus, rencana pelaksanaan pembelajaran dan bahan ajar.


(37)

b. Menyiapkan instrument penelitian yang terdiri dari lembar observasi untuk kegiatan guru dan siswa, lembar kerja siswa dan alat evaluasi. c. Menentukan materi dan media pembelajaran.

Adapun perencanaan kegiatan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode drill meliputi beberapa tahap sebagai berikut:

a) Latihan dilakukan memalui gerak otomatis yaitu dengan menggerakkan pensil di atas buku tegak bersambung sampai membentuk tulisan tegak bersambung.

b) Memberikan pemahaman akan makna dan tujuan latihan sebelum siswa melakukanya.

c) Menekankan diagnosa pada pendahuluan misalnya cara menulis yang diawali dari memegang pensil dan menarik garis sehingga membentuk huruf tegak bersambung.

d) Mengutamakan ketetapan dengan memperhatikan kecepatan. e) Memberikan suasana yang menyenangkan dan menarik; f) Mengutamakan proses yang pokok/inti.

g) Pelaksanaan latihan perlu adanya pengawasan dan perhatian untuk perorangan.


(38)

b. Pelaksanaan 1

Berdasarkan teori metode drill langkah-langkah yang harus diterapkan dalam pembelajaran menurut Roestiyah (2008: 127-128) adalah sebagai berikut:

a. Latihan hanya digunakan untuk pelajaran atau tindakan yang dilakukan secara otomatis, ialah digunakan oleh siswa tanpa menggunakan pemikiran dan pertimbangan yang mendalam tetapi dapat dilakukan dengan cepat seperti gerak reflek saja, contohnya: menulis, mengahafal, dan menghitung.

b. Guru harus memilih latihan yang mempunyai arti luas ialah yang dapat menanamkan pengertian pemahaman akan makna dan tujuan latihan sebelum mereka melakukannya.

c. Guru memberikan instruktur yang lebih menekankan diagnose, karena pada latihan permulaan guru belum dapat mengharapkan siswa untuk menghasilkan keterampilan yang sempurna.

d. Ketetapan merupakan hal yang utama, agar siswa melakukan latihan secara tepat, kemudian memperhatikan kecepatan.

e. Guru memperhitungkan waktu latihan yang singkat agar tidak meletihkan dan membosankan, tetapi sering dilakukan pada kesempatan lain.

f. Guru dan siswa perlu memikirkan dan mengutamakan proses-proses yang sesuai dengan pokok/inti dari tujuan yang akan dicapai.

g. Guru perlu memperhatikan perbedaan individual siswa, sehingga kemampuan dan kebutuhan siswa masing-masing dikembangkan.


(39)

Tahap pelaksanaan I adalah sebagai berikut: a. pengondisian kelas.

b. Salam dan doa.

c. Mendata daftar hadir siswa.

d. Menyampaikan tujuan pembelajaran. e. Memberikan apersepsi.

Tahap pelaksanaan II adalah sebagai berikut:

a. Guru menulis tema yaitu “kesehatan” di papan tulis.

b. Guru memberikan penjelasan yang berkaitan dengan materi yang akan disampaikan kepada siswa.

c. Dalam kegiatan pembelajaran menulis tegak bersambung siswa berlatih menulis yang diawali dengan cara seperti di bawah ini:

a). Cara memegang pensil.

b). Menggerakkan tangan ke bagian atas, ke bawah, ke kanan, dan ke kiri. d. Guru memberikan contoh tulisan tegak bersambung melalui teks puisi yang

sudah disediakan berdasarkan silabus.

e. Siswa menuliskan puisi berdasarkan contoh yang diberikan oleh guru dengan menggunakan kertas bergaris untuk menulis huruf tegak bersambung.

f. Kegiatan menulis teks puisi dengan menggunakan huruf tegak bersambung, dilakukan 2 kali oleh siswa pada setiap siklusnya dengan bimbingan guru. Dengan lembar pengamatan yang telah dipersiapkan untuk mengamati aktivitas siswa dan kinerja guru dalam proses pembelajaran, maka akan terlihat kemampuan siswa mendeskripdikan gambar melalui tulisan dengan


(40)

menggunakan huruf tegak bersambung. Media gambar disertakan pada pembelajaran ini untuk mempermudah dalam menyampaikan materi. Pokok bahasan pada siklus I adalah mengetahui lingkungan alam dan buatan (IPS), sumber energi dan kegunaannya (IPA), dam membaca teks dan menulis puisi anak (Bahasa Indonesia).

c. Observasi

Selama proses pembelajaran dari kegiatan awal sampai kegiatan akhir diamati oleh observer dengan lembar observasi yang telah disepakati bersama, yaitu observasi mengenai aktivitas belajar siswa pada kegiatan menulis tegak bersambung dengan metode drill, serta observasi kinerja guru selama proses pembelajaran berlangsung.

d. Refleksi

Pada kegiatan refleksi, dilakukan analisis data untuk mengkaji dari kegiatan pembelajaran pada siklus I. Guru bertanya dengan siswa kesulitan yang dihadapi saat siswa menulis menggunakan huruf tegak bersambung dan megulas kembali cara menulis tegak bersambung untuk memberikan pemahaman yang lebih baik untuk siswa. Selanjutnya peneliti mengkaji proses pembelajaran yang dilakuakan oleh guru dan mengkaji aktivitas siswa selama proses pembelajaran.hambatan-hambatan yang ditemukan selama pembelajaran, merupakan catatan penting untuk direfleksikan pada siklus selanjutnya. Sedangkan kebaikan yang telah dilakukan pada siklus pertama perlu dipertahankan untuk siklus selanjutnya dan


(41)

dapat dijadikan sebagai contoh atau acuan dalam melaksanakan pembelajaran di masa yang akan datang.

2. Siklus II a. Perencanaan

Pelaksanaan pada siklus II ini dilakukan setelah merefleksi dari kegiatan pada siklus I, produser penelitian diawali dengan membuat rencana perbaikan pembelajaran (RPP) secara kolaboratif antara dengan peneliti.

1. Tahap Perencanaan

Pada siklus kedua tema pembelajarannya adalah “Bintang”. Pada perencanaan akan ditetapkan hal-hal sebagai berikut:

a. Menyiapkan silabus, rencana perbaikan pembelajaran dan bahan ajar. b. Menyiapakan intrumen penelitian yang terdiri dari lembar observasi

untuk kegiatan guru dan siswa, lembar kerja siswa dan alat evaluasi. c. Menentukan materi dan media pembelajaran.

Adapun perencanaan kegiatan pelaksaan pembelajaran dengan mengunakan metode drill yang meliputi beberapa tahap sebagai berikut:

a) Latihan dilakukan melalui gerak otonomis yaitu dengan menggerakan pensil diatas buku tegak bersambung sampai membentuk tulisan tegak bersambung;

b) Memberikan pemahaman akan makna dan tujuan latihan sebelum siswa melakukannya;


(42)

c) Menekan diagnosa pada pendahuluan misalnya cara menulis yang diawali dari memegang pensil dan menarik garis sehingga membentuk huruf tegak bersambung

d) Mengutamakan ketepatan dengan memperhatikan kecepatan e) Memberiikan suasana yang menyenangkan dan menarik f) Mengutamakan proses yang pokok/inti; dan

g) Pelaksanaan latihan perlu adanya pengawasan dan perhatian untuk perorangan.

b. Pelaksanaan II

Berdasarkan teori metode drill lengakh-langkah yang harus diterapkan dalam pembelajaran menurut roestiyah (2008: 127-128) adalah sebagai berikut:

a. Latihan hanya digunakan untuk pelajaran atau tindakan yang dilakukan secara otomatis, ialah digunakan oleh siswa tanpa menggunakn pemikiran dan pertimbangan yang mendalam tetapi dapat dilakukan dengan cepat seperti gerak reflek saja, seperti contohnya: menulis, menghafal dan menghitung.

b. Guru harus memilih latihan yang mempunyai arti luas ialah yang dapat menanamkan pengertian pemahaman akan makna dan tujuan latihan sebelum mereka malakukannya.

c. Guru memberikan instruktur yang lebih menekankan diagnosa, karena pada latihan permulaan guru belum dapat mengharapkan siswa untuk menghasilkan keterampilan yang sempurna.

d. Ketetapan merupakan hal yang utama, agar siswa melakukan latihan secara tepat, kemudian memperhatikan kecepatan.

e. Guru memperhitungkan waktu latihan yang singkat agar tidak meletihkan dan membosankan, tetapi sering dilakukan pada kesempatan lain.

f. Guru dan siswa perlu memikirkan dan mengutamakan proses-proses yang sesuai dengan pokok/inti dari tujuan yang akan dicapai.


(43)

g. Guru perlu memperhatikan perbedaan individual siswa, sehingga kemampuan dan kebutuhan siswa masing-masing dikembangkan.

Tahap pelaksanaan I adalah sebagai berikut: a. Pengondisian kelas.

b. Doa dan salam.

c. Mendata daftar hadir siswa.

d. Menyampaikan tujuan pembelajaran. Tahap pelaksanaan II adalah sebagai berikut:

a. Guru menuliskan tema yaitu “binatang” di papan tulis.

b. Guru memberikan penjelasan yang berkaitan dengan materi yang akan disampaikan kepada siswa.

c. Dalam kegiatan pembelajaran menulis tegak bersambung siswa berlatih menulis yang diawali dengan cara seperti di bawah ini:

a). Cara memegang pensil,

b). Menggerakkan tangan ke bagian atas, ke bawah, ke kanan, dan ke kiri. d. Siswa mendeskripsikan gambar binatang yang ditempel.

e. Kegiatan menulis mendeskripsikan gambar binatang dengan menggunakan huruf tegak bersambung, dilakukan 2 kali oleh siswa.

Dengan lembar pengamatan yang telah dipersiapakan untuk mengamati aktivitas siswa dan kinerja guru dalam proses pembelajaran, maka akan terlihat kemampuan siswa mendeskripsikan gambar melalui tulisan dengan menggunakan huruf tegak bersambung.


(44)

Pada tahap pelaksanaan siklus II, media gambar disertakan dalam pembelajaran.Pada sikulus ini pokok bahasannya ialah melakukan perkalian dan pembagian bilangan sampai dua angka, menulis menggunakan huruf tegak bersambung dengan mendeskripsikan gambar yang dibagaikan oleh guru, mewarnai gambar binatang. Mata pelajaran yang berpusat pada tema yaitu: matematika, Bahasa indonesia dan SBK. Dengan lembar pengamatan yang telah dipersiapkan untuk mengamati aktivitas siswa dan kinerja guru dalam proses pembelajaran, maka akan terlihat kemampuan siswa mendeskripsikan gambar melalui tulisan dengan menggunakan huruf tegak bersambung.

c. Observasi

Selama proses pembelajaran dari kegiatan awal sampai kegiatan akhir diamati oleh observasi dengan lembar observasi yang telah disepakati bersama, yaitu observasi mengenai aktivitas belajar siswa pada kegiatan menulis tegak bersambung dengan metode drill, serta observasi kinerja guru selama proses pembelajaran berlangsung.

d. Refleksi

Pada akhir siklus selalu dilakukan refleksi pembelajaran baik itu dari siswa maupun tim peneliti untuk merefleksikan kesiklus selanjutnya. Guru mengulas kesulitan yang dialami oleh siswa saat menulis tegak bersambung. Bila terdapat kelemahan atau kekurangan yang terjadi pada proses pembelajaran, maka akan dilakukan perbaikan pada perencanaan tindakan untuk siklus ketiga. Sedangkan kebaikan yang telah dilakukan


(45)

pada siklus kedua perlu dipertahankan untuk siklus selanjutnya dan dapat dijadikan sebagai contoh atau acuan dalam melaksanakan pembelajaran di masa yang akan datang.

3. Siklus III

a. Perencanaan

Pada siklus ketiga tema pembelajarannya adalah”Peristiwa”. Pada perencanaan akan ditetapkan hal-hal sebagai berikut.

a. Menyiapakan silabus, rencana perbaikan pembelajaran dan bahan ajar. b. Menyiapkan instrumen penelitian yang terdiri dari lembar observasi

untuk kegiatan guru dan siswa, lembar kerja siswa dan alat evaluasi. c. Menentukan materi dan media pembelajaran.

Adapun perencanaan kegiatan pelaksanaan pembelajaran dengan menggunakan metode drill yang meliputi beberapa tahap sebagai berikut: a. Latihan dilakukan melalui gerak otonomis yaitu dengan menggerakan

pensil diatas buku tegak bersambung sampai membentuk tulisan tegak bersambung;

b. Memberikan pemahaman akan makna dan tujuan latihan sebelum siswa melakukannya;

c. Menekankan diagnosa pada pendahuluan misalnya cara menulis yang diawali dari memegang pesil dan menarik garis sehingga membentuk huruf tegak bersambung;

d. Mengutamakan ketepatan dengan memperhatikan kecepatan; e. Memberikan suasana yang menyenangkan dan menarik;


(46)

f. Mengutamakan proses yang pokok inti.

g. Pelaksanaan latihan perlu adanya pengawasan dan perhatian untuk perorangan.

b. Pelaksanaan

Berdasarkan teori metode drill langkah-langkah yag harus ditetapkan dalam pembelajaran adalah sebagai berikut:

a. Latihan hanya digunakan untuk pelajaran atau tindakan yang dilakukan secara otomatis, ialah digunakan oleh siswa tanpa menggunakan pemikiran dan pertimbangan yang mendalam tetapi dapat dilakukan dengan cepat seperti gerak reflek saja, seperti contohnya: menulis, menghafal dang menghitung.

b. Guru harus memilih latihan yang mempunyai arti luas ialah yang dapat menanamkan pengertian pemahaman akan makna dan tujuan latihan sebelum mereka melakukannya.

c. Guru memberikan instruktur yang lebih menekankan diagnose, karena pada latihan permulaan guru belum dapat mengharapkan siswa untuk menghasilkan keterampilan yang sempurna.

d. Ketetapan merupakan hal yang utama, agar siswa melakukan latihan secara tepat, kemudian memperhatikan kecepatan.

e. Guru memperhitungkan waktu latihan yang singkat agar tidak meletihkan dan membosankan, tetapi sering dilakukan pada kesempatan lain.

f. Guru dan siswa perlu memikirkan dan mengutamakan proses-proses yang sesuai dengan pokok/inti dari tujuan yang akan dicapai.

g. Guru perlu memperhatikan perbedaan individual siswa, sehingga kemampuan dan kebutuhan siswa masing-masing dikembangkan.


(47)

Tahap pelaksanaan I adalah sebagai berikut: a. Pengondisian kelas.

b. Salam dan doa

c. Mendata daftar hadir siswa.

d. Menyampaikan tujuan pembelajaran. e. Memberikan apersiasi.

Tahap pelaksanaan II adalah sebagai berikut:

a. Guru menuliskan tema yaitu “peristiwa” di papan tulis.

b. Guru memberikan penjelasan yang berkaitan dengan materi yang akan disampaikan kepada siswa.

c. Dalam kegiatan pembelajaran menulis tegak bersambung siswa berlatih menulis yang diawali dengan cara seperti di bawah ini:

a). Cara memegang pensil.

b). Menggerakkan tangan ke bagian atas, ke bawah, ke kanan, dan ke kiri. d. Guru memberikan bagan dan gambar peristiwa yang dialami oleh keluarga,

kemudian siswa mendeskripsikan ke dalam bentuk tulisan tegak bersambung.

e. Kegiatan menulis dilakukan 2 kali oleh siswa.

Dengan lembar pengamatan yang telah dipersiapka untuk mengamati aktivitas siswa dan kinerja guru dalam proses pembelajaran, maka akan terlihat kemampua siswa mendeskripsikan gambar melalui tulisan dengan menggunakan huruf tegak bersambung. Pada tahap pelaksanaan siklus III, media kartu bilangan disertakan dalam pembelajaran. Pada siklus ini pokook


(48)

bahasannya ialah dokumen diri sendiri dan keluarga, pengalaman diri sendiri dan keluarga, teks berisi pesa, bercerita tentang dongeng, mata pelajaran yang berpusat pada tema adalah: bahasa indonesia, IPS dan SBK (seni budaya dan keterampilan). Dengan lembar pengamatan yang telah dipersiapkan untuk mengamati aktivitas siswa dan kinerja guru dalam proses pembelajaran, maka akan terlihat kemampuan siswa mendeskripsikan gambar melalui tulisan dengan mnggunakan huruf tegak bersambung.

c. Observasi

Selama proses pembelajaran dari kegiatan awal sampai kegiatan akhir diamati oleh observer dengan lembar observasi yang telah disepakati bersama, yaitu observasi mengenai aktivitas belajar siswa pada kegiatan menulis tegak bersambung dengan metode drill, serta observasi kinerja guru selama proses pembelajaran berlangsung.

d. Refleksi

Hal – hal yang dilakukan dalam kegiatan refleksi adalah membahas sesuatu yang terjadi dalam siklus ketiga yang dilakukan oleh peneliti baik itu kelebihan atau kelemahan selama proses pembelajaran berlangsung. Jika pada siklus ketiga pembelajaran dapat berlangsung. Jika pada siklus ketiga pembelajaran dapat berlangsung dengan baik dan telah terjadi peningkatan dibanding dengan siklus-siklus sebelumnya, maka penelitian dianggap cukup. Namun jika masih ada dilanjutkan pada pertemuan-pertemuan diluar PTK.


(49)

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan pembahasan dan hasil penelitian tindakan kelas yang dilakukan pada siswa kelas II SD Negeri 1 Karya Tunggal mata pelajaran Bahasa Indonesia, khususnya dalam kegiatan menulis tegak bersambung, dapat di simpulkan sebagai berikut:

1. Penerapan metode drill dalam pembelajaran menulis tegak bersambung dapat meningkatkan aktivitas belajar siswa dari siklus I sampai dengan siklus III. Pada siklus I diperoleh nilai rata-rata sebesar 76,92%, siklus II sebesar 92,31% dan siklus III sebesar 97,69%.

2. Penerapan metode drill dalam pembelajaran menulis tegak bersambung dapat meningkatkan kemampuan siswa dari siklus I sampai dengan siklus III. Pada siklus I nilai rata-rata kelas sebesar 71 dengan persentase ketuntusan (42,31%) dan pada siklus III nilai rata-rata kelas yang diperoleh adalah 87 dengan persentase ketuntasan (100%). Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa penggunaan metode drill pada pembelajaran menulis tegak bersambung dapat meningkatkan kemampuan belajar siswa.


(50)

5.2 Saran

Berdasarkan kegiatan yang telah dilaksanakan oleh penulis di SD Negeri 1 Karya Tunggal, maka penulis memberikan saran-saran sebagai berikut: 1. Kepada siswa, hendaknya lebih antusias dalam proses pembelajaran, lebih

giat dalam berlatih dan rajin belajar agar menjadi anak yang cerdas serta berguna bagi Nusa dan Bangsa.

2. Kepada Guru, hendaknya dalam pembelajaran Bahasa Indonesia guru dapat menggunakan metode drill pada pembelajaran menulis tegak bersambung sebagai salah satu alternatif dalam meningkatkan kualitas pembelajaran, sehingga dapat membangkitkan motivasi dan minat siswa serta memperoleh hasil yang lebih baik dalam membangkitkan motivasi dan minat siswa serta memperoleh hasil yang baik dalam pembelajaran. 3. Kepala Sekolah, agar selalu memberi motivasi dan kesempatan kepada

guru untuk bebas berkreasi dengan menyesuaikan materi yang diajarkan berdasarkan silabus dalam melaksanakan tugasnya sebagai pendidik dalam proses pembelajaran dan mengutamakan proses pada saat pembelajaran untuk mendapatkan hasil yang baik.

4. Mahasiswa Pendidikan Guru Sekolah Dasar ( PGSD ), agar lebih memahami menjadi peran seorang guru SD. Setelah mengadakan PTK ini kelak mahasiswa PGSD dapat memperbaiki pembelajaran dan mengatasi permasalahan-permasalahan yang ditemukan saat mengajar di SD nantinya.


(51)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KEMAMPUAN MENULIS TEGAK BERSAMBUNG MELALUI PENERPAAN METODE DRILL PADA

PEMBELAJARAN TEMATIK SISWA KELAS II SDN 1 KARYA TUNGGAL

(Skripsi)

Oleh NURMAIDAH

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(52)

PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KEMAMPUAN MENULIS TEGAK BERSAMBUNG MELALUI PENERPAAN METODE DRILL PADA

PEMBELAJARAN TEMATIK SISWA KELAS II SDN 1 KARYA TUNGGAL

Oleh NURMAIDAH

Skripsi

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar SARJANA PENDIDIKAN

Pada

Program Studi Pendidikan Guru Sekolah Dasar Jurusan Ilmu Pendidikan

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS LAMPUNG

BANDAR LAMPUNG 2012


(53)

DAFTAR GAMBAR

Gambar Halaman

1. Hasil tulisan siswa dalam menulis tegak bersambung ………... 169 2. Media gambar pada pembelajaran siklus I pertemuan 1 dan 2 ……... 170 3. Media gambar pada pembelajaran siklus II pertemuan 1 dan 2 ……... 171 4. Media gambar pada pembelajaran siklus III pertemuan 1 dan 2 …... 172 5. Foto kegiatan pembelajaran siklus I pertemuan 1 dan 2……….. 173 6. Foto kegiatan pembelajaran siklus I pertemuan 1 dan 2……….. 174 7. Foto kegiatan pembelajaran siklus II pertemuan 1 dan 2……….. 176 8. Foto kegiatan pembelajaran siklus III pertemuan 1 dan 2…..……….. 177


(54)

DAFTAR GRAFIK

Grafik Halaman

1. Rekapitulasi persentase aktivitas siswa per-siklus .……….. 83 2. Persentase kinerja guru dalam proses pembelajaran

siklus I, II, dan III …………... ………... 84 3. Rekapitulasi nilai kemampuan latihan siswa menulis tegak

bersambung melalui penerapan metode drill siklus I,II, dan III ..……. 85 4. Rekapitulasi peningkatan seluruh aspek menulis tegak bersambung

siklus I, II, dan III ……….... ……….. 86


(55)

DAFTAR ISI

Halaman

DAFTAR TABEL... vi

DAFTAR GRAFIK ... vii

DAFTAR LAMPIRAN ... viii

BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Masalah ... 1

1.2 Identifikasi Masalah ... 5

1.3 Rumusan Masalah ... 6

1.4 Tujuan Penelitian ... 6

1.5 Manfaat Penelitian ... 7

BAB II TINJAUAN PUSTAKA 2.1 Pengertian Belajar ... 8

2.2 Pengertian Aktivitas Belajar ... 9

2.3 Pengertian Kemampuan Menulis ... 9

2.4 Bahasa Indonesia ... 10

2.5 Pendekatan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD ... 12

2.6 Konsep, Tujuan, Jenis-jenis Menulis ... 14

2.6.1 Konsep Menulis ... 14

2.6.2 Tujuan Menulis ... 15

2.6.3 Pembelajaran Menulis di Sekolah Dasar ... 18

2.7 Menulis Tegak Bersambung ... 20

2.8 Menulis Kelas II SD ... 21

2.9 Metode Drill ... 22

2.9.1 Konsep Metode Drill ... 22

2.9.2 Penerapan Metode Drill ... 23

2.9.3 Kelebihan dan Kelemahan Metode Drill ... 24

2.9.3.1 Kelebihan Metode Drill ... 24

2.9.3.2 Kelemahan Metode Drill ... 24

2.9.4 Langkah-langkah Pelaksanaan Metode Drill ... 24

2.10 Hipotesis Tindakan ... 25 iv


(56)

3.1 Metodologi Penelitian ... 26

3.1.1 Setting Penelitian ... 28

3.1.2 Sumber Data ... 28

3.1.3 Alat Pengumpulan Data ... 29

3.1.4 Teknik Pengumpulan Data ... 29

3.1.5 Teknik Analisis Data ... 30

3.1.6 Teknik Penilaian Tegak Bersambung ... 35

3.1.7 Urutan Penilaian Tindakan Kelas ... 35

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN 4.1 Hasil Penelitian ... 48

4.1.1 Profil SD Negeri 1 Karya Tunggal ... 48

4.1.2 Deskripsi Awal ... 49

4.1.3 Hasil Penelitian ... 50

4.2 Pembahasan ... 81

4.2.1 Aktivitas Siswa dalam Proses Pembelajaran ... 81

4.2.2 Kinerja Guru dalam Proses pembelajaran ... 83

4.2.3 Hasil Kemampuan Siswa dalam Proses Pembelajaran ... 84

BAB V Kesimpulan Dan Saran 5.1 Kesimpulan ... 88

5.2 Saran ... 89 DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN


(57)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, Suharsimi,dkk, 2006. Penelitian Tindakan Kelas. Bumi Aksara. Jakarta Aunurrahman, dkk, 2009. Penelitian Pendidikan SD.Direktorat Jendral Pendidikan

Tinggi Departemen Pendidikan Nasional

Cahayani, Rosmana, 2006. Pendidikan Bahasa Indonesia.UPI PRESS.Bandung Daryanto , 2009. Panduan Proses Pembelajaran Kreatif & Inovatif.AV Publiser

Jakarta

Depdiknas, 2000. Metodik Khusus Pengajaran Bahasa Indonesia di Sekolah Dasar.Depdiknas Ditjen Dikdasmen.Jakarta

____________2007.Kamus Besar Bahasa Indonesia .Balai Pustaka.Jakarta

Dimyati dan Mudjiono, 2010. http:// buku.infogue.com/hasil belajar pengertian dan definisi

Hartati, Tatat dkk.2006.Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia di Kelas Rendah.UPI PRESS.Bandung

Joni, Raka, 2011. Pengertian Belajar. T.1981.http:// aadesanjaya.blogspot.Com / 2011 / 05 / pengertian belajar.html. 9 November 2011

Keputusan Direktur Jendral Pendidikan Dasar dan Menengah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan No.094/C/Kep/I.83 tanggal 7 juni 1983.

Kushartanti, dkk.2007.Pesona Bahasa Langkah Awal Memahami Linguistik.Gramedia Pustaka Utama.Jakarta

Mangkunegara, 2010. Definisi Kemampuan.12 Maret 2010. U.10 Oktober 2010 http://pbsindonesia.fkip-uninus.orng/media.html


(58)

Muba, 2010. Menulis Tegak Bersambung. http : // sekolah – dasar – online . blogstop .com / 2010 / 06 /menulis-tegak-bersambung .html.

Moh. Surya, 1981 .http : // belajar psikolog. Com / pengertian – belajar – menurut – ahli/9 November 2011

Mulyono. Anton M, 2009. Pengertian Aktivitas Belajar.

http://id.shvoong.com/social-sciences/aktivitas.belajar/. 19 Oktober 2011 Nurgoyanto, Burhan.jounal.uny.ac.id/index.php/cap/article/view/300/pdf.

Palvo, 2010. Menulis Tegak Bersambung. http : // sekolah – dasar – online .blogspot .com / 2010 / 06 / menulis – tegak – bersambung .html.

Poerwadarminta. WJS, 2003. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Balai Pusaka: Jakarta Poerwanti, Endang dkk, 2008. Asesmen Pembelajaran SD. Direktorat Jendral

Pendidikan Tinggi Departemen Pendidikan Nasional. Jakarta Pujiono. http://id.wikipedia.org/wiki/bahasa.html.

Purwanto, Ngalim, 2002. Prinsip – prinsip dan Teknik Evaluasi Pengajaran. PT Remaja Rosdayakarta. Bandung.

Resmini, Novi dkk, 2006. Pembinaan Dan Pengembangan Pembelajaran Bahasa dan Sastra Indonesia. UPI PRESS. Bandung

Rochman, 2010. Pengertian Aktivitas Belajar. http : // id . shvoong . com /social – sciences / eduation / 2162643 – pengertian-aktivitas-belajar/

Roestiyah, N.K. 2008. Strategi Belajar Mengajar . Rineka Cipta. Jakarta Samadhy.http://digilib.unnes.ac.id

Santoso, Puji dkk. 2009. Materi dan Pembelajaran Bahasa Indonesia SD. Universitas Terbuka. Jakarta

Srihendrawati, 2010. Metode-metode Membaca Menulis Permulaan. Srihendrawati Blogspot. Mei. 2010. blogger. 01 februari 2011 http : //

srihendrawati.Blogspot.com/2010/05/metode-metode-membaca-menulis-permulaan.html.

Sriyono, 2009. Pengertian Aktivitas Belajar. http: // id.shvoong. Com / social-sciences / aktivitas-belajar/ 19 Oktober 2011


(59)

Sudjana, 2011. Pengertian Definisi Hasil Belajar. http: // aa desanjaya. Blogspot. Com / 2011 / 03 / pengertian-definisi-hasil-belajar. html

Sunyono, 2005. Jurnal Penelitian Laporan PTK. PPTK dan Ditjen Dikti. Jakarta. Suparno, Mohamad Yunus, 2008. Keterampilan Dasar Menulis. Universitas

Terbuka. Jakarta

Undang-undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2009 tentang Sisdiknas.Sinar Grafika. Jakarta

Widagdho, Djoko. 1997. Bahasa Indonesia Pengantar Kemahiran Berbahasa di Perguruan Tinggi. PT. Raja Grafindo Persada. Jakarta

Winkel, 2011. Pengertian Belajar Menurut Ahli. http://belajar psikologi.com/pengertian-belajar-menurut-ahli/ 9 November 2011

Wiriaatmadja, Rochiati, 2006. Metode Penelitian Tindakan Kelas. PT. Rosdakarya. Jakarta


(60)

DAFTAR TABEL

Tabel Halaman

1. Teknik penilaian tulisan tegak bersambung ……….. 31 2. Lembar observasi kinerja siswa ………... 32 3. Lembar obsevasi aktivitas belajar siswa (on task)

pada pembelajaran ……… 34 4. Hasil aktivitas siswa pada siklus I pertemuan 1 dan 2 ……….. 54 5. Hasil kinerja guru siklus I pertemuan 1 dan 2 ……….. 55 6. Hasil kemampuan latihan siswa menulis tegak bersambung

melalui penerapan metode drill pada siklus I pertemuan 1 dan 2 ……. 56 7. Hasil kualitas tulisan tegak bersambung siswa

berdasarkan 4 aspek ………. 57 8. Hasil aktivitas siswa pada siklus II pertemuan 1 dan 2 ……… 64 9. Hasil kinerja guru siklus II pertemuan 1 dan 2 ………. 65 10. Hasil kemampuan latihan siswa menulis tegak bersambung

melalui penerapan metode drill pada siklus II pertemuan 1 dan 2 …... 66 11. Hasil kualitas tulisan tegak bersambung siswa

berdasarkan 4 aspek ………. 67 12. Hasil aktivitas siswa pada siklus III pertemuan 1 dan 2 ………... 76 13. Hasil kinerja guru siklus III pertemuan 1 dan 2 ……… 77 14. Hasil kemampuan latihan siswa menulis tegak bersambung

melalui penerapan metode drill pada siklus III pertemuan 1 dan 2 ….. 78 15. Hasil kualitas tulisan tegak bersambung siswa

berdasarkan 4 aspek ………. 79 16. Rekapitulasi aktivitas siswa siklus I, II, dan III ………... 82 17. Rekapitulasi persentase kinerja guru dalam proses pembelajaran …… 84 18. Rekapitulasi nilai kemampuan latihan siswa menulis tegak bersam-

bung melalui penerapan metode drill siklus I, II, dan III ………... 85 19. Rekapitulasi kualitas tulisan tegak bersambung siklus I, II, dan III…… 86


(61)

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat hidayah dan karuniaNYA, sehingga Skripsi yang berjudul “Peningkatan Aktivitas dan Kemampuan Menulis Tegak Bersambung Melalui Penerapan Metode Drill Pada Pembelajaran Tematik Siswa Kelas II SD Negeri 1 Karya Tunggal” dapat menyelesaikan dengan lancar. Penulisan skripsi ini adalah salah satu syarat untuk mencapai gelar Sarjana Pendidikan di Universitas Lampung.

Pada kesempatan ini penulis menyampaikan ucapan terima kasih atas bantuan dan bimbingan serta pengarahan dari berbagai pihak yaitu :

1. Bapak Dr. H. Bujang Rahman, M.Si; selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

2. Bapak Drs. Baharrudin Risyak, M.Pd; selaku Ketua Jurusan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

3. Bapak Dr. H. Darsono, M.Pd; selaku Ketua Program Studi PGSD.

4. Bapak Drs. Kojat Sudiatmadja, M.Pd; selaku Dosen Pembimbing dalam Penyusunan Skripsi ini.


(62)

senyuman dan kesabarannya kepada penulis di saat-saat penyusunan skripsi hingga selesai.

6. Bapak Ibu Dosen Program Studi S1 PGSD SKGJ Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Lampung.

7. Bapak Imam Dhomiri selaku Kepala SDN 1 Karya Tunggal Kecamatan Katibung Kabupaten Lampung Selatan.

8. Ibu Indriyana, SE., selaku teman sejawat.

9. Rekan-rekan Dewan Guru SDN 1 Karya Tunggal yang telah membantu pada saat proses Skripsi ini.

10. Suami dan anak-anak tercinta atas segala doa, perhatian, kesabaran, dorongan dan kasih sayang.

Semoga Tuhan membalas kebaikan yang telah mereka berikan, akhirnya penulis berharap skripsi ini dapat memenuhi syarat dan bermanfaat.

Penulis,

Nurmaidah.


(63)

MOTTO

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.

( Al-Qur’an S. Alam Nasyrah ayat 6 – 7 ).

Janganlah pernah berputus asa dari rahmat Allah, SWT dan janganlah pernah lupa akan pertolongan-Nya. Sebab pertolongan Allah akan turun sesuai dengan tingkat

kesulitannya.

Jangan pernah takut dengan beban yang kita hadapi, karena itu semua adalah uji mental untuk kesuksesan masa depan.


(64)

MENGESAHAN

1. Tim Penguji

Penguji : Drs. Kojat Sudiatmaja, M.Pd. ……….

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Supriyadi, M.Pd ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. NIP. 19600315 198503 1 003


(65)

HALAMAN PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : NURMAIDAH Nomor Pokok Mahasiswa : 1013079253 Program Studi : SI PGSD SKGJ Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa laporan penelitian yang berjudul “Peningkatan Aktivitas dan Kemampuan Menulis Tegak Bersambung Melalui Penerapan Metode Drill pada Pembelajaran Tematik Siswa Kelas II SD Negeri 1 Karya Tunggal” adalah benar-benar hasil karya sendiri.

Demikian pernyataan ini saya buat untuk dapat digunakan seperlunya, dan apabila dikemudian hari ternyata tidak benar, saya bersedia dituntut berdasarkan Undang-undang dan peraturan yang berlaku.

Bandar Lampung, 11 Desember 2012 Yang Membuat Pernyataan

Nurmaidah NPM 1013079253


(1)

MOTTO

Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan. Maka apabila kamu telah selesai (dari sesuatu urusan), kerjakanlah dengan sungguh-sungguh (urusan) yang lain.

( Al-Qur’an S. Alam Nasyrah ayat 6 – 7 ).

Janganlah pernah berputus asa dari rahmat Allah, SWT dan janganlah pernah lupa akan pertolongan-Nya. Sebab pertolongan Allah akan turun sesuai dengan tingkat

kesulitannya.

Jangan pernah takut dengan beban yang kita hadapi, karena itu semua adalah uji mental untuk kesuksesan masa depan.


(2)

MENGESAHAN

1. Tim Penguji

Penguji : Drs. Kojat Sudiatmaja, M.Pd. ……….

Penguji

Bukan Pembimbing : Drs. Supriyadi, M.Pd ...

2. Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Dr. H. Bujang Rahman, M.Si. NIP. 19600315 198503 1 003


(3)

HALAMAN PERNYATAAN Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : NURMAIDAH

Nomor Pokok Mahasiswa : 1013079253

Program Studi : SI PGSD SKGJ

Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

menyatakan dengan sesungguhnya bahwa laporan penelitian yang berjudul “Peningkatan Aktivitas dan Kemampuan Menulis Tegak Bersambung Melalui Penerapan Metode Drill pada Pembelajaran Tematik Siswa Kelas II SD Negeri 1 Karya Tunggal” adalah benar-benar hasil karya sendiri.

Demikian pernyataan ini saya buat untuk dapat digunakan seperlunya, dan apabila dikemudian hari ternyata tidak benar, saya bersedia dituntut berdasarkan Undang-undang dan peraturan yang berlaku.

Bandar Lampung, 11 Desember 2012 Yang Membuat Pernyataan

Nurmaidah NPM 1013079253


(4)

PERSEMBAHAN

Syukur alhamdullilah ku panjatkan kepada Allah, SWT atas segala rahmat dan cinta kasihNYA yang telah dilimpahkan kepadaku sehingga menjadikanku segala

yang aku kerjakan yang susah menjadi mudah.

Kupersembahkan skripsi karya ku ini untuk orang-orang yang aku cintai, suami, dan anak-anakku yang telah memberikan semangat dan warna dalam hidupku.

Kini aku telah mendapatkan sesuatu dalam hidupku dan gelar yang aku banggakan semoga Allah memberikan semua ini (amin).

Suamiku H. 87Muhammad, S.Pd yang sudah memberikan motivasi untuk tidak berputus asa dalam menuntut ilmu dan menjalani hidup ini.

Anakku yang pertama Ismail, SE. beserta istri Indriyana, SE. dan cucuku Ikmal Rafa Zahabi selalu memberi semangat untuk ibu dan neneknya menjadi sarjana pendidikan

yang profesional.

Anakku yang kedua Kamalia, SE. selalu mensuportku dan membantuku dalam tugas-tugas pengetikan sungguh luar biasa.

Anakku yang ketiga Abdul Rahman dialah yang selalu mengantar jemputku kuliah dengan sabar dan selalu setia setiap saat sampai selesai. Sungguh luar biasa

pengorbanan anak.

Anakku yang keempat selalu memberikan semangat dalam menyelesaikan tugas yang ingin sekali ibunya berhasil mendapat gelar sarjana pendidikan S1.


(5)

Judul Skripsi : PENINGKATAN AKTIVITAS DAN KEMAMPUAN MENULIS TEGAK BERSAMBUNG MELALUI

PENERPAAN METODE DRILL PADA PEMBELAJARAN TEMATIK

SISWA KELAS II SDN 1 KARYA TUNGGAL Nama Mahasiswa : NURMAIDAH

Nomor Pokok Mahasiswa : 1013079253 Program Studi : S1 PGSD SKGJ Jurusan : Ilmu Pendidikan

Fakultas : Keguruan dan Ilmu Pendidikan

MENYETUJUI

Ketua Jurusan Pendidikan Dosen Pembimbing

Drs. Baharuddin Risyak, M.Pd Drs. Kojat Sudiatmaja, M.Pd NIP 19510507 1981 03 1 002 NIP 19540501 1977 03 1 002


(6)

RIWAYAT HIDUP

Penulis di lahirkan di Teluk Betung pada tanggal 20 April 1960, putri ke empat dari delapan bersaudara pasangan Bapak Muhammad Jamaludin dan Ibu Ci Inung. Penulis menyelesaikan pendidikan di SDN 05 Teluk Betung tahun 1972, Madrasah Tsyanawiyah Tanjung Karang tahun 1975, dan Sekolah Pendidikan Guru (SPG) PGRI I Tanjung Karang tahun 1979.

Pada tahun 1998, penulis telah berhasil menyelesaikan program pendidikan penyetaraan DIPLOMA II (dua) dan program pendidikan AKTA MENGAJAR II (dua) pada Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan Universitas Terbuka, dan pada tahun 2010 penulis melanjutkan pendidikan di perguruan tinggi di Universitas Lampung (UNILA) program SI PGSD SKGJ.


Dokumen yang terkait

Pengaruh Metode Latihan Bervariasi Terhadap Kemampuan Menulis Huruf Tegak Bersambung Siswa Kelas II MIN Ciputat

2 9 161

Peningkatan kemampuan siswa dalam menulis huruf tegak bersambung dengan metode drill: penelitian tindakan kelas 1 ML Al-Falahiyyah Tangerang

6 42 92

Penggunaan metode poster comment dalam pembelajaran menulis tegak bersambung siswa kelas 1 MI Pasirangin 1 Sukabumi

0 4 82

PENINGKATAN KEMAMPUAN KERJASAMA DALAM PEMBELAJARAN TEMATIK : JENIS - JENIS PEKERJAAN MELALUI METODE INKUIRI Peningkatan Kemampuan Kerjasama Dalam Pembelajaran Tematik : Jenis-Jenis Pekerjaan Melalui Metode Inkuiri Pada Siswa Kelas Iv Sdn 3 Sembungharj

0 2 15

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS HURUF TEGAK BERSAMBUNG MELALUI PENERAPAN METODE Peningkatan Keterampilan Menulis Huruf Tegak Bersambung Melalui Penerapan Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) Pada Siswa Kelas II SD N 1 Pulorejo Tahun 2013/2014.

1 3 19

PENDAHULUAN Peningkatan Keterampilan Menulis Huruf Tegak Bersambung Melalui Penerapan Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) Pada Siswa Kelas II SD N 1 Pulorejo Tahun 2013/2014.

2 12 8

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS HURUF TEGAK BERSAMBUNG MELALUI PENERAPAN METODE Peningkatan Keterampilan Menulis Huruf Tegak Bersambung Melalui Penerapan Metode Struktural Analitik Sintetik (SAS) Pada Siswa Kelas II SD N 1 Pulorejo Tahun 2013/2014.

0 2 16

PENGGUNAAN METODE DRILL UNTUK MENINGKATKAN KETERAMPILAN MENULIS TEGAK BERSAMBUNG PADA SISWA KELAS II SD NEGERI PURWOTOMO NO. 97 SURAKARTA TAHUN AJARAN 2015/2016.

1 1 11

PENINGKATAN KETERAMPILAN MENULIS TEGAK BERSAMBUNG MELALUI MEDIA KARTU MAGIC PADA SISWA KELAS II SDN I DOLOGAN, KARANGGEDE, BOYOLALI TAHUN PELAJARAN 2015/2016.

0 0 23

Menulis Tegak Bersambung A C

0 1 6