ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP HARGA SAHAM YANG MELAKUKAN SEASONED EQUITY OFFERINGS

(1)

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP HARGA SAHAM YANG MELAKUKAN

SEASONED EQUITY OFFERINGS

(Skripsi)

Oleh

Nama : ANITA PRATIWI NPM : 0741031012

Pembimbing I: Agrianti Komalasari., S.E., M.Si., Akt

Pembimbing II: Ninuk D Kesumaningrum., S.E., M.Si., Akt

FAKULTAS EKONOMI UNIVERSITAS LAMPUNG


(2)

ABSTRAK

ANALISIS PENGARUH NILAI TUKAR, SUKU BUNGA DAN PERTUMBUHAN PERUSAHAAN TERHADAP HARGA SAHAM YANG MELAKUKAN

SEASONED EQUITY OFFERINGS

Oleh : ANITA PRATIWI

Seasoned Equity Offerings merupakan salah satu bentuk pendanaan melalui equity financing yang dapat dilakukan oleh perusahaan. Para investor pasti ingin mengetahui apakah saham yang dibelinya bisa mendatangkan keuntungan atau tidak, maka dari itu investor dapat melakukan estimasi atas harga saham, sehingga dapat memutuskan apakah saham tersebut layak dibeli atau harus dijual.

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh nilai tukar, suku bunga dan pertumbuhan perusahaan terhadap harga saham yang melakukan seasoned equity offerings perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2006-2010. Penelitian ini menggunakan perubahan harga saham sebagai variabel dependen dan nilai tukar, suku bunga dan pertumbuhan perusahaan sebagai variabel independen.

Alat uji yang digunakan dalam penelitian ini adalah regresi linier berganda untuk menguji pengaruh variabel independen terhadap variabel dependen. Pengolahan data yang

dilakukan dengan menggunakan software SPSS 17.0 dengan tingkat kepercayaan 95% dengan tingkat signifikasi = 5%.

Hasil uji F-test dan ANOVA menunjukkan bahwa perubahan nilai tukar, suku bunga, dan pertumbuhan perusahaan mempunyai pengaruh terhadap harga saham. Dan dengan perhitungan t-test perubahan nilai tukar (0,045), dan pertumbuhan perusahaan (0,049) berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Sedangkan suku bunga (0,795)

berpengaruh negatif tidak signifikan terhadap perubahan harga saham perusahaan yang melakukan Seasoned Equity Offerings yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.


(3)

DAFTAR ISI

` Halaman

DAFTAR TABEL ... i

DAFTAR GAMBAR ... ii

DAFTAR LAMPIRAN ... iii

BAB I PENDAHULUAN ... 1

1.1. Latar Belakang ... 1

1.2. Perumusan Masalah ... 7

1.3. Batasan Masalah ... 7

1.4. Tujuan Penelitian ... 8

1.5. Manfaat Penelitian ... 8

BAB II. LANDASAN TEORI DAN PENGEMBANGAN HIPOTESA .. 9

2.1. Seasoned Equity Offerings ... 9

2.2. Pasar Modal ... 10

2.3. Nilai Tukar mata Uang ... 12

2.4. Suku Bunga ... 14

2.5. Pertumbuhan Perusahaan ... 15

2.6. Perumusan Hipotesis ... 16

2.6.1. Nilai Tukar terhadap Harga Saham ... 16

2.6.2. Suku Bunga terhadap Harga Saham ... 17


(4)

BAB III. METODE PENELITIAN ... 19

3.1. Metode Pengumpulan Data ... 19

3.2. Populasi dan Sampel ... 19

3.3. Teknik Penarikan Sampe ... l20 3.4. Variabel Penelitian ... 20

3.4.1. Variabel Dependen ... 20

3.4.2. Variabel Independen ... 21

3.5. Alat Analisis ... 21

3.6. Uji Statistik ... 22

3.6.1.Uji Asumsi klasik ... 22

3.6.1.1. Uji Asumsi Normalitas ... 23

3.6.1.2. Uji Asumsi Multikolinearitas ... 23

3.6.1.3. Uji Asumsi Heterokedastisitas ... 24

3.6.1.4. Uji Asumsi Autokorelasi ... 24

3.6.2.Goodnes of Fit Test ... 24

3.7. Hubungan Variabel Dependen terhadap Variabel Independen 25 3.7.1. Uji Parsial (uji-t) ... 26

3.7.2. Uji secara Simultan (uji F ) ... 26

BAB IV. HASIL DAN PEMBAHASAN ... 28

4.1. Analisis Data ... 28

4.2. Statistik Deskriptif ... 28

4.3. Hasil Uji Asumsi Klasi ... 30

4.3.1. Uji Normalitas Data ... 30

4.3.2. Uji Multikolinearitas ... 33


(5)

4.3.4. Uji Autokorelasi ... 35

4.4. Pengujian Hipotesis ... 36

4.4.1. Penjelasan Pengujian Hipotesis ... 37

4.5. Hasil Uji Hipotesis ... 40

4.5.1.Uji Statistik T ... 40

4.5.2. Uji F-test ... 1

4.6.3. Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 41

4.6. Makna Konstanta dan Koefisien Regresi ... 43

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN ... 44

5.1. Kesimpulan ... 44

5.2. Saran ... 46 DAFTAR PUSTAKA


(6)

DAFTAR TABEL

Tabel

1. Prosedur Pengambilan Sampel Penelitian ... 28

2. Statistik deskriptif ... 29

3. One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test ... 32

4. Hasil Perhitungan Variance Inflantion Factor (VIF) ... 33

5. Hasil Uji Autokorelasi ... 36

6. Hasil Uji Regresi Linier Berganda ... 40


(7)

DAFTAR GAMBAR

Halaman Gambar

1. Hasil Uji Normalitas Model regresi ... 31 2. Hasil Uji Heterokedastisitas ... 35


(8)

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Data Input Nama Perusahaan yang Melakukan Seasoned Equity Offerings 2006-2008.

Lampiran 2 . Data Input Harga Saham Tahun 2006. Lampiran 3. Data Input Harga Saham Tahun 2007. Lampiran 4. Data Input Harga Saham tahun 2008.

Lampiran 5. Data Input Nilai Tukar Rupiah terhadap US $ Tahun 2006-2008. Lampiran 6. Data Input Suku Bunga Tahun 2006-2008.

Lampiran 7. Data Input Pertumbuhan Perusahaan Tahun 2006-2008. Lampiran 8. Data Input Hasil Olah Data Deskriptif Statistik.

Lampiran 9. Data Input Hasil Olah Data Uji Normalitas.

Lampiran10. Data Input Hasil Pengolahan Regresi Linier Berganda antara Nilai Tukar, Suku Bunga dan Pertumbuhan perusahaan Terhadap harga Saham.


(9)

MOTTO

“ Jangan melihat masa lampau dengan penyesalan, jangan pula melihat masa depan dengan ketakutan tapi lihatlah disekitar dengan

kesadaran”. (Anita Pratiwi )


(10)

(11)

PERNYATAAN BEBAS PLAGIARISM

Saya yang bertanda tangan di bawah ini, menyatakan bahwa skripsi ini telah ditulis engan sungguh-sungguh dan tidak merupakan penjiplakan hasil karya orang lain.

Apabila di kemudian hari terbukti bahwa pernyataan ini tidak benar maka saya sanggup menerima hukuman dan sanksi sesuai peraturan yang berlaku.

Bandar Lampung, April 2013 Penulis,


(12)

PERSEMBAHAN

“Puji syukur selalu tercurah kepada Allah SWT”

Sebuah karya kecil yang sederhana sebagai tanda bhaktiku kupersembahkan kepada :

“ Papa dan Mama Tercinta”

“Suami dan Anakku Tersayang, I love you so much” “Kakak-kakak dan Adik-adikku”

“Keluarga Besarku”

Terima kasih atas doa, dan dukungan selama ini.

“ Sahabat-sahabat Terkasih”

Terima kasih selalu setia menemani, “ aku sayang kalian “

Serta


(13)

(14)

RIWAYAT HIDUP

Penulis dilahirkan di Tanjung Karang, Kota Bandar Lampung pada tanggal 26 Maret 1989, sebagai anak ketiga dari lima bersaudara. Ayahanda bernama Drs.Awarman, M.M dan Ibunda Syahroh Muhisya, S.E.

Jenjang pendidikan yang telah ditempuh oleh penulis adalah Sekolah Dasar Negeri (SDN) 2 Palapa Bandar Lampung yang telah diselesaikan pada tahun 2000, Sekolah Lanjutan Tingkat Pertama Negeri (SLTPN) 18 Bandar Lampung, yang telah diselesaikan pada tahun 2003, dan Sekolah Menengah Atas (SMA) Al-Azhar 03 Bandar Lampung yang telah diselesaikan pada tahun 2006.

Pada tahun 2007, penulis terdaftar sebagai mahasiswi Strata 1(S1) Non Reguler Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi di Universitas Lampung (UNILA).


(15)

SANWACANA

Puji syukur atas khadirat ALLAH SWT yang telah melimpahkan rahmat dan karunianya kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini yang berjudul “Analisis Pengaruh Nilai Tukar, Suku Bunga dan Pertumbuhan Perusahaan terhadap Harga Saham Perusahaan yang melakukan Seasoned Equity Offerings”. Skripsi ini disusun sebagai salah satu persyaratan guna memperoleh gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Lampung.

Dalam menyelesaikan skripsi ini, penulis banyak mendapat bantuan dari berbagai pihak, untuk itu penulis mengucapkan terima kasih kepada pihak-pihak yang telah membantu dan mendukung dalam penelitian ini :

1. Bapak Prof. Dr . Satria Bangsawan, S.E., M.Si., selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Lampung.

2. Bapak Dr. Einde Evana, S.E., M.Si., Akt., selaku Ketua Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas Lampung.

3. Ibu Agrianti Komalasari., S.E., M.Si., Akt, selaku pembimbing utama, terima kasih atas semua perhatian, kesabaran dan kesediannya meluangkan waktu memberikan bimbingan, masukan, nasehat dan kritik yang membangun dalam proses penyelesaian skripsi ini.

4. Ibu Ninuk D Kesumaningrum., S.E., M.Si., Akt, selaku pembimbing kedua, terima kasih atas semua perhatian, kesabaran dan kesediannya meluangkan waktu


(16)

memberikan bimbingan, masukan, nasehat dan kritik yang membangun dalam proses penyelesaian skripsi ini.

5. Bapak Dr. Einde Evana, S.E., M.Si., Akt, selaku penguji utama pada saat ujian skripsi, terima kasih yang sebesar-besarnya atas bantuan, saran dan nasehat yang telah diberikan.

6. Segenap Bapak dan Ibu Dosen yang telah membantu penulis dalam menimba ilmu dan memperluas wawasan selama penulis menyelesaikan pendidikan di Jurusan Akuntansi Fakultas Ekonomi Universitas lampung.

7. Bapak Edwin Mirfazli, S.E., Akt., selaku dosen Pembimbing Akademik Penulis yang telah banyak membantu Penulis dalam proses perkuliahan sehingga penulis dapat menyelesaikan pendidikan sarjana S1.

8. Seluruh Staf dan Karyawan Fakultas Ekonomi Jurusan Akuntansi Universitas Lampung.

9. Kedua Orang Tuaku tercinta, Papa Drs.Awarman,M.M. dan Mama Syahroh Muhisya, S.E., yang telah memberikan doa, dukungan moril dan materiil serta senantiasa selalu berkorban dan mengusahakan yang terbaik tanpa mengenal lelah dalam merawat dan membesarkanku dari kecil. “Nda selalu sayang Papa dan Mama”. Serta

10. Bapak dan ibu mertuaku, Bapak Syachrie S.IP dan Ibu Yusnawati, S.Pd., yang telah memberikan doa, dukungan serta semangat sehingga skripsi ku bisa terselesaikan dengan baik.

11.Suami dan Anakku Tersayang , Ade Putra Kesuma dan Yuhamma Aqilah Ananta ku ,terima kasih buat doa, dukungan, semangat, perhatian dan senyum kalian, karena


(17)

kalian aku Mampu dan Bisa menyelesaikan skripsi ini. “I always love u Papa dan Aqila”.

12. Kakak-kakak dan Adik-adikku terkasih : Abang Joni, Idaman, Nci Ina, Dank , Anggi , Anggun, Ime , Nouri, terima kasih atas kasih sayang, doa, dukungan dan perhatiannya selama ini.

13. Dua Keponakanku, Atu Bila dan Abang Nizam buat senyum kecilnya sebagai semangat ku.

14. Rekan-rekan sekantor yang selalu mendukung, : Pak Weka, Pak Chrisdi, Bu Emil, Bu Lena, Bu Elis, Mba Elsa, Abang Roni, Abang Amiril, Abang Toni, Abang Darwin dan Abang Ari, terima kasih banyak buat doa,dukungan dan izin dalam menyelesaikan skripsi ini.

15. Sahabat-sahabat terbaikku : Siska, Berty, Lita , Suci, Lensi, Vivi dan Tyas. Terima kasih buat doa dan dukungannya.

16.Serta pihak-pihak yang sudah terlibat dan orang-orang yang terlewat disebutkan tetapi sebetulnya memiliki arti yang penting bagi kehidupanku, penulis mengucapkan terima kasih.

Segala daya upaya serta kemampuan penulis curahkan sepenuhnya demi terselesainya skripsi ini, namun semua nya tidak lepas dari kekurangan yang ada. Akhir kata penulis berharap agar apa yang tertuang dalam skripsi ini dapat bermanfaat dan membantu pihak-pihak yang berkepentingan.


(18)

Bandar Lampung, 22 April 2013

Penulis,


(19)

(20)

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG

Pasar modal secara umum adalah suatu sistem keuangan yang terorganisasi, termasuk didalamnya adalah bank-bank komersial dan semua lembaga perantara dibidang keuangan, serta keseluruhan surat-surat berharga yang beredar. Dalam arti sempit, pasar modal adalah suatu pasar (tempat, berupa gedung) yang disiapkan guna memperdagangkan saham-saham, obligasi-obligasi, dan jenis surat berharga lainnya dengan memakai jasa para perantara pedagang efek (Sunariyah, 2000 : 4). Dilihat dari pengertian akan pasar modal diatas, maka jelaslah bahwa pasar modal juga merupakan salah satu cara bagi perusahaan dalam mencari dana dengan menjual hak kepemilikkan perusahaan kepada masyarakat. Fungsi pasar modal adalah meningkatkan dan menghubungkan aliran dana jangka panjang dengan “kriteria pasarnya” secara efisien yang akan menunjang pertumbuhan riil ekonomi secara keseluruhan.

Menurut Usman (1989) dan Anoraga (2001) pasar modal adalah terlengkap disektor keuangan terhadap dua lembaga lainnya yaitu bank dan lembaga pembiayaan. Pasar modal memberikan jasanya yaitu menjembatani hubungan antara pemilik modal dalam hal ini disebut sebagai pemodal (investor) dengan peminjam dana dalam hal ini disebut dengan nama emiten (perusahaan yang go public). Instrumen pasar modal terbagi atas 2 kelompok besar yaitu instrument pemilik (equity) seperti saham dan instrument


(21)

utang(obligasi/bond) seperti obligasi perusahaan, obligasi langganan, obligasi yang dapat dinonversikan dengan menjadi saham, dan sebagainya.

Ada banyak produk yang ditawarkan dalam pasar modal dan pasar uang. Produk yang cukup banyak di minati pada pasar uang adalah deposito dan tabungan, sedangkan pada pasar modal adalah saham dan obligasi. Bila seseorang berinvestasi pada deposito, keuntungan yang diharapkannya berasal dari bunga deposito sedangkan bila seseorang berinvestasi dengan saham keuntungan yang diharapkan berasal dari capital gain (jangka pendek) dan deviden yield (jangka panjang). Deviden yield merupakan persentase penerimaan kas periodic terhadap investasi periode tertentu dari suatu investasi, sedangkan capital gain (loss) merupakan selisih dari harga saham sekarang dengan harga saham periode yang lalu (Jogiyanto, 1998).

Pasar modal memungkinkan perusahaan memperoleh sumber pembiayaan jangka panjang yang relatif murah dari instrument-instrumen keuangan dalam berbagai surat berharga (sekuritas). Melakukan investasi dipasar modal setidaknya harus memperhatikan 2 hal yaitu: Keuntungan yang diperoleh dan resiko yang mungkin terjadi. Investor untuk berinvestasi dipasar modal memerlukan pertimbangan-pertimbangan yang matang sehingga berguna juga bagi pertumbuhan perusahaan. Informasi akurat yang diperlukan yaitu untuk mengetahui sejauh mana hubungan variabel - variabel yang menjadi penyebab fluktuasi harga saham perusahaan yang akan dibeli. Dengan mengetahui pengaruh variabel-variabel tersebut, investor dapat memilih strategi untuk memilih


(22)

perusahaan yang benar-benar dianggap sehat sebagai tempat untuk menanamkan modalnya.

Krisis moneter sejak kuartal akhir 1997 sampai dengan sekarang masih berlanjut dan dapat dilihat dengan jelas berbagai dampaknya, diantaranya seperti banyaknya likuidasi terhadap perusahaan–perusahaan besar. Penyelamatan korporasi agar tetap bertahan di bidang bisnis, merupakan langkah yang selalu diupakan debitur terhadap para krediturnya. Untuk mengetahui hal tersebut tidak saja dicari formula dan strategi bisnis yang tepat, tetapi juga memilih cara yang ideal dalam solusi penyelesaian utang yang telah jatuh tempo, khususnya terhadap kreditur asing, agar penyelesaian utang dapat dilakukan tanpa harus mematikan perusahaan debitur. Emiten atau perusahaan publik, termasuk pihak yang mengalami pukulan berat akibat krisis moneter, sebab selain harus menghadapi ancaman pailit, mereka juga harus mempertanggungjawabkan kinerja perusahaan mereka terhadap para pemegang saham publik maupun BAPEPAM.

Bagi perusahaan yang mengalami kekurangan modal untuk melakukan ekspansi usaha, tersedia beberapa alternatif pemenuhan modal tersebut. Pemenuhan kekurangan modal tersebut secara umum dapat dilakukan dengan menggunakan debt financing (pendanaan melalui pinjaman) dan atau equity financing (pendanaan melalui penyertaan). Pendanaan melalui debt financing tersebut sangat mahal dan sulit, karena antara lain terkait dengan rate atau bunga yang tinggi serta agunan yang cukup tinggi, sehingga menjadi dana mahal. Alternatif lain pendanaan melalui equity financing relatif lebih murah, walaupun


(23)

terdapat persyaratan yang ketat, menyangkut kejujuran dan keterbukaan (broad disclosure requirement).

Seasoned Equity Offerings merupakan salah satu bentuk pendanaan melalui equity financing yang dapat dilakukan oleh perusahaan. Tetapi investor pun pasti ingin mengetahui apakah saham yang dibelinya bisa mendatangkan keuntungan atau tidak. Maka dari itu investor pastilah ingin mengetahui faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi harga saham yang dibelinya. Dengan mengetahui faktor ini maka investor dapat melakukan estimasi atas harga saham sehingga dapat memutuskan apakah saham tersebut layak dibeli atau harus dijual. Selain itu pihak manajemen perusahaan juga pasti ingin mengetahui dan memahami motif investor dalam menanamkan modalnya sehingga manajemen perusahaan dapat menyusun strategi perusahaan untuk menarik para investor untuk menanamkan dananya pada perusahaan tersebut.

Banyak variabel yang dapat mempengaruhi harga saham suatu perusahaan, baik yang datang dari lingkungan eksternal ataupun yang datangnya dari lingkungan internal perusahaan itu sendiri. Sebagaimana dikemukakan oleh Usman (1990), harga saham sebagai indikator nilai perusahaan akan dipengaruhi oleh beberapa variabel fundamental dan teknikal, dimana variabel-variabel tersebut secara bersama-sama akan membentuk kekuatan pasar yang berpengaruh terhadap transaksi saham, diantaranya perubahan nilai tukar (foreign exchange), tingkat suku bunga yang berlaku dan pertumbuhan perusahaan merupakan salah satu faktor dari banyak faktor lainnya yang diamati dan digunakan oleh investor di dalam melakukan investasi di pasar modal dalam bentuk saham, karena


(24)

informasi tersebut berkaitan dengan keuntungan yang diharapkan dalam pemilikan saham perusahaan–perusahaan go public di Bursa Efek Indonesia (BEI) baik pada saat perdagangan regular maupun pada saat corporate action yang dilakukan seperti second offerings, third offering, dan right issue.

Dalam melakukan investasi sekuritas saham perusahaan mana yang akan memperoleh return tertinggi. Variasi harga saham akan dipengaruhi oleh kinerja keuangan perusahaan yang bersangkutan, disamping dipengaruhi oleh hukum permintaan dan penawaran. Asumsi investor, dengan meningkatnya kinerja perusahaan maka semakin besar return yang akan diterima investor. Akibatnya, investor akan tertarik untuk membeli saham perusahaan tersebut dan hal ini memyebabkan harga pasar saham cenderung meningkat. Demikian pula sebaliknya, berita buruk tentang kinerja perusahaan akan diikuti dengan penurunan harga pasar saham perusahaan tersebut dipasar modal.

Untuk menarik minat investor, manajemen perusahaan yang melakukan seasoned equity offerings biasanya mengeluarkan sinyal positif ke pasar berupa peningkatan kinerja perusahaan tersebut akan naik. Pendanaan melalui seasoned equity offerings ini memberikan reaksi pasar ganda bagi fluktuasi harga saham. Pertama, harga saham akan berfluktuasi setelah diumumkannya SEO. Kedua harga saham juga akan berfluktuasi setelah cum date atau pada saat ex date. Hal ini terjadi karena biasanya para investor bersifat mengantisipasi informasi yang memberikan idnikasi positif maupun negatif (Yusi, 2001). Akan tetapi, naiknya inflasi akan cenderung menyebabkan turunnya kinerja perusahaan. Sedangkan melemahnya nilai tukar rupiah cenderung membuat investor


(25)

asing di pasar saham dan obligasi panik dan keluar dari pasar Indonesia, menjual portofolionya dan berakibat rupiah kian terpuruk, imbal hasil (yield) obligasi naik dan harga saham berguguran tidak terkecuali perusahaan yang melakukan SEO. Selain itu, naiknya inflasi akan membuat pelaku pasar menduga pemerintah akan melakukan money contracting sehingga mereka menduga akan terjadi kenaikan tingkat suku bunga.

Bila tingkat suku bunga naik maka akan menarik investor untuk menyimpan dananya dalam bentuk deposito dan tabungan dibandingkan dengan berinvestasi dalam bentuk saham. Sedangkan bila perusahaan yang tumbuh lebih besar daripada perusahaan yang tidak tumbuh perekonomiannya, maka investor akan tertarik karena memberikan aspek yang positif yag menguntungkan dan berharap rate return atas investasi mereka tanamkan akan lebih tinggi.

Berdasarkan latar belakang diatas, maka penulis tertarik untuk melakukan penelitian dengan judul, “Analisis Pengaruh Nilai tukar, Suku Bunga dan Pertumbuhan Perusahaan Terhadap Harga Saham Perusahaan yang Melakukan Seasoned Equity Offerings

1.2 Perumusan Masalah.

1. Apakah Nilai tukar (foreign exchange) berpengaruh terhadap Harga saham perusahaan-perusahaaan yang melakukan Seasoned Equity Offerings pada tahun 2006-2010.

2. Apakah Suku bunga berpengaruh terhadap harga saham perusahaan-perusahaan yang melakukan Seasoned Equity Offerings pada tahun 2006-2010.


(26)

3. Apakah Pertumbuhan Perusahaan berpengaruh terhadap harga saham perusahaan-perusahaan yang melakukan Seasoned Equity Offerings pada tahun 2006-2010 .

1.3. Batasan Masalah

Agar pembahasan tidak menyimpang dari yang diharapkan, maka permasalahan dibatasi pada:

1. Perusahaan yang melakukan SEO yang terdaftar di BEI secara dari tahun 2006-2010. 2. Menguji apakah Nilai tukar, suku bunga dan pertumbuhan perusahaan berpengaruh

terhadap nilai saham pada perusahaan yang melakukan seasoned equity offerings pada tahun 2006-2010.

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.4 Tujuan Penelitian

1. Untuk menguji pengaruh Nilai tukar terhadap harga saham perusahaan yang melakukan Seasoned Equity offerings tahun 2006-2010.

2. Untuk menguji pengaruh Suku bunga terhadap harga saham perusahaan yang melakukan Seasoned Equity offerings tahun 2006-2010.


(27)

3. Untuk menguji pengaruh Pertumbuhan perusahaan terhadap harga saham perusahaan yang melakukan Seasoned Equity offerings tahun 2006-2010.

1.5. Manfaat Penelitian

1. Memberikan bukti empiris hubungan nilai tukar rupiah dan terhadap harga saham perusahaan di BEI pasca SEO.

2. Sebagai informasi tambahan bagi para investor pasar modal tentang SEO.

3. Sebagai tambahan pengetahuan bagi penulis untuk mendalami bidang studi akuntansi, terutama yang berkaitan dengan kajian topik penelitian ini.


(28)

BAB II

LANDASAN TEORI

DAN PENGEMBANGAN HIPOTESA

2.1 Seasoned Equity Offerings (SEO)

Seasoned equity offerings (SEO) merupakan penawaran saham tambahan yang dilakukan perusahaan yang listed di pasar modal, diluar saham yang terlebih dahulu beredar di masyarakat melalui initial public offerings (IPO) (Megginson, 1997 dalam Sulistyanto dan Wibisono, 2003). Seasoned equity offerings dapat dilakukan dengan berbagai cara antara lain: rights issues, second offerings, third offerings dan seterusnya.

Selain untuk membiayai kegiatan operasionalnya, penawaran ekuitas ini dilakukan perusahaan untuk mencari tambahan dana yang akan digunakan untuk tambahan investasi atau membayar hutangnya yang jatuh tempo. Alderson & Betker (1997) dan Trail & Vos (2001) menjelaskan fenomena pada peristiwa Seasoned Equity Offerings dengan menggunakan konsep windows of opportunity dimana menjelaskan sikap oportunis manajer dengan mengeluarkan ekuitas tambahan pada saat mengetahui bahwa pasar telah menilai perusahaanya terlalu tinggi (overvalued). Padahal dalam jangka panjang penilaian tersebut tidak bisa dipertahankan karena pasar melakukan koreksi terhadap kesalahannya, yang mengakibatkan harga saham perusahaan akan turun secara signifikan. (Sulistyanto dan Haris (2003).

Penerbitan saham baru ke pasar, secara temporer akan menekan harga saham tersebut. Jika jumlah saham baru yang diterbitkan sangat besar, tekanan harga ini tidak akan


(29)

memungkinkannya untuk memperoleh uang. Kepercayaan pada tekanan harga tersebut memberikan implikasi bahwa saham baru menekan harga saham secara temporer di bawah niali sebenarnya. Menurut pandangan efisiensi pasar, jika harga saham jatuh karena meningkatnya penawaran, maka saham akan menawarkan return yang lebih tinggi daripada saham lain dan investor akan tertarik untuk melakukannya.

1.2 Pasar Modal

Pasar Modal merupakan tempat bertemu antara penjual dan pembeli dengan resiko untung dan rugi. Kebutuhan dana jangka pendek umumnya diperoleh di pasar uang. Pasar modal merupakan sarana perusahaan untuk meningkatkan kebutuhan dana jangka panjang dengan menjual saham atau mengeluarkan obligasi.

Menurut Sunariyah(2000), Peran dan manfaat pasar modal adalah sebagai berikut:

a. Pasar modal merupakan wahana pengalokasian dana secara efisien. Investor dapat melakukan investasi pada beberapa perusahaan melalui pembelian efek– efek yang baru ditawarkan atau yang diperdagangkan di pasar modal.

b. Pasar modal sebagai alternatif investasi.

c. Memungkinkan para investor untuk memiliki perusahaan yang sehat dan memiliki prospek. d. Pelaksanaan manajemen perusahaan secara profesional dan transparan.

e. Peningkatan aktivitas ekonomi nasional.

Instrumen keuangan yang diperdagangkan di pasar modal meliputi (Sunariyah, 2000):

a. Saham biasa (common stock), merupakan tanda penyertaan atau pemilikan seseorang atau badan dalam suatu perusahaan.


(30)

b. Saham preferen (preferred stock), merupakan saham yang memiliki karakteristik gabungan antara obligasi dan saham biasa. Seperti obligasi saham preferen memberikan hasil yang tetap berupa deviden preferen. Seperti saham biasa, dalam hal likuidasi, klaim pemegang saham preferen di bawah klaim pemegang obligasi (bond).

c. Obligasi (bond), merupakan suatu kontrak yang mengharuskan peminjam untuk membayar kembali pokok pinjaman di tambah dengan bunga dalam kurun waktu tertentu yang sudah disepakati.

d. Right, didefinisikan sebagai hak memesan efek terlebih dahulu pada harga yang telah ditetapkan selama periode tertentu.

e. Warrant, merupakan suatu hak yang diberikan kepada pemegangnya untuk membeli saham dari perusahaan bersangkutan dengan harga tertentu dalam kurun waktu yang sudah ditentukan.

f. Reksa Dana, merupakan wadah yang dipergunakan untuk menghimpun dana dari investor, khususnya dari investor kecil dan investor yang tidak mempunyai cukup waktu dan keahlian untuk menghitung resiko atas investasi mereka, untuk selanjutnya dana tersebut di investasikan dalam portofolio efek oleh manajer investasi.

1.3 Nilai Tukar Mata Uang (foreign exchange)

Menurut, Sukirno (2000) besarnya jumlah mata uang tertentu yang diperlukan untuk memperoleh satu unit valuta asing disebut dengan kurs mata uang asing. Valuta asing (valas) atau foreign exchange (forex) atau foreign currency diartikan sebagai mata uang asing dan


(31)

pombayaran lainnya yang digunakan untuk melakukan dan membiayai transaksi ekonomi keuangan atau yang mempunyai catatan kurs resmi pada bank sentral. (belajarforex.uni.cc) Menurut PSAK No. 11 :

Nilai tukar (foreign exchange) adalah ratio pertukaran dua mata uang.

Secara garis besar system nilai tukar (foreign exchange) mata uag yang diterapkan oleh berbagai negara di dunia terbagi menjadi 3, yaitu:

a. Freely flexible (freely Foating) Exchange Rate System, yaitu nilai tukar mata uang dibiarkan mengambang bebas dan nilai tukarnya ditentukan oleh kekuatan permintaan dan penawaran yang terdapat di pasar.

b. Fixed (Pegged) Exchange Rate System, yaitu pemerintah berperan aktif melakukan intervensi dalam pasar valuta asing untuk mempertahankan pergerakan nilai tukar mata uang agar berada pada acuan nilai tukar tertentu.

c. Managed/Contolled (Semi Pegged) Exchange rate System, yaitu fluktuasi nilai tukar diambangkan dalam suatu rentang (band) intervensi untuk mengembalikan nilai tukar tersebut ke dalam rentang nilai tukarnya semula apabila fluktuasi melebihi batas/rentang intervensi yang diperkenankan.

Nilai sebuah mata uang, yakni nilai tukarnya terhadap mata uang lain, tergantung pada daya tarik mata uang tersebut dipasar. Jika permintaan akan sebuah mata uang tinggi, maka harganya akan naik relative terhadap mata uang lainnya. Akan tetapi, perubahan dalam kondisi politik suatu negara atau menurunnya.


(32)

Perekonomian akibat laju inflasi yang tinggi dan deficit perdagangan , dapat juga mengakibatkan nilai sebuah mata uang yang stabil jatuh, karena para investor lebih memilih menukarkan mata uang nya ke mata uang lain yang di anggap lebih stabil. Ma dan Kao (1990) dan Dewi (2003) menemukan bahwa apresiasi uang domestik berpengaruh negatif pada pergerakan saham domestik untuk perekonomian yang di dominasi ekspor yang positif untuk perekonomian yang di dominasi impor.

Pada bursa efek yang sudah maju (developing market) umumnya terdapat korelasi negatif signifikan antara kurs mata uang dengan kinerja bursa . Bila kurs mata uang dalam negri melemah atau nilai dolar naik, maka kinerja saham di bursa efek dalam negeri akan melemah. Sedangkan pada bursa efek yang tergolong sedang berkembang (emerging market) seperti Indonesia menunjukkan hasil berbeda pada kurun waktu yang berbeda . Pendekatan portofolio menyatakan bahwa harga saham diharapkan akan mempengaruhi nilai tukar dalam bentuk kolerasi negatif . Peningkatan yang terus menerus terjadi pada harga saham akan membantu terdorongnya mata uang domestik di pasar modal domestik . Dalam hal ini , investor asing akan membeli mata uang domestik untuk investasikan pada pasar modal yang mengalami bullish (naik) dan tekanan ini akan menyebabkan terapresiasinya mata uang domestik dalam jangka panjang . (Fahmi, 2006)

2.4 Pengertian Suku Bunga

Menurut Boediono (2001), tingkat bunga di definisikan sebagai harga dari penggunaan uang untuk jangka waktu tertentu, pengertian tingkat bunga sebagai harga ini juga dapat di nyatakan


(33)

sebagai harga yang harus di bayar apabilia terjadi pertukaran satu rupiah saat ini dengan satu rupiah saat nanti.

Sedangkan pengertian tingkat bunga menurut Nopirin (1998:95) adalah biaya yang harus di bayar oleh peminjam atas pinjaman yang di terima dan suku bunga tersebut merupakan imbalan bagi pemberi pinjaman atas investasi yang di lakukan.

Suku bunga terdiri atas suku bunga tetap, yaitu suku bunga yang di bayarkan atas sejumlah uang yang di pinjam dan suku bunga pasar, yaitu suku bunga yang berlaku berubah dari waktu ke waktu.

Menurut teori klasik, bunga yang terbentuk dalam pasar adalah dana investasi / coanable funds. Oleh karena itu tingkat bunga di artikan sebagai harga dari penggunaan sejumlah dana investasi. Permintaan dan penawaran dana investasi terjadi di pasar dana investasi . Permintaan dan penawaran dana investasi dilakukan oleh kelompok masyarakat yang di sebut investor dan penawaran dana investasi di lakukan oleh kelompok penabung. Pertemuan antara permintaan dan penawaran dana investasi kemudian membentuk tingkat bunga ke seimbangan . Tingkat bunga yang terjadi inilah yang mencerminkan harga dari penggunaan dana investasi.

Tingkat suku bunga dapat dijadikan indikator untuk melihat perkembangan investasi. Bank Indonesia menggunakan tingkat suku bunga sebagai alat pengendali jumlah uang beredar dengan sasaran akhir tingkat inflasi. Untuk mendorong investasi. BI akan menurunkan tingkat suku bunga sehingga perusahaan akan lebih mudah melakukan investasi. Dalam kondisi seperti ini jumlah uang beredar di masyarakat akan meningkat dan akan mendorong masyarakat untuk


(34)

berinvestasi dan konsumsi daripada menabung. Sebaliknya apabila diperlukan kebijakan uang ketat dengan meningkatkan suku bunga, maka masyarakat aka cenderung lebih suka menabung daripada berinvestasi. Sehingga da terdapat hubungan negatifpat diambil suatu kesimpulan bahwa terdapat hubungan negarif antara tingkat suku bunga dan investasi. ( Tanjung, 2003).

2.5 Pertumbuhan Perusahaan

Pertumbuhan perusahaan sangat diharapkan oleh pihak internal maupun eksternal suatu perusahaan karena dapat memberikan suatu aspek yang positif. Dari sudut pandang investor, pertumbuhan suatu perusahaan merupakan tanda bahwa perusahaan memiliki aspek yang menguntungkan, dan mereka mengharapkan rate of return ( tingkat pengembalian ) dari investasi mereka memberikan hasil yang lebih baik. Ambarish et.al.(1987) mengatakan bahwa harga saham yang dipengaruhi oleh kebijaksanaaan struktur modal tergantung pada peluang tumbuh dari perusahaan tersebut. Untuk perusahaan yang tidak tumbuh ( memiliki peluang tumbuh yang terbatas) harga saham akan merespon secara negatif jika perusahaan tersebut memiliki lebih sedikit equity didalam strktur modalnya. Sedangkan untuk perusahaan yang tumbuh ( perusahaan yang memiliki peluang tumbuh yang tinggi ) harga saham akan merespon secara postif jika perusahaan tersebut memiliki lebih banyak equity didalam struktur modalnya. Pendapat ini didukung oleh Jeansen (1985), teori aliran bebas dari jansen mengatakan bahwaada peranan dari peluang tumbuh perusahaan dalam kaitannya dengan perubahan harga sahamyang disebabkan kebijaksanaan struktur modal.

2.6 Perumusan Hipotesis


(35)

Nilai tukar (foreign exchange) adalah ratio pertukaran dua mata uang. Semakin lemah kurs riil rupiah terhadap dolar Amerika dan semakin lemah ekonomi Indonesia sehingga semakin banyak negara yang miskin. Melemahnya nilai tukar rupiah terhadap US dolar membuat sebagian investor lebih memilih untuk menginvestasikan dananya pada pasar. sebaliknya penguatan nilai tukar rupiah terhadap US dolar menyebabkan kenaikan terhadap harga saham. Umumnya terdapat korelasi negative signifikan antara kurs mata uang dengan kinerja bursa. Bila kurs mata uang dalam negeri melemah atau nilai dolar naik, maka kinerja saham di bursa efek dalam negeri akan melemah pada perusahaan yang melakukan SEO, penguatan nilai tukar rupiah terhadap US dolar merupakan sinyal positif akan membaiknya perekonomian Indonesia dan kelangsungan usaha perusahaan tersebut, sehingga investor akan mau menginvestasikan dananya dalam bentuk saham dan harga saham perusahaan tersebut akan naik. Berdasarkan hubungan antara nilai tukar dan harga saham diatas maka hipotesis pertama yang di ajukan adalah :

Ha1 : Nilai tukar rupiah berpengaruh terhadap harga saham yang melakukan SEO.

2.6.2 Pengaruh Suku Bunga terhadap Harga Saham.

Suku bunga dapat didefinisikan sebagai harga yang dibebankan oleh unit ekonomi yang mengalami surplus (unit surplus) pada unit ekonomi yang mengalami defisit (unit defisit) atas pinjaman yang diberikan dari tabungannya. Kenaikan suku bunga deposito akan mengakibatkan investor lebih memilih melakukan investasi pada sektor perbankan sehingga harga saham akan mengalami penurunan. Hal ini dikarenakan deposito merupakan salah satu bentuk investasi yang tidak terlalu beresiko dibandingkan saham, serta dapat memberikan keuntungan yang lebih tinggi jika dibandingkan saham pada saat terjadi kenaikan tingkat suku bunga. Pada perusahaan yang melakukan SEO, penurunan tingkat suku bunga akan menarik investor untuk berinvestasi dalam


(36)

bentuk saham, terutama pada perusahaan yang melakukan SEO pada umumnya karena perusahaan melakukan SEO akan menawarkan tingkat keuntungan yang cukup tinngi untuk menarik minat investor. Berdasarkan hubungan diatas maka hipotesis kedua yang diajukan adalah:

Ha2 : Suku bunga berpengaruh terhadap harga saham yang melakukan SEO.

2.6.3 Pengaruh Pertumbuhan Perusahaan terhadap Harga Saham

Perusahaan dengan tingkat pertumbuhan potensial yang tinggi memiliki kecendrungan untuk menghasilkan arus kas yang tinggi di masa yang akan datang dan kapitalisasi yag tinggi sehingga memungkinkan perusahaan untuk memiliki biaya modal yang rendah. Oleh karena itu laverage memiliki hubungan yang negative dengan pertumbuhan sehingga semakin tinggi tingkat pertumbuhan maka akan semakin rendah pula rasio hutang terhadap ekuitas dan harga saham. Ha3 : Pertumbuhan perusahaan berpengaruh terhadap harga saham yang melakukan SEO.


(37)

(38)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Metode pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode dokumentasi atau kutipan langsung dari berbagai sumber. Data–data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data sekunder yang berasal dari:

a. Pusat Referensi Pasar Modal (PRPM) di Bursa Efek Indonesia. b. ICMD (Indonesia Capital Market Directory).

c. Internet.

d. Buku–buku literatur penunjang yang terkait. e. Data dari penelitian sebelumnya.

3.2 Populasi dan Sampel

Data yang digunakan pada penelitian ini adalah data sekunder yang diambil dari harga saham penutupan mingguan perusahaan, nilai tukar rupiah terhadap US dolar dan tingkat suku bunga deposito 1 bulan penutupan bulanan. Populasi penelitian ini adalah perusahaan-perusahaan yang terdapat di Bursa Efek Indonesia. Populasi yang diambil berjumlah 411 perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia hingga tahun 2010.


(39)

3.3. Teknik Penarikan Sampel.

Teknik penarikan sampel dalam penelitian ini menggunakan metode purposive judgement sampling, yaitu pemilihan metode sampel yang memenuhi kriteria yang sudah ditentukan.

Kriteria yang digunakan dalam pemilihan sampel penelitian ini adalah : 1. Perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia.

2. Perusahaan yang telah listing di Bursa Efek Indonesia minimal 3 tahun.

3. Perusahaan yang melakukan Seasoned Equity Offerings dalam kurun waktu 2006-2010. 4. Tersedia data yang lengkap dan jelas mengenai harga saham pada periode pengamatan.

Berdasarkan kriteria di atas maka sampel yang diambil dalam penelitian ini berjumlah 36 perusahaan yang melakukan Seasoned Equity Offerings dalam kurun waktu 2006-2010.

3.4 Variabel Penelitian

Pada penelitian ini digunakan alat analisis berupa regresi linier berganda. Variabel yang diteliti di bagi menjadi dua yaitu :

3.4.1. Variabel Dependen yaitu variabel yang dipengaruhi oleh variabel bebas yang dalam hal ini adalah harga saham rata-rata sampel. Harga saham rata-rata di rumuskan sebagai berikut :

Keterangan :

Y = Harga saham rata – rata

= Harga saham setiap perusahaan per bulan N = Jumlah perusahaan yang masuk dalam sampel.

3.4.2. Variabel Independen yaitu variabel yang tidak dipengaruhi oleh variabel lainnya yang dalam hal ini adalah :

1) Nilai Tukar (Foreign Exchange) sebagai variabel Foreign exchange dihitung sebagai berikut :


(40)

Keterangan :

X1 = Foreign Exchange rata – rata

= Foreign Exchange harian Bank Indonesia. N = Jumlah hari.

2) Suku Bunga sebagai variabel

Suku bunga dihitung sebagai berikut :

Keterangan :

= Suku bunga rata-rata.

= Suku bunga deposito satu bulan BI. M = Jumlah minggu.

3) Pertumbuhan perusahaan sebagai variabel

Return on Asset (ROA) =

3.5. Alat Analisis

Berdasarkan masalah dan hipotesis, maka penelitian ini diarahkan untuk melihat pengaruh dari variabel independen terhadap variabel dependen berdasarkan perkembangannya secara proporsional. Dengan demikian model analisis regresi linier berganda dalam penelitian ini dapat diformulasikan sebagai berikut :


(41)

Keterangan :

Y = harga saham rata-rata = konstanta

= koefesien regresi

= foreign exchange tengah rata - rata = suku bunga rata-rata

= pertumbuhan ekonomi = error

Pengolahan data akan dilakukan dengan menggunakan program SPSS 17.0 (Statistical Package for Social Science). Pengujian signifikansi koefesien regresi adalah dengan menggunakan nilai probabilitas (p-value) dibadingkan dengan tingkat signifikasi ( ). Pada pengujian ini tingkat keyakinan 95% dan 5%.

Hipotesis yang digunakan :

Ho : apabila sig > 0,05, maka Ha ditolak, Ho diterima Ha : apabila sig < 0,05, maka ha diterima, Ho ditolak

3.6 Uji Statistik 3.6.1 Uji Asumsi Klasik

Salah satu syarat untuk menggunakan persamaan regresi berganda adalah terpenuhinya asumsi klasik. Untuk mendapatkan nilai yang tidak bias dan efisien (Best Linier Unbias Estimator/BLUE) dari satu persamaan linier berganda dengan metode kuadrat terkecil, perlu dilakukan pengujian untuk mengetahui model regresi yang dihasilkan memenuhi persyaratan asumsi klasik. Persyaratan asumsi klasik yang harus dipenuhi adalah :


(42)

Menurut Dajan (1986:172), distribusi normal merupakan distribusi teoritis dari variabel random yang kontinyu. Untuk menguji apakah sampel penelitian merupakan jenis distribusi normal, digunakan pengujian Normal Probability Plot of Regression Standardized Residual terhadap masing-masing variabel. Jika data menyebar jauh dari garis diagonal atau tidak mengikuti arah garis diagonal maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

3.6.1.2 Uji Asumsi Multikolinearitas

Multikolinearitas berarti antara variabel independen yang satu dengan variabel independen yang lain dalam model regresi memiliki hubungan yang kuat. Menurut Gujarati (1995), adanya multikolinearitas yang kuat akan mengakibatkan ketidakpastian estimasi. Pengujian gejala multikolinearitas bertujuan untuk mengetahui apakah tiap–tiap variabel independen berhubungan secara linier. Multikolinearitas menyebabkan standar error akan semakin besar dan meningkatkan tingkat korelasi antarvariabel di mana standar error menjadi sensitive terhadap perubahan data. Metode yang digunakan untuk mendeteksi adanya multikolinearitas pada penelitian ini adalah dengan menggunakan nilai value inflation factor (VIF). Jika VIF dari suatu variabel melebihi 10 maka suatu variabel dikatakan berkolerasi sangat tinggi. Besarnya VIF

dapat dirumuskan : =

3.6.1.3 Uji Aumsi Heteroskedastisitas

Heteroskedastisitas berarti terjadi varian yang tidak sama untuk variabel independen yang berbeda. Hal ini dapat dideteksi dengan melihat plot antara nilai taksiran y dengan nilai residual (selisih antara variabel dependen aktual dengan nilai prediksinya ) versus nilai prediksinya menyebar atau tidak membentuk pola. Jika pada grafik yang mempunyai sumbu residual yang distandarkan dari sumbu x dan y yang telah diprediksi tidak membentuk suatu pola tertentu yang


(43)

jelas (bergelombang, melebar kemudian menyempit), serta tersebar baik diatas maupun di bawah angka 0 pada sumbu y, maka tidak terjadi heteroskedastisitas (Singgih, 2002)

3.6.1.4 Uji Asumsi Autokorelasi

Autokorelasi adalah korelasi yang terjadi di antara anggota-anggota dari serangkaian pengamatan yang tersusun dalam ragkaian waktu (seperti pada data runrun waktu atau time series data) atau yang tersusun dalam rangkaian ruang (seperti pada data silang waktu atau cross-sectional data) (Sumodiningrat, 1994 dalam Hamzah, 2005 dan Anastasia,2003). Data penelitian ini merupakan polling data yaitu gabungan antara time series dan cross sectional sehingga tidak dilakukan pengujian Durbin-Watson.

3.6.2. Goodness of Fit Test

Pengujian ini dimaksudkan untuk mengetahui tingkat ketepatan yang paling baik dalam analisis regresi yang dinyatakan dengan koefisien determinasi majemuk (R). Koefisien determinan R digunakan untuk melihat tingkat presentase. Pengaruh variabel independen (X) yang dimasukkan dalam model persamaan regresi terhadap variabel dependen (Y). Dimana = 1 berarti variabel independen berpengaruh kuat terhadap variabel dependen. Begitu juga sebaliknya, jika = 0 berarti variabel independen tidak berpengaruh terhadap variabel dependen.

3.7. Hubungan dan Kontribusi Variabel Independen terhadap Variabel Dependen Hubungan dan kontribusi variabel independen terhadap variabel dependen secara parsial menyatakan besarnya hubungan dan kontribusi suatu variabel independen terhadap variabel dependen tanpa dipengaruhi variabel independen lainnya. Untuk menilai hubungan variabel


(44)

independen dengan variabel dependen secara parsial dugunakan koefisien relasi parsial (r). Untuk mengukur besarnya kontribusi variabel independen terhadap variasi (naik turunnya) variabel dependen secara parsial digunakan koefisien determinas ( ) yang diperoleh dengan mengkuadratkan koefisien relasi parsial (r).

Hubungan dan kontribusi variabel independen terhadap variabel dependen secara simultan menyatakan besarnya hubungan dan kontribusi suatu variabel independen terhadap variabel dependen secara bersama-sama. Untuk menilai hubungan variabel independen secara simultan digunakan koefesien korelasi (R). untuk mengukur besarnya kontribusi variabel independen terhadap variasi (naik turunnya ) variabel dependen secara simultan digunakan koefesien korelasi ( ). Tetapi untuk model regresi yag memiliki lebih dari dua variabel independen maka digunakan adjustment sebagai koefesien determinasi. Penafsiran hubungan yang terjadi antara variabel independen denga variabel dependen dari koefesien korelasi baik parsial maupun simultan diperlukan suatu batasan.

3.7.1 Uji Parsial (Uji-t)

Pengujian hipotesis yang dilakukan secara parsial bertujuan untukmengetahui pengaruh dan signifikasi dari masing-masing variabel independen terhadap variabel dependen. Pengujian hipotesis terhadap koefesien regresi secara parsial dilakukan denga menggunakan uji-t pada tingkat keyakinan 95% dengan tingkat kesalahan analisis ( ) 5%, Hipotesis yag digunakan : Ho : apabila sig > 0,05 maka Ha ditolak

Ha : apabila sig < 0,05 maka Ha diterima Keputusan :


(45)

Ha1 : Nilai tukar rupiah berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan yang melakukan SEO

Ha2 : Tingkat suku bunga berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan yang melakukan SEO

Ha3 : Pertumbuhan perusahaan berpengaruh signifikan terhadap harga saham yang melakukan SEO

3.7.2. Uji Secara Simultan (Uji F)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel independen yang diamati secara bersamaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependen. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen secara berpengaruh terhadap variabel dependen. Pengujian hipotesis terhadap koefisien regresi secara simultan dilakukan uji-F pada tingkat keyakina 95% dan tingkat kesalahan analisis ( ) 5% dengan ketentuan degree of freedom ( )=k-1, degree of freedom ( )=n-k.

Hipotesis yang digunakan :

Ho : apabila sig > 0,05, maka Ha ditolak

Ha : apabila sig < 0,05, maka Ha diterima Ha3 : Nilai tukar rupiah dan tingkat suku bunga berpengaruh signifikan secara bersama-sama terhadap harga.


(46)

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai pengaruh nilai tukar rupiah (foreign exchange), suku bunga dan pertumbuhan perusahaan terhadap harga saham perusahaan-perusahaan yang melakukan SEO yang listing di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2006-2010, maka dapat disimpulkan sebagai beriku :

1. Secara simultan nilai tukar (foreign exchange), suku bunga dan pertumbuhan ROA berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan yang melakukan SEO. Seperti tercantum dalam lampiran 10 diketahui koefisiensi determinasi (R2 ) sebesar 0,27 menunjukkan bahwa ketiga variabel independen tersebut memberikan kontribusi sebesar 27 % terhadap perubahan harga saham yang melakukan SEO . Hasil penelitiaan ini dapat diasumsikan bahwa seorang investor yang akan menanamkan dananya pada saham perusahaan yang melakukan SEO selain memperhatikan kondisi internal perusahaan harus juga memperhatikan faktor eksternal perusahaan seperti kondisi perekonomian, kondisi perbankan dan hal lain yang bisa mempengaruhi perubahan h kontribusi dari harga saham, walaupun dalam hal ini kontribusi dari faktor eksternal tidak begitu besar terhadap perubahan harga saham perusahaan yang melakukan Seasoned Equity Offerings. 2. Nilai tukar (foreign exchange) memiliki hubungan yang negatif dan signifikan terhadap harga saham. Artinya jika nilai tukar melemah dan nilai dolar naik maka pada umumnya akan terjadi penurunan harga saham. Kesimpulan ini didukung penelitian sebelumnya


(47)

dan pendapat beberapa tokoh, yaitu penelitian Tanjung (2003) yang meneliti pengaruh nilai tukar pada harga saham perusahaan dalam LQ45 di Bursa Efek Jakarta, penelitian Sobaik yang memfokuskan pada perekonomian mikro (1971-1978), penelitian Jorian yang meneliti pengaruh nilai tukar pada saham biasa perusahaan multinasional Amerika Serikat (1990) , pendapat Usman (1990) , dan pendapat Cahyono (1999). Hal ini menggambarkan bahwa investor di Indonesia masih memandang pergerakan nilai tukar (foreign exchange) sebagai salah satu faktor yang harus diperhatikan saat hendak melakukan investasi pada saham.

3. Suku bunga memiliki hubungan yang positif dan tidak signifikan terhadap harga saham. Hasil penelitian ini bertentangan dengan pendapat Silalahi dalam Jurnal Pasar Modal Indonesia yang menyatakan bahwa :

Perkembangan tingkat suku bunga pada perbankan terbukti mempengaruhi IHSG (1997). Tetapi hasil ini ditemukan pula pada penelitian Tanjung (2003) dimana suku bunga memiliki hubungan positif dan tidak signifikan. Hal ini menunjukkkan bahwa investor publik khususnya di Indonesia kurang memperhatikan perkembangan tingkat suku bunga pada perbankan sebagai salah satu faktor yang harus diperhatikan saat melakukan investasi pada saham, khususnya dalam penelitian ini saham perusahaan yang melakukan Seasoned Equity Offerings.

4. Pertumbuhan Perusahaan memiliki hubungan yang negatif dan tidak signifikan terhadap harga saham artinya harga saham akan merespon informasi pertumbuhan suatu perusahaan Ambarish, John dan William (1987) dan Jansen (1986). Untuk perusahaan yang tidak tumbuh, yaitu perusahaan yang memiliki peluang tumbuhnya terbatas, diprediksi memiliki hubungan yang negatif dengan harga saham. Sedangkan untuk


(48)

perusahaan yang tumbuh, yaitu perusahaan yang memiliki peluang tumbuh memiliki hubungan yang positif dengan harga saham.

5.2 SARAN

1. Bagi penelitian selanjutnya

Agar memperoleh hasil yang optimal penelitian selanjutnya bisa dikembangkan dengan menambah faktor-faktor yang lainnya seperti tingkat inflasi, kemajuan teknologi, tingkat pendapatan nasional, kondisi perekonomian di masa depan dan lain sebagainya.

2. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan sampel yang lebih banyak dan periode yang lebih panjang sehingga dapat memperoleh hasil yang signifikan.


(49)

DAFTAR PUSTAKA

Ambarish, R, John, K, and William, J, 1987. “Metode Signaling with Devidend And Investment Journal of Finance 42 (June) : 321-343.

Anastasia, Njo dan Yanny Widiastuti Gunawan, 2003 “Analisis faktor Fundamental dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Properti di BEJ”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 5, Universitas Kristen Petra.

Anoraga, Pandji dan Piji Pakarti. 2001. “Pengantar Pasar Modal”. PT Rineka Cipta : Jakarta. Daniel Rooroh, Stephen. 2004, “Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur Sebelum

dan Setelah SEO di PT. Brsa Efek Jakarta”, Skripsi FE : Unila.

Dewi, Dian Nirmala, 2003 “Analisis pengaruh Nilai Tukar Rupiah Terhadap Harga Saham di

Bursa Efek Jakarta”, Skripsi FE : Unila.

Fahmi, Irham, SE., M.Si., 2006 “Analisis Investasi Dalam Perspektif Ekonomi Dan Politik”, PT. Refika Aditama : Bandung.

Ghozali, Iman. 2007. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro: Semarang.

Gujarati, D.N. 1997. “Ekonometrika Dasar”. Erlangga: Jakarta.

Hamzah, Ardi, 2005, “Analisis Ekonomi Makro, Industri dan Karekteristik Perusahaan

Terhadap Beta Saham Syariah”, Simposium Nasional Akuntansi VIII

Handoko, T.Hani. 1995. “Manajemen”. Edisi kedua, BPFE Yogyakarta.

Harto, Puji, 2001 “Analisis Kinerja Perusahaan yang Melakukan Right Issue di Indonesia”, Simposium Nasional Akuntansi IV.

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo, 1999, “Metode Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan Manajemen”, Edisi pertama, BPFE Yogyakarta.

Jeansen, M. 1986, “Agency Cost of Free Cash Flow, Corperate Fiance, and Takeovers “ American Economi : Review 76, 323-329.

Jogiyanto, Dr., H.M., MBA., Akt., 2003, “Teori Portopolio dan AnalisisInvestasi”, Edisi ketiga, BPFE Yogyakarta.


(50)

Prayoga, Bayu, 2007, “Analisis pengaruh Lingkungan Eksternal terhadap Harga Saham

perusahaan yang melakukan Seasoned Equity Offerings”,Skripsi FE : Unila.

Rusmanjauhari, Budi, 2002, “Analisis Fundamental Terhadap Return Saham IHSG Periode

Bullish Dan Bearish”, Skripsi FE : Unila.

Sari, Prima Yusi, SE, ME, Akt. 2001, “Analisis pengaruh Right Issue Terhadap Return Saham Setelah Cum Date” Simposium Nasional Akuntansi IV.

Sukirno, Sadono, 2000, “Pengantar Teori Makroekonomi” Edisi Kedua, PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta.

Sulistyanto, H. Sri, dan Haris Wibisono, 2003, “Seasoned Equity Offerings : Antara Agency Theory, Windows of Opportunity dan Penurunan Kinerja”, Proceeding Simposium Nasional AKuntansi (SNA) VI-Ikatan Akuntan Indonesia.

Sulistyanto, H. Sri, dan Pratana P. Midiastuti, 2004, “Seasoned Equity Offerings : Benarkah Underperformance Pasca Penawaran”. Working Paper.

Sunariyah, 2000 “Pengantar Pasar Modal”. Edisi kedua, Jakarta.

Tanjung, Edu Sory Muda, 2003, “Analisis Pengaruh Nilai Tukar dan Tingkat Suku Bunga Terhadap Harga Saham Perusahaan – Perusahaan Yang Tergabung Dalam Indeks LQ


(1)

Ha1 : Nilai tukar rupiah berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan yang melakukan SEO

Ha2 : Tingkat suku bunga berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan yang melakukan SEO

Ha3 : Pertumbuhan perusahaan berpengaruh signifikan terhadap harga saham yang melakukan SEO

3.7.2. Uji Secara Simultan (Uji F)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel independen yang diamati secara bersamaan berpengaruh positif dan signifikan terhadap variabel dependen. Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah variabel independen secara berpengaruh terhadap variabel dependen. Pengujian hipotesis terhadap koefisien regresi secara simultan dilakukan uji-F pada tingkat keyakina 95% dan tingkat kesalahan analisis ( ) 5% dengan ketentuan degree of freedom ( )=k-1, degree of freedom ( )=n-k.

Hipotesis yang digunakan :

Ho : apabila sig > 0,05, maka Ha ditolak

Ha : apabila sig < 0,05, maka Ha diterima Ha3 : Nilai tukar rupiah dan tingkat suku bunga berpengaruh signifikan secara bersama-sama terhadap harga.


(2)

BAB V

PENUTUP

5.1. Kesimpulan

Berdasarkan analisis dan pembahasan yang telah dilakukan mengenai pengaruh nilai tukar rupiah (foreign exchange), suku bunga dan pertumbuhan perusahaan terhadap harga saham perusahaan-perusahaan yang melakukan SEO yang listing di Bursa Efek Indonesia pada tahun 2006-2010, maka dapat disimpulkan sebagai beriku :

1. Secara simultan nilai tukar (foreign exchange), suku bunga dan pertumbuhan ROA berpengaruh signifikan terhadap harga saham perusahaan yang melakukan SEO. Seperti tercantum dalam lampiran 10 diketahui koefisiensi determinasi (R2 ) sebesar 0,27 menunjukkan bahwa ketiga variabel independen tersebut memberikan kontribusi sebesar 27 % terhadap perubahan harga saham yang melakukan SEO . Hasil penelitiaan ini dapat diasumsikan bahwa seorang investor yang akan menanamkan dananya pada saham perusahaan yang melakukan SEO selain memperhatikan kondisi internal perusahaan harus juga memperhatikan faktor eksternal perusahaan seperti kondisi perekonomian, kondisi perbankan dan hal lain yang bisa mempengaruhi perubahan h kontribusi dari harga saham, walaupun dalam hal ini kontribusi dari faktor eksternal tidak begitu besar terhadap perubahan harga saham perusahaan yang melakukan Seasoned Equity Offerings. 2. Nilai tukar (foreign exchange) memiliki hubungan yang negatif dan signifikan terhadap harga saham. Artinya jika nilai tukar melemah dan nilai dolar naik maka pada umumnya akan terjadi penurunan harga saham. Kesimpulan ini didukung penelitian sebelumnya


(3)

dan pendapat beberapa tokoh, yaitu penelitian Tanjung (2003) yang meneliti pengaruh nilai tukar pada harga saham perusahaan dalam LQ45 di Bursa Efek Jakarta, penelitian Sobaik yang memfokuskan pada perekonomian mikro (1971-1978), penelitian Jorian yang meneliti pengaruh nilai tukar pada saham biasa perusahaan multinasional Amerika Serikat (1990) , pendapat Usman (1990) , dan pendapat Cahyono (1999). Hal ini menggambarkan bahwa investor di Indonesia masih memandang pergerakan nilai tukar (foreign exchange) sebagai salah satu faktor yang harus diperhatikan saat hendak melakukan investasi pada saham.

3. Suku bunga memiliki hubungan yang positif dan tidak signifikan terhadap harga saham. Hasil penelitian ini bertentangan dengan pendapat Silalahi dalam Jurnal Pasar Modal Indonesia yang menyatakan bahwa :

Perkembangan tingkat suku bunga pada perbankan terbukti mempengaruhi IHSG (1997). Tetapi hasil ini ditemukan pula pada penelitian Tanjung (2003) dimana suku bunga memiliki hubungan positif dan tidak signifikan. Hal ini menunjukkkan bahwa investor publik khususnya di Indonesia kurang memperhatikan perkembangan tingkat suku bunga pada perbankan sebagai salah satu faktor yang harus diperhatikan saat melakukan investasi pada saham, khususnya dalam penelitian ini saham perusahaan yang melakukan Seasoned Equity Offerings.

4. Pertumbuhan Perusahaan memiliki hubungan yang negatif dan tidak signifikan terhadap harga saham artinya harga saham akan merespon informasi pertumbuhan suatu perusahaan Ambarish, John dan William (1987) dan Jansen (1986). Untuk perusahaan yang tidak tumbuh, yaitu perusahaan yang memiliki peluang tumbuhnya terbatas, diprediksi memiliki hubungan yang negatif dengan harga saham. Sedangkan untuk


(4)

perusahaan yang tumbuh, yaitu perusahaan yang memiliki peluang tumbuh memiliki hubungan yang positif dengan harga saham.

5.2 SARAN

1. Bagi penelitian selanjutnya

Agar memperoleh hasil yang optimal penelitian selanjutnya bisa dikembangkan dengan menambah faktor-faktor yang lainnya seperti tingkat inflasi, kemajuan teknologi, tingkat pendapatan nasional, kondisi perekonomian di masa depan dan lain sebagainya.

2. Bagi penelitian selanjutnya diharapkan dapat menggunakan sampel yang lebih banyak dan periode yang lebih panjang sehingga dapat memperoleh hasil yang signifikan.


(5)

DAFTAR PUSTAKA

Ambarish, R, John, K, and William, J, 1987. “Metode Signaling with Devidend And Investment Journal of Finance 42 (June) : 321-343.

Anastasia, Njo dan Yanny Widiastuti Gunawan, 2003 “Analisis faktor Fundamental dan Resiko Sistematik Terhadap Harga Saham Properti di BEJ”, Jurnal Akuntansi dan Keuangan Vol. 5, Universitas Kristen Petra.

Anoraga, Pandji dan Piji Pakarti. 2001. “Pengantar Pasar Modal”. PT Rineka Cipta : Jakarta. Daniel Rooroh, Stephen. 2004, “Analisis Kinerja Keuangan Perusahaan Manufaktur Sebelum

dan Setelah SEO di PT. Brsa Efek Jakarta”, Skripsi FE : Unila.

Dewi, Dian Nirmala, 2003 “Analisis pengaruh Nilai Tukar Rupiah Terhadap Harga Saham di

Bursa Efek Jakarta”, Skripsi FE : Unila.

Fahmi, Irham, SE., M.Si., 2006 “Analisis Investasi Dalam Perspektif Ekonomi Dan Politik”, PT. Refika Aditama : Bandung.

Ghozali, Iman. 2007. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS. Badan Penerbit Universitas Diponegoro: Semarang.

Gujarati, D.N. 1997. “Ekonometrika Dasar”. Erlangga: Jakarta.

Hamzah, Ardi, 2005, “Analisis Ekonomi Makro, Industri dan Karekteristik Perusahaan

Terhadap Beta Saham Syariah”, Simposium Nasional Akuntansi VIII

Handoko, T.Hani. 1995. “Manajemen”. Edisi kedua, BPFE Yogyakarta.

Harto, Puji, 2001 “Analisis Kinerja Perusahaan yang Melakukan Right Issue di Indonesia”, Simposium Nasional Akuntansi IV.

Indriantoro, Nur dan Bambang Supomo, 1999, “Metode Penelitian Bisnis Untuk Akuntansi dan

Manajemen”, Edisi pertama, BPFE Yogyakarta.

Jeansen, M. 1986, “Agency Cost of Free Cash Flow, Corperate Fiance, and Takeovers “ American Economi : Review 76, 323-329.

Jogiyanto, Dr., H.M., MBA., Akt., 2003, “Teori Portopolio dan AnalisisInvestasi”, Edisi ketiga, BPFE Yogyakarta.


(6)

Prayoga, Bayu, 2007, “Analisis pengaruh Lingkungan Eksternal terhadap Harga Saham

perusahaan yang melakukan Seasoned Equity Offerings”,Skripsi FE : Unila.

Rusmanjauhari, Budi, 2002, “Analisis Fundamental Terhadap Return Saham IHSG Periode

Bullish Dan Bearish”, Skripsi FE : Unila.

Sari, Prima Yusi, SE, ME, Akt. 2001, “Analisis pengaruh Right Issue Terhadap Return Saham

Setelah Cum Date” Simposium Nasional Akuntansi IV.

Sukirno, Sadono, 2000, “Pengantar Teori Makroekonomi” Edisi Kedua, PT. Raja Grafindo Persada : Jakarta.

Sulistyanto, H. Sri, dan Haris Wibisono, 2003, “Seasoned Equity Offerings : Antara Agency Theory, Windows of Opportunity dan Penurunan Kinerja”, Proceeding Simposium Nasional AKuntansi (SNA) VI-Ikatan Akuntan Indonesia.

Sulistyanto, H. Sri, dan Pratana P. Midiastuti, 2004, “Seasoned Equity Offerings : Benarkah

Underperformance Pasca Penawaran”. Working Paper.

Sunariyah, 2000 “Pengantar Pasar Modal”. Edisi kedua, Jakarta.

Tanjung, Edu Sory Muda, 2003, “Analisis Pengaruh Nilai Tukar dan Tingkat Suku Bunga Terhadap Harga Saham Perusahaan – Perusahaan Yang Tergabung Dalam Indeks LQ


Dokumen yang terkait

Analisis Pengaruh Risiko Sistematis, Nilai Tukar, Dan Suku Bunga Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan Di BEI

18 168 122

Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia

0 42 84

ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN TINGKAT SUKU BUNGA, INFLASI DAN NILAI TUKAR TERHADAP INDEKS HARGA Analisis Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga, Inflasi Dan Nilai Tukar Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan.

0 5 11

ANALISIS PENGARUH PERUBAHAN TINGKAT SUKU BUNGA, INFLASI DAN NILAI TUKAR TERHADAP INDEKS HARGA Analisis Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga, Inflasi Dan Nilai Tukar Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan.

0 5 11

PENDAHULUAN Analisis Pengaruh Perubahan Tingkat Suku Bunga, Inflasi Dan Nilai Tukar Terhadap Indeks Harga Saham Gabungan.

0 4 8

TINGKAT INFLASI , SUKU BUNGA ,NILAI TUKAR ,DAN BETA SAHAM TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN PERBANKAN DI BEI.

0 3 17

ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA, INFLASI, DAN NILAI TUKAR TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN JASA Analisis Pengaruh Suku Bunga, Inflasi, Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Jasa Perhotelan Dan Pariwisata Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indon

0 2 15

ANALISIS PENGARUH SUKU BUNGA, INFLASI, DAN NILAI TUKAR TERHADAP HARGA SAHAM PADA PERUSAHAAN JASA Analisis Pengaruh Suku Bunga, Inflasi, Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Pada Perusahaan Jasa Perhotelan Dan Pariwisata Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indo

1 3 18

ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP HARGA SAHAM ANALISIS PENGARUH INFLASI, NILAI TUKAR, DAN TINGKAT SUKU BUNGA TERHADAP HARGA SAHAM PERBANKAN.

0 1 8

ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, INFLASI, DAN NILAI TUKAR TERHADAP HARGA SAHAM PT. GUDANG GARAM Tbk. ANALISIS PENGARUH TINGKAT SUKU BUNGA, INFLASI, DAN NILAI TUKAR TERHADAP HARGA SAHAM PT. GUDANG GARAM Tbk. DI BURSA EFEK JAKARTA.

0 1 11