Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia

(1)

Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA PROGRAM S-1

FAKULTAS EKONOMI MEDAN

PENGARUH TINGKAT INFLASI, SUKU BUNGA,DAN NILAI

TUKAR TERHADAP HARGA SAHAM PERUSAHAAN

PERBANKAN YANG LISTING

DI BURSA EFEK INDONESIA

DRAFT SKRIPSI

OLEH:

DEVI SOFIANI TARIGAN 050502152

MANAJEMEN

Guna Memenuhi Salah Satu Syarat Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi

Universitas Sumatera Utara 2009


(2)

Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

ABSTRAK

Devi Sofiani (2009). Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga, dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan yang Listing di Bursa Efek Indonesia. Dibawah bimbingan Drs. Syahyunan, M.Si, Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si (Ketua Departemen Manajemen), Dr. Endang Sulistiarini, M.Si (Penguji I) dan Dr. Khaira Amalia, MBA, Ak (Penguji II).

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh tingkat inflasi, suku bunga, dan nilai tukar terhadap harga saham perusahaan perbankan yang listing di Bursa Efek Indonesia dari tahun 2003-2006.

Masalah yang dirumuskan dalam penelitian ini yaitu “Apakah tingkat inflasi, suku bunga, dan nilai tukar mempunyai pengaruh terhadap harga saham perusahaan perbankan yang listing di Bursa Efek Indonesia.”

Metode analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan regresi linear berganda. Pengujian hipotesis dilakukan dengan menggunakan uji statistik yaitu uji secara parsial (uji-t) dan uji serempak (uji-F), dengan tingkat signifikansi ( ) = 5%. Penganalisaan data menggunakan software

pengolahan data statistik yaitu SPSS 12.0 for Windows.

Hasil pengujian hipotesis secara parsial (uji-t) menunjukkan bahwa variabel suku bunga memiliki pengaruh yang signifikan terhadap harga saham, sedangkan variabel tingkat inflasi dan nilai tukar tidak berpengaruh signifikan terhadap harga saham. Hasil pengujian secara serempak (uji-F) menunjukkan bahwa tingkat inflasi, suku bunga, dan nilai tukar secara bersama-sama memiliki pengaruh yang positif dan signifikan terhadap harga saham. Koefisien determinasi (R2) dari hasil penelitian menunjukkan 18,7% variasi dari harga saham dijelaskan oleh ketiga variabel bebas. Sedangkan sisanya 81,3% dijelaskan oleh faktor-faktor lain di luar model. Hasil penelitian ini memenuhi keseluruhan uji asumsi klasik, yaitu uji normalitas, uji multikolinearitas, uji heterokedastisitas, dan uji autokorelasi. Hasil penelitian juga menunjukkan tidak ditemukan korelasi yang kuat antara variabel-variabel bebas. Kata Kunci : Tingkat Inflasi, Suku Bunga, Nilai Tukar, Harga Saham.


(3)

Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

KATA PENGANTAR

Puji dan Syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas segala kasih, berkat dan penyertaan-Nya sehingga penulis mampu menyelesaikan pembuatan skripsi ini sebagai salah satu syarat untuk memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Departemen Manajemen pada Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

Selama masa perkuliahan hingga penulisan skripsi ini, penulis telah banyak mendapat bimbingan, nasehat, dan dorongan dari berbagai pihak. Pada kesempatan ini, penulis ingin mengucapkan terima kasih yang sebsar-besarnya kepada :

1. Bapak Drs. Jhon Tafbu Ritonga, M.Ec selaku Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

2. Ibu Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, M.Si selaku Ketua Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

3. Ibu Dra. Nisrul Irawati, MBA selaku Sekretaris Departemen Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara.

4. Bapak Drs. Syahyunan, M.Si selaku Dosen Pembimbing yang telah banyak membimbing, megarahkan, dan memberikan saran kepada penulis.

5. Ibu Dr. Endang Sulistiarini, M.Si selaku Dosen Penguji I yang telah memberikan kritik dan saran untuk perbaikan skripsi ini.


(4)

Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

6. Ibu Dr. Khaira Amalia, MBA, Ak selaku Dosen Penguji II yang telah memberikan kritik dan saran untuk perbaikan skripsi ini.

7. Bapak Dr. Muslich Lufthi, MBA selaku Dosen Wali / Pembimbing Akademik. 8. Seluruh Dosen dan Pegawai Fakultas Ekonomi Universitas Sumatera Utara : Kak

Susi, Bang Jum, Kak Dani, Kak Fina dan yang lain untuk segala jasa-jasanya selama masa perkuliahan.

9. Kedua Orangtuaku yang tercinta D. Tarigan, (Alm)M. br Purba dan N. Br Sinuraya, yang senantiasa memberikan motivasi, kasih sayang, bantuan dana dan material, nasehat-nasehat yang sangat berharga serta doa yang selalu menyertai penulis.

10.Abang-abangku yang terkasih (Alm) David Roy Tarigan, Kamus Jupen Ginting dan Dwi Franata Tarigan untuk perhatian, kasih, bantuan dana dan doanya yang sangat berarti.

11.Bapak Gembala Sidang, Pdt. Aswin Perangin-angin, SH, MA, Nora Pdt. Perangin-angin dan seluruh Jemaat GIKI Medan yang selalu mendukung, membantu dan mendoakan saya selama masa perkuliahan dan penyelesaian skripsi ini.

12.Sahabat-sahabat terbaikku, Sarah, Suri, Winda (The Beleners), Kak Elli, Kak Erika dan Bang Nius di Jogja yang selalu mendampingi dan mendoakanku.

13.Teman-teman di Manajemen 2005 : Tashia, Putri Rene, Fika, Aep, Wira, Umar, Anka, Arda, Ahyar, Sagon, Tova, Ayen, Riris, Ester, Martin, Togu, Ninda, Ica,


(5)

Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

Nisha dan semuanya. Kakak-kakak senior : Bang Eduward (Takeda), Bang Kalam, Bang Gea, Kak Erika. Terimaskasih buat persahabatan dan bantuannya selama masa perkuliahan.

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan skripsi ini. Penulis berharap semoga skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi kita semua.

Medan, 2009 Penulis


(6)

Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK... i

KATA PENGANTAR... ii

DAFTAR ISI……….. v

DAFTAR TABEL... vii

DAFTAR GAMBAR... viii

BAB I. PENDAHULUAN……… 1

A. Latar Belakang………... 1

B. Perumusan Masalah………... 5

C. Kerangka Konseptual……….... 6

D. Hipotesis ………... 7

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian……… .... 8

1. Tujuan Penelitian……….. 8

2. Manfaat Penelitian………. 8

F. Metode Penelitian………. 9

1. Batasan Operasional……….. 9

2. Definisi Operasional Variabel……….. 9

3. Populasi dan Sampel………. 12

4. Tempat dan Waktu Penelitian………... 14

5. Jenis dan Sumber Data……….. 14


(7)

Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

7. Metode Analisis Data……… 14

BAB II. URAIAN TEORITIS……….. 22

A. Penelitian Terdahulu……… 22

B. Tingkat Inflasi ... 23

C. Suku Bunga ……… 26

D. Nilai Tukar...………... 27

E. Harga Saham... 29

BAB III. GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN... 33

A. Bursa Efek Indonesia... 33

B. Profil Perusahaan Perbankan... 34

1. PT. Bank Artha Niaga Kencana, Tbk... 34

2. PT. Bank Bumiputera Indonesia, Tbk... 34

3. PT. Bank UOB Buana, Tbk…... 35

4. PT. Bank Nusantara Parahyangan, Tbk………..……... 36

5. PT. Bank Ekesekutif International, Tbk……… 36

6. PT. Bank Permata, Tbk...………... 37

7. PT. Bank Kesawan, Tbk………...……. 38

8. PT. Bank Swadesi, Tbk……….…………. 39

9. PT. Bank Artha Graha Internasional, Tbk………. 39

10. PT. Bank Lippo, Tbk………..………... 40

11. PT. Bank Mayapada, Tbk……...………….… 40

12. PT. Bank NISP, Tbk... 41

BAB IV. ANALISIS DAN PEMBAHASAN………. 42

A. Analisis Deskriptif……….. 42

B. Regresi Linear Berganda………. 50

C. Pengujian Asumsi Klasik……… 51

D. Pengujian Hipotesis………. 58


(8)

Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

BAB V. KESIMPULAN DAN SARAN………... 64

A. Kesimpulan………. 64

B. Saran……… 65

DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN

DAFAR TABEL

Tabel Judul Halaman 1.1 Indikator Makro Ekonomi………... 4

1.2 Harga Saham Perusahaan Perbankan ………. 5

1.3 Jumalah Perusahaan (Bank) yang Memenuhi Kriteria……… 13

1.4 Nama-nama Sampel Perusahaan... 13

1.5 Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi... 18

4.1 Inflasi Pada Perusahaan Perbankan Yang Listing di BEI... 42

4.2 Suku Bunga Pada Perusahaan Perbankan Yang Listing di BEI... 44

4.3 Nilai Tukar Pada Perusahaan Perbankan Yang Listing di BEI... 46

4.4 Harga Sahan Perusahaan Perbankan Yang Listing di BEI... 48

4.5 Hasil Estimasi Regresi... 50

4.6 One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test... 54

4.7 Collinearity Statistics……….. 55

4.8 Model Summary (b) Durbin-Watson……….. 55


(9)

Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

4.10 Coefficient (a) Uji-t……… 59

4.11 Anova (Uji-F)………. 62

DAFTAR GAMBAR

Gambar Judul Halaman 1.1 Kerangka Konseptual... 7

4.1 Histogram Dependent Variable (Harga Saham)... 52

4.2 Normal P-Plot... 53


(10)

Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Tujuan yang akan dicapai dalam kegiatan investasi adalah untuk memperoleh keuntungan. Investasi merupakan salah satu pokok pembangunan ekonomi. Tidak ada satu negarapun di dunia ini yang pertumbuhan ekonominya terlepas dari peranan investasi. Menurut Komaruddin dalam Anoraga (1995:47) memberikan pengertian investasi dalam 3 arti, yaitu : 1) suatu tindakan untuk membeli saham, obligasi atau

surat penyerahan lainnya, 2) suatu tindakan membeli barang-barang modal, 3) pemanfaatan dana yang tersedia untuk produksi dengan pendapatan dimasa yang

akan datang.

Hampir semua investasi mengandung unsur ketidakpastian atau resiko. Demikian juga halnya investasi dalam bentuk saham yang mana tergolong beresiko tinggi. Salah satu investasi saham yang beresiko tinggi adalah investasi pada perusahaan perbankan. Perusahaan perbankan adalah pelaku pasar valas yang terbesar dan paling aktif sehingga mempunyai karakter tersendiri dan memiliki ciri industri


(11)

Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

yang riskan sehingga menjadi industri yang over regulated yang kadang tidak relevan dibandingkan dengan perusahaan sektor lain (Jacob dan Harahap, 2004:149).

Investor sering dihadapkan pada peluang untuk mendapatkan return yang lebih besar dalam waktu yang singkat. Return yang tinggi mencerminkan harga saham sebuah perusahaan, sedangkan harga saham merupakan nilai sebuah perusahaan dihadapan para pembelinya.

Banyak faktor yang mempengaruhi tingkat pengembalian yang di harapakan sebuah perusahaan yang nantinya akan menentukan harga saham yang dimiliki oleh perusahaan tersebut, yaitu terbagi dalam faktor fundamental dan faktor ekonomi. Faktor fundamental yaitu faktor-faktor yang berasal dari dalam perusahaan. Sedangkan faktor ekonomi yaitu faktor-faktor yang berasal dari luar perusahaan, misalnya tingkat suku bunga, tingkat inflasi, perubahan nilai kurs dan lain-lain.

Tingkat suku bunga mempengaruhi harga saham, hal ini disebabkan karena seorang investor dalam memilih alternatif investasi akan cenderung memilih investasi yang menguntungkan. Jika tingkat suku bunga lebih tinggi dari pada harga saham maka akan lebih menguntungkan memilih investasi yang bebas resiko seperti deposito, obligasi daripada investasi yang penuh resiko seperti saham dan sebaliknya. Ketika tingkat suku bunga tinggi maka harga saham akan cenderung mengalami perubahan atau rendah. Naik turunnya harga saham sebuah perusahaan sesuai dengan permintaan investor. Semakin tinggi permintaan terhadap saham semakin tinggi pula harga saham.


(12)

Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

Tingkat inflasi menunjukkan adanya kenaikan tingkat harga umum, dimana nilai uang sebagai refleksi tingkat harga umum tidak stabil. Dengan adanya inflasi, kemampuan daya beli masyarakat rendah, pemerintah menaikkan tingkat suku bunga agar masyarakat menabung dengan tujuan untuk menstabilkan kondisi ekonomi.

Perubahan nilai kurs timbul apabila terdapat perubahan kurs antara tanggal transaksi dan tanggal penyelesaian pos moneter yang timbul dari transaksi dalam mata uang asing. Tingkat keuntungan yang diharapkan dengan adanya investasi akan menurun dengan cepat jika nilai kurs berubah tajam, sehingga bagi para pelaku ekonomi semakin rendah tingkat perubahan nilai kurs adalah semakin baik.

Keadaan perekonomian Indonesia dilihat dari tingkat inflasi, suku bunga dan nilai tukar dapat menjadi bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investor atas penempatan dananya pada usaha sektor perbankan. Seperti halnya krisis ekonomi yang terjadi pada pertengahan tahun 1997 mengakibatkan kinerja keuangan perusahaan perbankan menurun tajam bahkan diantaranya menderita kerugian. Tingginya inflasi dan suku bunga akan menyebabkan beban operasional perusahaan akan semakin berat serta akan mempengaruhi kinerja keuangan badan usaha yang mana akhirnya akan berdampak pada pasar modal.

Kondisi perekonomian Indonesia setelah krisis dalam perkembangan empat tahun terakhir, yaitu tahun 2003 sampai dengan tahun 2006 mulai mengalami peningkatan dari tahun-tahun sebelumnya. Namun demikian, dari data tersebut


(13)

Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

menunjukkan indikator makro ekonomi antara tahun 2003 sampai 2006 masih cenderung melemah. Hal ini dapat ditunjukkan pada Tabel 1.1 sebagai berikut :

Tabel 1.1

Indikator Makro Ekonomi Indonesia

No Indikator

Tahun

2003 2004 2005 2006

1 Inflasi 6,79% 6,06% 10,40% 13,33%

2 Suku Bunga

(SBI Rate 1 bln) 10,17% 7,40% 8,95% 12,03%

3 Nilai Tukar

(IDR/USD) Rp. 5.908,10 Rp. 6.036,85 Rp. 7.783,22 Rp. 7,277,11

Sumber : Laporan Statistik Ekonomi Keuangan Indonesia, Bank Indonesia (2003-2006)

Perkembangan tingkat inflasi tahun 2003-2006 masih cenderung rendah karena tingkat harga yang terus meningkat. Hal ini memberikan dampak kepada para investor karena jika tingkat inflasi tetap meningkat, akan mempengaruhi kinerja keuangan badan usaha (Lihat Tabel 1.1).

Variabel suku bunga Sertifikat Bank Indonesia (SBI Rate) tahun 2003-2006 cenderung menurun sehingga kesempatan investasi yang lebih menarik adalah investasi pada saham dibandingkan investasi pada tabungan atau deposito. Selain itu, dengan adanya penurunan tingkat suku bunga berarti biaya modal berupa bunga hutang yang ditanggung perusahaan tidak besar.


(14)

Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

Nilai tukar Rupiah terhadap Dollar Amerika tahun 2003-2006 mengalami penurunan yang nantinya perlahan-lahan dapat meningkatkan suku bunga sehingga akan semakin memberatkan para investor.

Pertumbuhan elemen-elemen ekonomi makro tersebut diatas memberikan dampak yang berbeda-beda pada harga saham perusahaan perbankan. Beberapa emiten mengalami kenaikan harga saham yang signifikan, beberapa mengalami fluktuasi, dan bahkan terdapat emiten yang justru mengalami penurunan harga saham selama dua tahun terakhir. Hal ini dapat di tunjukkan pada Tabel 1.2 sebagai berikut :

Tabel 1.2

Harga Saham Perusahaan Perbankan (dalam rupiah)

No Nama Emiten Kode T A H U N Keterangan

2003 2004 2005 2006

1 PT. Bank Bumiputera

Indonesia, Tbk

BABP 160 170 120 90 Turun

2 PT. Bank Eksekutif

International, Tbk

BEKS 95 145 75 65 Turun

3 PT. Bank Lippo, Tbk LPBN 450 700 1.480 1.610 Naik

4 PT. Bank Mayapada,

Tbk

MAYA 135 200 120 530 Fluktuasi

5 PT. Bank NISP, Tbk NISP 365 775 770 850 Naik

Sumber : Indonesian Capital Market Directory, 2003-2006 (data diolah,2009)

Berdasarkan permasalahan ini, penulis terdorong untuk melakukan penelitian tentang ”Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga, dan Nilai Tukar Terhadap

Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia”

B. Perumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang permasalahan yang telah dikemukakan sebelumnya, maka dirumuskan masalah sebagai berikut : “Apakah tingkat inflasi,


(15)

Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

suku bunga, dan nilai tukar mempunyai pengaruh terhadap harga saham perusahaan perbankan yang listing di Bursa Efek Indonesia.”

C. Kerangka Konseptual

Menurut Manurung dan Rahardja (2004:96), ada beberapa faktor yang dapat menentukan harga saham sebuah perusahaan. Salah satu diantaranya adalah faktor-faktor ekonomi. Faktor-faktor-faktor ekonomi yang paling diperhatikan dalam penentuan harga saham adalah perkembangan tingkat bunga dan nilai tukar.

Perkembangan tingkat bunga dapat berpengaruh dan saling mempengaruhi dengan aktivitas perekonomian dan prefrensi masyarakat untuk membeli saham, obligasi atau menyimpan uang mereka dalam bentuk deposito saja. Jika dianggap tingkat inflasi akan rendah, maka diperkirakan bank sentral tidak menaikkan tingkat bunga nominal dan hal itu dapat membuat harga saham stabil atau meningkat.

Menurut Halim dalam Zubaidah (2003) harga saham di pengaruhi oleh beberapa resiko, yakni : 1) resiko tingkat bunga, merupakan resiko yang timbul akibat perubahan tingkat bunga yang berlaku di pasar. Biasanya resiko ini berjalan berlawanan dengan harga-harga instrumen pasar modal, 2) resiko daya beli, merupakan resiko yang timbul akibat pengaruh perubahan tingkat inflasi, dimana


(16)

Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

perubahan ini akan menyebabkan berkurangnya daya beli yang diinvestasikan maupun bunga yang diperoleh dari investasi. Sehingga menyebabkan nilai riil pendapatan akan lebih kecil, 3) resiko mata uang, merupakan resiko yang timbul akibat pengaruh perubahan nilai tukar mata uang domestic (misalnya rupiah) dengan mata uang negara lain (misalnya dollar Amerika).

Kesimpulan yang diperoleh dari keterangan yang telah ada sebelumnya bahwa tingkat inflasi, suku bunga dan nilai tukar mempunyai peran yang strategis bagi suatu perusahaan khususnya perusahaan yang dalam aktivitas produksi dan operasinya banyak memanfaatkan mata uang asing contohnya perusahaan sektor perbankan. Perilaku keputusan investasi dari seorang investor dalam suatu pasar modal akan tercermin dari pergerakan harga saham perusahaan pada pasar modal.

Kerangka konseptual yang menjadi dasar penelitian ini adalah sebagai berikut:

Gambar 1.1 : Kerangka Konseptual

Sumber : Manurung dan Rahardja (2004:96), diolah penulis

D. Hipotesis

Harga Saham

Nilai Tukar Suku Bunga Tingkat Inflasi


(17)

Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

Berdasarkan rumusan masalah dan kerangka konseptual yang telah diuraikan sebelumnya , maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut : Tingkat inflasi, suku bunga, dan nilai tukar berpengaruh terhadap harga saham perusahaan perbankan yang listing di Bursa Efek Indonesia.

E. Tujuan dan Manfaat Penelitian

1. Tujuan Penelitian

Tujuan dilakukannya penelitian ini adalah : Untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh tingkat inflasi, suku bunga, dan nilai tukar baik secara simultan maupun parsial terhadap harga saham perusahaan perbankan yang listing di Bursa Efek Indonesia.

2. Manfaat Penelitian

Manfaat dilakukannya penelitian ini adalah :

a. Bagi Emiten, dapat dijadikan sebagai salah satu rekomendasi dan bahan pertimbangan dalam pengambilan keputusan investasi pada saham perusahaan sektor perbankan di Bursa Efek Indonesia.

b. Bagi Pengembangan Ilmu Pengetahuan, diharapkan dapat memberikan kejelasan dari teori-teori mengenai tingkat inflasi, suku bunga dan nilai tukar dengan mengetahui seberapa besar kontribusi masing-masing variabel tersebut


(18)

Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

mampu menjelaskan variansi harga saham pada perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia.

c. Bagi Para Peneliti Lanjutan, hasil penelitian diharapkan dapat digunakan sebagai referensi untuk penelitian lanjutan pada ruang lingkup dan kajian yang lebih luas.

d. Bagi Penulis, dapat menambah wawasan dan pengetahuan dalam bidang keuangan terutama mengenai harga saham perusahaan perbankan.

F. Metode Penelitian

1. Batasan Operasional

Batasan operasional dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Variabel yang digunakan dalam penelitian ini terdiri dari 2 bagian, yaitu : 1. Variabel bebas (independent variable) mencakup : tingkat inflasi, suku

bunga, dan nilai tukar.

2. Variabel terikat (dependent variable), yaitu harga saham perusahaan perbankan di Bursa Efek Indonesia.

b. Perusahaan yang menjadi sampel penelitian adalah perusahaan perbankan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia selama periode 2003 sampai dengan 2006

c. Data yang digunakan adalah data laporan keuangan dan harga saham perusahaan periode 2003 sampai dengan 2006, data Indeks Finance tahun


(19)

Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

2003 sampai dengan 2006, serta data tingkat inflasi, suku bunga dan nilai tukar pada tahun 2003 sampai dengan 2006.

2. Definisi Operasional Variabel

Definisi operasional variabel yang digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :

a. Variabel Bebas (independent variable)

1. Inflasi (X1) adalah kecendrungan terjadinya peningkatan harga produk secara

keseluruhan (Tandelilin, 2001:212). Data inflasi yang dipergunakan dalam penelitian ini adalah data per kwartal yang kemudian dirata-ratakan menjadi data tahunan dengan menggunakan rumus (Utami dan Rahayu, 2003) :

∑ Inflasi per kwartal

Rata-rata Inflasi tahunan =

4

Jika inflasi suatu negara meningkat relatif dibandingkan negara-negara rekanan dagangnya, maka neraca berjalan negara tersebut akan menurun, jika faktor lain tidak berubah.

Inflasi menyebabkan terjadinya kenaikan suku bunga bank yang pada akhirnya juga menyebabkan hutang bank pada pihak ketiga berupa beban bunga meningkat. Oleh karena itu, rata-rata inflasi tahunan ini akan dikalikan dengan beban bunga (interest expense) masing-masing bank.


(20)

Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

2. Suku bunga (X2), yaitu berupa suku bunga riil yang dihitung dari perubahan

perubahan suku bunga SBI jangka waktu 1 bulan yang telah disesuaikan dengan tingkat inflasi yang di hitung dengan rumus (Utami dan Rahayu, 2003) :

∑ Suku Bunga bulanan

Rata-rata Suku Bunga tahunan =

12

Rata-rata suku bunga tahunan ini akan dikalikan dengan piutang usaha bank, yang di sebut Loans (pinjaman pada pihak ketiga) pada laporan keuangan masing-masing bank.

3. Nilai Tukar (X3) merupakan harga mata uang suatu negara yang dinyatakan

dalam mata uang negara lainnya (Madura dalam Utami dan Rahayu (2003). Nilai tukar sebenarnya merupakan semacam harga di dalam pertukaran tersebut. Demikian pula pertukaran dua mata uang yang berbeda, maka akan terdapat perbandingan nilai/harga antara dua mata uang tersebut. Dalam hal ini nilai tukar diukur dari perubahan nilai tukar Rupiah terhadap mata uang US Dollar setelah disesuaikan dengan tingkat inflasi. Dihitung menggunakan rumus (Utami dan Rahayu, 2003) :

∑ Nilai tukar bulanan

Rata-rata Nilai Tukar tahunan =


(21)

Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

Fluktuasi nilai tukar berpengaruh terhadap pendapatan (beban) operasional bank sebagai hasil dari keuntungan (kerugian) transaksi valuta asing/derivatif. Oleh sebab itu, rata-rata nilai tukar ini akan dikaitkan dengan other operating

revenue dengan cara membagikan other operating revenue dengan rata-rata

nilai tukar tahunan pada laporan keuangan masing-masing bank. b. Variabel Terikat (dependent variable)

Variabel terikat yang digunakan adalah harga saham masing-masing perusahaan. Harga Saham dihitung dari harga saham penutupan (closing price) pada setiap akhir hari transaksi yang dikalkulasikan menjadi rata-rata harga bulanan hingga rata-rata harga tahunan, dengan menggunakan rumus (Utami dan Rahayu,2003) :

∑ Harga saham harian

Rata-rata Harga Saham bulanan =

∑ hari transaksi

∑ Rata-rata Harga saham bulanan

Rata-rata Harga Saham tahunan =

12

3. Populasi dan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah perusahaan perbankan yang terdaftar (listing) di Bursa Efek Indonesia selama periode 2003 sampai dengan 2006, yang berjumlah 28 emiten. Pengambilan sampel menggunakan pendekatan Non


(22)

Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

Probability Sampling, yaitu dengan metode “Purposive Sampling”. Purposive Sampling adalah teknik penentuan sampel dengan menggunakan kriteria

(pertimbangan) tertentu (Sugiyono, 2005 : 78).

Kriteria penarikan sampel dalam penelitian ini adalah :

a. Emiten yang sahamnya aktif diperdagangkan di Bursa Efek Indonesia dan tidak pernah di-suspend (diberhentikan sementara) selama periode tahun 2003 sampai dengan 2006.

b. Emiten yang mempublikasikan laporan keuangan dan nilai harga saham per tahun selama periode tahun 2003 sampai dengan 2006.

Jumlah perusahaan (bank) yang memenuhi syarat dari kriteria-kriteria yang di gunakan penulis dapat dilihat pada Tabel 1.3 berikut ini :

Tabel 1.3

Jumlah Perusahaan (Bank) yang Memenuhi Kriteria-kriteria

(dalam unit)

No. Keterangan Jumlah Bank

1 Populasi 28

2 Emiten yang tidak pernah di-suspend (diberhentikan sementara) periode tahun 2003-2006

21 3 Emiten yang mempublikasikan laporan keuangan dan

nilai harga saham per tahun selama periode tahun 2003-2006

12

4 Emiten yang memenuhi seluruh kriteria 12 Sumber :


(23)

Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

Dengan demikian sampel penelitian yang diperoleh berjumlah 12 perusahaan (bank). Adapun 12 bank tersebut dapat dilihat pada Tabel 1.4 berikut ini :

Tabel 1.4

Nama-nama Sampel Perusahaan

NO KODE NAMA EMITEN TANGGAL LISTING

1 ANKB PT. Bank Artha Niaga Kencana, Tbk 02 November 2000 2 BABP PT. Bank Bumiputera Indonesia, Tbk 15 Juli 2002

3 BBIA PT. Bank UOB Buana, Tbk 28 Juli 2000

4 BBNP PT. Bank Nusantara Parahyangan, Tbk 10 Januari 2001 5 BEKS PT. Bank Eksekutif International, Tbk 13 Juli 2001

6 BNLI PT. Bank Permata, Tbk 15 Januari 1990

7 BKSW PT. Bank Kesawan, Tbk 21 November 2002

8 BSWD PT. Bank Swadesi, Tbk 01 Mei 2002

9 INPC PT. Bank Artha Graha Internasional, Tbk 23 Agustus 1990

10 LPBN PT. Bank Lippo, Tbk 10 November 1989

11 MAYA PT. Bank Mayapada, Tbk 29 Agustus 1997

12 NISP PT. Bank NISP, Tbk 20 Oktober 1994

Sumber :

4. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan di Bursa Efek Indonesia dan Bank Indonesia lewat internet dengan menggunakan situs dilakukan sejak bulan September 2008 sampai dengan Maret 2009.

5. Jenis dan Sumber Data

Jenis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder kuantitatif yang berasal dari hasil publikasi Bursa Efek Indonesia tentang data emiten yang di peroleh dari tahun 2003 sampai dengan 2006, laporan bulanan Bank


(24)

Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

Indonesia, buku-buku referensi, majalah, internet, dan literatur ilmiah lainnya yang berkaitan dengan topik bahasan penelitian.

6 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan melalui studi dokumentasi dengan mengumpulkan data pendukung literatur, jurnal, dan buku-buku referensi untuk mendapatkan gambaran masalah yang diteliti serta mengumpulkan data sekunder yang relevan dari laporan yang dipublikasikan oleh Bank Indonesia dan Bursa Efek Indonesia.

7. Metode Analisis Data

Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif dan metode analisis statistik, sebagai berikut :

a. Metode Analisis Deskriptif

Metode analisis deskriptif adalah suatu metode analisis dimana data-data yang telah dikumpulkan dan digolongkan/dikelompokkan kemudian dianalisis dan diinterprestasikan secara objektif.

b. Regresi Linear Berganda

Regresi linear berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh antara variabel bebas dengan variabel terikat, yaitu: tingkat inflasi, suku bunga dan


(25)

Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

nilai tukar terhadap harga saham perusahaan perbankan yang listing di BEI. Model regresi yang digunakan adalah :

Yi,t = a + b1X1 + b2X2 + b3X3 + e

Keterangan :

Yi,t = Harga Saham perusahaan i pada tahun t

a = Konstanta

b1,b2, b3 = Koefisien regresi untuk masing-masing variabel independen

X1 = Inflasi

X2 = Suku Bunga

X3 = Nilai Tukar

e = Standard error

c. Pengujian Asumsi Klasik

Model Regresi Berganda yang diterangkan sebelumnya harus memenuhi syarat asumsi klasik yang meliputi :

1. Uji Normalitas

Uji normalitas dilakukan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi, variabel independen dan dependen atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model yang paling baik adalah distribusi data normal atau


(26)

Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

mendekati normal. Normalitas data dapat dideteksi dengan melihat bentuk kurva histogram dengan kemiringan seimbang ke kiri dan ke kanan dan berbentuk seperti lonceng atau dengan melihat titik-titik data yang menyebar di sekitar garis diagonal dan searah mengikuti garis diagonal dari gambar Normal P-Plot (Nugroho, 2005:23). Uji ini juga dilakukan melalui analisis Kolmogorov-Smirnov. Hipotesisnya sebagai berikut :

Ho : data residua l berdistribusi normal

H1 : data residua l tidak berdistribusi normal

Dengan menggunakan tingkat signifikan ( ) 5%. Jika nilai Asymp.Sig (2-tailed) > taraf nyata ( ), maka Ho diterima artinya data residual berdistribusi normal. Sebaliknya jika nilai Asymp.Sig (2-tailed) < taraf nyata ( ), maka H1 diterima artinya data residual tidak berdistribusi normal.

2. Uji Multikolinearitas

Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel independen. Jika terjadi korelasi, maka dikatakan terdapat masalah multikolinearitas. Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi antar variabel independen. Pengujian terhadap ada tidaknya multikolinearitas dilakukan dengan metode VIF ( Variance Inflation Facto ) dengan ketentuan :


(27)

Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

a. Bila VIF > 5 terdapat masalah multikolinearitas, b. Bila VIF < 5 tidak terdapat masalah multikolinearitas

3. Uji Autokorelasi

Uji ini digunakan untuk menguji apakah dalam sebuah model regresi linear ada korelasi antara kesalahan pengganggu pada periode t dan kesalahan pengganggu pada periode t-1 (periode sebelumnya). Model regresi yang baik adalah regresi yang bebas dari autokorelasi. Gejala autokorelasi dideteksi dengan menggunakan Durbin-Watson test.

Menurut Situmorang, dkk. (2008:86) menjelaskan bahwa autokorelasi tidak terjadi bila DW terletak antara du dan (4-du) dimana (du<DW<4-du). Kriteria pengambilan keputusan uji autokorelasi di tunjukkan pada Tabel 1.5 sebagai berikut .

Tabel 1.5

Kriteria Pengambilan Keputusan Uji Autokorelasi

Hipotesis Nol Jika Keputusan

Tidak ada auto korelasi positif 0 < DW < dL Ditolak

Tidak ada auto korelasi positif dL ≤ DW ≤ dU No Decision

Tidak ada auto korelasi positif 4-dL < DW < 4 Ditolak

Tidak ada auto korelasi positif 4-dU ≤ DW ≤ 4-dL No Decision


(28)

Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

atau negatif

Keterangan :

dL = Batas Bawah dU = Batas Atas

4. Uji Heterokedastisitas

Asumsi heterokedastisitas adalah asumsi dalam regresi dimana varians dari residual tidak sama untuk satu pengamatan ke pengamatan yang lain. Jika varians dari residual dari suatu pengamatan ke pengamatan yang lain tetap, maka disebut homokedastisitas, dan jika berbeda disebut heterokedastisitas. Salah satu uji untuk mengetahui heterokedastisitas ini adalah dengan melihat penyebaran dari varians residual pada diagram pencar (scatterplot). Menurut Nugroho (2005:63) analisis pada gambar Scatterplot yang menyatakan model regresi linear berganda tidak terdapat heterokedastisitas jika :

a. Titik-titik data menyebar di atas dan di bawah atau di sekitar angka 0. b. Titik-titik data tidak mengumpul hanya di atas atau di bawah saja. c. Penyebaran titik-titik data tidak boleh membentuk pola bergelombang

melebar kemudian menyempit dan melebar kembali. d. Penyebaran titik-titik data tidak sebaiknya tidak berpola.


(29)

Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

Uji ini juga dapat dilakukan melalui uji Glesjer, yaitu dengan meregres nilai absolut residual terhadap variabel independen. Apabila signifikansi > dari taraf nyata 5%, maka dianggap tidak terjadi masalah heterokedastisitas, dan begitu pula sebaliknya.

d. Pengujian Hipotesis

Model regresi yang sudah memenuhi asumsi-asumsi klasik tersebut akan digunakan untuk menganalisis, melalui pengujian hipotesis sebagai berikut :

1. Uji Global ( Uji-F )

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah semua variabel bebas secara global mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Bentuk pengujiannya adalah :

Ho : b1, b2, b3 = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara

bersamaan dari tingkat inflasi, suku bunga dan nilai tukar terhadap harga saham.

H1 : b1, b2, b3 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara bersamaan

dari tingkat inflasi, suku bunga dan nilai tukar terhadap harga saham.

Dengan menggunakan tingkat signifikan ( ) 5%, jika nilai sig. F > 0,05 maka Hoditerima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan secara bersamaan dari

variabel bebas terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika nilai sig. F < 0,05 maka H1 diterima, artinya ada pengaruh yang signifikan secara bersamaan dari


(30)

Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

Pengambilan keputusan juga dapat dilakukan dengan membandingkan nilai

Fhitung dan Ftabel. Dimana kriterianya, yaitu :

1. Ho diterima jika Fhitung≤ Ftabel pada = 5%

2. H1 diterima jika Fhitung > Ftabel pada = 5%

2. Uji Signifikansi Parsial (Uji – t)

Pengujian ini dilakukan untuk mengetahui apakah setiap variabel bebas secara parsial mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap variabel terikat. Bentuk pengujiannya adalah :

Ho : b1, b2, b3 = 0, artinya tidak terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial antara variabel bebas terhadap variabel terikat.

H1 : b1, b2, b3 ≠ 0, artinya terdapat pengaruh yang signifikan secara parsial

antara variabel bebas terhadap variabel terikat.

Dengan menggunakan tingkat signifikansi ( ) 5%, jika nilai sig. t > 0,05 Ho diterima, artinya tidak ada pengaruh yang signifikan variabel bebas

terhadap variabel terikat. Sebaliknya jika sig. t < 0,05 H1diterima, artinya ada

pengaruh yang signifikan variabel bebas terhadap variabel terikat. Nilai thitung

juga dapat dibandingkan dengan nilai ttabel. Kriteria pengambilan

keputusannya, yaitu :

1. Ho diterima jika thitung < ttabel pada = 5%


(31)

Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

e. Koefisien Determinasi (R²)

Koefisien determinasi digunakan untuk mengukur proporsi dari variasi yang dapat dijelaskan oleh variabel bebas. Pengukuran besarnya persentase kebenaran dari uji regresi dapat dilihat melalui nilai koefisien determinasi multiple R². Semakin tinggi R² (mendekati satu), maka semakin baik regresi tersebut. Namun, apabila semakin mendekati nol maka variabel bebas secara keseluruhan tidak bisa menjelaskan variabel terikat.

BAB II

URAIAN TEORITIS


(32)

Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

Utami dan Rahayu (2003) melakukan penelitian mengenai “Peranan Profitabilitas, Suku Bunga, Inflasi dan Nilai Tukar Dalam Mempengaruhi Pasar Modal Indonesia Selama Krisis Ekonomi” ini menemukan bahwa perubahan profitabilitas, suku bunga, inflasi dan nilai tukar mempunyai pengaruh yang signifikan terhadap perubahan harga saham badan usaha selama periode krisis ekonomi tahun 1997 dan secara parsial hanya suku bungan dan nilai tukar yang mempunyai pengaruh secara signifikan terhadap harga saham selama periode krisis ekonomi tersebut.

Elisabeth (2007) juga melakukan penelitian terhadap perusahaan perbankan yang go public di Bursa Efek Indonesia (BEI), yang berjudul “Pengaruh Resiko Sistematis dan Makro Ekonomi Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan di Bursa Efek Indonesia (BEI)”, ditemukan bahwa resiko sistematis (beta/risk), GDP, inflasi, suku bunga dan nilai tukar mempunyai pengaruh terhadap return saham sebuah perusahaan yang nantinya juga akan mempengaruhi nilai perusahaan. Penelitian ini juga menyebutkan bahwa jika dilakukan pengamatan terhadap pergerakan harga saham, maka akan terlihat adanya pergerakan harga saham individual yang mengikuti pergerakan indeks pasar. Hal ini menunjukkan bahwa tingkat keuntungan suatu saham berkorelasi dengan perusahaan pasar.

Zubaidah (2003) juga melakukan penelitian terhadap beberapa perusahaan syariah yang terdaftar di Jakarta Islamic Index, yang berjudul ”Analisis Pengaruh Tingkat Inflasi, Perubahan Nilai Kurs Terhadap Beta Saham Syariah Pada Perusahaan


(33)

Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

Yang Terdaftar Di Jakarta Islamic Index”, ditemukan bahwa tingkat inflasi dan perubahan nilai kurs secara bersamaan berpengaruh secara tidak signifikan terhadap resiko (beta) saham yang memberi dampak kepada harga saham perusahaan. Sedangkan tingkat inflasi dan perubahan nilai kurs secara parsial berpengaruh secara tidak signifikan terhadap resiko (beta) perusahaan yang diteliti.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Jacob dan Harahap (2004) tentang “Hubungan Antara Indikator Mikro dan Makro Terhadap Nilai Buku dan Harga Pasar Saham Perusahaan” pada 11 perusahaan perbankan dengan menggunakan tahun penelitian 1999 sampai dengan tahun 2002, menemukan bahwa aspek makro yang diwakili oleh interest rate dan inflation rate tidak begitu berpengaruh signifikan pada nilai buku dan harga pasar saham perusahaan.

B. Tingkat Inflasi

Menurut Tandelilin (2001 : 212), inflasi adalah kecendrungan terjadinya peningkatan harga produk-produk secara keseluruhan. Tingkat inflasi yang tinggi biasanya dikaitkan dengan kondisi ekonomi yang terlalu panas (overheated). Artinya, kondisi ekonomi mengalami permintaan atas produk yang melebihi kapasitas penawaran produknya, sehingga harga-harga cenderung mengalami kenaikan. Akibat dari inflasi secara umum adalah menurunnya daya beli masyarakat karena secara riel tingkat pendapatannya juga menurun (Putong, 2002:254).


(34)

Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

1. Menurut Sifatnya, inflasi dibagi menjadi tiga kategori utama, yaitu :

a. Inflasi rendah (Creeping Inflation), yaitu inflasi yang besarnya kurang dari 10%

b. Inflasi menengah (Galloping Inflation) besarnya antara 10-30% per tahun. Inflasi ini biasanya ditandai oleh naiknya harga-harga secara cepat dan relatif besar. Angka inflasi pada kondisi ini biasanya disebut inflasi dua digit.

c. Inflasi berat (High Inflation), yaitu inflasi yang besarnya antara 30-100% per tahun. Dalam kondisi ini harga-harga secara umum naik dan berubah. d. Inflasi sangat tinggi (Hyper Inflation), yaitu inflasi yang ditandai oleh

naiknya harga secara drastis hingga mencapai empat digit (di atas 100%). Pada kondisi ini masyarakat tidak ingin lagi menyimpan uang, karena nilainya merosot sangat tajam, sehingga lebih baik ditukarkan dengan barang.

2. Inflasi terbagi atas dua jika dilihat dari penyebabnya, yaitu :

a. Demand Pull Inflation. Inflasi ini timbul karena adanya permintaan

keseluruhan yang tinggi di satu pihak. Di pihak lain, kondisi produksi telah mencapai kesempatan kerja penuh (full employment), akibatnya adalah sesuai dengan hukum permintaan, bila permintaan banyak sementara penawaran tetap, maka harga akan naik. Oleh karena itu, untuk


(35)

Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

mengatasinya diperlukan adanya pembukaan kapasitas produksi baru dengan penambahan tenaga kerja baru.

b. Cost Push Inflation. Inflasi ini disebabkan turunnya produksi karena

naiknya biaya produksi (naiknya biaya produksi dapat terjadi karena tidak efisiennya perusahaan, nilai kurs mata uang negara yang bersangkutan jatuh/menurun, kenaikan harga bahan baku industri, adanya tuntutan kenaikan upah dari serikat buruh yang kuat, dan sebagainya). Akibat naiknya biaya produksi, maka dua hal yang bisa dilakukan oleh produsen, yaitu : pertama, langsung menaikkan harga produknya dengan jumlah penawaran yang sama, atau harga produknya naik (karena tarik-menarik permintaan dan penawaran) karena penurunan jumlah produksi.

3. Inflasi dibagi menjadi dua jika dilihat dari asalnya,yaitu :

a. Inflasi yang berasal dari dalam negeri (domestic inflation) yang timbul karena terjadinya defisit dalam pembiayaan dan belanja negara yang terlihat pada anggaran dan belanja negara. Untuk mengatasinya biasanya pemerintah mencetak uang baru.

b. Inflasi yang berasal dari luar negeri. Karena negara-negara menjadi mitra dagang suatu negara mengalami inflasi yang tinggi, dapatlah diketahui bahwa harga-harga barang dan juga ongkos produksi relatif mahal, sehingga bila terpaksa negara lain harus mengimpor barang tersebut maka harga jualnya didalam negeri tentu saja bertambah mahal.


(36)

Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

C. Suku Bunga

Teori keuangan modern yang dikembangkan oleh Keynes yakni suku bunga ditentukan oleh permintaan dan penawaran uang. Bank sentral dan sistem perbankan adalah institusi yang akan menentukan besarnya penawaran uang pada suatu waktu tertentu. Sedangkan permintaan uang ditentukan oleh keinginan masyarakat untuk memegang uang. Bank sentral akan menyediakan uang sesuai yang dibutuhkan masyarakat dan oleh sebab itu besar tidaknya tergantung pada suku bunga. Sebaliknya suku bunga sangat mempengaruhi permintaan uang. Kalau suku bunga dan tingkat pengembalian modal rendah, masyarakat lebih suka memegang uang dari pada menginvestasikannya. Oleh sebab itu semakin rendah suku bunga, semakin besar jumlah uang yang diminta (dipegang atau disimpan) oleh masyarakat.

Manurung dan Nugroho dalam Elisabeth (2007) berpendapat bahwa tingkat suku bunga merupakan sebuah tingkat pengembalian aset yang mempunyai resiko mendekati nol. Umumnya tingkat bunga ini mempunyai hubungan negatif dengan bursa saham. Bila pemerintah mengumumkan tingkat bunga akan naik, maka investor akan menjual sahamnya dan menggantinya dengan instrumen berpendapatan tetap (fixed income securities) yang memberikan tingkat bunga yang tinggi. Menurut Tandelilin (2001:213), tingkat suku bunga yang terlalu tinggi akan mempengaruhi nilai sekarang (present value) aliran kas perusahaan. Sehingga kesempatan-kesempatan investasi yang ada tidak akan menarik lagi. Tingkat bunga yang tinggi juga akan meningkatkan biaya modal yang harus ditanggung perusahaan.


(37)

Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

Disamping itu, tingkat bunga yang tinggi juga akan menyebabkan return yang disyaratkan investor dari suatu investasi akan meningkat.

D. Nilai Tukar

Nilai tukar merupakan harga mata uang suatu negara yang dinyatakan dalam mata uang negara lainnya (Madura dalam Utami dan Rahayu (2003). Mata uang tiap negara dinilai dalam kaitannya dengan mata uang lain melalui kurs mata uang, sehingga mata uang dapat ditukar untuk memfasilitasi transaksi internasional. Nilai dari sebagian besar mata uang dapat berfluktuasi sepanjang waktu karena kekurangan pasar dan pemerintah. Perusahaan cenderung lebih suka melakukan investasi di negara yang mata uangnya diperkirakan akan menguat dibandingkan mata uang investor. Pada kondisi ini perusahaan akan menginvestasikan dana untuk beroperasi di negara di mana mata uang negara tersebut relatif lebih murah (lemah). Kemudian laba dari usaha baru ini secara berkala akan dikonversi kembali menjadi mata uang perusahaan investor pada saat kurs mata uang membaik. Jika mata uang suatu negara meningkat nilainya dibandingkan dengan mata uang lain, maka saldo neraca berjalan akan turun jika hal lain tidak berubah. Saat mata uang menguat, barang yang diekspor oleh negara tersebut akan menjadi lebih mahal bagi bagi negara pengimpor. Akibatnya, permintaan barang tersebut akan berkurang.


(38)

Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

Faktor-faktor utama yang mempengaruhi permintaan valuta asing yaitu (Simorangkir dan Suseno, 2004:6) :

1. Faktor pembayaran impor. Semakin tinggi impor barang dan jasa, maka semakin besar permintaan terhadap valuta asing sehingga nilai tukar akan cenderung melemah. Sebaliknya, jika impor menurun, maka permintaan valuta asing menurun sehingga mendorong menguatnya nilai tukar.

2. Faktor aliran modal keluar. Semakin besar aliran modal keluar, maka semakin besar permintaan valuta asing dan pada lanjutannya akan memperlemah nilai tukar. Aliran modal keluar meliputi pembayaran hutang penduduk Indonesia (baik swasta dan pemerintah) kepada pihak asing dan penempatan dana penduduk Indonesia ke luar negeri.

3. Kegiatan spekulasi. Semakin banyak kegiatan spekulasi valuta asing yang dilakukan oleh spekulan maka semakin besar permintaan terhadap valuta asing sehingga memperlemah nilai tukar mata uang local terhadap mata uang asing.

Penawaran valuta asing dipengaruhi oleh dua faktor utama, yaitu:

1. Faktor penerimaan hasil ekspor. Semakin besar volume penerimaan ekspor barang dan jasa, maka semakin besar jumlah valuta asing yang dimiliki oleh suatu negara dan pada lanjutannya nilai tukar terhadap mata uang asing cenderung menguat atau apresiasi. Sebaliknya, jika ekspor menurun, maka jumlah valuta asing yang dimiliki semakin menurun sehingga nilai tukar juga cenderung mengalami depresiasi.


(39)

Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

Faktor aliran modal masuk (capital inflow). Semakin besar aliran modal masuk, maka nilai tukar akan cenderung semakin menguat. Aliran modal masuk tersebut dapat berupa penerimaan hutang luar negeri, penempatan dana jangka pendek oleh pihak asing (portfolio investment) dan investasi langsung pihak asing (foreign direct investment).

E. Harga Saham

Harga pasar (market price) merupakan harga pada pasar riil dan merupakan harga yang paling mudah ditentukan karena merupakan harga dari suatu saham pada pasar yang sedang berlangsung atau jika pasar sudah tutup, maka harga pasar adalah harga penutupan (closing price) dari suatu saham (Anoraga, 2006:59). Setiap investor yang berinvestasi dalam saham, setiap hari, dari waktu ke waktu, mereka harus rajin memantau perkembangan terakhir dari kondisi emiten dimana mereka menginvestasikan uang dan mengamati pergerakan saham di bursa secara keseluruhan karena perkembangan kondisi emiten, baik positif maupun negatif, pasti berpengaruh pada harga saham yang diterbitkannya.

Perusahaan jika dalam laporan keuangannya menuliskan adanya laba bersih yang tinggi, kemudian hasil rapat umum pemegang saham tersebut menetapkan sebagian keuntungan tersebut akan dibagikan dalam bentuk dividen, maka sudah pasti secara otomatis harga saham tersebut akan melonjak tajam. Alasannya karena semua


(40)

Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

investor ingin mendapatkan dividen dengan memiliki saham tersebut. Disinilah hukum permintaan dan penawaran terjadi.

Menurut Basir (2005 : 63), harga sebuah saham dapat berubah naik atau turun dalam hitungan waktu yang sangat cepat. Harga saham dapat berubah dalam hitungan menit bahkan dapat berubah dalam hitungan detik. Hal tersebut dimungkinkan karena banyaknya order yang dimasukkan ke sistem JATS (Jakarta Automated Trading

System). Dilantai perdagangan Bursa Efek Indonesia terdapat lebih dari 400 terminal

komputer dimana para pialang dilantai bursa (floor trader) dapat memasukkan order yang diterima dari nasabah. Masuknya order tersebut baik jual maupun beli akan berpotensi terjadinya transaksi pada harga tertentu.

Faktor-faktor yang dapat menentukan harga saham sebuah perusahaan yaitu (Manurung dan Rahardja, 2004:96) :

a) Faktor-faktor Ekonomi

Faktor-faktor ekonomi yang paling diperhatikan dalam penentuan harga saham adalah perkembangan tingkat bunga dan nilai tukar.

Perkembangan tingkat bunga dapat berpengaruh dan saling mempengaruhi dengan aktivitas perekeonomian dan prefrensi masyarakat untuk membeli saham, obligasi atau menyimpan uang mereka dalam bentuk deposito saja.

Jika dianggap tingkat inflasi akan rendah, maka diperkirakan bank sentral tidak akan menaikkan tingkat bunga nominal dan hal itu dapat membuat harga saham stabil atau meningkat.


(41)

Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

b) Faktor-faktor Pasar

Faktor-faktor saham adalah faktor-faktor yang terkait dengan aktivitas di pasar saham, yaitu :

(1) Efek Januari (January Effect), pada bulan Januari aktivitas perdagangan saham masih baru dimulai dan hal ini mendorong para manajer portofolio untuk membeli saham-saham yang resikonya lebih kecil. Untuk itu mereka akan lebih menyukai membeli saham-saham perusahaan yang relatif lebih stabil. Hal ini akan mendorong naiknya harga saham perusahaan-perusahaan yang dianggap stabil.

(2) Tren (trend), sebenarnya tren perkembangan pergerakan harga saham bukan faktor fundamental penentu harga saham. Tetapi tren dapat menentukan persepsi tentang harga saham suatu perusahaan, sehingga berpengaruh terhadap penentuan harga saham.

c) Karakteristik Perusahaan

Harga saham tidak hanya ditentukan oleh kondisi ekonomi makro dan pasar saham, tetapi juga kondisi atau karakteristik perusahaan itu sendiri.

(1) Perubahan Kebijakan Dividen, hal ini dapat menyebabkan persepsi terhadap perusahaan berubah yang menyebabkan harga saham berubah. Perusahaan


(42)

Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

yang menaikkan dividen dinilai kondisi keuangannya semakin baik. Sebaliknya, perusahaan yang menurunkan dividen kondisi keuangannya dinilai memburuk.

(2) Penawaran dan Pembelian Kembali Saham. Peningkatan jumlah saham yang ditawarkan dapat ditafsirkan bahwa bagi perusahaan penerbit saham, nilai sahamnya terlalu tinggi (overvalued), sehingga labih menguntungkan jika terus menjual sahamnya. Tetapi langkah ini bagi investor dapat merupakan sinyal negatif tentang perkembangan perusahaan. Sebaliknya perusahaan yang membeli kembali sahamnya berpandangan saham tersebut dinilai terlalu rendah (undervalued).

Beberapa istilah yang berkaitan dengan harga saham antara lain : 1. Previous Price menunjukkan harga pada penutupan hari sebelumnya.

2. Open atau Opening Price menunjukkan harga pertaman kali pada saat

pembukaan sesi I perdagangan, yaitu jam 09.30 pagi.

3. Low atau Lowest Price menunjukkan harga terendah atas suatu saham yang

terjadi sepanjang perdagangan pada hari tersebut.

4. Lost Price menunjukkan harga terakhir yang terjadi atas suatu saham

5. Change menunjukkan selisih antar harga penutupan hari sebelumnya dimana

harga terakhir yang terjadi atau selisih antara previous dengan lost. Jika nilai pada change positif, misalnya +100, artinya harga saham tersebut lebih tinggi


(43)

Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

100 jika dibandingkan hari sebelumnya. Jika nilai pada change negatif misalnya -50, artinya harga saham tersebut turun 50 jika dibandingkan hari sebelumnya. 6. Close atau Closing Price menunjukkan harga penutupan suatu saham. Closing

Price suatu saham ditentukan pada akhir sesi II yaitu jam 16.00 sore.

BAB III

GAMBARAN UMUM PERUSAHAAN

A. Bursa Efek Indonesia

Pasar modal telah hadir jauh sebelum Indonesia merdeka. Pasar modal atau bursa efek telah hadir sejak zaman kolonial Belanda dan tepatnya pada tahun 1912 di Batavia. Pasar modal ketika itu didirikan oleh pemerintah Hindia Belanda untuk kepentingan pemerintah kolonial atau VOC.

Pasar modal telah ada sejak tahun 1912. Walaupun demikian, perkembangan dan pertumbuhan pasar modal tidak berjalan seperti yang diharapkan, bahkan pada beberapa periode keliatan pasar modal mengalami kevakuman. Hal tersebut disebabkan oleh beberapa faktor seperti : Perang Dunia I dan II, perpindahan kekuasaan dari pemerintah kolonial kepada pemerintah Republik Indonesia, dan berbagai kondisi yang menyebabkan operasi bursa efek tidak dapat berjalan sebagaimana mestinya.


(44)

Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

Pemerintah Republik Indonesia mengaktifkan kembali pasar modal pada tahun 1977. Beberapa tahun kemudian pasar modal mengalami pertumbuhn seiring dengan berbagai insentif dan regulasi yang dikeluarkan oleh pemerintah.

Visi Bursa Efek Indonesia adalah menjadi bursa yang kompetitif dengan krediabilitas tingkat dunia. Misi dari Bursa Efek Indonesia meliputi : Menjadi pilar dari perekonomian Indonesia, berorientasi ke pasar, transformasi perusahaan, membangun institusi, dan mengutamakan produk dan pelayanan yang terbaik.

B. Profil Perusahaan Perbankan

1. PT. Bank Artha Niaga Kencana, Tbk

PT. Bank Artha Niaga Kencana, Tbk pertama kali didirikan dengan nama PT. Bank Surabaya Djaja berdasarkan akta No. 22 tanggal 18 September 1969 dari Notaris Oe Siang Djie, SH di Surabaya. Bank ini berkantor pusat di Jl. Bubutan No.127-135, Surabaya, Jawa Timur dan terdaftar sebagai bank yang Go Public di Bursa Efek Jakarta pada tanggal 2 November 2000 dengan harga perdana (Initial

Public Offering) sebesar Rp 500,- per lembar sahamnya.

Pemegang saham PT. Bank Artha Niaga Kencana, Tbk terdiri dari : 1. PT. Ramadewan Winoko : 7%

2. PT. Samudra Anugrah Megah: 11% 3. PT. Tiga Galaxy : 22% 4. PT. Murni Galaxy : 22% 5. PT. Prima Rukun Langgeng : 7%


(45)

Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

6. Publik : 31%

2. PT. Bank Bumiputera, Tbk

PT. Bank Bumiputera, Tbk mulai beroperasi sejak 12 Januari 1990 sebagai perusahaan yang dimiliki oleh AJB Bumiputera 1912, perusahaan asuransi jiwa tertua di Indonesia. Bank ini berkantor pusat di Wisma Bumiputera Lt. 14 Jl. Jend. Sudirman Kav.75 dan terdaftar sebagai bank yang Go Public di Bursa Efek Jakarta pada tanggal 15 Juli 2002 dengan harga perdana sebesar Rp. 120,- per lembar sahamnya.

Pemegang saham PT. Bank Bumiputera, Tbk terdiri dari : 1. AJB Bumiputera : 37,50%

2. PT Cipta Usaha Citra Dana : 37,50%

3. Publik : 25%

3. PT. Bank UOB Buana, Tbk

PT. Bank UOB Buana, Tbk berdiri pada tanggal 31 Agustus 1956 dan

terdaftar sebagai bank yang Go Public di Bursa Efek Jakarta pada tanggal 28 Juli 2000 dengan harga perdana Rp 700,- per lembar sahamnya. Bank ini

berkantor pusat di Jl. Asemka No. 32-36, Jakarta.

Pemegang saham PT. Bank UOB Buana, Tbk terdiri dari : 1 PT. Sari Dasa Karsa : 22%


(46)

Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

2. UOB International Investment : 53% 3. MLPFSI Securities Account : 6% 4. SSB C61V International Finance : 5%

5. Publik : 14%

4. PT. Bank Nusantara Parahyangan, Tbk

PT. Bank Nusantara Parahyangan, Tbk berdiri pada tanggal 16 Januari 1972 dan terdaftar sebagai bank yang Go Public di Bursa Efek Jakarta pada tanggal 10 Januari 2001 dengan harga perdananya sebesar Rp. 525,- per lembar sahamnya. Bank ini berkantor pusat di Jln. Ir. H. Juanda No.95, Bandung.

Pemegang saham PT. Bank Nusantara Parahyangan, Tbk terdiri dari :

1. Acom Co., Ltd. : 55%

2. The Bank Of Tokyo-Mitsubishi UFJ, Ltd : 20% 3. PT. Hermawan Ladang Arta : 8% 4. PT. Hermawan Sentral Investama : 8%


(47)

Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

PT. Bank Eksekutif International, Tbk didirikan berdasarkan akta Notaris Sugiri Kadarisman, SH nomor 34 tanggal 11 September 1992 dan perubahannya nomor 65 tanggal 16 Januari 1996 yang menjelaskan perubahan nama PT.Executive

International Bank menjadi perseroan PT. Bank Eksekutif Internasional. Akta

pendirian tersebut disahkan oleh Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan nomor C2-9246-HT.01.01.TH.92 tanggal 10 Nopember 1992 serta diumumkan dalam Berita Negara nomor 103 tanggal 26 Desember 1992, Tambahan nomor 6651/1992, sedangkan akta perubahannya telah disahkan oleh Menteri Kehakiman dalam Surat Keputusan No. C2-4376.HT.01.04.TH.96 tanggal 6 Maret 1996 serta diumumkan dalam Berita Negara Republik Indonesia No. 78 tanggal 27 September 1996, Tambahan No. 8331/1996. Bank mulai beroperasi secara komersial pada tanggal 9 Agustus 1993, sesuai dengan ijin usaha yang diberikan oleh Menteri Keuangan Republik Indonesia dalam Surat Keputusan nomor 673/KMK.017/1993 tanggal 23 Juni 1993. Bank ini tedaftar sebagai bank yang Go Public di Bursa Efek Jakarta pada tanggal 13 Juli 2001dengan harga perdananya Rp. 140,- per lembar sahamnya. Bank ini berkantor pusat di Menara Eksekutif, Jl. MH. Thamrin Kav. 9, Jakarta Pusat.

Pemegang saham PT. Bank Eksekutif International, Tbk terdiri dari : 1. Lunardi Widjaja : 53,15%

2. Lunardi Widjaja : 10,29% 3. Irawati Wijaya : 4,99% 4. Sinthyawati Widjaja : 4,99%


(48)

Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

5. Setiawan Widjaja : 4,82%

6. Publik : 21,76%

6. PT. Bank Permata, Tbk

PT. Bank Permata, Tbk pada awalnya bernama PT. Bank Bali, Tbk didirikan berdasarkan Akta Pendirian No. 228 tanggal 17 Desember 1954. Bank ini berkantor pusat di Permata Bank Tower I Jl. Jend. Sudirman Kav. 27, Jakarta dan mulai

beroperasi secara komersial dan menjadi bank Go Public pada tanggal 15 Januari 1990 di Bursa Efek Jakarta dengan harga saham perdana Rp 9.900,- per

lembar sahamnya.

Pemegang saham PT. Bank Permata, Tbk terdiri dari :

1. SCB London Shareholding in Permata : 31,55%

2. Astra Internasional, Tbk : 31,55%

3. Perusahaan Pengelola Aset (PPA) Qq Menteri Keuangan RI : 26,16%

4. Publik : 10,74%

7. PT. Bank Kesawan, Tbk

PT. Bank Kesawan, Tbk pertama kali didirikan dengan nama PT Bank Chunghwa Shangyeh pada tanggal 28 April 1913. Bank ini terdaftar sebagai bank yang Go Public di Bursa Efek Jakarta pada tanggal 21 Novemeber 2002 dengan harga


(49)

Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

perdanan Rp. 250,- per lembar sahamnya. Bank ini berkantor pusat di Jl. Hayam Wuruk No. 33, Jakarta.

Pemegang saham PT. Bank Kesawan, Tbk terdiri dari : 1. PT Adhi Tirta Mustika : 64,03%

2. PT Kapita Sekurindo : 19,95%

3. Publik : 16,02%

8. PT. Bank Swadesi, Tbk

PT. Bank Swadesi, Tbk berdiri pada tanggal 28 September 1968 dan terdaftar sebagai bank yang Go Public di Bursa Efek Jakarta pada tanggal 1 Mei 2002 dengan harga perdana Rp. 250,- per lembar sahamnya. Bank ini berkantor pusat di Jl. K.H. Samanhudi NO. 37, Jakarta.

Pemegang saham PT. Bank Swadesi, Tbk terdiri dari : 1. Bank Of India : 76%

2. PT Panca Mantra Jaya : 17,9%

3. Publik : 6,1%

9. PT. Bank Artha Graha Internasional, Tbk

PT. Bank Artha Graha Internasional, Tbk berdiri pada tanggal 7 September 1973 dan berkantor pusat di Wisma Metropolitan II Lt.9 Jl. Jend.


(50)

Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

Efek Jakarta pada tanggal 23 Agustus 1990 dengan harga perdana Rp 9.750,- per lembar sahamnya.

Pemegang saham PT. Bank Artha Graha Internasional, Tbk terdiri dari : 1. Cerana Artha Putra : 31,74%

2. Karya Nusantara Permai : 16,9 % 3. Arthamulia Sentosajaya : 16,38% 4. Pirus Platinum Murni : 16,38% 5. Puspita Bisnispuri : 16,38%

6. Publik : 2,22%

10. PT. Bank Lippo, Tbk

PT. Bank Lippo, Tbk didirikan pada tanggal 11 Maret 1948 berdasarkan akta notaris Meester Karel Eduard Krijgsman No.51. Bank ini berkantor pusat di Menara Asia Jl. Bulevar Diponegoro 101 Lippo Karawaci, Tangerang. Ruang lingkup kegiatan bank adalah menjalankan aktivitas umum perbankan dan aktivitas sebagai bank devisa. Bank ini terdaftar sebagai bank Go Public di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 10 November 1989 dengan harga perdana Rp 15.000,- per lembar sahamnya.


(51)

Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

1. Santubong Investments B.V. : 86,52% 2. Greatville Pte. Ltd : 5,57%

3. Publik : 7,91%

11. PT. Bank Mayapada, Tbk

PT. Bank Mayapada, Tbk didirikan pada tanggal 7 September 1989 dan berkantor pusat di Mayapada Tower, Ground Floor Jl. Jend. Sudirman Kav. 28, Jakarta. Bank ini terdaftar sebagai bank Go Public di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 29 Agustus 1997 dengan harga perdana Rp 800,- per lembar sahamnya.

Pemegang saham PT. Bank Mayapada, Tbk terdiri dari : 1. Brilliant Bazaar Pte. Ltd : 15,52%

2. PT. Mayapada Karunia Corporation : 26,47% 3. PT. Mayapada Kasih Corporation : 18,66%

4. Summertime Limited : 20,88%

5. Publik : 18,47%

12. PT. Bank NISP, Tbk

PT. Bank NISP, Tbk didirikan di Bandung pada tanggal 4 April 1941 dengan nama “N.V. Nederlandsch Indische Spaar En Deposito Bank” atau disingkat NISP dan berkantor pusat di Jl. Taman Cibeunying Jakarta Selatan No. 31 Bandung.


(52)

Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

Bank ini memperoleh status sebagai bank komersial pada tahun 1967 dan terdaftar sebagai bank Go Public di Bursa Efek Indonesia pada tanggal 20 Oktober 1994 dengan harga perdana Rp 3.100,- per lembar sahamnya.

Pemegang saham PT. Bank NISP, Tbk terdiri dari : 1. HSBC-Fund Services Client A/C : 6%

2. OCBC Overseas Investments Pte. : 70% 3. SSB C61V International Finance : 8%

4. Publik : 16%

BAB IV

ANALISIS DAN PEMBAHASAN

A. Analisis Deskriptif

Analisis deskriptif adalah suatu metode analisis dimana data yang dikumpulkan dan digolongkan/dikelompokkan kemudian dianalisis dan diinterprestasikan secara objektif. Hasil estimasi variabel-variabel dalam penelitian ini adalah sebagai berikut :


(53)

Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

1. Deskripsi Tingkat Inflasi Setelah Dikaitkan dengan Interest Expense Pada

Perusahaan Perbankan yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun

2003-2006

Tabel 4.1 Tingkat Inflasi

Setelah Dikaitkan Dengan Interest Expense

Pada Perusahaan Perbankan yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2003-2006

(Dalam Juta Rupiah)

No

Kode

Emiten 2003 2004 2005 2006 Rata-rata

1 ANKB 5,207.73 3,223.37 8,056.46 14,923.20 7,852.69

2 BABP 17,816.62 12,769.87 27,295.94 55,173.00 28,263.86

3 BBIA 59,295.30 37,789.07 77,511.41 134,620.20 77,303.99

4 BBNP 7,390.37 5,544.84 15,339.69 32,868.98 15,285.97

5 BEKS 12,453.54 6,231.19 12,572.87 20,037.79 12,823.85

6 BNLI 144,320.36 87,679.72 181,378.39 346,859.26 190,056.43

7 BKSW 7,188.09 5,217.78 12,228.94 21,163.51 11,449.58

8 BSWD 2,812.08 2,054.10 5,293.18 10,670.40 5,207.44

9 INPC 1,069.29 661.57 56,495.71 120,962.68 44,797.31

10 LPBN 73,429.23 53,594.52 97,493.44 173,680.43 99,549.41

11 MAYA 14,877.70 4,868.05 20,532.41 43,537.25 20,953.85

12 NISP 74,747.31 51,265.90 123,270.37 217,995.49 116,819.77

Sumber : Hasil Penelitian, 2009 (data diolah)

Tabel 4.1 menunjukkan nilai variabel tingkat inflasi yang telah dikaitkan dengan Interest Expense pada masing-masing perusahaan perbankan yang listing di Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian yaitu tahun 2003 sampai dengan tahun 2006. Pada tabel ini dapat dilihat nilai inflasi mengalami fluktuasi kenaikan dan penurunan pada setiap tahun penelitian. Nilai tingkat inflasi ini diukur dengan mengalikan Interest Expense masing-masing bank dengan inflasi tahunan. Nilai rata-rata inflasi tertinggi dimiliki oleh PT. Bank Permata, Tbk (BNLI) yaitu sebesar


(54)

Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

190,056.43 juta rupiah. Sedangkan nilai rata-rata inflasi terendah dialami oleh PT. Bank Swadesi, Tbk (BSWD) yaitu sebesar 5,207.44 juta rupiah.

Tahun 2003, nilai tingkat inflasi tertinggi dimiliki oleh PT. Bank Permata, Tbk (BNLI) yaitu sebesar 144,320.36 juta rupiah, sedangkan nilai tingkat inflasi terendah dialami oleh PT. Bank Artha Graha Internasional, Tbk (INPC) yaitu sebesar 1,069.29 juta rupiah.

Tahun 2004, nilai tingkat inflasi tertinggi dimiliki oleh PT. Bank Permata, Tbk (BNLI) yaitu sebesar 87,679.72 juta rupiah, sedangkan nilai tingkat inflasi terendah dialami oleh PT. Bank Artha Graha Internasional, Tbk (INPC) yaitu sebesar 661.57 juta rupiah.

Tahun 2005, nilai tingkat inflasi tertinggi dimiliki oleh PT. Bank Permata, Tbk (BBNI) yaitu sebesar 181,378.39 juta rupiah, sedangkan nilai tingkat inflasi terendah dialami oleh PT. Bank Swadesi, Tbk (BSWD) yaitu sebesar 5,293.18 juta rupiah.

Tahun 2006, nilai tingkat inflasi tertinggi dimiliki oleh PT. Bank Permata, Tbk (BNLI) yaitu sebesar 346,859.26 juta rupiah, sedangkan nilai tingkat inflasi terendah dialami oleh PT. Bank Swadesi, Tbk (BSWD) yaitu sebesar 10,670.40 juta rupiah.

2. Deskripsi Suku Bunga Setelah Dikaitkan Dengan Loans Pada Perusahaan


(55)

Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

Tabel 4.2 Suku Bunga

Setelah Dikaitkan Dengan Loans

Pada Perusahaan Perbankan yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2003-2006

(Dalam Juta Rupiah)

No

Kode

Emiten 2003 2004 2005 2006 Rata-rata

1 ANKB 58,105.38 49,841.59 69,278.91 88,211.06 66,359.23

2 BABP 253,445.35 185,395.90 269,305.50 480,633.51 297,195.06

3 BBIA 535,738.11 574,111.46 906,320.41 1,216,045.33 808,053.83

4 BBNP 68,773.10 77,102.60 128,070.11 190,008.44 115,988.56

5 BEKS 125,212.33 80,227.99 93,225.44 100,299.76 99,741.38

6 BNLI 874,026.38 1,025,533.59 2,812,360.38 2,740,828.50 1,863,199.72

7 BKSW 49,753.57 52,441.51 72,579.13 152,049.58 81,705.95

8 BSWD 29,597.75 26,860.00 38,294.36 53,026.92 36,944.76

9 INPC 17,123.13 4,733.63 654,462.93 817,523.43 373,460.78

10 LPBN 409,627.16 370,921.45 684,522.94 1,391,094.10 714,041.41

11 MAYA 154,584.20 114,654.56 181,317.24 299,928.59 187,621.15

12 NISP 953,956.68 732,519.71 1,095,918.99 1,853,862.10 1,159,064.37

Sumber : Hasil Penelitian, 2009 (data diolah)

Tabel 4.2 menunjukkan nilai variabel suku bunga yang telah dikaitkan dengan

loans pada masing-masing perusahaan perbankan yang listing di Bursa Efek

Indonesia selama periode penelitian yaitu tahun 2003 sampai dengan 2006. Nilai suku bunga mengalami fluktuasi kenaikan dan penurunan pada setiap tahun penelitian. Nilai suku bunga ini diukur dengan mengalikan loans masing-masing bank dengan suku bunga tahunan.

Nilai rata-rata suku bunga tertingggi dimiliki oleh PT. Bank Permata, Tbk (BNLI) yaitu sebesar 1,863,199.72 juta rupiah. Sedangkan nilai rata-rata suku bunga terendah dialami oleh PT. Bank Swadwsi, Tbk (BSWD) yaitu sebesar 36,944.76 juta rupiah.


(56)

Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

Tahun 2003, nilai suku bunga tertinggi dimiliki oleh PT, Bank NISP, Tbk (NISP) yaitu sebesar 953,956.68 juta rupiah, sedangkan nilai suku bunga terendah dialami oleh PT. Bank Artha Graha Internasional, Tbk (INPC) yaitu sebesar 17,123.13 juta rupiah.

Tahun 2004, nilai suku bunga tertinggi dimiliki oleh PT, Bank Permata, Tbk (BNLI) yaitu sebesar 1,025,533.59 juta rupiah, sedangkan nilai suku bunga terendah dialami oleh PT. Bank Artha Graha Internasional, Tbk (INPC) yaitu sebesar 4,733.63 juta rupiah.

Tahun 2005, nilai suku bunga tertinggi dimiliki oleh PT, Bank Permata, Tbk (BNLI) yaitu sebesar 2,812,360.38 juta rupiah, sedangkan nilai suku bunga terendah dialami oleh PT. Bank Swadwsi, Tbk (BSWD) yaitu sebesar 38,294.36 juta rupiah.

Tahun 2006, nilai suku bunga tertinggi dimiliki oleh PT, Bank Permata, Tbk (BNLI) yaitu sebesar 2,740,878.50 juta rupiah, sedangkan nilai suku bunga terendah dialami oleh PT. Bank Swadesi, Tbk (BSWD) yaitu sebesar 53,026.92 juta rupiah.

3. Deskripsi Nilai Tukar Setelah Dikaitkan Dengan Other Operating Revenue

Pada Perusahaan Perbankan yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode

Tahun 2003-2006

Tabel 4.3 Nilai Tukar

Setelah Dikaitkan Dengan Other Operating Revenue

Pada Perusahaan Perbankan yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2003-2006


(57)

Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

No Kode Emiten 2003 2004 2005 2006 Rata-rata

1 ANKB 0.646 0.569 0.575 0.646 0.609

2 BABP 6.198 4.645 4.227 4.053 4.780

3 BBIA 15.217 12.537 15.831 17.196 15.195

4 BBNP 1.517 3.466 0.286 2.298 1.892

5 BEKS 1.898 1.597 0.993 0.933 1.355

6 BNLI 51.197 47.140 46.607 76.170 55.278

7 BKSW 2.059 1.749 1.875 2.422 2.026

8 BSWD 0.712 0.821 0.671 0.509 0.678

9 INPC 3.612 12.520 7.324 15.277 9.683

10 LPBN 91.368 69.936 66.588 96.451 81.086

11 MAYA 0.262 1.667 1.281 1.573 1.196

12 NISP 21.871 25.590 26.385 29.676 25.880

Sumber : Hasil Penelitian, 2009 (data diolah)

Tabel 4.3 menggambarkan niliai variabel nilai tukar yang telah dikaitkan dengan Other Operating Revenue pada masing-masing perusahaan perbankan yang

listing di Bursa Efek Indonesia selama periode penelitian yaitu tahun 2003 sampai

dengan 2006. Pada tabel ini dapat dilihat nilai tukar mengalami fluktuasi kenaikan dan penurunan pada setiap tahun penelitian. Nilai tukar ini diukur dengan perbandingan Other Operating Revenue masing-masing bank dan nilai tukar tahunan.

Nilai rata-rata nilai tukar tertingggi dimiliki oleh PT. Bank Lippo, Tbk (LPBN) yaitu sebesar 81.086 juta rupiah. Sedangkan nilai rata-rata suku bunga terendah dialami oleh PT. Bank Artha Niaga Kencana, Tbk (ANKB) yaitu sebesar 0.609 juta rupiah.

Tahun 2003, nilai tukar tertinggi dimiliki oleh PT, Bank Lippo, Tbk (LPBN) yaitu sebesar 91.368 juta rupiah, sedangkan nilai tukar terendah dialami oleh PT. BankMayapada, Tbk (MAYA) yaitu sebesar 0.262 juta rupiah.


(58)

Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

Tahun 2004, nilai tukar tertinggi dimiliki oleh PT, Bank Lippo, Tbk (LPBN) yaitu sebesar 69.936 juta rupiah, sedangkan nilai tukar terendah dialami oleh PT. Bank Artha Niaga Kencana, Tbk (ANKB) yaitu sebesar 0.569 juta rupiah.

Tahun 2005, nilai tukar tertinggi dimiliki oleh PT, Bank Lippo, Tbk (LPBN) yaitu sebesar 66.588 juta rupiah, sedangkan nilai tukar terendah dialami oleh PT. Bank Nusantara Parahyangan, Tbk (BBNP) yaitu sebesar 0.286 juta rupiah.

Tahun 2006, nilai tukar tertinggi dimiliki oleh PT, Bank Lippo, Tbk (LPBN) yaitu sebesar 96.451 juta rupiah, sedangkan nilai tukar terendah dialami oleh PT. Bank Swadwsi, Tbk (BSWD) yaitu sebesar 0.509 juta rupiah.

4. Deskripsi Harga Saham Pada Perusahaan Perbankan yang Listing di Bursa

Efek Indonesia Periode Tahun 2003-2006

Tabel 4.4 Harga Saham

Perusahaan Perbankan yang Listing di Bursa Efek Indonesia Periode Tahun 2003-2006

(Dalam Rupiah)

No Kode Emiten 2003 2004 2005 2006 Rata-rata

1 ANKB 1,000 775 830 1,070 918.75

2 BABP 160 170 120 90 135


(1)

Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009 1

Nilai_Tukar, Suku_Bunga, Tingkat_Inflasi(a)

. Enter

a All requested variables entered. b Dependent Variable: Harga_Saham

Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 2.598 1.692 1.536 .006

Tingkat_Inflasi -.318 .160 .293 -1.982 .064

Suku_Bunga -.033 .134 .073 -2.498 .011

Nilai_Tukar .041 .184 .032 .221 .826

a Dependent Variable: Harga_Saham

ANOVA(b)

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 1405594.931 3 468531.644 3.724 .018(a)

Residual 5536554.548 44 125830.785

Total 6942149.479 47

a Predictors: (Constant), Nilai_Tukar, Suku_Bunga, Tingkat_Inflasi b Dependent Variable: Harga_Saham


(2)

Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

-2-10123

02468101214

Frequency

Mean = -2.39E-16 Std. Dev. = 0.968 N = 48 Dependent Variable: Harga_Saham Histogram

0.00.2Observed Cum Prob0.40.60.81.0

0.0

0.20.4

0.6

0.81.0

Expected Cum Prob

Dependent Variable: Harga_Saham Normal P-P Plot of Regression Standardized Residual


(3)

Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

Residuals Statistics(a)

Minimum Maximum Mean Std. Deviation N

Predicted Value 383.2204 1019.4668 512.3958 172.93431 48

Std. Predicted Value -.747 2.932 .000 1.000 48

Standard Error of

Predicted Value 52.741 301.765 89.108 50.988 48

Adjusted Predicted Value 364.4907 1530.2501 528.2599 227.58695 48

Residual

-665.11597 727.41107 .00000 343.21864 48

Std. Residual -1.875 2.051 .000 .968 48

Stud. Residual -2.015 2.184 -.016 1.024 48

Deleted Residual

-810.25012 824.90668 -15.86411 394.75321 48

Stud. Deleted Residual -2.091 2.286 -.012 1.041 48

Mahal. Distance .060 33.034 2.937 5.914 48

Cook's Distance .000 .944 .047 .144 48

Centered Leverage Value .001 .703 .062 .126 48

a Dependent Variable: Harga_Saham

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

Unstandardized Residual

N 48

Normal

Parameters(a,b)

Mean .0000000

Std. Deviation 343.21863722

Most Extreme Differences

Absolute

.156

Positive .156

Negative -.097

Kolmogorov-Smirnov Z 1.084

Asymp. Sig. (2-tailed) .191

a Test distribution is Normal. b Calculated from data.


(4)

Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients t Sig. Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) 2.598 1.692 1.536 .006

Tingkat_Inflasi -.318 .160 .293 -1.982 .043 .933 1.072

Suku_Bunga -.033 .134 .073 -2.498 .011 .942 1.062

Nilai_Tukar .041 .184 .032 .221 .826 .966 1.035

a Dependent Variable: Harga_Saham

Model Summary(b)

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 .351(a) .198 .187 3.37011 2.014

a Predictors: (Constant), Nilai_Tukar, Suku_Bunga, Tingkat_Inflasi b Dependent Variable: Harga_Saham

-2Regression Studentized Residual-1012

-3-2-1012

Regression St

andardi

zed Predi

cted Value

Dependent Variable: Harga_Saham Scatterplot


(5)

Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.

USU Repository © 2009

Coefficients(a)

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) .778 .766 1.016 .315

Tingkat_Infl

asi -.038 .073 -.081 -.529 .599

Suku_Bung

a .007 .061 .017 .111 .912

Nilai_Tukar .089 .083 .162 1.069 .291

a Dependent Variable: Absut

ANOVA(b)

Model

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

1 Regressio

n .146 3 .049 .437 .728(a)

Residual 4.904 44 .111

Total 5.050 47

a Predictors: (Constant), Nilai_Tukar, Suku_Bunga, Tingkat_Inflasi b Dependent Variable: Absut


(6)

Devi Sofiani Tarigan : Pengaruh Tingkat Inflasi, Suku Bunga,Dan Nilai Tukar Terhadap Harga Saham Perusahaan Perbankan Yang Listing Di Bursa Efek Indonesia, 2009.