commit to user
1
Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan FKIP UNS
2
Pembimbing 1, Drs. Waluyo, M.Pd.
3
Pembimbing 2, Anis Rahmawati, S.T.,M.T 8
Together.
Ketiga kelas tersebut diukur dengan menggunakan alat ukur yang
sama, yaitu soal tes hasil belajar. Teknik
pengumpulan data
penelitian ini meliputi: observasi dan dokumentasi. Observasi adalah teknik
yang dilakukan dengan mengamat i secara langsung keaktifan siswa dalam
kegiatan belajar di kelas. Dokumentas i adalah
cara pengumpulan
data sekolah, nama, hasil belajar siswa dan
foto rekaman
proses tindakan
penelitian. Analisa digunakan untuk mengolah data adalah uji normalitas
data menggunakan chi-kuadrat, uji homogenitas menggunakan uji F dan
uji keseimbangan menggunakan uji t. Uji persyaratan analisis
dilakukan dengan maksud agar kesimpulan yang
diambil dapat
di pertanggung
jawabkan.
HASIL PENELITIAN
DAN PEMBAHASAN
Bedasarkan hasil perhitunga n diperoleh hasil t
hitung
t
tabel
sehingga dapat disimpulkan bahwa tidak ada
perbedaan kemampuan awal yang signifikan antara siswa yang mendapat
pembelajaran metode
Student Teams Achievement Divisions
metode
Think P air Share
, dan metode
Numbered Heads Together
atau dapat diartikan bahwa ketiga kelas berangkat dari titik
yang sama.
1. Perbandingan
Hasil Belajar
Model Pembelajaran Kooperatif Metode
Student Team
Achievement Division
STAD,
Think Pair Share
TPS, Dan
Numbered Heads Together
NHT Kelas
X Teknik
Gambar Bangunan Di Sekolah Menengah
Kejuruan.
Dari Gambar diatas, dalam penerapan
model pembelajaran
kooperatif, 1 Hasil belajar yang lebih baik didapat pada penerapan metode
Student Teams Achievement Divisions
STAD dibandingkan dengan metode TPS
Think P air Share
. 2 Hasil
10 20
30 40
50 60
70 80
90
STAD TPS
NHT Explicit Intraction
Hasil Belajar
82,89 72,30
79,89
commit to user
1
Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan FKIP UNS
2
Pembimbing 1, Drs. Waluyo, M.Pd.
3
Pembimbing 2, Anis Rahmawati, S.T.,M.T 9
belajar yang sama baiknya didapat pada penerapan metode
Student Teams Achievement Divisions
STAD dan metode
NHT
Numbered Heads
Together.
3 Hasil belajar yang lebih baik dengan penerapan metode NHT
Numbered Heads
Together
dibandingkan dengan metode TPS
Think P air Share
Sedangkan berdasarkan hasil uji hipotesis diketahui bahwa t
hitung
t
tabel
berarti Ho ditolak dan Ha diterima, sehingga menunjukkan besarnya nila i
perbandingan hasil belajar Standar Kompetensi
Membuat Gambar
Rencana Pondasi kelas X TGB antara siswa
yang mendapat
model pembelajaran
kooperatif metode
Student Teams Achievement Divisions
dengan metode
Think P air Share
, metode
Student Teams Achievement Divisions
dengan metode
Numbered Heads Together
, dan metode
Student Teams Achievement Divisions
dengan metode
Think P air Share.
t
hitung
2,54
t
tabel
1,6866,
hal ini menunjukkan bahwa metode
Student Teams
Achievement Divisions
dikatakan lebih baik daripada metode
Think P air Share,
karena dilihat dari hasil rata - rata nilai
posttest
metode
Student Teams Achievement Divisions
X =
82,89
lebih besar dari pada rata - rata nilai
posttest
metode
Think P air Share
X =
73,20.
t
hitung
1,023
t
tabel
1,6866,
hal ini
menunjukkan hahwa
metode
Student Teams Achievement Divisions
dikatakan sama baik daripada metode
Numbered Heads Together. Namun
jika dilihat dari hasil rata-rata nilai
posttest
metode
Student Teams Achievement Divisions
X =
82,89
lebih besar dari pada rata - rata nilai
posttest
metode
Numbered Heads Together
X =
79,20.
t
hitung
1,954
t
tabel
1,6866,
hal ini
menunjukkan hahwa
metode
Numbered Heads Together
dikatakan lebih baik daripada metode
Think P air Share
karena dilihat dari hasil rata —
rata nilai
posttest
metode
Numbered Heads Together
X =
79,89
lebih besar dari pada rata - rata nilai
posttest
metode
Think P air Share
X =
73,83.
Berdasarkan nilai
posttest
kelas tersebut maka dapat disimpulka n
bahwa metode pembelajaran yang memiliki hasil belajar yang tinggi
pertama adalah STAD, kedua yaitu NHT dan yang memiliki hasil belajar
yang rendah yaitu TPS. Berdasarkan hasil belajar kelas X TGB A yang
commit to user
1
Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan FKIP UNS
2
Pembimbing 1, Drs. Waluyo, M.Pd.
3
Pembimbing 2, Anis Rahmawati, S.T.,M.T 10
menggunakan metode
STAD menunjukkan hasil belajar yang tinggi
jika dibandingkan dengan kelas yang lain. Hal ini terjadi dikarenakan dalam
proses pembelajaran
kebanyakan siswa benar-benar memahami hasil
dari setiap
hasil diskusi
dalam kelompoknya, sehingga setiap anggota
kelompok mempunyai pemahaman
yang sama terhadap materi yang didiskusikan.
Dalam pembelajaran
metode ini siswa yang terdapat dalam satu
kelompok berlomba-lo mba
memaksimalkan potensi yang dia
miliki, karena nantinya nilai individ u setiap kelompok akan menjadi penentu
dalam penilaian
kelompoknya. Sehingga
setiap kelompok
akan berlomba-lomba untuk menjadi yang
terbaik yang
nantinya akan
mendapatkan hadiah
diakhir pembelajaran.
Hasil belajar kelas X TGB B yang menggunakan
metode TPS
menunjukkan hasil belajar yang cukup baik walaupun nilai rata-rata kelasnya
dibawah nilai KKM dan hasil belajar dengan metode ini tidak lebih baik
dengan kelas yang lainnya. Dalam metode
ini terdapat
beberapa kelemahan
diantaranya banyak
kelompok yang
membutuhka n bimbingan
dan monitoring, lebih
sedikit ide yang muncul, serta jika terjadi
perselisihan, tidak
ada penengah.
Hal tersebut
mengakibatkan dalam
proses pembelajaran
kebanyakan siswa
kurang memahami hasil dari setiap hasil diskusi dalam kelompoknya,
sehingga setiap anggota kelompok mempunyai pemahaman yang berbeda
terhadap materi yang didiskusikan. Sedangkan hasil belajar kelas X
TGB C yang menggunakan metode NHT menunjukkan hasil belajar yang
baik walaupun nilai rata-rata kelasnya berada diantara hasil belajar kelas
TGB A dan TGB B. Hal tersebut terjadi dalam metode pembelajaran
ini, dikarenakan
dalam proses
pembelajaran rata-rata siswa kurang berani mengemukakan hasil dari setiap
hasil diskusi
dalam kelompoknya ketika diberi pertanyaan oleh guru,
sehingga setiap anggota kelompok mempunyai pemahaman yang berbeda
dalam menarik kesimpulan terhadap materi yang didiskusikan, serta waktu
yang cukup
terbatas untuk
mengevaluasi pembelajaran walaupun dalam
setiap tahapan
motode
commit to user
1
Program Studi Pendidikan Teknik Bangunan FKIP UNS
2
Pembimbing 1, Drs. Waluyo, M.Pd.
3
Pembimbing 2, Anis Rahmawati, S.T.,M.T 11
pembelajaran ini berjalam maksima l. Dikarenakan jumlah siswa yang cukup
banyak yang tentunya menjadi kendala dalam penerapan metode ini, serta hal
tersebut menjadikan
kelemahan metode ini yaitu tidak terlalu cocok
diterapkan dalam jumlah siswa yang banyak karena membutuhkan waktu
yang lama.
2. Perbandingan Keaktifan Model